(Kotbah ini disampaikan pada Mimbar Bina Alumni, Jumat 12 September 2014 oleh Aswindo Sitio)
Pendahuluan
“New Age” adalah sebuah istilah yang menggenggam imajinasi dari banyak manusia di seluruh dunia (khususnya dunia barat), termasuk bagi orang Kristen. “New Age” pada dasarnya adalah sebuah sinkritisme dari ide-ide yang berasal dari variasi agama yang luas dari agama non-Kristen yang bercampur dengan teori filosofi dan psikologi modern. Era modernisasi telah mengabaikan dimensi spiritual dari kemanusiaan kita demi metode ilmiah. Namun pergeseran worldview ke arah postmoderisme menekankan kembali pentingnya kontemplasi dan realitas spiritual dan memunculkan pencarian spiritual, khususnya spiritualitas timur. New Age disadari sebagai manifestasi agama dari postmodernisme.
New Age Movement atau Gerakan Zaman Baru adalah nama yang berkembang untuk memberi ciri pada gerakan pada tahun 1960-an sebagai subkultur yang melanda seluruh dunia. NAM sebenarnya merupakan kebangunan kembali faham kuno yang sudah dikenal dalam agama animisme, dinamisme, mistis (timur), dan juga gnostik (Kaum gnostis meyakini bahwa orang-orang yang taat telah mendapatkan pencerahan yang istimewa, dimana mereka telah mendapatkan satu tingkat pemahaman yang rahasia atau lebih tinggi yang tidak dapat diakses oleh mereka yang tidak terpilih) yang secara turun temurun dikenal dan dipraktekkan dalam budaya tradisional yang prinsipnya bersifat panteisme, yaitu bahwa alam adalah realita utama (macro cosmos) dan manusia adalah bagian dari realita itu (micro cosmos).
Sejarah dari New Age Movement (NAM)
Walaupun gerakan ini memberi ciri mulai tahun 1960-an, sebenarnya akar gerakan ini sudah mulai muncul mulai dari abad ke-19, tepatnya tahun 1875, ditandai dengan munculnya banyak gerakan spiritual di Eropa dan Amerika, salah satunya adalah Theosophany. Gerakan ini disebut dengan The Theoshiopical Society (yang kelak dikenal dengan New Age), yang didirikan oleh Madame Helena Petrovna Blavatsky. Idenya memberikan kontribusi akan harapan akan sebuah New Age (Era Baru) diantara pelaku spiritualitas dan orang yang percaya kepada astrologi, yang bagi mereka datangnya era New Aquarian menjanjikan sebuah periode dari brotherhood and enlightenment.
Doktrin-doktrin yang prinsipil dalam gerakan ini sangat dekat dengan tradisi Hindu. Gerakan ini meyakini bahwa alam semesta harus dihormati sebagai kesatuan hukum yang fundamental di alam semesta. Umat manusia adalah bagian dari proses evolusi. Tubuh adalah sementara sedangkan kehidupan roh itu kekal. Jadi ketika seseorang meninggal maka kehidupannya secara roh akan tetap berlanjut dan pada saatnya roh tersebut akan lahir kembali (bereinkarnasi) melalui tubuh yang baru. Kehidupan manusia dibatasi dan diatur oleh yang namanya hukum Karma. Walaupun demikian, individu memiliki kekuatan untuk membebaskan diri mereka dari keterbatasan manusiawi melalui meditasi.
Dan gerakan ini terus berkembang sampai mencapai puncaknya pada tahun 1960-an.
Tema-tema dalam New Age Worldview
Tema-tema dalam Nam banyak yang mirip dengan ajaran Hindu. Norman Geisler menuliskan doktrin dasar dalam NAM yang dikombinasikan dalam hal-hal berikut:
The Cosmos
Kosmos diyakini sebagai sesuatu yang murni, tidak bisa dibedakan, energi dari alam semesta, atau kekuatan dari hidup (life force). Segala sesuatu merupakan satu kesatuan, proses yang interconnected yang bisa disadari sebagai sesuatu yang ilahi. Dengan kata lain Tuhan ada di dalam semua dan semua adalah Tuhan. Jika kita semua adalah Tuhan, maka otoritas tertinggi ada di tangan kita. Tuhan adalah energi bukan sebagai satu pribadi. Inilah yang disebut dengan karakteristik Pantheisme dari Hindu worldview. Semua benda mengambil bagian dari satu esensi ilahi. Karena itu segala sesuatu adalah sempurna.
Dalam pandangan ini, kosmos dihormati sebagai keberadaan yang sungguh-sungguh ada dan hidup dari pada hanya sekedar objek material. Realita adalah sebuah totalitas, dimana tidak ada perbedaan antara natural dan supranatural. Mimpi dan fantasi sama dengan realita dari pengalaman objektif. Nature itu sendiri dihormati sebagai sebuah refleksi dari realita yang ultimate, sehingga lingkungan harus dijaga dan dipelihara. Ekologi, atau biasa dinamakan green issues, adalah isu yang penting dalam agenda NAM.
Pandangan ini juga memandang bahwa semua agama memiliki esensi yang sama. Yesus, Budha, Muhammad, dan Lao-tzu mengajarkan hal yang sama, di mana semuanya bisa menyatu dengan the One. Itulah sebabnya tidak mengejutkan jika gerakan ini sangat toleran dengan pluralisme. Mereka toleran dengan semua agama, dan memiliki keinginan untuk menggabungkan agama-agama tersebut (sinkritisme).
Dibangun berdasarkan pemahaman bahwa semua adalah satu, maka umat manusia juga adalah satu. Manusia adalah bagian dari ilahi karena semua kosmik adalah Tuhan. Shirley McLaine meneriakkan: ”Saya adalah Tuhan!”
Menurut NAM, manusia pada dasarnya adalah spiritual dan tidak hanya fisik. Manusia, seperti halnya yang lain, hanya eksistensi dari the Oneness dan individualitas adalah bagian dari ilusi. Kemanusiaan tidak dibangun berdasarkan manusia itu sendiri tetapi dari The One Self. Tugas utama manusia adalah menemukan realita bahwa dia itu devine (ilahi). Hal ini tidak dicapai melalui sesuatu yang objektif, tetapi berdasarkan pengalaman subjektif yang terjadi di dalam pikiran.
Jadi, menurut gerakan ini, kita tidak bisa hanya memaksimalkan satu bagian dari otak, tetapi keduanya – baik otak kiri maupun otak kanan (hemisphere kiri dan hemisphere kanan) – harus dimaksimalkan.
Reinkarnasi adalah konsep umum yang lain dari NAM (merupakan ide dari agama Hindu). Reinkarnasi adalah lingkaran hidup manusia dalam lingkaran karma. Tujuan akhir adalah bergabung dengan absolute One. Keluar dari lingkaran karma ini hanya dapat diraih melalui pemahaman mistikal yang merupakan kunci untuk disadarkan dari ketidaktauan akan keilahian diri kita sendiri.
Rasa sakit dan penderitaan berasal dari ketidakseimbangan energi (dalam China dikenal dengan Chi, dalam Hindu, Prana). Penyembuhan terjadi jika energi ini diseimbangkan yang dapat diraih melalui Yoga, akupuntur, natural herbal, bahkan pembedahan fisik. Pengobatan secara holistik adalah aspek yang paling berkembang dan berpengaruh dalam NAM.
Community
Penekanan kepada pembebasan individu dari karma melalui pencerahan cenderung menempatkan penekanan pada individual. Penting bagi individu untuk mencapai kesadaran kosmis melalui pencarian pribadi. Walaupun tujuan utamanya untuk mencapai penyatuan dengan the One, hal tersebut dicapai secara pribadi. Istilah seperti ’aktualisasi diri’, ’human potential’, dan ’self-potential’ telah menjadi kosa kata NAM.
Jika dalam Hindu Worldviw, efek dari karma didasarkan dengan adanya penekanan akan kasta, maka dalam NAM hal ini tidak ada. NAM menekankan bahwa semua orang sama, termasuk tidak ada perbedaan antara lelaki dan perempuan.
Penekanan pada komunitas memimpin pada satu kebutuhan yaitu, perdamaian. Perdamaian telah menjadi tema yang penting dalam NAM. Batasan politik menjadi sesuatu yang tidak terpakai. Satu pemimpin untuk satu dunia adalah prinsip dari NAM. Marxism dan Capitalism menjadi hal yang dihormati sebagai dua sistem politik yang saling melengkapi dimana keduanya saling mengisi dan perlu untuk disatukan.
What is needed now is for an explicit recognition [pengakuan] that Marxism vs Capitalism is not a ”holy war” as some crusaders [salib] of dogma would have it but is an example of a Complementarity. Marxist and Capitalist socio-economies are complementary concepts, neither one is wrong or better than the other and that both perspectives are needed to fully understand a social system that works without detrimental [merugikan] effects on groups or individuals.
Time
NAM melihat waktu sebagai sebuah siklus yang tidak berakhir. Pandangannya sangat mirip dengan pandangan Hindu. Hal ini dilihat dari konsep reinkarnasi dan juga dalam konsep peroidisasi sejarah. Periode universal dinyatakan dalam zaman astrological. Gerakan dalam era Pisces ke Aquarius dilihat sebagi waktu yang sangat penting.
Pandangan ini berbeda dengan sekular worldview yang melihat waktu sebagai sebuah garis lurus. NAM melihat bahwa aliran waktu dapat berbeda yang dapat ditemukan selama meditasi dan pengalaman out-of-body.
Value
Sebagaimana dengan pandangan Hindu, thesis mengenai monisme membawa asumsi bahwa tidak ada yang absolut. Semua adalah relatifitas! Jadi tidak ada perbedaan antara baik dan jahat. Baik atau jahat hanyalah label yang diberikan manusia. Orang bisa saja pada dasarnya baik, tetapi melakukan hal yang jahat.
Dosa yang hanya terjadi di NAM adalah katidaktahuan akan kesatuan dan keyakinan dalam individual self.
Apa Kata Alkitab?
Sebagai pengikut Kristus kita percaya percaya bahwa Alkitab adalah kebenaran yang objektif dan diinspirasi oleh Tuhan (baca 2 Tim 3:16; 2 Pet 1:21;Mat 5:18). Dan mari melihat semua tema NAM ini dari kebenaran Alkitab.
The Cosmos
Kejadian mencatat bahwa Allah adalah Pencipta dan yang lain adalah ciptaan. Jadi pernyataan bahwa Allah adalah semua bukanlah pernyataan Alkitabiah. Dan Tuhan adalah satu pribadi bukan energi. Di dalam Alkitab Yesus tidak sama dengan guru-guru lain. Dia bukanlah nabi, atau orang suci. Tetapi Yesus adalah anak Allah yang hidup, yang berinkarnasi untuk menyelamatkan manusia.
Ideologi inti dari Gerakan Zaman Baru adalah “pantheisme”: God is all and all is god. Paham ini sama sekali bertentangan dengan apa yang dikatakan Alkitab. Rasul Paulus menjawabnya dengan sangat tepat. “Satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua” [Efesus 4:6]. Kembali ke agama alam jelas tidak ada faedahnya. Bukankah alam semesta ini ciptaan Tuhan? Mengapa tidak datang langsung kepada Sang Pencipta?
Allah juga adalah Allah yang berpribadi yang memiliki kehendak, bukan sekedar energi atau the force.
The Self
Manusia adalah gambaran Allah, bukan Allah itu sendiri. Allah menciptakan manusia serupa dan segambar dengan diriNya. Kej 1:26 mengatakan, ”Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Hal ini berarti manusia diciptakan berbeda dengan ciptaan lainnya.
Tugas manusia bukan menemukan keilahiannya, tetapi menjadi rekan sekerja Allah mengerjakan misi Allah di tengah-tengah dunia ini.
Community
Komunitas Kristen adalah tema yang sangat besar di Alkitab. Siapapun anda, orang Barat, Cina, Afrika, Asia, semuanya berasal dari Adam dan Hawa. Karena itu Alkitab pertama sekali menggagas bahwa manusia adalah satu universalitas di mana semuanya duduk dan berdiri secara equal. Dalam Christian worldview individualistik tidak hilang, tetapi dihargai dan diterima. Setiap orang punya nilai-nilai insintrik di dalam dirinya. Dia berharga dan dihormati.
Bahkan Alkitab mencatat dimana orang-orang yang dipanggil menjadi sebuah komunitas yaitu ekklesia atau gereja.
Time
Kita tidak hidup dalam sebuah siklus. Tetapi kita hidup dalam satu metanarasi Allah, mulai dari Penciptaan – Kejatuhan – Penebusan – Pemulihan. Manusia hanya hidup sekali dan kemudian mati, dan akan menghadapi tahta pengadilan Allah di dalam kekekalan.
Value
Gerakan zaman baru menganut pandangan: tidak ada kebenaran yang absolut karena semua agama tidak lebih dari sekadar jalan menuju Tuhan (pluralisme). Pemahaman ini sangat bertentangan dengan kesaksian Alkitab dalam Injil Yohanes 14:6 dan Kisah Para Rasul 4:12. Baik Yohanes maupun Kisah Para Rasul tegas menyatakan KESELAMATAN HANYA DI DALAM DAN MELALUI TUHAN YESUS KRISTUS. Kebenaran kita adalah kebenaran yang dinyatakan Allah dalam Alkitab.
Allah adalah standar moral yang menjadi ukuran dari penilaian moral. Ada satu kebenaran yang absolut, yang diakarkan kepada PENCIPTA.
Penutup
Ada banyak pandangan dari NAM yang sangat berbeda dengan kebenaran Alkitab. Bagaimana mereka memandang kosmos, memandang manusia, memandang komunitas, memandang waktu, dan nilai. Semuanya ini menjadi tantangan bagi kita. Banyak pengaruh NAM yang memasuki gereja yang membuat kotbah menjadi tidak alkitabiah, bahkan pengaruh NAM bisa membuat gereja kehilangan kebenaran biblikanya karena pengaruh NAM. Mari mewaspadai hal ini.
Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan.(Kolose 2:8-9)
Karena ...
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. (Kolose 2:6-7).
Solideo Gloria!