Jumat, 06 September 2019

THE GOOD AND BEAUTIFULL COMMUNITY

Oleh : Christian Tampubolon, SP



Salah satu keunikan orang Kristen adalah komunitas, seperti kelompok kecil. Yesus sendiri ketika memulai pelayananNya adalah dengan  membentuk komunitas, memanggil beberapa murid. Sebelum Yesus ditangkap, Ia berdoa yang sangat panjang seperti ditulis di kitab Yohanes.
Yohanes 17 : 20 -21 “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang- orang yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang mengutus Aku”.
TUHAN MENGINGINKAN KITA SATU
Yesus sangat serius mendoakan murid-muiridNya dan berdoa untuk kesatuan mereka bukan saja pada 12 muridNya tapi untuk semua orang yang percaya supaya satu, karena tantangan dunia begitu berat, tanpa komunitas, kita tidak akan mungkin bertahan. Jika kita ingin membangun pelayanan dengan baik, kita harus berkomunitas, seperti dalam 1 kelompok kecil, pelayanan
Paulus juga sangat serius meminta jemaatnya di Filipi untuk sehati sepikir. Filipi 4:2-4 ‘Eudia kunasehati dan Sintike kunasehati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan, bahkan kuminta kepadamu juga , Sunsugos, temanku yang setia : tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama- sama Klemens dan kawan- kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan”
Ini adalah bagian terakhir surat Paulus kepada Filipi yang pernah dilayaninya, Jemaat Filipi bukan jemaat yang besar tetapi jemaat Filipi sangat bertumbuh dan pernah mendukung Paulus secara materi. Tapi saat ini ada masalah yang serius dan Paulus meminta supya Eudia dan Sintike untuk sehati sepikir dan meminta Sunsugos untuk menengahi mereka. Mereka orang seperjuangan Paulus dalam pelayanan. Paulus meminta Sunsugos untuk medamaikan mereka.
Inilah yang terjadi dengan jemaat Filipi. Yang juga mungkin bagian dari kondisi banyak komunitas kita. KTB kita. Kepengurusan kita. Pelayanan kita. Ada banyak kita yang nampaknya masih tetap mengerjakan aktivitas pelayanan tetapi di dalamnya terdapat  perpecahan, terdapat hati- hati yang tidak berdamai.Mungkin saja pelayanan masih berjalan dan acara terlihat sangat baik tapi ada hati yang tidak berdamai didalamnya.
Filipi 2:1-2 “Jadi (NIV: If you have) karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini : hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih,satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari keuntungan sendiri atau puji- pujian yang sia- sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri ; dan janganlah tiap- tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”.
Jika kita memiliki Kristus, pasti karakter-karakter Kristus akan ada pada diri kita. Adalah hal yang sulit untuk mengutamkan kepentingan orang lain dan membuat menjadi nol diri kita. Mengapa sulit sehati sepikir? KITA MENGAKU MEMPUNYAI KRISTUS TETAPI TIDAK MEMILIKI KARAKTER KRISTUS ITU SENDIRI
Itu sebabnya Paulus menegaskan dalam Filipi 2:5 hendaklah kamu dalam hidupmu bersama memiliki pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus.  Pikiran dan perasaan Kristusà yang walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,melainkan telah mengosongkan diriNya, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Jika kita harus berganti sepatu dengan orang lain yang berbeda ukuran dengan kaki kita, apakah kita siap?Ini adalah hal yang sulit, mungkin kita tidak bersedia berganti sepatu dengan orang lain. Jika kita yang hanya sekedar berganti sepatu orang lain saja tidak siap, bagaimana dengan Yesus yang mau hadir bagi manusia ? Turun ke dunia yang bobrok, berdosa dan menjijikkan ini? Yesus mau memakai sepatu manusia. Hidup seperti manusia. Tinggalkan sepatu “ sorgawi nya “ dan memakai sepatu “dunia.” Dia hadir bagi manusia. Dia merendahkan hatinya. Yang sering merusak persekutuan adalah ketidaksediaan kita memakai sepatu orang lain, mementingkan diri sendiri, mempertahankan ego kita. Dengan siapa kita bermasalah hari ini? Kita harus melepas sepatu kita dan mau masuk ke dalam kehidupan orang lain. Itulah dasar setiap persekutuan : Ketika kita mau mengosongkan diri kita masuk ke dalam hidup orang lain. Melihat dengan cara orang lain melihat. Masalah-masalah yang terjadi di komunitas kita seringkali masalah teknis, komunikasi. Persekutuan kita akan terasa indah ketika kita bersedia masuk kedalam hidup dan bukan karena job desk masing-masing
Tidak ada yang menjadi dasar setiap orang membangun komutas yang baik dan indah kalau bukan kasih Kristus. Kita harus memandang kepada salib.
·         Salib akan mematahkan ego kita.
·         Salib akan melembutkan hati kita yang keras menjadi lembut.
·         Salib akan menghibur hati kita yang pahit oleh karena kekesalan
·         Salib akan mendorong kita meninggalkan keegoan kita.
·         Salib harusnya mampu mengubah karakter- karakter keras kita. Salib bukanlah  sekedar syarat untuk engkau dan dapat surga. Tetapi salib itu menjadi dasar hidup di dunia
·         Salib menjadi fondasi untuk mengasihi, dasar untuk berkorban,
·         Kekuatan yang mampu mengubah hati.
Jika salib belum mampu mempengaruhi kita melakukan semua itu ,barangkali kita belum utuh memaknai salib itu sendiri.
Apa yang membuat kasih Yesus nyata adalah ketika Dia  hadir ke dunia untuk memperbaharui relasi yang rusak. Dia tidak memperbaikinya dari sorga. Tetapi hadir ke dunia. Yesus masuk ke dalam pergumulan manusia dan itu membuat kasihNya nyata. Ketika ada konflik dalam komunitas, kita harus berani masuk dan menyelesaikannya, jangan meninggalkan nkomunitas karena ada konflik didalamnya. Jangan kita meninggalkan komunitas karena kecewa, dan jangan menolak pelayananan karena kita tahu kita pernah mengalami masalah,
The good and the beautiful community
Saya mengajak kita menaruh pikiran dan perasaan yang ada di dalam Kristus. Hidup di dalam komunitas berarti kita bersedia hadir dan mau masuk ke dalam hidup dan pergumulan orang lain bahkan kepada mereka yang  kita merasa  bermasalah. Mereka yang tidak kita sukai atau yang tidak kita sukai. Pakai sepatu dia dan tinggalkan sepatu kita. Ini berarti kita bersedia mengosongkan diri kita dan tidak mempertahankan diri kita, prinsip kita, ego kita. Kita bersedia melepas sepatu kita dan memakai sepatu mereka. KARENA YESUS SUDAH MELAKUKANNYA BAGI KITA. Hadirlah di komunitas dan memakai sepatu orang lain. Kita harus kembali ke komunitas karena kita tidak akan sanggup hidup sendiri. Karena itu jangan bermain-main dalam komunitas, jangan meninggalkan komunitas kita.

SOLIDEO GLORIA


Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...