Jumat, 23 Agustus 2019

MANAGEMEN KONFLIKMANAGEMEN KONFLIK

Oleh : Zubel Sitorus, ST




Konflik adalah hal yang kita hadapi setiap hari. Karena itu belajar tentang manajemen konflik akan sangat menolong kita ketika menghadapi konflik dengan memiliki dasar-dasar ilmu, pemahaman dan jalan keluar. Jika kita tidak memiliki pemahaman, kita akan menyelesaikan konflik dengan perasaan dan emosi.  Ketika kita memahami manajemen konflik maka emosi kita akan terukur, bahkan emosi bisa diciptakan menjadi bagian/skenario untuk memenangkan konflik. Ada orang yang berbicara dengan tipe yang seolah-olah marah dengan situasi, tetapi ada orang lain yang menciptakan kemarahan, dan berbicara supaya orang lain marah. Jika dalam konflik terjadi dead lock, maka kita harus pikirkan strategi-strategi yang kreatif dan strategi yang tidak membuat pihak lain merasa kalah.

Apa arti konflik?
Konflik adalah kesalahpahaman, ketidakcocokan pengertian atau emosi antar individu atau antar kelompok yang mengarah kepada atau mengakibatkan timbulnya pertentangan dan permusuhan. Konflik terjadi pada 2 sisi, antar kelompok atau antar individu
A.     Beberapa faktor penyebab konflik :
1.       Lingkungan (Enviroment). Latar belakang seseorang bisa membedakan cara komunikasi, karena daerah tertentu ada yang yang  merasa kalimat tertentu terlalu kasar.
2.       Pribadi (Personal). cara berpikir, pribadi dan karakter yang berbeda, perbedaan generasi akan membedakan cara berpikir
3.       Komunikasi (Communication). Cara komunikasi erat kaitannya dengan 4 karakter (sanguin, kolerik, melankolik, plegmatik), seorang sanguin dapat dianggap oleh melankolik terlalu banyak berbicara. Ketika berkomunikasi bahasa tulisan dengan ponsel, akan diketahui kebiasaan seseorang dalam berkomunikasi, penggunaan bahasa dan emoticon  tertentu. Orang yang tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik, mungkin akan gagal di pekerjaan yang mengutamakan komunikasi seperti marketing, tetapi dia akan berhasil di bagian lain.
4.       Struktur (Structure). Posisi atasan terhadap bawahan dapat menjadi konflik, karena secara struktur atasan memberi perintah dan mengawasi bawahan..
B.     Pandangan Tentang Konflik :
1.       Pandangan Tradisional : Konflik bersifat merusak, oleh sebab itu segala jenis dan bentuk konflik  harus dihindari. Hal seperti ini membuat konflik tidak diselesaikan jika terjadi.
2.       Pandangan Hubungan Antar Manusia : konflik merupakan suatu  hal yang alami dan tidak dapat dihindari. Oleh sebab itu, segala situasi  konflik harus dapat diterima dan dihadapi dengan baik. Setiap orang tidak akan dapat menghindari konflik karena itu hal yang lumrah.
3.       Pandangan Interaksionis : konflik adalah merupakan hal yang positif dan diperlukan dalam  rangka mencapai sasaran tujuan dengan efektif. Ada orang yang mahir menciptakan konflik supaya muncul pendapat yang pro dan kontra. Memberikan target pencapaian di pekerjaan dapat menciptakan konflik tapi juga dapat meningkatkan kinerja untuk mencapai target.
SKALA KONFLIK

Tanpa konflik, segala sesuatu akan berjalan lambat, ketidak sepakatan kecil akan mempertanyakan argumentasi dan menimbulkan perdebatan. Perdebatan yang makin tinggi bisa menjadi tindakan mengancam.
C.       Resolusi Konflik :
1.       Restrukturisasi : mengubah struktur organisasi dan mengatur arus komunikasi
2.       Pertemuan Kolaborasi : pertemuan tatap muka (face to face) yang bertujuan untuk memecahkan konfllik
3.       Reshape aspek-aspek : Mengubah aspek-aspek manusiawi melalui pelatihan dan konseling
4.       Negosiasi :  pertemuan tawar menawar
5.       Sasaran Subordinasi : menciptakan sasaran bersama yang  satu
6.       Mengubah Situasi Lingkungan :  mengurangi  tekanan dari lingkungan
7.       Wewenang Atasan : menggunakan wewenang formal organisasi
D.     Bagaimana  merangsang konflik?
Kadang kala konflik memang diperlukan, dan dapat merangsang melakukan tindakan dari hasil diskusi, bertukar ide-ide dan membawa kedua pihak menjadi lebih dekat.  
·         Komunikasi :menyebarkan informasi yang bertujuan untuk memancing atau menstimulasi. Ketika diinformasikan akan ada pengangkatan orang muda dalam satu posisi, maka tingkat persaingan kaum muda dan senior dapat meningkatkan kompetensi, masing-masing pihak akan menunjukkan kualitas mereka sebagai senior dan junior yang  dapat mengimbangi keahlian senior
·         Restrukturisasi :  mengubah aturan dan menambah ketergantungan
·         New Member recruit : merekrut anggota baru yang berasal dari luar circle yang  memiliki pemikiran yang berbeda
·         The Devil Advocate : mendengar  kritik dan ide-ide yang bertentangan dengan prinsipal atau keyakinan para anggota
E.      Strategi Mengatasi Konflik
·         Jika kepentingan orang lain dan diri sendiri tidak terlalu penting, lebih baik dihindari. Jika kepentingan diri sendiri rendah tapi penting bagi orang lain, kita mengalah.
·         Jika kepentingan diri sendiri sangat penting dan bagi orang lain tidak, maka kita harus perjuangkan, jangan dilepaskan.
·         Jika kepentingan untuk diri sendiri penting dan bagi orang lain tidak penting, biasanya pihak lain akan mengalah
·         Jika kepentingan diri sendiri dan orang lain sama-sama penting maka diambil langkah kompromi
·         Jika  kepentingan diri sendiri dan orang lain sama-sama sangat penting diambil langkah kolaborasi, bekerjasama untuk tujuan yang sama-sama penting.
Konflik dapat terjadi ketika orang-orang yang beda generasi bertemu. Orang-orang kelahiran 1960-1980 generasi X. Orang yang lahir tahun 1990 adalah generasi milenial. diatas tahun 2010 adalah generasi alfa. Jika generasi X bertemu generasi milenial di pekerjaan akan timbul konflik. Generasi milenial adalah generasi yang cenderung menikmati sesuatu tapi tetap harus diberi target, karena jika tidak, mereka akan bekerja dengan santai.. Langkahnya adalah dengan kolaborasi, tetap mengacu pada tujuan tapi bisa memahami sifat generasi mileniaL
Di Kisah Para Rasul 15:35-41, Paulus dan Barnabas menghadapi konflik, Barnabas ingin membawa Markus dan Paulus tidak setuju karena menganggap Markus tidak setia dalam pelayanan. Mereka akhirnya berpisah . Ketika berkonflik, mereka tidak merusak tujuan, tetap mengerjakan pelayanan.  Filipi 2:2 “Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini, hendaklah kamu sehati sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. Filipi 2:4 ”dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri tetapi kepentingan orang lain juga”.  Anak-anak Tuhan seharusnya memiliki pemahaman yang sangat baik tentang managemen konflik karena memiliki kasih dan pengampunan. Mengampuni sifatnya pribadi, kita mengampuni karena menyadari kesalahan kita, jika sama-sama mengampuni itu artinya kolaborasi.  Kita dapat mengatasi konflik dengan memiliki pemahaman managemen konflik dan saling mengampuni dengan penuh kasih. 


SOLIDEO GLORIA

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...