Rabu, 29 Maret 2017

Eksposisi Tokoh : "PAULUS"

Oleh : Dr. Tuan Juniar Situmorang, M.Kes


Kita perlu tahu apa yang membuat Paulus begitu giat dalam pelayanan? Bagaimana pemikiran-pemikirannya, apa energy dan semangat yang mendorongnya?


KRONOLOGI PAULUS

Kita menemukan seorang muda bernama Saulus. (Kis 7:58 ) .Stefanus dibunuh dan Paulus Setuju Stefanus dibunuh., ia menjadi saksi, dengan meletakkan jubahnya. (Kis 8:1 ) Di puncak kejayaannya,ia mempunyai izin untuk membinasakan jemaat.(Kis 8:3 ITB) .Menghadap Imam Besar, (Kis 9:1). Ia Bertemu Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik(Kis 9:4) lalu ia dibimbing Ananias (Kis9:17) , kemudian Paulus ke Arab dan kembali ke Damsyik. (Gal 1:17). Ia ersaksi; Yesus adalah Mesias. (Kis 9:22 ). Ada rencana Paulus akan dibunuh oleh Yahudi (Kis 9:23) , ia ditolak murid di Yerusalem (Kis 9:26),Barnabas menerima Saulus (Kis 9:27), lalu Saulus mengajar dalam nama Tuhan. (Kis 9:28) , Yahudi berusaha membunuh Paulus (Act 9:29), dan Paulus ke Kaisarea dan ke Tarsus (Kis 9:30).Barnabas mencari Paulus ke Tarsus (Kis 11:25) Barnabas dan Saulus & Titus melayani bersama-sama (Kis 11:30, Gal 2:1).


Saulus, juga disebut Paulus (Kis 13:9). Sebelum Kisah rasul penulisannya semua menyebut Saulus, dan akhirnya disebutkan namanya adalah Paulus (Kis 13:9) dan setelah itu ditulis Paulus dkk, lalu Paulus –Barnabas. Barnabas – Yohannes & Paulus – Silas (Kis 15:37-40) . mereka melakukan misi dan berpisah karena Barnabas ingin mengajak Markus. Dan setelah itu kisah yang dituliskan hanya pelayanan Paulus. Paulus sejak dia ditemukan kembali oleh Barnabas, Paulus dalam peningkatan yang konstan, hingga akhirnya meninggal di Roma.


Apa yang membuat Paulus memiliki energi dan semangat dalam pelayanan Paulus, dengan tidak mengabaikan pentingnya peran Roh Kudus dalam pelayanannya adalah :

a. Pengenalan Akan Kristus

1. Nilai-nilai Paulus - 1
Paulus disunat pada hari kedelapan (Filipi 3:5),. Dalam tradisi Yahudi, ada doa dalam setiap nama sehingga pemberian nama adalah penting. Saulus diberi nama sama seperti nama raja I Israel Saul(us) (Kis. 13:9) (2 Sam. 9:1-2), (Ibr; keinginan kuat). Dia lahir dari satu keluarga yang ayahnya orang Yahudi yang taat pada agama Yahudi, dan dia disunat pada hari ke 8 sesuai dengan hukum taurat , tentu ia dibawa kedalam tradisi kedewasaan orang Yahudi.
bangsa Israel. Ia lahir di Tarsus Kilikia, AD 5-67 (Kis. 9:11; 21:39; 22:3), dan ia adalah berwarga Negara Roma, tapi ia menekankan bahwa ia bangsa Israel.
suku Benyamin, satu-satunya suku dari istri yang dicintai dari Yakub, ada 2 anak Yakub yaitu : Yusuf (Manasye n Efraim sudah terpecah) dan Benyamin(hanya benyamin leluhur pilihan).
Orang Ibrani asli. Paulus secara lahiriah ia adalah seorang Yahudi. bukanlah seorang proselit yang memeluk agama Yahudi; orang Yahudi lahiriah. Menurut Hukum Yahudi; usia 13 tahun anak laki-laki Yahudi harus diserahkan sebagai bar mitzvah (anak perjanjian); bertanggung jawab terhadap Taurat, dibimbingan para rabbi.
pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, (Gal 1:14, 2 Kor. 11:22; Kis. 22:3). Farisi ada 2 mazhab :hilel dan Shemai. Paulus dibimbing oleh Gamaliel (Kis. 22:3) guru besar dari aliran Hilel, dia tamat dari Hilel, tapi prakteknya di Shemai, sehingga ia sangat kuat tradisi Yahudi, dengan alumni kedua universitas ini.
6 penganiaya jemaat, (Gal 1:13, 1 Kor. 15:9). Didalam dunia Farisi ada 3 hal mutlak yg hrs dipertahankan : Taurat dan kitab para nabi; Yesus menjungkirbalikkan pemahaman tentang Taurat dan Yesus adalah Tuhan disamping YHWH dan Mesias. Paulus memiliki paham (“Dengarlah hai Israel, Tuhan Allah kita itu esa, karena itu kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (Ul. 6:4-5). Sehingga ketika ada yang menyenggol nama Yahweh membuat dia marah), bait Allah (Yesus pernah berkata “rubuhkan Bait Allah dan akan Kudirikan dalam 3 hari”, dalam percakapan Yesus dengan perempuan Samaria mengatakan bahwa pada akhirnya mereka akan menyembah dalam Roh dan kebenaran) dan Yerusalem (ini adalah kota idaman, di kota itu justru lahir bidat yaitu “jalan lurus”. Ketika klausul kebenaran yang ia pahami diberitakan berbeda, Paulus harus menghancurkannya.Paulus dalam kondisi paling prima untuk menghancurkan orang Kristen
kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. (Phi 3:5-6 ITB). Ia tidak pernah melewatkan puasa, ibadah dan persembahan kurban.
secara fisik Paulus memiliki berbagai kelemahan, penderitaan, baik fisik, maupun mental (2 Kor. 4:7; 5:2; 11:30; Ef. 3:8; Flp. 3:21)
7) “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. 8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, 9) dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. (Phi 3:7-9 ITB). Titik dasar bagi Paulus memahami Kristus. 


Didalam pemahaman, ketaatan kepada Ilahi, dan karyanya, Paulus adalah yang terbaik, tetapi itu dianggap rugi karena Kristus. Dia mengalami anugrah dan akhirnya mengalami iman, ia memahami nilai keselamatan. Paulus sangat memahami Taurat dan Kitab para nabi, memahami arti Kebebasan. Karena Paulus begitu memahami nilai keselamatan, dan tahu beratnya melakukan taurat sehingga ia memahami arti anugrah. Masih saja kita dengarkan ada alumni yang kembali mengikatkan dirinya pada saat teduh, penginjilan, PA pribadi, tidak ada yang salah dalam praktek ini. Yang salah adalah jika kita melakukannya karena merasa berdosa jika tidak memberi perpuluhan, PI. Itu sama saja seperti melepaskan diri dari mulut singa dan masuk ke mulut harimau. Paulus tahu betapa sulitnya Taurat dan ia tahu betapa indahnya anugerah keselamatan. Saat teduh harus dilakukan untuk mengerti tentang Kristus, memiliki hubungan dengan Allah, harus berPi supaya orang tahu betapa besar anugrah keselamatan. Jika kita melakukan hanya karena merasa bersalah, kita meletakkannya seperti melakukan “taurat”.

16) Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil”. (1Kor 9:16). Hati yang berkobar-kobar ada pada Paulus sehingga ia menuliskan hal ini. Ini adalah respon (respon terhadap keselamatan dan anugrah)dan sikap iman. Sama seperti jika kita mendapat beasiswa yang sudah lama ditunggu, pastilah kita akan menceritakannya kepada orang lain. Jika kita pernah hampir kecelakaan, pastilah kita juga akan ceritakan kepada banyak orang, tidak mungkin menahan kabar itu. Anugrah cukup untuk menggerakkan kita berPI. Anugrah itu kita rasakan begitu besar sehingga kita tidak bisa tidak, pasti berPI. Sejauh mana pemahamanmu tentang Kristus, maka sgala sesuatu yang indah akan kita kaitkan dengan Kristus.


Pada saat Paulus bertemu dengan Yesus ditulis dalam 3 bagian yaitu Kis 8:3-5, Kis 22:4-8 (kutipan pidato), Kis 26:9-15(Pidatonya didpn raja Agripa).Kita bisa melihat bahwa kalimatnya makin panjang, membuktikan bahwa ia semakin meresapi pertemuannya dengan Yesus, dan jika ada penulisan yang diulang dalam alkitab, pastilah itu karena penting.


Kis 9:3-5; Lukas dalam tulisannya (3 ay) "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?“"Siapakah Engkau, Tuhan?" "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Kis 22: 4-8; Pidato kepada orang Yahudi di Yerusalem (5 ay) Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? Siapakah Engkau, Tuhan? Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu. Kis 26: 9-15; Pidato di hadapan Raja Agripa (7 ay) “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.Siapa Engkau, Tuhan? (Kata Tuhan): Akulah Yesus, yang kauaniaya itu” . Galah rangsang :cemeti,adalah hal yang mustahil kerbau yg dicemeti akan mengalahkan cemeti. Pada saat ini Paulus di posisi paling puncak (Kis 26:10-11)untuk bisa menganiaya org Kristen, pada saat itu dia dipukul oleh Tuhan dan ia tersungkur jatuh. “Mengapa engkau menganiaya aku”, seolah-olah Yesus menegur Paulus bahwa Ia adalah yang Paulus sembah selama ini. Sehingga Paulus disadarkan bahwa ia tidak ada apa-apanya, dia mengira membunuh Stefanus adalah hal yang tepat untuk dia lakukan (Stefanus adalah ancaman sebagai gambaran orang militant yang akan menggerus Yahudi), sehingga ia mengalami kegoncangan. Apakah kegoncangan yang kita alami membuat kita memahami panggilan Allah? Inilah yang dialami Paulus di Damsyik.


2. Nilai-nilai Paulus – 2:
1) Beberapa orang datang dari Yudea … dan mengajarkan …: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan." 2) Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. .. 10) Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? 11) Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.“ (Kis 15:1-11). Paulus dan Barnabas dengan keras melawan ajaran tentang sunat, dan mereka meminta ke Yerusalem untuk bersidang. Sedemikian kuatnya pemahaman Paulus terhadap anugerah. Pemahaman yang kuat ini akan membuat Paulus melakukan apapun dalam bermisi. Jika kita selalu lemah dalam berPi dan militansi kita, seberapa besar anugrah keselamatan itu kita alami? 


3. Nilai-nilai Paulus – 3 :
“Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat-istiadat nenek moyangku. Tetapi waktu Ia, yang telahmemilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia …” (Gal. 1:13-16). Lihatlah nilai yg dibangun dari Paulus, ia meyakini dipilih, dipanggil dan diutus dan tidak perlu pertimbangan lain selain maju. Apakah kita menemukan panggilan Allah dan apakah kita pernah menolak pengutusan Tuhan. Paulus berkata “Aku tidak minta pertimbangan manusia” karena ia yakin dipilih, dipanggil, diutus, membuat ia tidak pernah mundur. 13 Tetapi Paulus menjawab: "Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.“ (Kis 21:10-13)


2. REKAN
“Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priskila dan Jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam kepadamu”. (1Kor 16:19) 40 Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan (Act 15:40 ITB)21 Salam kepada kamu dari Timotius, temanku sekerja, dan dari Lukius, Yason dan Sosipater, teman-temanku sebangsa. 22 Salam dalam Tuhan kepada kamu dari Tertius, yaitu aku, yang menulis surat ini. (Rom 16:21-22 ITB)23 Salam kepada kamu dari Gayus, yang memberi tumpangan kepadaku, dan kepada seluruh jemaat. Salam kepada kamu dari Erastus, bendahara negeri, dan dari Kwartus, saudara kita. (Rom 16:23 ITB)

“Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku”. (2Tim 4:11 ITB). Di akhir hidupnya, hanya Lukas yang tinggal dengan dia. Adakah kita sudah menyerahkan hidup bagi Tuhan untuk mendukung sahabat dengan mengirim pesan dan dana kepada dia? Di penjara bawah tanah itu Paulus dikuatkan karena Lukas tinggal dengan dia. Sebegitu pentingnya sahabat bagi Paulus, karena itu ia meminta Markus untuk dibawa kepadanya.


3. DONASI
11) “Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. 12) Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. 13) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. 14) Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. 15) Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu jemaatpun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu. 16) Karena di Tesalonikapun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku. 17) Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu. 18) Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah. 19) Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus”. (Phi 4:11-19 ITB). Paulus tahu apa artinya kekurangan dan kelimpahan, ia bisa menanggungnya, tapi tidak menutup kenyataan bhw ia pernah kekurangan dana dalam pelayanannya. Ia menerima bantuan dana dari sahabat-sahabatnya.


16) “Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya. 17) Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, ..." 23) Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus 30) Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. 31) Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus. (Act 28:16-31 ITB)
Tent Making.


Sering kali kita menemukan pemahaman bahwa hamba Tuhan yg bekerja full time dapat membiayai dirinya sendiri, sambil dia bekerja juga menginjili. Tapi tidak demikian halnya dengan Paulus.”Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. 2) Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. 3) Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah. 4) Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. 5) Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias”. (Kis 18:1-5).


Tidak bisa disangkali bahwa mereka tidak bisa fokus melayani Tuhan karena mereka di hari lain harus bekerja membuat tenda. Baru setelah Timotius datang dari Makedonia membawa dana, barulah Paulus bisa dengan sepenuhnya memberitakan firman. Ketika ia menjadi pembuat kemah, ia harus membatasi pelayanannya, tapi setelah dana datang, ia dengan leluasa dapat melayani. Ia tahu apa arti kekurangan tapi secara faktual ia membutuhkan dana.


8) “Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah. 9) Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus. 10) Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani”. (Kis 19:8-10). Dalam keadaan ini, Paulus masih punya banyak dana, sehingga ia setiap hari dapat memberitakan firman. Seorang Paulus pun akan terganggu pelayanannya jika dana tidak ada. Jika kita kagum pada Paulus, kita sadari bahwa ia pun didukung banyak dana. Apakah anda ingin menjadi seperti Paulus? Atau anda menjadi orang yang mendukung seorang seperti Paulus? Fasilitas, donasi, rekan dan program tidak membuat seorang MAU melakukan pelayanan. Hanya anugerah dan mengalami anugerah yang membuat seorang mau melakukan pelayanan . Fasilitas, donasi, rekan dan program hanya membuat seorang yang mau MAMPU untuk melakukan pelayanan. Jadi seandainya ada program PI tapi tidak memiliki kerinduan untuk PI, anda tetap tidak akan berPI. Paulus memiliki fasilitas melayani dan ada rekan-rekan yang bersama-sama dengan dia dan menyokong dana sehingga ia leluasa memberitakan firman.

Jumat, 10 Maret 2017

Eksposisi Tokoh Alkitab : "DAUD"

Oleh : Drs.Hasoloan Marpaung, M.Hum


Allah yang menggenapi janjiNya
Allah selalu menggenapi janji-janjiNya, bahkan ketika manusia jatuh kedalam dosa pertama kalipun, Allah menjanjikan akan ada yang menghancurkan kepala ular itu, yaitu Kristus sebagai penebus dosa.
Janji Allah pada Abraham / Ishak /Yakub (Israel). Allah berjanji dia akan mendapat anak walau usianya sudah tua, juga janjiNya pada Ishak dan Yakub dan juga bangasa Israel. Ketika akan terjadi masa paceklik di seluruh bumi Allah mempersiapkan Yusuf bagi kelangsungan hidup umatNya. Yusuf dipakai Tuhan untuk menjaga kelanjutan bangsa Israel.Ketika umat Tuhan menjadi budak (dalam posisi terendah) Allah memilih dan memakai Musa untuk memimpin Israel keluar dari perbudakan.


DAUD vs GOLIATH
Daud sebenarnya sudah diurapi Tuhan sebagai Raja (de’jure tapi belum de’facto), Daud yang belum terlatih sebagai prajurit perang dan masih berusia sangat muda wajah kemerah-merahan dan elok parasnya ( I Sam 17 : 42 )tapi ia berhadapan satu lawan satu dengan Goliath. Dan goliath mengejek dia karena menganggap Daud tidak akan sanggup melawan dia.Goliath setinggi 6 hasta sejengkal. Daud diejek dihina, “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?”(1 Sam 17:43). Orang-orang Filistin mengejek Daud bahwa, setelah kalah, daging Daud akan diserahkan kepada burung-burung di udara (1 Sam 17:44)


CONTEXTUALLY
Hal yang pasti kita yakini adalah Allah memakai kita dengan talenta yang diberikan pada kita . Memperlengkapi diri adalah hal yang sangat penting, juga perlu mengembangkan talenta yang Tuhan berikan, tapi kita juga harus menyadari diri kita sebagai orang Pilihan Allah. Jadilah diri sendiri sebagaimana Allah membentuk kita, tak perlu menjadi orang lain

Iman Daud menolong iman orang Israel
Daud diminta memakai pakaian perang berupa ketopong tembaga, baju zirah, pedang tidak sesuai baginya kedodoran)
Allah tetap memakai Daud dalam kondisinya seperti apa adanya .Iman Daud : Aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta Alam (I Sam 17 :45), Ini mengajarkan Israel bahwa mereka berperang atas nama Allah, Allah sedang melakukan pemenuhan janji-janjiNya. Apakah semua hal dalam hidup kita bisa mengatakan dengan pasti bahwa kita pasti menang? Satu hal yang pasti, jika kita berhadapan dengan orang yang kerasukan setan, kita harus yakin kita pasti menang. Allah sedang mengajarkan Israel supaya mereka tidak takut kepada Goliath sekalipun tubuhnya sangat besar.Walaupun tanpa pedang tetapi Daud dapat mengalahkan Goliath, ini menolong iman orang Israel (Jemaah) untuk sunguh-sungguh percaya kepada Allah.

Kejadian ini adalah sesuatu yang berada di luar akal manusia. Secara akal, akan sulit mengalahkan Goliath dengan Daud yang tidak memiliki pengalaman perang, walaupun Daud pernah mengalahkan singa. Daud Mengalahkan Goliath (raksasa) dengan batu yang diumbankan dan mengenai dahi Goliath dan ia mati (1 Sam 17:49)

SECARA CHRIST CENTERED
Kisah ini juga mengajari kita bahwa Allah bekerja dengan caraNya yang sangat diluar perkiraan dan perhitungan manusia, namun Allah memegang janjinya kepada bangsa (umat) pilihannnya dengan memilih dan memakai orang sangat biasa yang tidak masuk dalam hitungan manusia, mengangkat penyelamat yang tidak mungkin menurut logika manusia. Bahkan posisi Daud pada saat itu sebagai penyelamat, secara posisi jika Israel menyerang lebih dulu, mereka akan berada di lembah dan menjadi sasaran musuh untuk dikalahkan. Dalam posisi iman dan kepercayaan mereka pada Allah pun, Daud menjadi penyelamat.

Kisah nyata itu dapat dipakai untuk melihat dan membuktikan bahwa di perjanjian lama Allah juga bekerja dengan cara yg sangat unik (out of the box, beyond human’s sense). Demikian pula Yesus yang secara manusia hanya anak dari seorang tukang kayu adalah Juru Selamat umat manusia


Learning from Daud’s Failure
· Dosa masuk melalui pendengaran
· Dosa masuk melalui penglihatan

KEMENANGAN-KEMENANGAN DAUD
Sebelum kegagalan Daud terjadi , dia sebenarnya banyak mengalami kemenangan-kemenangan, seperti :
· Memukul kalah dan menundukkan orang Filistin ( II Sam 8 : 1)
· Memukul kalah dan menaklukkan orang Moab + upeti
· Memukul kalah Hadadezer bin rehab raja Zoba
· orang Aram yang datang mencoba membantu Hadadezer tunduk dan membayar upeti pada Daud (2 Sam 8:6 ). Pastilah banyak barang-barang mahal seperti emas dan perak yang dia terima sebagai upeti.Tuhan memberikan kemenangan pada Daud kemana pun ia pergi berperang ( 2 Sam 8: 6 diulang di 2 Sam 8:14) Menaklukkan dan memperbudak bangsa Edom.


Strategi atau???

Ketika Raja Amon mati anaknya Hanun menggantikannya ( 2 Sam 10:1)
Utusan Daud datang untuk menyampaikan belasungkawa, tetapi Hanun dihasut oleh petingi-petinggi bahwa Daud hanya mau memata-matai mereka, dan utusan Daud itu dicukur setengah janggutnya dan memotong pakaian bagian tengah sampai pantat dan melepas mereka(2 Sam 10:4). Daud pasti sangat tersinggung dan menyuruh Yoab maju berperang (2 Sam 10:17) . Pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Daud tinggal di Yerusalem Secara manusia, mungkin bisa dianggap wajar raja tidak ikut berperang. Ini adalah akibat kesuksesan. Kesuksesan dapat mempengaruhi kedekatan kita dengan Tuhan.

Dalam pertempuran yang sangat serius Yoab berkata : Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita. Tuhan kiranya melakukan yang baik di mata-Nya.” Ini adalah awal dari ketidakmaksimalan Daud dan dilanjutkan lagi di 2 Sam 11. Daud justru berzinah dengan Batsyeba.

Tetapi strategi ini membuat Daud melupakan sifat gembalanya yang dulu dia miliki. Sifat yang membuat dia sangat dihormati karena kerelaannya untuk mengalami keadaan yang sama dengan tentaranya yang rendah. Sifat yang mau dihormati bersama dengan para budak perempuan (2Sam. 6:22). (Stephen Tong). Sebelumnya Daud menari-nari bersama budaknya ketika tabut Tuhan dibawa masuk ke Yerusalem. Tapi, kini dia tidak lagi berada dalam posisi optimal yang diinginkan Allah.

Bandingkan dengan sikap Uria ketika dipanggil pulang, bukan pulang ke rumah, yang dalam skenario Daud, jika Uria pulang kerumah istrinya pastilah tidak akan ketahuan jika Batsyeba hamil itu adalah karena berzinah dengan Daud.. Tetapi Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya. Ini pastilah karena teladan Daud selama ini juga yang selalu ikut berperang dan perang itu sangat serius, sehingga Uria tidak mau pulang. Dosa pertama yang coba ditutupi dengan dosa kedua, akhirnya gagal. Hingga Daud menyuruh Yoab menempatkan Uria pada garis depan pertempuran supaya Uria mati terbunuh. Bandingkan pula ketika Daud berada dalam pelarian dan dia tidak bisa berhenti memohon pertolongan Tuhan. Keadaan bahaya membuat dia tidak bisa tidur dengan tenang. 

Ternyata kemenangan demi kemenangan membuat Daud berhenti bergantung pada Tuhan. Kita juga sering berharap semua hal dalam hidup kita akan berhasil, tetapi kenyataannya, kegagalan juga ada manfaatnya bagi kita. Kegagalan adalah peluang bagi kita merefleksikan diri semakin datang dan bergantung pada Tuhan. Tidak ada jaminan-jaminan bahwa kemenangan akan membuat kita makin dekat dengan Tuhan.

Dosa membutuhkan dosa lain
· Berzinah dengan Batsyeba
· Menutupi dosa zinah dengan cara memanggil suami Batsyeba Uria dari peperangan
· Membunuh Uria dengan menempatkannya pada posisi ringkih dan lemah ( 2 Sam 11: 16-17)
· Nathan memperingatkan melalui perumpamaan antara pemilik satu domba dan pemilik banyak domba. Nathan berani mengingatkan Daud akan dosanya, karena itu kita juga harus mengizinkan jika ada teman-teman yang menegur kesalahan kita. Daud mengakui dosanya kepada Tuhan

KONSEKUENSI DOSA
· Anak Daud Mati
· Ammon jatuh cinta pada adiknya lain ibu Tamar
· Abang Tamar Absalom dendam
· Absalom membunuh Ammon
· Absalom melarikan diri, dan akhirnya Absalom harus berperang dengan Daud.
Bagian ini secara luar biasa mempersiapkan kita untuk kelahiran anak Daud yang akan membangun Bait Allah, yaitu Salomo. Salomo mempunyai kerajaan terluas yang pernah ada.


LESSON LEARNED
· Kerohanian kita tidak pernah bebas dari ancaman. Apa yang sudah kita lakukan dalam pelayanan, kita tetap bisa jatuh dlam dosa
· Setiap saat bisa jatuh. Ketika kita senang, sedih, kaya, miskin, sehat dan sakit bisa dipakai iblis menjauhkan kita dari Tuhan. Seharusnya semua celah itu, baik melalui kesuksesan, melalui sukacita,melalui dukacita, membuat kita makin memuliakan Allah dalam hidup kita.
· Melalui kegagalan. Sebagai orang yang sudah ditebus, kita sebenarnya mampu untuk tidak berdosa, karena itu kita harus berjuang keras melawan dosa.


KOMITMEN
1. Biarlah dalam semua kondisi kita mengutamakan kebergantungan kita pada Tuhan
2. Bila Jatuh dalam dosa melalui celah yang manapun segeralah bertobat dan datang pada Yesus dan terima pengampunanNya.
3. Jalani konsekwensi dosa dengan tetap bersandar pada Tuhan. Mari belajar untuk mencoba menutupi dosa kita dengan dosa lain, dan konsekuensi dosa harus kita jalani. 




Sola Gratia..

Minggu, 05 Maret 2017

KOMUNITAS

(Kotbah dalam Mimbar Bina Alumni, Jumat 23 Januari 2015, yang dibawakan oleh Laksana Umanda Sitanggang, MT)


Dalam sebuah survey sederhana yang dilakukan pada saat ibadah MBA, di dapat ternyata sebagian besar alumni mengalami tingkat kesepian yang moderate (moderate loneliness). Mengapa kita bicara soal kesepian sebelum memulai bicara tentang komunitas. Kesepian merupakan lawan dari komunitas. Kalau kita memahami mengenai kesepian maka kita akan memahami mengenai komunitas. Kesendirian tidak sama dengan kesepian. Tetapi orang yang kesepian pasti selalu merasa sendiran.


Jika kita melakukan penelusuran melalui mesin pencari Googlemengenai kesepian, maka kita akan menemukan banyak kutipan mengenai kesepian – seperti “Lonely is not being alone, it’s the feeling that no one cares”, “I am not alone but lonely”, “I stopped talking about how I felt because I knew no one cared anymore.”Mengapa rupanya dengan kesepian itu?


Kalau kita merasa (sangat) kesepian itu berdampak sama dengan merokok 15 batang/hari atau pecandu alcohol. Kesepian juga disamakan dengan dua kali lebih berbahaya dari pada obesitas, memacu penyakit kronis, mengalami pengerasan arteri, juga memicu tekanan darah tinggi, pembengkakan tubuh, berdampak terhadap penurunan pendengaran, mengurangi kualitas tidur, sistem kekebalan tubuh cenderung fokus menyerang bakteri sehingga lebih rentan terhadap serangan virus, hiperreaktif pada perilaku buruk orang lain sehingga menjadi lebih kesepian, bahkan memicu kematian lebih cepat.


Seorang psychiatrist, Jean Rosenbaum, mengatakan bahwa kesepian merupakan pembunuh nomor 1 di Amerika untuk mereka yang meninggal antara usia 20-37 tahun. Ia juga menyatakan bahwa 94% masyarakat menderita kesepian yang kronis. Kesepian menjadi penyakit yang kronis. Mother Theresa juga menyatakan bahwa penyakit paling buruk di dunia bukanlah penyakit kusta atau kanker, tetapi perasaan tidak dikasihi dan kesendirian. Toffler juga menyatakan bahwa ada wabah kesepian. Kesendirian tidak hanya menyebabkan orang tidak sehat tetapi juga membuat mereka merasa tidak aman secara fisik dan mental.


Para ahli mengatakan bahwa kesepian disebabkan oleh beberapa faktor. Bisa disebabkan oleh usia. Semakin tua maka dia semakin merasa kesepian karena ditinggal oleh aanak-anak yang sudah mulai madiri. Kesepian juga bisa disebabkan karena kehilangan orang yang kita kasihi. Kesepian juga bisa disebabkan oleh media sosial online, faktor genetik, faktor sosial (pindah tempat, sibuk mengejar kesuksesan, ketidakamanan, dll), faktor psikologis (mudah terluka, trauma masa lalu), penyebab rohani (jika hubungan dengan Tuhan tidak baik, hubungan dengan sesama juga tidak baik kesepian).


Itulah pengetahuan manusia yang terbatas mengenai kesepian. Tetapi Allah pasti tahu lebih banyak tentang kesepian dan dampak negatifnya.


Mari melihat bagian firman Tuhan dari Kejadian 2:18-23.

18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." 19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. 21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."


Dari bagian ini kita bisa melihat bagaimana Allah menjelaskan mengenai kondisi manusia bahwa tidak baik manusia seorang diri saja. Manusia memerlukan teman. Kesepian itu tidak baik. Tidak baik manusia itu seorang diri berarti tidak baik manusia itu tanpa komunitas. Dan hal ini dikatakan Allah di sebuah tempat yang sempurna yang tidak ada dosa, yaitu taman Eden. 


Komunitas yang pertama adalah Adam dan Hawa dalam konteks keluarga. Kalau konteksnya adalah keluarga maka diharapkan keluarga menjadi model bagi komunitas-komunitas yang lain. Diharapkan interaksi yang terjadi dalam komunitas-komunitas yang lain adalah seperti dalam keluarga. Jadi masing-masing anggota saling merasakan kesakitan yang satu kesakitan yang lain, kebahagiaan yang satu menjadi kebahagiaan yang lain, dan juga ada sikap saling menghormati dan saling mengasihi. Ingat, Allah juga berada berada dalam komunitas (Bapa, Anak dan Roh Kudus).


Komunitas adalah skenario Allah. Manusia merasakan kebutuhan akan komunitas. Itulah sebabnya dalam ay 23 dikatakan, “Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Dalam terjemahan lain dikatakan “Then the man said, “At last, here is one of my own kind- bone taken from my bone, and flesh from my flesh.”


Tanpa komunitas manusia itu akan sendiri, tidak ada seseorang yang akan diajak bicara atau berbagi. Dalam PB kita melihat bagaimana Yesus menghabiskan waktu sekitar 2,5 tahun untuk mencari dan membentuk muridnya menjadi komunitas yang sesungguhnya.


Ketika Yesus juga merangkum seluruh isi Alkitab dikatakan, “Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Mat 22:37-38). Semua ini tidak akan bisa dilakukan tanpa adanya komunitas.


Dalam Pengkotbah 4:9-12 juga dikatakan bahwa, “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.” Jadi menurut Pengkotbah dalam komunitas kita menemukan upah, pertolongan, kehangatan dan pertahanan atau kekuatan. Jadi sangat-sangat penting bagi kita berada dalam komunitas.


Brian Hathway mengatakan bahwa sekitar 44% surat dalam PB berbicara tentang hubungan yang satu dengan yang lain atau berbicara tentang ‘saling’. Dalam PB ada 29 jenis saling yang menunjukkan bahwa hal ini sangat penting. Tetapi perlu kita pahami bahwa ‘saling’ itu tidak akan terjadi jika kita sendiri. ‘Saling’ itu menuntut komunitas supaya hal tersebut terjadi.


‘Saling’ apa saja yang terdapat dalam PB? Yaitu saling mengasihi (Yohanes 13:35 – dimana perintah ini muncul 16 kali), mengasihi sebagai saudara (Roma 12:10), mendahului memberi hormat (Roma 12:10), sehati sepikir (Roma 12:16), membangun (Roma 14:19; 1 Tesalonika 5:11), rukun (Roma 15:5), menerima (Roma 15:7), menasehati (Roma 15:14; Kolose 3:16), memperhatikan (1 Korintus 12:25), melayani (Galatia 5:13), bertolong-tolongan (Galatia 6:2), mengampuni (Efesus 4:2, 32; Kolose 3:13), sabar (Efesus 4:2; Kolose 3:13), ramah (Efesus 4:32), berkata-kata dalam Mazmur, kidung pujian (Efesus 5:19), merendahkan diri (Efesus 5:21, 1 Petrus 5:5), menganggap yang lain lebih utama (Filipi 2:3), memperhatikan kepentingan orang lain (Filipis 2:4), mengampuni (Kolose 3:13), mengajar (Kolose 3:16), menghibur (1 Tesalonika 4:18), menasehati (Ibrani 3:13), mendorong dalam kasih dan perbuatan baik (Ibrani 10:24), memberi tumpangan (1 Petrus 4:9), menggunakan karunia yang diberikan Allah (1 Petrus 4:10), merendahkan diri (1 Petrus 5:5), mendoakan (Yakobus 5:16), mengakui kesalahan (Yakobus 5:16), anggota (Roma 12:5; Efesus 4:25). 


Semua ‘saling’ ini tidak akan pernah muncul jika kita tidak berada dalam komunitas. Dengan melakukan ‘saling’ ini maka kita bisa bertumbuh, bersaksi (di mana dengan demikian orang mengetahui bahwa kita murid Yesus), melayani, dan melaksanakan perintah utama – mengasihi orang lain seperti diri sendiri.


Jika kita melihat kondisi ‘saling’ pada jemaat mula-mula, maka kita akan melihat bagaimana mereka sangat hidup dalam komunitas. Dalam Kis 2:41-46 dikatakan, “41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. 42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. 44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.” Kita rindu bisa hidup seperti jemaat mula-mula yang hidup mereka menerapkan ‘saling’ tersebut karena mereka menyadari bahwa mereka hidup dalam komunitas.


Dalam Ibrani 10:24 dikatakan, “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.” Agar bisa melakukan ‘saling’ ini ada nasihat dalam ay 25, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Jadi ‘saling’ itu bisa terjadi jika relasi kita dengan Tuhan maupun dengan sesama terjalin dengan baik.


Bagaimana kondisi ‘saling’ pada saat ini? Seorang tokoh pernah mengatakan bahwa banyak gereja pada saat ini kuat dalam pengajaran tetapi lemah dalam persekutuan. Pengajaran yang baik bukanlah pengganti untuk persekutuan. Dua hal ini (pengajaran dan persekutuan) sama-sama penting. Kita pasti melihat bagaimana bahwa persekutuan (komunitas) di gereja sangat lemah. 


Bagaimana sikap kita? Jangan terjebak dalam hal ini. Mari meningkatkan hidup yang ‘saling’ dalam sebuah komunitas yang baik. Jangan sampai kita bertumbuh dalam pengajaran tetapi lemah dalam persekutuan (komunitas). Mari terlibat aktif dalam Kelompok Tumbuh Bersama (KTB), dan juga aktif dipelayanan. Jangan sampai tidak terikat secara organisatoris/struktural dalam suatu komunitas, jangan hanya volunteer. Alasan terlalu sibuk bukanlah alasan bagi manusia itu untuk hidup di luar komunitas. Komunitas bukanlah untuk kepentingan pelayanan tetapi juga demi kepentingan kita sendiri agar tidak terjatuh dalam kondisi kesepian.


Solideo Gloria!

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...