Jumat, 07 Oktober 2016

SPIRITUAL CHECK- UP

Oleh : Dra. Kasihani Sinulingga



I. Dampak Spiritual yang Sehat

1. Bertumbuh dalam pengenalan kepada Tuhan. Nampak dalam kehidupan sehari-hari. Gal 5: 22-23, belajar untuk taat kepada Tuhan
2. Hidup yang berintegritas, tidak kompromi terhadap dosa (Daniel 1:8, 6:5-6; Yusuf kej 39: 6-9)
3. Memiliki sukacita dan semangat dalam menjalani hidup ( Ams 17:22)
4. Peka terhadap kehendak Tuhan, tetap melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan dalam pekerjaan, pasangan hidup dan lain-lain
5. Mampu mengucap syukur dalam segala keadaan (1 Tes 5: 16-18)
6. Mampu bertahan ketika mengalami pencobaan. Spiritualitas yang baik menjadikan kita tidak gampang menyerah, karena Roh Kudus memakai Firman Tuhan untuk menguatkan (Ef 6:10-20)
7. Relasi dengan sesama baik, kita mampu mengasihi, mengampuni dan menghormati orang lain

II. Ciri Spiritualitas yang Tidak Sehat

1. Aktif secara rohani tapi mengabaikan semua bagian dalam hidup yang Allah yang ingin ubah
2. Sibuk bagi Allah tanpa kebersamaan dengan Allah. Luk 10:38-42
3. Susah mengucap syukur, banyak mengeluh.
4. Susah mengampuni: Ef 4:30-32, Luk 17:3-4
5. Mudah marah, tersinggung (sensitif).
6. Mulai kompromi terhadap dosa ( tidak berduka ketika jatuh dalam dosa).
7. Membangun mekanisme pertahanan diri (tidak ingin ditegur).
8. Tidak semangat melayani, bahkan meninggalkan pelayanan, persekutuan, semakin mencintai dunia ini (2 Tim 4:10,14)
9. Tidak mampu melihat kebaikan Tuhan, sehingga hidup menjadi pesimis


III. Yang menyebabkan Spiritualitas Mundur/tidak sehat

1- Terlalu sibuk, Bill Hayes: musuh terbesar kesejatian rohani adalah kesibukan, terlalu sibuk justru harus berdoa.
2- Masalah dan pergumulan; rasa kuatir terlalu besar, seolah-olah tidak sanggup menolong; menjadi malas berdoa, merenungkan Firman Tuhan
3- Jatuh dalam dosa


IV. Cara Mengatasi 

1. Manajemen waktu
2. Menyediakan waktu dengan tenang/retreat pribadi
3. Focus kepada Allah
4. Tetap beriman, Allah berkuasa memberi solusi
5. Merenungkan kembali Firman Tuhan
6. Sharing dengan sahabat atau teman KTB

V. Penutup

Agustinus: Engkau telah menciptakan kami untuk Engkau sendiri, hati kami resah sampai kami dapat mnemukan ketenangan di dalam Engkau. Jiwa yang kosong selalu mencari dan tidak pernah mencari.
Apabila kita masih rindu/haus akan Tuhan ? Paulus telah dewasa dalam Kristus, dan telah melihat dan mengalami banyak hal dalam hidupnya, tetapi dia tetap ingin mengenal Tuhan. Fil 3:10. Itu juga yang dirasakan Pemazmur, Maz 42: 2,3

Jumat, 09 September 2016

NEW AGE MOVEMENT

(Kotbah ini disampaikan pada Mimbar Bina Alumni, Jumat 12 September 2014 oleh Aswindo Sitio)


Pendahuluan
“New Age” adalah sebuah istilah yang menggenggam imajinasi dari banyak manusia di seluruh dunia (khususnya dunia barat), termasuk bagi orang Kristen. “New Age” pada dasarnya adalah sebuah sinkritisme dari ide-ide yang berasal dari variasi agama yang luas dari agama non-Kristen yang bercampur dengan teori filosofi dan psikologi modern. Era modernisasi telah mengabaikan dimensi spiritual dari kemanusiaan kita demi metode ilmiah. Namun pergeseran worldview ke arah postmoderisme menekankan kembali pentingnya kontemplasi dan realitas spiritual dan memunculkan pencarian spiritual, khususnya spiritualitas timur. New Age disadari sebagai manifestasi agama dari postmodernisme.

New Age Movement atau Gerakan Zaman Baru adalah nama yang berkembang untuk memberi ciri pada gerakan pada tahun 1960-an sebagai subkultur yang melanda seluruh dunia. NAM sebenarnya merupakan kebangunan kembali faham kuno yang sudah dikenal dalam agama animisme, dinamisme, mistis (timur), dan juga gnostik (Kaum gnostis meyakini bahwa orang-orang yang taat telah mendapatkan pencerahan yang istimewa, dimana mereka telah mendapatkan satu tingkat pemahaman yang rahasia atau lebih tinggi yang tidak dapat diakses oleh mereka yang tidak terpilih) yang secara turun temurun dikenal dan dipraktekkan dalam budaya tradisional yang prinsipnya bersifat panteisme, yaitu bahwa alam adalah realita utama (macro cosmos) dan manusia adalah bagian dari realita itu (micro cosmos).

Sejarah dari New Age Movement (NAM)
Walaupun gerakan ini memberi ciri mulai tahun 1960-an, sebenarnya akar gerakan ini sudah mulai muncul mulai dari abad ke-19, tepatnya tahun 1875, ditandai dengan munculnya banyak gerakan spiritual di Eropa dan Amerika, salah satunya adalah Theosophany. Gerakan ini disebut dengan The Theoshiopical Society (yang kelak dikenal dengan New Age), yang didirikan oleh Madame Helena Petrovna Blavatsky. Idenya memberikan kontribusi akan harapan akan sebuah New Age (Era Baru) diantara pelaku spiritualitas dan orang yang percaya kepada astrologi, yang bagi mereka datangnya era New Aquarian menjanjikan sebuah periode dari brotherhood and enlightenment.

Doktrin-doktrin yang prinsipil dalam gerakan ini sangat dekat dengan tradisi Hindu. Gerakan ini meyakini bahwa alam semesta harus dihormati sebagai kesatuan hukum yang fundamental di alam semesta. Umat manusia adalah bagian dari proses evolusi. Tubuh adalah sementara sedangkan kehidupan roh itu kekal. Jadi ketika seseorang meninggal maka kehidupannya secara roh akan tetap berlanjut dan pada saatnya roh tersebut akan lahir kembali (bereinkarnasi) melalui tubuh yang baru. Kehidupan manusia dibatasi dan diatur oleh yang namanya hukum Karma. Walaupun demikian, individu memiliki kekuatan untuk membebaskan diri mereka dari keterbatasan manusiawi melalui meditasi.
Dan gerakan ini terus berkembang sampai mencapai puncaknya pada tahun 1960-an.

Tema-tema dalam New Age Worldview
Tema-tema dalam Nam banyak yang mirip dengan ajaran Hindu. Norman Geisler menuliskan doktrin dasar dalam NAM yang dikombinasikan dalam hal-hal berikut:

The Cosmos
Kosmos diyakini sebagai sesuatu yang murni, tidak bisa dibedakan, energi dari alam semesta, atau kekuatan dari hidup (life force). Segala sesuatu merupakan satu kesatuan, proses yang interconnected yang bisa disadari sebagai sesuatu yang ilahi. Dengan kata lain Tuhan ada di dalam semua dan semua adalah Tuhan. Jika kita semua adalah Tuhan, maka otoritas tertinggi ada di tangan kita. Tuhan adalah energi bukan sebagai satu pribadi. Inilah yang disebut dengan karakteristik Pantheisme dari Hindu worldview. Semua benda mengambil bagian dari satu esensi ilahi. Karena itu segala sesuatu adalah sempurna.
Dalam pandangan ini, kosmos dihormati sebagai keberadaan yang sungguh-sungguh ada dan hidup dari pada hanya sekedar objek material. Realita adalah sebuah totalitas, dimana tidak ada perbedaan antara natural dan supranatural. Mimpi dan fantasi sama dengan realita dari pengalaman objektif. Nature itu sendiri dihormati sebagai sebuah refleksi dari realita yang ultimate, sehingga lingkungan harus dijaga dan dipelihara. Ekologi, atau biasa dinamakan green issues, adalah isu yang penting dalam agenda NAM.
Pandangan ini juga memandang bahwa semua agama memiliki esensi yang sama. Yesus, Budha, Muhammad, dan Lao-tzu mengajarkan hal yang sama, di mana semuanya bisa menyatu dengan the One. Itulah sebabnya tidak mengejutkan jika gerakan ini sangat toleran dengan pluralisme. Mereka toleran dengan semua agama, dan memiliki keinginan untuk menggabungkan agama-agama tersebut (sinkritisme).

The Self
Dibangun berdasarkan pemahaman bahwa semua adalah satu, maka umat manusia juga adalah satu. Manusia adalah bagian dari ilahi karena semua kosmik adalah Tuhan. Shirley McLaine meneriakkan: ”Saya adalah Tuhan!”
Menurut NAM, manusia pada dasarnya adalah spiritual dan tidak hanya fisik. Manusia, seperti halnya yang lain, hanya eksistensi dari the Oneness dan individualitas adalah bagian dari ilusi. Kemanusiaan tidak dibangun berdasarkan manusia itu sendiri tetapi dari The One Self. Tugas utama manusia adalah menemukan realita bahwa dia itu devine (ilahi). Hal ini tidak dicapai melalui sesuatu yang objektif, tetapi berdasarkan pengalaman subjektif yang terjadi di dalam pikiran.
Jadi, menurut gerakan ini, kita tidak bisa hanya memaksimalkan satu bagian dari otak, tetapi keduanya – baik otak kiri maupun otak kanan (hemisphere kiri dan hemisphere kanan) – harus dimaksimalkan.
Reinkarnasi adalah konsep umum yang lain dari NAM (merupakan ide dari agama Hindu). Reinkarnasi adalah lingkaran hidup manusia dalam lingkaran karma. Tujuan akhir adalah bergabung dengan absolute One. Keluar dari lingkaran karma ini hanya dapat diraih melalui pemahaman mistikal yang merupakan kunci untuk disadarkan dari ketidaktauan akan keilahian diri kita sendiri.
Rasa sakit dan penderitaan berasal dari ketidakseimbangan energi (dalam China dikenal dengan Chi, dalam Hindu, Prana). Penyembuhan terjadi jika energi ini diseimbangkan yang dapat diraih melalui Yoga, akupuntur, natural herbal, bahkan pembedahan fisik. Pengobatan secara holistik adalah aspek yang paling berkembang dan berpengaruh dalam NAM.

Community
Penekanan kepada pembebasan individu dari karma melalui pencerahan cenderung menempatkan penekanan pada individual. Penting bagi individu untuk mencapai kesadaran kosmis melalui pencarian pribadi. Walaupun tujuan utamanya untuk mencapai penyatuan dengan the One, hal tersebut dicapai secara pribadi. Istilah seperti ’aktualisasi diri’, ’human potential’, dan ’self-potential’ telah menjadi kosa kata NAM.
Jika dalam Hindu Worldviw, efek dari karma didasarkan dengan adanya penekanan akan kasta, maka dalam NAM hal ini tidak ada. NAM menekankan bahwa semua orang sama, termasuk tidak ada perbedaan antara lelaki dan perempuan.
Penekanan pada komunitas memimpin pada satu kebutuhan yaitu, perdamaian. Perdamaian telah menjadi tema yang penting dalam NAM. Batasan politik menjadi sesuatu yang tidak terpakai. Satu pemimpin untuk satu dunia adalah prinsip dari NAM. Marxism dan Capitalism menjadi hal yang dihormati sebagai dua sistem politik yang saling melengkapi dimana keduanya saling mengisi dan perlu untuk disatukan.
What is needed now is for an explicit recognition [pengakuan] that Marxism vs Capitalism is not a ”holy war” as some crusaders [salib] of dogma would have it but is an example of a Complementarity. Marxist and Capitalist socio-economies are complementary concepts, neither one is wrong or better than the other and that both perspectives are needed to fully understand a social system that works without detrimental [merugikan] effects on groups or individuals.

Time
NAM melihat waktu sebagai sebuah siklus yang tidak berakhir. Pandangannya sangat mirip dengan pandangan Hindu. Hal ini dilihat dari konsep reinkarnasi dan juga dalam konsep peroidisasi sejarah. Periode universal dinyatakan dalam zaman astrological. Gerakan dalam era Pisces ke Aquarius dilihat sebagi waktu yang sangat penting.
Pandangan ini berbeda dengan sekular worldview yang melihat waktu sebagai sebuah garis lurus. NAM melihat bahwa aliran waktu dapat berbeda yang dapat ditemukan selama meditasi dan pengalaman out-of-body.

Value
Sebagaimana dengan pandangan Hindu, thesis mengenai monisme membawa asumsi bahwa tidak ada yang absolut. Semua adalah relatifitas! Jadi tidak ada perbedaan antara baik dan jahat. Baik atau jahat hanyalah label yang diberikan manusia. Orang bisa saja pada dasarnya baik, tetapi melakukan hal yang jahat.
Dosa yang hanya terjadi di NAM adalah katidaktahuan akan kesatuan dan keyakinan dalam individual self.

Apa Kata Alkitab?
Sebagai pengikut Kristus kita percaya percaya bahwa Alkitab adalah kebenaran yang objektif dan diinspirasi oleh Tuhan (baca 2 Tim 3:16; 2 Pet 1:21;Mat 5:18). Dan mari melihat semua tema NAM ini dari kebenaran Alkitab.

The Cosmos
Kejadian mencatat bahwa Allah adalah Pencipta dan yang lain adalah ciptaan. Jadi pernyataan bahwa Allah adalah semua bukanlah pernyataan Alkitabiah. Dan Tuhan adalah satu pribadi bukan energi. Di dalam Alkitab Yesus tidak sama dengan guru-guru lain. Dia bukanlah nabi, atau orang suci. Tetapi Yesus adalah anak Allah yang hidup, yang berinkarnasi untuk menyelamatkan manusia.
Ideologi inti dari Gerakan Zaman Baru adalah “pantheisme”: God is all and all is god. Paham ini sama sekali bertentangan dengan apa yang dikatakan Alkitab. Rasul Paulus menjawabnya dengan sangat tepat. “Satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua” [Efesus 4:6]. Kembali ke agama alam jelas tidak ada faedahnya. Bukankah alam semesta ini ciptaan Tuhan? Mengapa tidak datang langsung kepada Sang Pencipta?
Allah juga adalah Allah yang berpribadi yang memiliki kehendak, bukan sekedar energi atau the force.

The Self
Manusia adalah gambaran Allah, bukan Allah itu sendiri. Allah menciptakan manusia serupa dan segambar dengan diriNya. Kej 1:26 mengatakan, ”Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Hal ini berarti manusia diciptakan berbeda dengan ciptaan lainnya.
Tugas manusia bukan menemukan keilahiannya, tetapi menjadi rekan sekerja Allah mengerjakan misi Allah di tengah-tengah dunia ini.

Community
Komunitas Kristen adalah tema yang sangat besar di Alkitab. Siapapun anda, orang Barat, Cina, Afrika, Asia, semuanya berasal dari Adam dan Hawa. Karena itu Alkitab pertama sekali menggagas bahwa manusia adalah satu universalitas di mana semuanya duduk dan berdiri secara equal. Dalam Christian worldview individualistik tidak hilang, tetapi dihargai dan diterima. Setiap orang punya nilai-nilai insintrik di dalam dirinya. Dia berharga dan dihormati.
Bahkan Alkitab mencatat dimana orang-orang yang dipanggil menjadi sebuah komunitas yaitu ekklesia atau gereja.

Time
Kita tidak hidup dalam sebuah siklus. Tetapi kita hidup dalam satu metanarasi Allah, mulai dari Penciptaan – Kejatuhan – Penebusan – Pemulihan. Manusia hanya hidup sekali dan kemudian mati, dan akan menghadapi tahta pengadilan Allah di dalam kekekalan.

Value
Gerakan zaman baru menganut pandangan: tidak ada kebenaran yang absolut karena semua agama tidak lebih dari sekadar jalan menuju Tuhan (pluralisme). Pemahaman ini sangat bertentangan dengan kesaksian Alkitab dalam Injil Yohanes 14:6 dan Kisah Para Rasul 4:12. Baik Yohanes maupun Kisah Para Rasul tegas menyatakan KESELAMATAN HANYA DI DALAM DAN MELALUI TUHAN YESUS KRISTUS. Kebenaran kita adalah kebenaran yang dinyatakan Allah dalam Alkitab.
Allah adalah standar moral yang menjadi ukuran dari penilaian moral. Ada satu kebenaran yang absolut, yang diakarkan kepada PENCIPTA.

Penutup
Ada banyak pandangan dari NAM yang sangat berbeda dengan kebenaran Alkitab. Bagaimana mereka memandang kosmos, memandang manusia, memandang komunitas, memandang waktu, dan nilai. Semuanya ini menjadi tantangan bagi kita. Banyak pengaruh NAM yang memasuki gereja yang membuat kotbah menjadi tidak alkitabiah, bahkan pengaruh NAM bisa membuat gereja kehilangan kebenaran biblikanya karena pengaruh NAM. Mari mewaspadai hal ini.
Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan.(Kolose 2:8-9)
Karena ...
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. (Kolose 2:6-7). 


Solideo Gloria!

Jumat, 15 Juli 2016

INTEGRITAS

Oleh : Laksana Umanda Sitanggang, ST, MT


Jika kita melihat situasi lalulintas sehari-hari, kita dapat melihat banyak terjadi peraturan lalulintas, dan jika berhasil melanggar aturan menjadi sebuah kebanggan, atau lelucon dan tidak ada kesadaran tertib berlalu lintas. Ketika tiba di kantor, banyak pekerja yng tidak sungguh-sungguh bekerja, menghabiskan waktu kerja untuk internet, game dll. Pimpinan perusahaan menyuarakan kebenaran tapi jauh dari prakteknya. Pemilihan legislatif pun hanya mencari simpati tapi prakteknya jauh dari realisasi.

Batsell Barrett Baxter : Ketiadaan integritas adalah faktor yang paling mengganggu dalam kehidupan modern. Ketiadaan integritas akan menghancurkan individu dan bangsa.
Amsal 10: 9 “Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui.” (Whoever walks in integrity walks securely, but he who makes his ways crooked will be found out. (NIV.Amsal 11:3 “Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya”( The integrity of the upright guides them, but the crookedness of the treacherous destroys them.(NIV. Mazmur 25:21 Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku menanti-nantikan Engkau. (“May integrity and uprightness protect me, because my hope is in You”).

Apakah Integritas ?
      Keutuhan karakter, konsistensi antara perkataan dan perbuatan, ketaatan mutlak terhadap standar moral, nilai-nilai kebenaran dan perilaku.
      Dalam pandangan kristiani, integritas berarti menjalani hidup sesuai dengan standard Allah, prinsip Allah dan nilai Allah, dimanapun saya berada, siapapun yang bersama saya dan apapun kondisi disekitar saya.
      Integritas berarti, kepercayaan saya, tingkah laku saya, perkataan dan perbuatan saya sesuai dengan sifat Allah

Mari kita belajar dari dua Tokoh Perjanjian Lama yaitu Yusuf dan Daniel
Yusuf.Ia seorang yang sangat disayang ayahnya, namun dibenci saudaranya, dimasukkan ke lobang sumur, dijual menjadi budak, difitnah hendak melakukan perkosaan, masuk penjara dan tiba-tiba menjadi penguasa Mesir (Kej 39 : 5-6 ,Kej 39 : 21-23).
Dua pelajaran penting:
  1. Integritas dalam pekerjaan
     Mengalami ketidakadilan
     Menghasilkan kesempurnaan pekerjaan
Dalam hidupnya Yusuf mengalami ketidakadilan, dia punya banyak alasan untuk mengasihani diri, tidak berintegritas, tidak mengerjakan dengan maksimal, ia bisa saja beralasan kecewa karena dibuang, difitnah. Seberapa sering kita membuat alasan ketidakadilan menjadikan kita tidak mengerjakan dengan maksimal, bos pilih kasih, saya tidak diberi tanggung jawab. Apapun situasinya tidak akan kita izinkan untuk mempengaruhi integritas kita. Kita sering berkata “saya kurang diperhitungkan”, “saya disepelekan”. Jika ini yang menjadi alasan kita, kita sedang kehilangan identitas kita.  Dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri (Kej 39:6b).Tiga belas tahun menjadi budak, ia bekerja dengan sangat baik dan tidak dipromosikan. Kita pun mungkin mengalami hal ini, tidak dipromosikan tapi itupun tidak boleh menghentikan kita untuk berbuat sebaik yang kita lakukan.
  1. Integritas dalam kehidupan seksual
     Affair yang berpeluang menguntungkan
     Teguh menjaga kekudusan
     Melarikan diri meninggalkan posisi pengawas menuju penjara
Kej 39:9b “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?“(39:23) Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.  Kita menghadapi 2 godaan sexual yaitu : serbuan pornografi/aksi setiap hari dan kita dipicu oleh dorongan sex kita sendiri. Yusuf melawan hasrat diri dan godaan itu, Mungkin saja tidak ada yang aktif menggoda kita, tapi kita sendiri yang menggoda hasrat kita untuk jatuh. Jika Yusuf mengikuti godaan istri tuannya mungkin ada 2 keuntungan : dia akan mendapat materi/dilayani, meningkat status sosial dan dapat menikmati hasrat sexualnya). Ada orang yang berani selingkuh dengan atasannya untuk mencari posisi aman. Yusuf tahu konsekuensi menolak  istri Potifar, ketika ia menolak berarti ia sedang beralih dari posisi kerjanya masuk ke penjara demi menjaga kekudusan, berlari dari istri Potifar artinya berlari dari posisi nyaman ke penjara. Seberapa sering kita menang untuk tidak membuka situs-situs porno dan seberapa sering kita mengalah untuk itu.
Daniel. Seorang keturunan bangsawan, berpendidikan, menunjukkan  dengan tegas integritas dirinya, menjadi pejabat tinggi dalam empat rezim pemerintahan. (Daniel 1: 8-9 ,Daniel 3: 16-18, Daniel 6:2-4)Puncak-puncak gunung es ketaatan Daniel : Dan 1:8: Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya, (3:18b) bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.“(6:5b) tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. (6:6b) "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!"

Empat pelajaran penting dari Daniel :
  1. Berintegritas untuk tidak menajiskan diri . makanan atau minuman raja adalah perintah/aturan, biasanya kita tidak berani menentang aturan, terjebak dalam dosa terstruktur tapi Daniel tidak mau terjebak dalam dosa terstruktur, dia menjaga dirinya agar tidak tercemar. Mungkin di kantor ada dosa terstruktur, kita harus menjaga diri supaya tidak ikut larut dalam dosa itu, kita harus menjaga supaya tidak terlibat dari dana-dana fiktif. Sejak awal, Daniel menyatakan identitas dirinya, dalam hal inilah kita sering gagal karena sejak awal kita tidak memproklamirkan identitas diri kita, ketika kita menunjukkan identitas kita sejak awal, akan sangat membantu kita untuk berintegritas. Ketika kita masuk ke system yang baru, proklamirkan identitas diri kita. Tentulah Daniel dkk bukan saja tidak menajiskan diri dari makanan saja, tetapi juga menjaga diri dari pola belajar, etika. Karena itu Allah mengaruniakan pengetahuan. Tentu kitapun tidak boleh menajiskan diri di semua aspek, integritas harus mencakup seluruhnya, kita tidak mungkin terpecah soal integritas.
  2. Berintegritas membayar harga. Daniel tetap berintegritas meski resiko kehilangan nyawa. Kita sering tidak siap dengan resiko. Kita mau bekerja apa adanya, tapi gaji ingin tinggi. Jika kita belajar biasa-biasa saja, artinya IP kita juga biasa. Kita tidak bekerja maksimal di tempat kerja, tapi minta dipromosikan. Orang yang berintegritas siap dengan konsekuensi. Kita lebih sering melihat konsekuensi baru bertindak, “kalau hal itu menyulitkan, membuatku menderita, aku akan berdiam diri “. Tapi Sadrakh dkk siap dengan konsekuensi apapun “JIka Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami…tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku..Dan 3:17-18. Mereka berpegang teguh pada kebenaran, apapun konsekuensinya.Kalau kita selalu melihat konsekuensi, kita ragu Allah mampu memelihara kita. Integritas berarti tetap lakukan kebenaran, apapun konsekuensinya, kebenaran adalah patokan dan menutup mata terhadap konsekuensi
  3. Berintegritas dalam bekerja. Tidak didapati kesalahan apapun dari Daniel, kecuali dalam hal ibadahnya pada Tuhan (Dan 6:5). Jika kita konsisten, maka inilah jalan bagi kita untuk promosi. Daniel mendapat promosi karena tidak melakukan kesalahan apapun. Tidak ada kesalahan inilah jalan pintu-pintu promosi. Apakah kita di tempat kerja dapat dinilai oleh teman-teman kerja kita sebagai orang yang tidak melakukan kesalahan apapun? Tidak ada alasan untuk menjadi biasa-biasa saja, seharusnya kita menjadi bintang-bintang bersinar karena kita diperlengkapi untuk itu.   
  4. Berintegritas dalam persekutuan dengan Tuhan. Apakah kesibukan kita memenuhi perintah bos kita membuat persekutuan kita dengan Tuhan diabaikan? Pertemuan dengan orang-orang tertentu bisa membuat relasi dengan Tuhan menjadi memudar. Ketika kita bisa menjalin relasi dengan Tuhan, ini menjadi bukti integritas.
Mengapa mereka memiliki integritas yang sangat tinggi ?
      2 Tim 1:12 “Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan”. Mereka tahu dengan benar, secara pengalaman bukan hanya teori kepada siapa mereka percaya, bahwa Allah yang mereka percaya itu akan memelihara apapun. Orang yang bergaul karib dengan Allah itulah yang membuat Daniel sanggup berkata seperti itu. Integritas itu sangat berkaitan dengan kedekatan (relasi) dengan Dia yang menciptakan kita. Pengenalan kita dengan Tuhan akan menetukan bagaimana ketaatan kita. Karena mereka mengenal, maka nilai-nilai dari yang mereka percaya itulah yang jadi penggerak, bukan hal diluar itu, bukan dipengaruhi oleh situasi  
      Digerakkan oleh nilai, bukan oleh keadaan. Situasi apapun tidak menjadi alasan untuk tidak berintegritas. Bukan tidak ngeri membayangkan perapian yang menyala-nayal, gua singa, tapi nilai-nilai yang dia percaya itulah patokan, nilai pada diri Allah yang menggerakkan saya mengambil keputusan.
      Bergerak pada lingkaran pengaruh. Daniel dan Yusup berada dalam lingkaran pengaruh. Istri Potifar tidak bisa dicegahnya/menghentikan godaan, dia tidak punya kuasa, dia hanya tidak mau tergoda. Untuk sesuatu di tempat kerja yang tidak dalam pengaruh kekuasaan kita, janganlah terlibat, jagalah diri sendiri bersih. Ketika kita tidak mau jatuh dalam system yang rusak, dengan sendirinya system itu akan jatuh. Fokus pada hal-hal yang dipengaruhinya.

10 Prinsip integritas
  1. Lakukan hal benar, meskipun itu merugikanmu. Jangan pedulikan walau harga yang kita bayar kelihatan lebih besar.
  2. Integritas selalu menghasilkan lebih dibandingkan harga yang kamu bayarkan. Dibenci teman, difitnah tidak sebanding dengan kemulaannya menjadi orang kepercayaan dibawah raja, gua singa membuat Allah Daniel harus dihormati.
  3. Kita tidak pernah tahu, apa yang  sedang Allah persiapkan untuk kita, kecuali kita terus berintegritas menjalani hidup ini.
  4. Kekecewaan tak dapat dihindarkan, namun kesengsaraan adalah pilihan
  5. Kekecewaan merupakan kesempatan besar untuk langkah berikutnya bersama Allah
  6. Integritas adalah jalan menuju istana
  7.  Hanya Tuhan yang melihat akhir segala  sesuatu bahkan dari permulaannya
  8.  Allah sering menggunakan komitmen ketaatan dan kesabaran dalam integritas untuk  menunjukkan “mengapa?”
  9. Promosi  berasal dari Allah, tetapi datang melalui orang-orang yang berada di atas kita, yang memperhatikan integritas kita. Tunjukkan integritas pada atasan, bukan jadi penjilat.
  10. Terdapat kepuasan kekal jika hidup kita berarti. Orang yang berintegritas itu akan memberi dampak.
Empat godaan “perongrong” integritas
      Uang
      Seks
      Kekuasaan
      Kesombongan
Empat hal yang menggerogoti integritas, yang pelan-pelan mengerogoti kita seperti kanker :
      Berhenti mendengar dan belajar. Teruslah mengembangkan diri dan potensi
      Berhenti hidup sesuai dengan pendirian/keyakinan kita dan karakter kita semakin lemah. Mulai goyah dengan keyakinan.
      Berhenti berjalan dalam kesadaran akan pengaruh kita dan kontribusi kita. Kehilangan kesadaran bahwa integritas kita mempengaruhi orang lain.
      Kehilangan hubungan yang intim dengan Tuhan
Empat alasan mengabaikan integritas
      Takkan ada orang yang tau
      Hanya sekali ini saja
      Siapa yang menuruti aturan akan selesai paling akhir. Kita takut tidak selesai sehingga mengabaikan integritas.
      Saya hanya mengambil apa yang menjadi hak saya
Hal yang harus diingat
      Allah melihat, meskipun tidak ada orang lain yang melihat
      Integritas dapat dihancurkan oleh satu keputusan pada suatu saat. Satu keputusan sajapun bisa menhancurkan semua, membangun integritas sangat lama, tetapi menghancurkannyasangat cepat.
      Kadang-kadang integritas menuntut harga yang sangat tinggi. Integritaslah yang membuat Yusuf masuk ke istana, integritas itulah yang membuat Daniel konsiten dan bekerja di 4 rezim.

Apakah saya berintegritas?
Siapakah saya ketika:
      Saya sangat yakin tidak seorang pun akan mengetahui yang saya lakukan
      Saya sangat yakin, tidak seorang pun yang dapat membuktikan perbuatanku
    Saya mempunyai kuasa terhadap orang-orang yang dapat merintangi/menghalangi perbuatan saya
 Saya yakin bahwa hasil yang akan saya peroleh lebih baik/besar dari pada konsekuensi/hukuman  yang akan saya terima

MICHAEL C. JENSEN : Integrity: Without It Nothing Works. 



Solideo gloria

Minggu, 03 Juli 2016

MATERIALISME DAN HEDONISME

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh


Materialisme

Philosofi Budaya Barat mengatakan ‘that only the material world exist (hanya dunia materi yang ada, yang lain tidak pernah ada)’. Dalam pemahaman filosofi barat yang diajarkan adalah :sesuatu yang tidak bisa berada dalam 3 dimensi itu bukanlah sebuah realita, maka satu-satunya yang realita adalah materi.  It denies both the existence of God and that moral values have any grounding in God’s law (dengan ini menolak eskistensi Allah  moralitas sesuai kehendak Allah). Dalam paham materialisme tidak ada yang disebut Allah, karena Allah tidak berwujud, jadi tidak mungkin ada, karena Allah tidak ada maka tidak ada satupun hukum moral Allah, maka ukuran benar atau salah semua tergantung kita dan tatanan dalam masyarakat. Dalam materialisme,money makes the world go round(uanglah yang melalukan apapun didalam dunia ini).tentu ini adalah paham yang salah, karena uang bukanlah segala-galanya. Pemahaman materialisme pertama kali dimunculkan oleh Lucretius (99-51 BC) seorang materialist klasik terbesar yang dipengaruhi oleh Epicuros (341-270 BC): Refute the religion at that time  by explaining the origin of everything in Nature. Mereka menolak konsep segala seuatu tentang agama, karena dipahami bahwa segala sesuatu adalah alamiah (berdasarkan alam), menolak konsep tentang Roh dan Ilahi.

Karl Marx  (salah satu tokoh materialis dan sosialis) :The material condition of life determined economic and political life, and he saw them as shaping history even by conclusive change as reality broke through on the ideological construct which ruling groups had imposed on society (dalam hidup ini materilah yang menentukan segala sesuatunya baik kehidupan politik dan ekonomi, kehidupan materilah yang menentukan keadaan seseorang di masyarakat dan seluruh aspek hidupnya). Kaum proletar (miskin/buruh) tidak memiliki apapun sehingga mereka kehilangan hak ekonomi  dan merekapun kehilangan hak politik, itu sebabnya orang miskin adalah kelompok powerless (tidak punya kekuatan apa-apa). Maka salah satu pandangan materialis adalah memandang seseorang dari apa yang dia punya. Sebagai alumni kitapun rentan dengan hal ini, kita bisa tergoda dengan barang-barang kepunyaan orang lain, memandang apa yang dimiliki orang lain dari merk nya. Bagi orang materialis, mereka akan selalu membutuhkan orang lain selama  mereka memberikan profit/keuntungan baginya secara materi dan tidak akan bersahabat dengan orang lain yang akan merugikan mereka.Seharusnya kita membutuhkan orang lain bukan karena ada sesuatu dalam dirinya yang kita perlukan, tetapi karena ada sesuatu dalam diri kita yang dapat membuat orang lain lebih baik.

Popular Meaning of Materialism (arti popular materialisme)

Money is the basic engine of human action, that the end of life is to buy goods (uang adalah mesin semua tindakan dan pilihan semua kehidupan adalah anda punya segalanya karena dapat membeli apa yang diinginkan). Hal ini juga terjadi di budaya orang batak, bahkan di gereja, orang yang kaya akan lebih dihormati, bukan orang yang bermoral.Money is to suppose to supply human values (uang dianggap sebagai pendukung pada sebuah kehidupan).Padahal harga diri kita tidak diukur dari berapa gaji kita, berapa sumbangan kita. Fact: Money can not buy love, joy and peace!(Faktanya: uang tidak dapat membeli cinta, sukacita dan damai). Menikah dengan seseorang karena dia kaya raya itu bukan cinta, itu materialis. Orang bisa membayar arti mahal untuk menghiburnya, tetapi sukacita dan damai tidak dapat dibayar dengan apapun.Itu sebabnya Daud seorang raja yang gagah perkasa berkata “hanya dekat Allah kiranya aku tenang” (Mazmur 62:6-9). Materialisme membuat ciptaan menjadi objek penyembahan (bukan Sang Pencipta). bd. Mt.6:24.ketika kita menempatkan apapun diatas Allah, kita adalah orang yang materialis, ketika kita menggeser posisi Allah dengan pekerjaan, suami/istri, harta, maka itu adalah penyembahan berhala dan bagian dari materialis.

HEDONISME. Hedonism (yunani: hedone: pleasure). Pleasure is considered as the ultimate good.kesenangan dianggap sebagai hal yang paling uatama dari keindahan/kebaikan, jika tidak mendapatkannya berarti bukan sebuah kebaikan. Kalau kita merasa tenang karena memilki banyak uang, itu bagian dari materialis. Hedonisme bermula dari Materialisme (Faith in things), tingkah laku hedon didukung oleh materi. 

Hedonisme dibagi 2 Jenis:
     A. Ethical Hedonism.
     B. Psychological Hedonism.     

I.ETHICAL HEDONISM
Pleasure instrinsically is good (that is desire in it self as an end not as a means to something else); and that displeasure intrinsically is evil. (Kesenangan itu secara intrinsik adalah baik, tapi ketika mengalami yang tidak menyenangkan itu tidak baik) Hal ini beretentangan dengan alkitab, seperti tertulis di Mark 8:34 “setiap orang yang  mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”hal ini dapat disebut ketidaknyamanan menurut paham ini, dan itu manjadi hal yang salah.Ethical end for man must be pleasure that is painlessness (akhir dari hidup manusia itu adalah sebuah ketenangan/kenyamanan) sehingga apapun yang kita lakukan asal kita tenang, boleh saja, tidak ada unsure dosa didalamnya.Epicurian taught that pleasure is morally right and displeasure is morally wrong (kesenangan secara moral adalah benar dan ketidaksenangan adalah salah). Jadi setiap hal yang membuat tidak nyaman/senang hal itu adalah jahat. Duty is to maximize the quantity of pleasure (tugas utama kita adalah meningkatkan kuantitas kesenangan).Modern hedonists: It is our obligation to work for the greatest good for the greatest number of people over the long run (adalah sebuah kewajiban kita untuk bekerja untuk kebaikan yang terbaik dari sejumlah besar orang-orang yang bersama dengan kita).Prinsipnya : kalau kita berusaha untuk terus mendapatkan segala sesuatu yang terbaik yang menyenangkan manusia, maka itu adalah tanggung jawab kita, tidak ada satu patron/koridor etika didalamnya, yang penting kesenangan.

   Critics:
   Some pleasures are evil (ex. sadism)(beberapa kesenangan adalah jahat, seperti sadisme) and some pain is good (ex. warning pain)(beberapa kesakitan adalah baik, contoh rasa sakit bisa menjadi peringatan untuk lebih hati-hati).


II. PSYCOLOGICAL HEDONISM
Tindakan natural dan reguler manusia diarahkan atau dikontrol oleh keinginan untuk kesenangan (pleasure), apapun itu, semua diaturuntuk kesenangan.Dasarnya adalah asumsi bahwa pada dasarnya manusia secara alamiah mencari ‘kesenangan’.Hedonisme psikologis menjadi suatu motivasi setiap tindakan manusia dan hal inilah menjadi dasar asumsi terapi oleh Sigmund Freud dan Carl Rogers.Dalam hedonisme psikologis agak sulit untuk membedakan antara desirable dengan pleasure. Why?  Sesuatu yang ‘desirable’ mungkin tidak dibutuhkan untuk menjadi ‘pleasure’ pada saat itu.Hedonisme dipopulerkan oleh Hefner dengan falsafah playboy philosophyWe seek pleasure for pleasure’s sake.Munculnya situs playboy adalah untuk mencari kesenangan.
Berbagai ciri Hedonisme
  • Makan dan minum berhambur-hamburan bahkan sampai muntah. bd. Flp.3:18-19.Dalam sehari 500.000 ton makanan terbuang di seluruh dunia.seberapa sering kita membuang makanan, atau makan bersisa setiaap hari? Makanlah secukupnya dan jangan membuang makanan
  • Hidup pesta pora dan berpoya-poya – belanja, tamasya (konteks pemborosan) dll.Tamasya, belanja tidak dilarang hanya jangan berlebihan.Jika penghasilan kita semakin tinggi bukan gaya hidup kita yang makin meningkat, tapi persembahan kita seharusnya makin banyak
  • Mencari segala kepuasan atau kesenangan duniawi/jasmani/free. bd. Gal.5:19-21.
  • Hidup dengan prestis/demi tidak ‘jadul’. Alasan kita membeli sesuatu bukan demi gengsi tapi memang kita butuhkan.
  • Keinginan dirubah menjadi kebutuhan.
  • Rumahnya penuh dengan makanan, pakaian atau benda-benda yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Pandangan Alkitab
  1. Do all things for the glory of God. 1 Kor.10:3, segala sesuatu kita lakukan dalam nama Tuhan. Berapa banyak dari kita yang bertanya pada Tuhan sebelum membeli sesuatu? Kita harus bertanggung jawab terhadap semua milik kita agar bisa dipakai untuk waktu yang lama, belajar menghargai berkat-berkat Tuhan
  2. Seek the good of others. 1 Cor.10:24. Ketika kita diberkati Tuhan, kita juga harus memikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk kebaikan orang lain
  3. Pemborosan yang Alkitabiah. Mt.26:6-12.wanita miskin ini berani berkorban minyak mahal untuk mengurapi Yesus, peristiwa ini menjadi sebuah persiapan bagi Yesus sebelum disalibkan, karena bagi orang Yahudi, setiap mayat harus diberi rempah-rempah dan Yesus tidak sempat diberi rempah-rempah karena Ia telah bangkit. Hal ini menekankan sebuah persembahan bagi pekerjaan Tuhan/pelayanan
  4. Cinta uang adalah akar dari segala kejahatan. 1 Tim.6:9-10. Oleh mengejar uanglah orang menghalalkan kejahatan, disinilah pentingnya contentment, “asal ada makanan dan pakaian cukuplah(1 Tim 6;8)”
  5. Uang mengikat hati. Lk.12:16-21; Mt.19:21. Dimana hartamu berada disitulah hatimu berada
  6. Materi menarik orang jauh dari Allah. Lk.16:13; 6:21-24; Mt.6:19; 2 Tim.3:2. Kita tidak dapat mengabdi kepada 2 tuan, kepada Allah atau kepada mamon
Simplicity Against Hedonism
  1. Bekerja keras. Kej.3:19; Ef.4:28; 2 Tes.3:10.Mari bekerja keras untuk memberi yang terbaik, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan kita tapi juga menolong orang lain. Ef 4: 28 “orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri..”
  2. Simplicity of life. Flp.4:6,11-13; 2 Kor.6:10.mencukupkan diri dalam segala hal
  3. Penghasilan atau gaji tidak menentukan gaya hidup, tetapi oleh nilai hidup yang benar
  4. Contentment in Jesus. To have Jesus is more than enough (everything). 1 Tim.6:6-8; Kis.20:33; Tit.1:8.memeiliki Krustus lebih dari cukup
  5. Hidup sesuai dengan penghasilan/gaji. Lk.3:14 “..jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu”; Ibr.13:5 “janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu”.’Enough is enough’
  6. Hidup berdasarkan kebutuhan bukan keinginan atau prestige.



Solideo Gloria

Rabu, 15 Juni 2016

Partisipasi Politik Orang Kristen (Suara Anak Bangsa)

Oleh : Drs.Tiopan Manihuruk, MTh


Setelah penciptaan, Allah memberikan mandat kepada manusia  Kej.1:28 – be cultivated Mandat itu untuk mengeksplorasi bukan mengeksploitasi bumi demi kesejahteraan manusia dan mengelola bumi untuk menjadikannya ‘sorga’ bukan neraka. Demi realisasi mandat tersebut, Allah memberikan seorang penolong bagi manusia (Kej.2:18). Terbentuknya keluarga adalah menghadirkan shalom Allah, kita hadir di tempat kerja juga dalam rangka menghadirkan shalom Allah.Kejatuhan membuat manusia absurd melihat dan menyikapi mandat tersebut dan mereka hidup untuk diri sendiri, bahkan cenderung merusak, tidak mengerti kehendak Allah. Banyak organisasi yang menyuarakan ekologi karena mereka humanis dan akan berbeda jika kita yang melindungi alam karena mengerti mandat Allah. Penebusan dalam Kristus memulihkan manusia sehingga dapat kembali melihat dan mengerjakan mandat ilahi (Ef.2: 10)

Mandat Allah menjawab zaman: Musa dipanggil Tuhan untuk pembebasan Israel dari perbudakan di Mesir (Kel.2-4),Yosua melanjutkan atau menuntaskan kepemimpinan Musa hingga Israel tiba di tanah Kanaan, Yusuf (dipakai Allah untuk memelihara Israel pada masa paceklik), Daniel, Nehemia dipanggil Tuhan untuk berkarya, Yeremia, Yesaya menyuarakan sabda Allah  ketika Israel di pembuangan Babel.

Yesus & Kerajaan Allah (Lk.4:18-19), Ia menyampaikan kabar baik kepada orang miskin ,Bagi bagi orang tawanan,penglihatan bagi yang buta, membebaskan orang tertindas, memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. Bagi orang yang miskin rohani kabarkan firman Tuhan, jika ia butuh makanan/pakaian, berikan apa yang mereka perlu. Orang yang tertawan karena dosa, beritakan firman Tuhan, orang yang ditawan haknya/gajinya, perjuangkan haknya.

Yesus dan Politik.Ada 3 lapisan masyarakat pada masa Yesus, yaitu: Saduki kelas sosial atas yang kaya tapi minoritas(pengambil keputusan terpenting di Israel),  Farisi kelas menengah, bersahabat, berwatak urban dan sebagaian berjiwa revolusioner, Am Haaretz (Essena), kelas bawah dari kaum tani, buruh kasar, lumpen proletaria.Kepada kaum Essena Yesus memberikan perhatian-Nya dan merekalah lebih mendukung atau mengikuti Dia .Kekejaman Imperium Romawi mendorong Farisi mendukung aliansi kekuatan antar kelas bawah perkotaan dan kelas bawah pedesaan yang melahirkan kelompok Zealots yang kemudian mencetuskan pemberontakan massa Karena penindasan Imperium Romawi yang semakin keras maka seiring waktu dan secara psikologis menyebabkan lahirnya gerakan ke arah mesianik, yang merindukan datangnya seorang juruselamat (Mesias). Yesus datang menghadirkan Kerajaan Allah dan Dia sendirilah Sang Raja (Zak. 9: 9) dan para pengikut-Nya menyebut Dia sebagai Raja Israel (Yoh. 12: 13).Itulah sebabnya para pemimpin Romawi menganggap Yesus sebagai ancaman dan di bawah kekuasaan politik Pontius Pilatus Dia dihukum mati . Penguasa Romawi salah karena Yesus tidak akan pernah mendirikan kerajaan-Nya di dunia ini (Yoh. 18: 36) dan Yesus mengajarkan agar orang Yahudi taat kepada kekaisaran Romawi (Mt. 22: 15-21).Yesus adalah tokoh spiritual sekaligus tokoh politik yang tanpa kekerasan. Yesus mengajarkan ketaatan atau ketundukan pada pemerintah meskipun pemerintah itu sendiri penindas atau zalim. Oleh karena Yesus tidak berorientasi pada kekuasaan, Dia tidak pernah mendorong pengikut-Nya menggulirkan revolusi sosial .Visi politik Yesus adalah secara damai dan ini kemudian dilanjutkan oleh para Rasul (Rom. 13: 1-7; 1 Ptr. 2: 13-17;  1 Tim. 2: 2; Tit. 3: 1)

Apa essensi Politik?Kekuasaan (power) di mana dengan memegang kekuasaan maka pelbagai kepentingan menjadi mudah. Kekuasaan berarti kemampuan memengaruhi pihak lain agar mengikuti apa yang kita kehendaki).Dengan prinsip ini (kata Rudolf Otto) maka kekuasaan itu memiliki dua wajah: memesona dan mengerikan (tremendum et fascinatum) – antara dicinta dan ditabukan/dibenci. Politik berkaitan erat dengan pembuatan kebijakan (policy making) yang menyangkut hidup orang banyak (public).Karena itu politik selalu berhubungan dengan pemerintahan (polity) atau mencakup negara dan warga negara.  Dalam Politik berlaku: ‘who gets what, when and how?’ (Harold Laswell, 1972)Dengan prinsip ini politik dapat diartikan sebagai ‘the art of possibilities’.Sejatinya tujuan politik adalah common atau public good atau kebaikan bersama atau publik (Badiou & Norberto Bobbio)

Politik Kepemimpinan Otentik.Politik selalu tampil dengan dua wajah yang paradoksal: Epifani ketulusan dan ekspressi buruk rupa; Lambang akal waras dan pantulan sesat pikir.Tarik menarik diantara keduanya menjadi narasi sepanjang sejarah dan fenomena kedua yang acapkali tampil ke muka. Demokrasi sebagai jangkar utama politik yang dianggap merepresentasikan kehendak publik menyelenggarakan pemilu .Pemilu dapat dianggap jadi pintu masuknya wakil rakyat yang dapat mengubah kemustahilan menjadi kemungkinan, mentransformasikan angan-angan khalayak menjadi realita, mengejawantahkan mimpi kebangsaan menjadi bagian dari sejarah keseharian –istilah Bung Karno: Revolusi yang belum selesai . Pemilu melahirkan keterwakilan bukan saja secara fisik, tetapi lebih daripada itu ada visi yang jelas akan masa depan bangsa .Alan Badiou: Dengan kepercayaan (fidelity), pilihan (choice), dan menggerakkan perubahan (change)
3 alasan (minimal) adanya Pemilu :
  • Pemilu menyediakan kesempatan bagi rakyat untuk mengeja-wantahkan mandat institusional langsung. Mandat dengan kedaulatan rakyat penting dalam demokrasi modern, karena demokrasi yang tidak melibatkan rakyat hanyalah sebuah oligarkhi
  • Pemilu membuka kesempatan bagi perubahan politik secara damai melalui proses sirkulasi elite dan atau peneguhan komitmen politik baru. Kemungkinan menghadirkan muka atau kebijakan politik baru melalui pemilu adalah mekanisme membuat perubahan politik tanpa revolusi
  • Pemilu memberi kesempatan kepada rakyat menjadi penentu atas kontestasi, kompetisi dan rivalitas politik serta pilihan nilai yang menentukan nasib mereka hingga pemilu berikutnya. Melalui pemilu rakyat ditempatkan sebagai penentu berbagai pilihan prioritas dan cara terbaik mencapai tujuan kolektif. Pada sisi lain pemilu juga dikaitkan sebagai pendidikan dan komunikasi politik , tapi sayangnya kampanye menjadikan ideology tanpa makna, dan kampanye hanya dijadikan ajang pencitraan.
Substansi Pemilu 2014. Tahun 1999: Mengembalikan kedaulatan rakyat dengan menumbangkan Orde Baru dan militerisme, tahun 2004: Demokrasi yang lebih baik dengan parpol yang dibedakan dari simbol ideologis dan aliran, yaitu nasionalis dan agamis – pilpres I secara langsung , tahun2009: Sama seperti tahun 2004 - simbol ideologis dijual tanpa mencapai tujuan kolektif bangsa. Tema dan simbol ideologis dipermainkan untuk tujuan politik sesaat. Cita-cita reformasi gagal?Pemilu 2014 pemilihan tanda gambar Parpol disandingkan dengan pemilihan caleg dengan suara mayoritas. Ideologi parpol ‘digeser’ oleh kemampuan pencitraan dan daya jual serta money-politic .Pertarungan kaum idealis-nasionalis yang humanis dengan kaum oportunis, fundamentalisme agamis dan politisi sisa penguasa masa lalu dan politisi kotor .Politisasi agama dan simbolnya yang bermuara pada desakralisasi.Tumbangnya partai agamis Kristen yang sebenarnya bukan representasi umat (PDS, PDKB dll).Kepentingan bangsa dikalahkan oleh kehausan akan kekuasaan. Koalisi bukan didasarkan pada visi kebangsaan dan kesejahteraan rakyat, melainkan sebuah pertarungan para elit yang rakus akan kekuasaan dan uang serta demi hegemoni sebuah kelompok atau aliran. Dikotomi antara nasionalis (presiden dan wakil presiden harus kombinasi sipil dan militer) dengan agamis (moderat-fundamentalis).Trend pengusaha jadi penguasa .Ruang pluralisme yang digeser kaum fundamentalis. Lahirnya politisi karbitan dan aji mumpung. Rumah demokrasi akan diisi oleh orang yang tidak tepat (koruptor, preman, kroni, pengusaha dan politisi kotor).

Realita Perpolitikan Indonesia :Kontrak politik didasarkan pada koalisi transaksional bukan dengan platform partai dan agenda negara. Bukankah kepentingan elit politik dan parpol menggeser kepentingan bangsa? Sikap seperti ini akan melahirkan penguasa yang gastrosophic, yang hanya mampu mementingkan diri sendiri demi kelestarian kekuasaan. Selain pemerintahan yang gastrosophic, penguasa yang jahat dan memeras rakyat melalui korupsi juga menjadi pemerintah yang kleptokrasi di mana berpura-pura baik tetapi sebenarnya menyengsarakan rakyatnya. Memang harus diakui bahwa politik adalah seni segala kemungkinan (the art of possibilities).Ideologi bukan lagi menjadi rujukan untuk menciptakan ikatan politik. Ideologi politik dapat diubah sesaat untuk memenuhi kepentingan hasrat. Ideologi sebagai gagasan ideal yang hendak diperjuangankan secara konsisten hanya bernasib bagaikan pakaian yang bisa dipertukarkan sesuai dengan kebutuhan pentas kekuasaan. Ideologi telah sirna karena ideologi tidak lebih hanya berkedudukan sebagai label dagangan politik dalam slogan kampanye dan iklan politik untuk meraih simpati rakyat.Politisi Indonesia lebih bersifat opurtunis yang dibungkus dengan ideologi dan cita-cita. Itulah sebabnya lahir ambiguitas dalam kekuasaan politik. Ketika hasrat berkuasa menguasai sehingga merampok ideologi dan cita-cita politik, peluang yang senantiasa terbuka adalah sebentuk opurtunisme yang mendorong elite politik menjadi perampok kekuasaan.Sosok perampok kekuasaan selalu berhitung dengan realitas di sekitarnya (yang mengitarinya) bukan berjuang dengan memuliakan idealitas yang diyakininya. Maka hal yang wajar terjadi adalah realpolitik membinasakan ideal politik dengan pragmatisme sesaat. Real  politik hanya berhitung pada kekuasaan yang ingin didapatkan sambil dengan aneka tipu daya mematikan idealitas, moralitas, dan prinsip-prinsip humanitas. Sikap seperti ini erat dengan filsafat politik yaitu realisme politik. Kekuasaan dan bahkan menjadi keharusan untuk dijadikan sebagai tujuan utama tindakan politik. Memburu kekuasaan dengan realpolitik telah menjadi nyata bahkan  menjadi banalitas yang dapat mereduksi prinsip etika politik dengan kekerasan dan kebohongan. Koalisi yang sejati hanya akan dilandasi oleh kesesuaian ideologi, visi, misi dan program politik.Jika dengan dasar ini maka dapat disebut koalisi strategis dan para pemilih masih tetap percaya bahwa kekuasaan sebagai organum salutis, sarana keselamatan. Memburu kekuasaan dengan realpolitik telah menjadi nyata bahkan  menjadi banalitas yang dapat mereduksi prinsip etika politik dengan kekerasan dan kebohongan.


Koalisi yang sejati hanya akan dilandasi oleh kesesuaian ideologi, visi, misi dan program politik. Jika dengan dasar ini maka dapat disebut koalisi strategis dan para pemilih masih tetap percaya bahwa kekuasaan sebagai organum salutis, sarana keselamatan. Pada tataran permukaan, politik adalah perebutan kekuasaan, maka ideologi tetap merupakan faktor penjamin komitmen yang menyatukan berbagai partai politik yang berbeda. Koalisi tanpa visi yang berdasarkan kepentingan atau kenikmatan sesaat (epithumia) yang pragmatis hanya akan melahirkan pelacuran politik. 

Perebutan kekuasaan akan menjadi sebuah perselingkuhan saat kepentingan rakyat direduksi menjadi sekedar urusan elit membagi jatah kekuasaan. Maka ketika rakyat tidak mampu menagih janji pasca pemilu, demokrasi akan kehilangan rohnya. Takhta dicari dan diabdi sedangkan rakyat dibiarkan merana. Koalisi dagang sapi yang didasarkan pada distribusi kekuasaan hanya akan memberikan keuntungan bagi oligarkhi (elit) politik dan mengabaikan kepentingan rakyat, meskipun koalisi ‘digagasi’ selalu atas nama kesejahteraan rakyat.Koalisi ini juga akan mahal harganya karena ancaman mosi tidak percaya di DPR apabila tuntutan mereka yang begitu besar tidak dipatuhi oleh pemerintah, sehingga rentan terhadap praktik politik black-mail (pemerasan). Ketika hal-hal di atas terjadi bukankah banyak orang menjadi masa bodoh, apatis dan hanya mementingkan diri dan kelompoknya? Sebagian anak-anak bangsa mulai merasa apatis dan frustrasi.

Wajah Parlemen Indonesia : Slogan tanpa karya – pembuat dan pengingkar janji. Ramah dan jadi ‘sahabat’ hanya sebelum pemilu, Di DPR mewakili rakyat atau partai? –recalling,Gaji besar + fasilitas mewah, tetapi tidur dan ngobrol tanpa peduli rakyat, Nuansa dan kepentingan politik lebih besar daripada kepentingan rakyat – produk UU & fit and proper test, kebijakan yang dihasilkan oleh parlemen akan menguntungkan mereka.Posisi di parlemen lebih sarat dengan peluang memperkaya diri.Plesiran (bersama keluarga) dengan dalih studi banding atas biaya negara dengan layanan kelas utama. Tingkat kehadiran yang rendah. Gratifikasi dan servis dalam kunker padahal spj sdh diterima. Makelar proyek & pemeras BUMN?

Jenis Parpol Pemilu 2014 : wawasan kebangsaan/nasionalis (PDI-P dan Golkar) dengan semua pecahannya (HANURA, GERINDRA, PKPI). Aliran sosialisme demokrasi: PD, NASDEM, aliran pemikiran politik Islam :P3, PKB, PBB, PAN, PKS, aliran pemikiran politik Kristen  (album kenangan).

Rakyat dan Pemilu 2014 : rakyat APES? - apatis, pesimis dan skeptis, dieksploitasi dan menjadi korban pembodohan dan pembohongan dengan money-politics, janji dan ‘bius’ politik?GOLPUT? – Sejelek apapun partai dan calegnya (DPR, DPRD dan DPD), tetapi keputusan mereka membuat UU dan semua warga negara wajib mematuhi. Kita ikut menentukan mereka yang akan menentukan arah bangsa ini. Minus malum, memilih yang terbaik dari semua yang jelek/buruk. Apa yg dijual parpol dan caleg? Programnya abstrak, penuh dengan nyanyian lama atau kenangan tanpa kenyataan (tidak ada langkah konkrit) – slogan tanpa karya, tebar pesona dengan pencitraan diri yang narsis tanpa karya nyata (track-record yang tidak jelas), penggunaan black-campaign dengan mencari kelemahan pihak lain, bukan menjual program dan kelebihannya.


Partisipasi Politik Umat Allah : yang tidak berpolitik akan menjadi korban politik atau diperalat oleh kepentingan politik orang lain, kita bukan penonton yang budiman, melainkan pemain yang elegan, membangun bangsa adalah tugas dan panggilan semua umat Allah untuk menghadirkan shalom di bumi Indonesia. Apa yang dapat kita lakukan? Berdoa bagi bangsa (1 Tim.2: 1-4; 2 Taw.7:14), terlibat dengan: sosialisasi pemilu dan parpol agar rakyat mengenal partai dengan benar (visi, misi dan tujuan serta kualitas calegnya)-pemilih cerdas, mendorong masyarakat agar tidak apatis atau pesimis dengan pemilu, penyaluran aspirasi dengan mengenali  parpol (plat-form/landasan perjuangan, jenis perahu dan awaknya yang akan ditumpangi) – tidak beli kucing dalam karung. Pilih caleg yang capable, acceptable dan accountable. Sadarilah : Setiap keputusan/pilihan hari ini akan menentukan arah dan gerak bangsa ke depan. DPR dan DPD serta DPRD adalah decision-maker untuk bangsa. Keputusan mereka menentukan arah bangsa hari esok, mempertahankan NKRI berdasarkan UUD’45 dan Pancasila adalah sesuatu yang mutlak‘Fanatisme buta’ bukanlah cara berfikir  yang tepat. Primordialisme dalam menentukan pilihan hanya akan tepat jika hal tersebut tidak mengusik kebangsaan secara nasional. Peran yang lain: beri pendidikan politik kepada rakyat agar mereka tidak tergiring kepada kepentingan sesaat, bangun prinsip nasionalisme dalam masyarakat yang pluralis, ikut menjaga kelangsungan Pemilu yang aman, jujur dan adil, menjadi relawan pemantau Pemilu.

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...