Jumat, 26 Mei 2017

IMAN YANG TERPELIHARA

Oleh : Pdt. Parlindungan Situmorang, M.Th


(Titus 1:1-4)

Seringkali ketika kita menjadi mahasiswa, memiliki pertumbuhan rohani yang baik karena masih mengikuti pelayanan yang sistematis, tetapi ketika menjadi alumni mungkin mengalami kemunduran bahkan ada yang tidak memiliki pelayanan apapun, sebagai alumni seharusnya kita mengalami kemajuan secara rohani bukan stagnan atau mundur. Alumni yang berkeluarga bisa tidak memiliki gereja yang tetap, tidak memiliki beban untuk terlibat dalam pelayanan, bahkan kita dapati ada alumni kita yang bermasalah dalam pernikahannya. Karena itu penting bagi kita belajar bagaimana memelihara iman.

Latar Belakang.
Titus adalah seorang berkebangsaan Yunani (Gal. 2:3) dan Paulus yang melayani dia secara pribadi. Titus pernah satu pelayanan dengan Paulus di Korintus (2 Kor. 7:13-14; 8:6,16,23; 12:18), dan kemudian Titus melayani di Kreta.Titus dimenangkan Paulus secara pribadi (Titus 1:4). Paulus memuji Titus , “Titus adalah temanku yang berkerja bersama-sama dengan aku untuk kamu” (2 Kor. 8:23).

Titus mungkin seorang yang masih muda, tetapi tidak seperti Timotius, Titus bukan seorang pemalu dan tidak menderita penyakit fisik.Paulus telah bersama-sama dengan Titus di Pulau Kreta dan meninggalkan dia di sana untuk melayani dan memperbaiki hal-hal yang salah. Karena orang-orang Yahudi dari Pulau Kreta itu hadir pada hari Pentakosta (Kis 2:11), mungkin merekalah yang membawa Injil ke negeri asal mereka.

Masalah yang dihadapi Titus dalam pelayanannya: 

1. Jemaat di Pulau Kreta memerlukan pemimpin-pemimpin yang memenuhi syarat, dan berbagai kelompok dalam jemaat itu memerlukan penggembalaan. Kita sebagai alumni binaan pelayanan mahasiswa, sangat diharapkan dapat menjadi pemimpin-pemimpin yang terlibat melayani di gereja.


2. Sekelompok pengajar sesat berusaha mencampurbaurkan hukum Yahudi dengan Injil tentang kasih karunia Allah (Tit 1:10,14). Hal yang sama juga kita hadapi, ada penyesat yang mungkin bisa masuk ke gereja, kita harus waspada dengan pengajaran-pengajaran yang ada. Saksi Yehowa banyak membagi-bagikan buku di tempat-tempat umum. Sejak dicabut larangan pada saksi Yehowa, peningkatan pengikutnya 2x lipat dari sebelumnya. Beranikah kita melawan setiap pengajar sesat ini? Kita seharusnya mencoba menghempang semua pengajaran sesat ini supaya jangan makin menyebar.


3. Sementara itu beberapa orang Yahudi yang percaya telah menggunakan berita tentang kasih karunia dan bertingkah laku seperti orang yang tidak bermoral (2:11-15). Apakah di pekerjaan kita masih menjaga hidup jujur dan berintegritas, atau sudah menjadi sama dengan dunia? Kita harus tetap bisa menjada kekudusan dalam seluruh segi hidup kita.

Pada dasarnya orang-orang Kreta tidak mudah diajak kerja sama (1:12-13). Itu sebabnya dia berkecil hati. Karena itu Titus memerlukan kesabaran dan kasih yang luar biasa untuk menghadapi mereka. Iman dan pertumbuhan rohani kita harus kuat supaya kita dapat tetap bertahan setia dalam hidup.

Sesungguhnya Titus bisa berasalan untuk melayani di tempat lain yang lebih mudah, namun ia tetap bertahan di Kreta dan menyelesaikan pelayanannya. Bahkan di gereja juga untuk penempatan pendeta di kota besar juga bisa diurus, untuk pemilihan pimpinan gereja juga sudah ada “tim pemenangan”.

1. Iman harus tetap terpelihara 

Iman kita harus terpelihara dengan firman Tuhan. Paulus rindu agar iman mereka didasarkan pada pengenalan mereka tentang kebenaran Allah. Injil Tuhan Yesus, itulah kebenaran, yang mendatangkan keampunan dosa dan keselamatan bagi orang yang menerimanya. Jika kebenaran itu diterima dengan iman, maka hal itu mendatangkan ibadah yang sejati, ibadah kepada Allah yang memberikan hidup yang kekal. Iman harus terus ditumbuhkembangkan hingga menjadi matang. Orang yang bertahan dalam kebenaran akan kelihatan dalam mobilitasnya dalam ibadah. Iman kita bisa makin merosot karena sudah tidak setia dalam hpdt, tidak melakukan KTB.

Aspek-aspek iman:

· Iman yang menyelamatkan

· Iman Doktrinal: pengetahuan (noticia), keyakinan (asensus) penyerahan diri (fuducia). Perlu pengetahuan firman yang terus bertumbuh, banyak membaca buku rohani.

· Iman yang berdampak dalam kehidupan sehari-hari: kekudusan vs dosa, buah/karakter, firman, ibadah/persekutuan, doa dan kesaksian. Iman harus masuk ke dunia nyata, apa yang dilakukannya dalam kekudusan, hidup berbeda dari dunia.

· Iman yang memunculkan ketangguhan dalam menghadapi pergumulan. Lukas 8:25, ketika ada angin sakal, murid-murid Yesus ketakutan, dan merasa mereka akan binasa, dan Yesus menegur mereka karena tidak beriman.

2. Kemampuan dan wawasan dalam pelayanan harus dikembangkan.

Apa telanta yang kita miliki harus dikembangkan, juga wawasan, termasuk soal politik, jangan tidak perduli dengan situasi dan kondisi bangsa dan Negara. 

Tugas Titus mengatur jemaat di Kreta: mengangkat para penatua dan diaken, menyelenggarakan ibadah, mengajar dan memelihara iman jemaat dsb, tentu tidaklah mudah. 

Titus bukanlah seorang rasul, tetapi ia mendapat tugas yang lebih tinggi dari pada penatua dan penilik jemaat. Sebagai seorang yang masih muda tentu Titus membutuhkan kemampuan yang memadai untuk tugas berat tersebut. 

Untuk itu Titus dituntut untuk terus berusaha mengembangkan dirinya sedemikian rupa. Di sisi lain ternyata ada beberapa orang jemaat yang berpengaruh mencoba menentangnya ketika ia menjalankan tugas itu. Itu sebabnya Paulus menegaskan kepada jemaat Kreta bahwa kepemimpinannya didasarkan pada wibawa atau mandat yang diberikan Rasul Paulus, jadi mereka harus menghormatinya.

Murid Kristus yang mau belajar dan memiliki pengenalan akan Allah
Murid Kristus yang mau diajar, pasti mencintai kebenaran, perluas wawasan, bukan mengikuti kemajuan zaman. Bertumbuh menuju kedewasaan, ambil bagian dalam pekerjaan Allah dan penginjilan.


3. Pengabdian dan penghambaan diri harus terus dimurnikan

Paulus membuka surat ini dengan penegasan dirinya sebagai “hamba Allah”. Hanya dalam surat inilah Paulus menyebut dirinya hamba Allah. Dia ingin menekankan pada Titus, bahwa mereka adalah hamba Allah.Tiap-tiap orang percaya, apapun jabatannya dalam struktur gereja, hanyalah merupakan hamba Allah, yang melayani Allah dengan seluruh pengabdian yang tulus (Rm 1:9). Jiwa hamba: landasan bagi kita dalam melayani Tuhan. Kita dipanggil untuk memiliki jiwa seorang hamba (doulos), bukan tuan. 

Dalam panggilan itu ada tanggung jawab yang harus kita kerjakan, baik secara pribadi maupun secara bersama-sama. Masing-masing orang pasti ada bagiannya. Kita belajar setia mulai dari perkara-perkara kecil, hingga akhirnya Tuhan mempercayakan perkara yang lebih besar. 

Kembangkan Jiwa hamba, bukan tuan, setia dalam perkara kecil – perkara besar, lakukan tanggung jawab bersama, bukan tanggung jawab pribadi. Lakukan tugas pelayanan tanpa bersungut-sungut bahkan tanpa pamrih.

Harus terus menerus memelihara imannya dan mendapati dirinya tetap dalam kondisi prima untuk siap sedia dalam setiap tantangan hidup dan pelayanan. 

Iman yang terpelihara bukan terletak pada simbol-simbol luar yang kasat mata saja, tetapi hati yang telah diperbaharui Kristus yang melahirkan semangat juang, kerelaan berkorban dan mengabdi kepada Tuhan. Gereja dan bangsa ini membutuhkankan kesediaan kita semua untuk tugas ini.



Jumat, 19 Mei 2017

Connecting To God

Oleh : Herlina Silitonga, MA


Berbicara tentang connecting to God mungkin adalah hal yang biasa kita dengar, karena sudah kita pelajari sejak kita mahasiswa, atau juga kita tetap antusias karena ingin belajar lagi tentang arti connecting to God. Tema ini sesuatu yang dalam dan indah jika terjadi didalam hidup kita. Relasi kita dengan Allah memberi makna yang dalam. Mari kita baca  Ul 6:5 ; Mat 22:37. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.  Hubungan dengan Allah dihubungkan dengan hukum yang pertama , didasari oleh kasih kita kepada Allah, bukan karena kita sudah lahir baru. Jika kita mengatakan kita mengasihi Allah tapi tidak nyata dalam kebidupan kita, maka akan dipertanyakan apakah benar kita mengasihi. Sama seperti pasangan yang saling mengasihi, tapi mereka sangat jarang bertemu, apakah mereka benar-benar mengasihi?  Membangun relasi dengan Allah adalah Kasih. Wujud kasih Allah dan kasih kita adalah adanya hubungan yang dekat dan dalam satu sama lain. Dimana hubungan itu terjadi karena adanya unsur kesengajaan dari kita untuk menciptakannya. Nyata dalam kehidupan raksasa rohani di Alkitab : Yesus (menyediakan waktuNya untuk bertemu dengan Bapa), begitu juga dengan Daniel dan Daud memiliki relasi dengan Allah.



Connecting with God = menyediakan ruang dalam hidup kita setiap hari untuk mempererat hubungan dengan Yesus. Connecting with God tidak sama dengan menyisihkan waktu untuk baca Alkitab dan berdoa secara rohani tanpa memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan., bukan sebatas aktifitasnya seperti sudah saat teduh dan berdoa. Tapi apakah ketika kita melakukannya, kita mengalami Allah hadir bersama kita. Tentu ini bukan sesuatu yang mudah. Kita bisa saja menyanyikan pujian pada Allah tapi kita tidak mengalami Tuhan secara pikiran, emosi, tingkah laku.

Realitanya apa yang kita rasakan ketika saat teduh kita? Dimana pemikiran, tingkah laku dan emosi kita? Setiap kita berelasi dengan Allah, kita secara utuh menikmati kebersamaan dengan Allah. Kadangkala ketika kita berdoa, pikiran kita bisa ke kantor, mau mempersiapkan makanan. Hal ini sering tidak kita sadari kita telah terbawa arus. Sesungguhnya dalam relasi kita dengan Allah tapi kita tidak bertemu dengan Dia.
Kita harus memahami ini adalah relasi yang kita bangun dalam keutuhan dengan Allah. Allah ingin hubungan yang mendalam,  secara utuh dengan Tuhan.

Connecting with God artinya :
·         Tuhan rindu bertemu dengan kita (Mat 23:37; Yoh 15:15). Kerinduan hati Allah Sang pencipta untuk bertemu dengan kita.
·         Kita memerlukan persekutuan dengan Allah(Yoh 15:5). Apakah hal ini karena Allah itu tidak terlihat?  Jika kita membutuhkan seseorang, pasti kita akan segera bertemu dengannya. Kita semua memerlukan Allah, tanpa Allah kita tidak bisa berbuat apa-apa. Apakah kesadaran ini menahan kita bersekutu dengan Allah?
·         Dunia ini sangat perlu melihat Kristus di dalam diri kita (2 Kor 2:14; 2 Kor 3:18; Kel 34:29-35). Ini bisa terjadi jika kita memiliki relasi yang dekat dengan Allah, maka orang-orang akan melihat Yesus didalam kita. Seperti Musa yang turun dari gunung Sinai, orang Israel melihat wajah Musa berkilauan karena telah berjumpa dengan Allah.
What must I do?
Mari kita membaca dari Lukas 10:38-42. Yesus dan murid-murid sedang dalam perjalanan dan di Betania mereka berhenti dan dijamu oleh Maria dan Marta. Maria duduk di dekat kaki Tuhan dan mendengarkan perkataan Yesus sedang Marta sibuk dengan menyiapkan makanan dan meminta Yesus untuk menegur saudaranya untuk membantu dia. Lalu Yesus berkata :“Marta, marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu : Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya.” (41-42). Marta, Marta .... : Lukas memakai pola dua kali penyebutan nama untuk memberitahukan bahwa ada tekanan dalam hal itu.
Yesus mau menyatakan bahwa apa yang dikeluhkan Marta tidak seperti yang diajarkan dan dikehendaki Yesus sendiri : sibuk dengan banyak perkara. Sebaliknya yang dikehendaki Yesus (hanya satu yang perlu) : duduk di bawah kaki Yesus.
Duduk di kaki Yesus adalah tindakan seorang murid yang rindu dekat dan mendapat pengajaran dari gurunya. Kata ‘perlu’ yang dipakai disini digambarkan di mazmur seperti mazmur 27:4 (diam di rumah Tuhan : menyaksikan kemurahanNya dan menikmati baitNya).

Apakah Yesus tidak senang terhadap apa yang dilakukan oleh Marta?
Tentu senang (Keluarga Marta menjadi sahabat Yesus, dalam perjalanan ke Yerusalem Yesus sering singgah di rumah mrk). Tetapi Dia lebih senang dengan apa yang dilakukan oleh Maria (hanya satu yang perlu : duduk dibawah kaki Yesus) : sebuah relasi, interaksi, komunikasi, kedekatan emosi, transfer hidup/pengajaran. Inl sebagai gambaran bahwa Allah sangat menginginkan persekutuan kita dengan Dia. Dalam bahasa asli “sedang Marta sibuk sekali melayani” kata asli nya berarti “dipisahkan”, oleh keinginannya melayani Yesus, ia dipisahkan oleh Yesus sehingga ia sibuk melakukan perkara2 yang duniawi yaitu .untuk menyiapkan makanan bagi Yesus. Kata ini juga mengandung kata galau. Jadi sekalipun Marta melakukannya, ada dilemma di hatinya, ia ingin melayani Yesus tapi juga ingin mendengarkan Yesus, karena itu ia protes. “Tetapi hanya satu saja yang perlu” disejajarkan dengan Mazmur 27:4,”diam dirumah Tuhan, menikmati kemurahan Tuhan, menikmati baitNya”. Ini adalah bagian yang dikatakan Yesus bagi kita adalah bahwa Maria telah memilih bagian yang terbaik yaitu duduk dan mendengarkan perkataan Yesus.
Jean Fleming mengatakan bahwa ada dua elemen dasar dalam connecting with God, yaitu : Firman Tuhan dan Doa. Didalam relasi Yesus dengan Maria, ada pengajaran Yesus yang didengarkan Maria. Kini Tuhan telah menyatakan DiriNya paling utuh melalui Alkitab; penyingkapan diriNya, sehingga jika kita ingin membangun relasi dengan Allah, melalui alkitablah elemen dasarnya, karena disitulah  Allah menyatakan : jati diriNya; seperti apa Dia, apa yang dipikirkanNya, nilai-nilaiNya dan apa yang Dia benci. Tanpa interaksi secara teratur dengan Alkitab, kita tidak tahu pasti apakah kita sedang mendengar Tuhan.
Yang kedua melalui doa, karena dalam percakapan itu bersifat dua arah : memberi dan menerima. Jika kita membaca alkitab, kita mendengar dan belajar firman Tuhan.Tuhan berbicara kepada kita melalui firmanNya dan RohNya. Lalu kita memberi tanggapan kepadaNya melalui doa.Doa moment kita berbicara kepada Allah, bersekutu dengan Allah.
      Seberapa banyak waktu kita pakai untuk belajar firman Tuhan, berkomunikasi dengan Allah, yang menunjukkan relasi kita dengan Allah.
Lectio Divina : berdoa dengan firman Tuhan. Apakah kita masih punya waktu untuk bible reading, PI pribadi, PA pribadi? Apakah kita merenungkan waktu teduh kita selama 30-40 menit, atau cukup dibawah 15 menit? Tidak ada alasan bagi kita, karena kita sudah bekerja, sudah berkeluarga sehingga bisa mengabaikan persekutuan pribadi kita dengan Tuhan. Bagaimana kita bisa menjadi garam dan terang jika kita lalai dalam relasi dengan Tuhan. Allah ingin kita menikmati persekutuan yang makin dalam dengan Allah. Ini waktunya untuk kita kembali bangkit dalam relasi kita dengan Allah. Relasi yang baik dengan Allah akan membuat kita berdampak di dunia.

Apa Hambatan kita bersekutu dengan Allah? (Jean Fleming : Waktu bersama Tuhan)

1. Kekuatiran. 

Semak duri yang menghimpit firman pertama yang disebut Yesus adalah kekuatiran hidup.Yang melanda bukan selalu kekuatiran yang disebabkan oleh hal2 besar, tetapi berbagai tuntutan (study, kerja, keluarga, pelayanan, pacar, dll).Jika hal ini muncul, buatlah daftarnya di dalam buku catatan saat teduh, doakan satu persatu, tanyakan tindakan apa yang Allah ingin untuk dilakukan. Kita tidak konsentrasi saat teduh, ketika kita kuatir.

2. Kekayaan.

Uang bukan sesuatu yang buruk tetapi uang bisa menjauhkan hati dan perhatian kita dari Allah.C.S. Lewis : “Salah satu bahaya dari memiliki uang banyak adalah bahwa Anda cukup dipuaskan dengan berbagai kesenangan yang bisa dibeli dengan uang dan karenanya gagal untuk menyadari kebutuhan Anda akan Tuhan. Apabila segalanya tampak mudah, cukup dengan menandatangani cek, Anda bisa lupa bahwa setiap saat Anda sesungguhnya tergantung penuh pada Tuhan.” Kita harus sadari bahwa kekayaan itu juga dalam kendali Allah. Kekayaan bisa membuat kita mengalami kepuasan-kepuasan sehingga merasa tidak memerlukan Tuhan lagi.

3. Kesenangan

Sama seperti kekayaan, kesenangan bisa membagi loyalitas kita dan menjauhkan perhatian kita dari Tuhan. Kesenangan dalam hal olah raga, games, bisnis online, nonton film, pelayanan, nongrong, gosip online, dll. Kesenangan ini menyisakan sedikit waktu untuk Tuhan. Jika kita sudah menemukan kesenangan, apakah kita ingat bahwa kita membutuhkan Allah? Hati-hati karena hal-hal yang menyenangkan kita bisa membuat kita meenjauh dari Allah.

4. Kesibukan

Charles E. Hummel mengatakan : “Bahaya terbesar Anda adalah membiarkan hal-hal yang genting menggantikan hal-hal yang penting”.Kadang kala kita menggeser hal yang penting karena kita ingin menolong orang lain.Hidup yang hiruk pikuk tidaklah kondusif bagi kehidupan Roh. Akibatnya relasi kita bisa menjadi “kering” dengan Allah.

5. Kehilangan rasa takjub

Kalau kita sudah tidak lagi merasa sesuatu yang takjub dalam firman Tuhan, maka ini akan membuat kita tawar dan tidak rindu untuk bersekutu dengan Allah. Jika kita dalam posisi ini, mintalah pengampunan kepada Tuhan dan minta pengenalan yang semakin besar akan siapa Tuhan dan siapa kita mahluk ciptaanNya

6. Penundaan dan kemalasan. Menunda-nunda adalah ciri dari kemalasan.

7. Kelelahan dan jadwal yang padat. 

Kita jangan bangga kalau kita selalu pulang lebih lambat dari orang-orang sekitar kita. Tanpa kita sadari jadwal yang padat bisa membahayakan relasi kita dengan Tuhan. Kita perlu lakukan ret-ret pribadi, menenangkan diri dan mendekatkan diri dengan Allah.

8. Sindrom hanya kewajiban, rasa bersalah, menyenangkan orang lain dan ingin tampil sempurna/baik. 

Pemikiran yang salah tentang Tuhan bisa membuat kita melakukan saat teduh supaya tidak celaka (pagi hari pecah ban mobil). Saat teduh seolah-olah kewajiban setiap hari, padahal itu adalah relasi dengan Allah atas dasar kasih.

9. Ingin tampil baik di kelompok maka melakukan saat teduh supaya ada jawaban bila ditanya. Amsal 4:23 “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”. Hati yang bersih menjauhkan kita dari tameng.

10.Lamunan dan rasa ngantuk

Kekecewaan kepada Tuhan karena doa-doa yang tidak dijawab

11.Pikiran kotor

Pikiran kotor ataupun dosa tertentu yang terus menerus membuat kita tak berdaya menjadi senjata ampuh membuat kita jauh dari Tuhan

Bagaimana supaya kita Stay in connecting with God?


  • Stop all compromise. Jangan kompromi dengan rasa ngantuk, kesibukan, dll. Kita harus tetap focus pada Allah dalam relasi dengan firman dan doa
  • Be consistent. Konsitenlah dalam setiap rencana kita untuk memiliki persekutuan pribadi kita.
  • Praying
  • Accepting Jesus’s love

Jumat, 12 Mei 2017

BE HEALTHY

Oleh : Dr. Nora Netty Margaretha Silalahi


        Banyaknya sekarang penyakit yang terjadi yang tidak banyak kasus di 20 tahun lalu seperti kanker lidah dan leukemia, bahkan pada anak-anak. Banyaknya timbul penyakit, adalah karena pola hidup yang tidak sehat.
Apa sebenarnya sehat itu? Sehat (menurut WHO atau depkes) : Kesejahteraan fisik, jiwa dan sosial yang tidak hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan, bukan hanya fisik dilihat sehat, tapi sosial dan komunikasi dengan orang lain tidak baik, itu juga termasuk sakit. Dalam Firman Tuhan dikatakan 3 in one ( tubuh, jiwa dan roh) itu harus seimbang (1 Tesalonika 5:22). Sampai nanti kedatangan Yesus, tubuh roh dan jiwa kita harus sempurna, harus kita pelihara. Umur kita bisa ditentukan dengan bagaimana kita menjaga dan memelihara kesehatan kita.

Bagaimana supaya tubuh, jiwa dan roh kita seimbang?
      Berkat dari hidup berhikmat (Amsal 3:16). “Umur panjang ada di tangan kanannya” , jika roh kita lemah maka tubuh kita juga akan lemah, sebaliknya kalau tubuh sakit, roh kita pun akan sulit untuk menyembah Allah.
   Binasa karena tidak mengenal Allah (Hosea 4:6). Ketika kita tidak mengenal pola hidup sehat, kita akan binasa, Karena kita tidak mempertanggungjawabkannya pada Tuhan.
    Apa yang kita tabur, akan kita tuai (Gal.6:7-8)mengatur makanan setiap hari, tidak makan seenaknya saja sehingga kolesterol tinggi., jam istirahat yang baik. Kita sering melalaikan hal ini.
      Tubuh kita adalah Bait Roh Kudus (I Korintus 3:16), karena itu harus dikuasai karena menjadi tempat Roh Kudus.
   Persembahkan tubuhmu menjadi persembahan yang hidup (Roma 12:1-2). Tubuh harus dipersembahkan sebagai persembahan kudus. Penyakit sekarang makin banyak, karena kita tidak menaati peraturan.

Kehendak manusia : Sehat dan umur panjang. Apa yang harus kita lakukan?

Ketetapan Tuhan:

1.      Memberi / Mengampuni  Hukum Alam Tubuh. Hukum alam tubuh itu mengampuni. Otak itu sudah didesain Tuhan, dimana area2 itu mempunyai fungsi. Ada otak yang memproduksi hormon endorphin: hormon yang menyembuhkan, kekuatannya 200x lebih kuat untuk menyembuhkan rasa sakit (mengurangi rasa sakit, memicu rasa senang/bahagia). Hormon ini akan dihasilkan ketika kita merasa sukacita, karena itu jangan stress, harus menikmati hidup, memberi dalam bentuk apapun (Senyum, cinta, materi). HATI YANG GEMBIRA ADALAH OBAT.


Sebelum tidur jangan membaca bacaan yang sedih, lebih baik membaca hal-hal yang lucu. “Hati yang gembira adalah obat”. Jika kita memberi, mengampuni, tidak menimbulkan rasa dendam. Jika endorphin tertekan maka akan muncul hormon stress. Jika kita Cemas, kuatir, stress (roh / jiwa yang tidak sehat), hormon hortisol akan diproduksi, dan Penyakit yang terjadi:
  • System imunitas kita akan menurun. Lima menit kita stress, system imunitas kita menurun 6 jam, sehingga sel darah putih menurun. Ini salah satu penyebab kanker
  • Tulang menjadi kering (Artritis Rhematoid). Nyeri sendi. “semangat yang patah, keringkan tulang.
  • Diabetes Melitus. Ada juga orang yang tidak ada keturunan diabetes, sekarang sudah terkena sakit gula.
  • Hipertensi, jantung koroner. Hormon ini membuat tekanan darah kita meningkat.
  • Gangguan ginjal.
  • Stroke



Akibatnya adrenalin meningkat, menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah. Ada life style yang Tuhan sudah atur. Bagaimana gaya hidup kita sesuai dengan firman Tuhan? Banyak kita yang melawan hukum alam tubuh, seperti kurang tidur hanya kerja saja, atau terlalu banyak tidur.

Siang kita harus bekerja, dan malam harus tidur, 6-8 jam. Jika tidur dibawah 6 jam akan muncul hormon hortisol. Hukum tabur tuai. Makanan yang dimakan tanpa aturan, akan menimbulkan penyakit. Pada awalnya di Kejadian, Tuhan meminta manusia itu memakan tanaman, tidak ada perintah untuk memakan hewan. Dosa pertama juga soal makanan (memakan buah yang larang).
“Jangan dalam pesta pora dan kemabukan(Rom13:13). Makanan jangan  berlebihan, jangan sembarangan makan, kita akan menuai.

Pola makan yang sehat itu bagaimana?

1. Porsi yang secukupnya, jangan berlebihan, kalau terlalu banyak makan, oksigen akan menumpuk di usus dan berkurang ke otak.
2. Gizi seimbang :karbohodrat, protein, lemak dan tinggi serat (kalau kita kekurangan serat, metabolisme kita akan terganggu di usus, perlu makan buah dan sayur, menurut ahli gizi harus ada 7 porsi sehari; sebelum makan, makan buah lebih dulu).
3. Puasa juga baik bukan hanya untuk kesehatan tetapi juga untuk medengar suara Tuhan. Daniel juga puasa sehingga otaknya pintar, oksigennya lancar ke otak, karena itu kita konsentrasi mendengar suara Tuhan. Jika kita dalam pergumulan, dengan puasa kita bisa fokus mendengar suara Tuhan, apa kehendakNya.
4. Olahraga . Manfaatnya :
  • Menghasilkan Serotonin  dan energy kita meningkat.
  • Dalam otak = konsentrasi, emosi, nafsu makan bertambah.
  • Melawan penyakit dan memperlambat proses penuaan. Proses penuaan karena hormons endorphin banyak dihasilkan sehingga kita bisa awet muda.
  • Meningkatkan hubungan yang baik dengan sesama.



5. Roh dan jiwa yang sehat. Jika kita sehat, kita dapat melakukan roda kehidupan (aktifitas rohani: melayani, baca firman Tuhan). Jika kita mempunyai roda kehidupan yang disiplin, maka akan dihasilkan buah roh dalam hidup kita. Jika ini terjadi maka jiwa dan roh kita sehat. Jadi tubuh, jiwa dan roh semua harus sehat supaya kita dapat menyembah Tuhan. Tujuan hidup kita adalah “well done” yaitu masuk ke dalam kesukaan Tuhan yang kekal dan sampai kepada tujuan hidup kita. Mari kita mengisi hidup kita dengan apa yang Tuhan kehendaki, menikmati Tuhan sepanjang hari, karena itu kita harus mengatur hidup.


Jumat, 05 Mei 2017

SPIRITUALITAS & KESUKSESAN KARIR

Oleh : Ir. Tadius S Gunadi, MCS


Daniel 6

Pendahuluan
Karir dan spiritualitas: sejalan atau bertentangan? Sering dianggap ga sejalan, kalau rohani bisa tidak  maju. Spiritualitas menghambat karir? Spritualitas sering dianggap menghambat karir. Jarang melihat orang yang karir dan spiritualnya juga baik. Orang yang rajin ibadah juga belum tentu baik spiritualitasnya. Berapa banyak orang yang sukses karir memiliki spiritualitas yang baik? Siapa tokoh di Alkitab yang sukses di karir karena spiritualitas yang baik? Daniel adalah salah satunya.

DANIEL: SANG BIROKRAT
Banyak kemiripan Daniel dengan kita. Dia pernah mendapat pendidikan tinggi 3 tahun (full time). Ia tinggal di negara dimana secara etnis dan iman adalah minoritas. Di Babel dia minoritas, seorang Yahudi. Hadapi tantangan iman dalam pekerjaan dan karir, sama seperti kita.
Namun ia telah menjadi saksi bagi Allah yang hebat (2 kaisar jadi percaya pada Allah)(Darius dan Nebukadnesar) à Apa rahasianya, sampai 2 raja menjadi percaya?

Perjalanan Karir Daniel
Setelah lulus ia melayani raja (psl 1).Setelah ia menafsirkan mimpi raja, ia diangkat sebagai penguasa atas seluruh wilayah Babel dan kepala semua orang  bijaksana di Babel (Psl 2). Daniel hanya mengambil 1 pos saja, yang lain diberi kepada 3 sahabatnya. Berapa banyak alumni yang langsung menerima jabatan walau belum siap. Jika kita terlalu cepat naik jabatan, mungkin posisi kita tidakakan naik lagi, jadi jangan buru-buru.
Setelah menafsirkan tulisan di dinding, maka ia diangkat Beltsyazar sebagai orang ketiga dari pejabat tinggi (psl 5).Waktu Darius jadi raja, Daniel kembali terpilih sebagai salah satu dari 3 pejabat tinggi (Psl 6)à apa rahasia kesuksesan karirnya? Daniel masa kini adalah orang-orang yang bekerja di White house, Buckingham Palace atau sebagai pegawai kantor pajak.

Spiritualitas Daniel
(Daniel 6: 4 dan 11)
Kualitas dan kehidupan rohaninya menjadi  kunci keberhasilan karir dan kesaksiannya . Darius ingin mengangkat Danniel menjadi perdana menteri. Kenapa bukan orang lain? Alasannya “mempunyai roh yang luar biasa”, di NIV disebut excellence quality. “roh yang luar biasa” (“excellence spirit”).Ia mempunyai kerohanian yang luar biasa (spiritualitas yang bagus). Dia berada di kerajaan yang bukan kerajaan Yahudi, tapi ini orang-orang sekuler seperti Darius mencari orang dengan spiritualitas baik seperti Daniel. Karena raja ingin mengangkat Daniel untuk mengepalai seluruh kerajaan, banyak orang mulai merasa goncang. Mereka mulai mencari-cari kesalahan Daniel dan tidak ditemukan kesalahannya, yang menjadi “kelemahan” Daniel adalah dalam hal ibadahnya kepada Allah. Mereka minta supaya raja mengeluarkan peraturan supaya tidak boleh menyembah yang lain selain kepada kaisar dalam 30 hari.

Kehidupan Rohani Daniel
Daniel 6: 11
Tiga kali sehari: pagi, siang dan malam, suatu disiplin rohani (“seperti yang biasa dilakukannya”). Orang-orang Yahudi yang sangat saleh biasa berdoa 3x sehari. Daniel tiga kali sehari  berdoa kepada Allah (sangat disiplin), dia mengambil waktu untuk ke rumahnya dan berdoa, membutuhkan waktu untuk kerumahnya dan kembali ke istana, pastilah bukan untuk berdoa beberapa menit saja. Daniel punya saat teduh 3x sehari dan tidak pernah lalai. Dia bukan seorang biarawan yang pekerjaannya memang berdoa, baca firman. Daniel seorang perdana menteri yang memiliki banyak pekerjaan, yang lebih sibuk dari raja.
Tempat khusus: Ia kerumahnya dan di kamar atasnya (solitude). Ia memiliki tempat khusus dirumahnya, yang menghadap ke Yerusalem. Berapa banyak dari kita yang masih punya waktu untuk berdoa di jam istirahat kantor? Ia berlutut: sikap hormat karena sadar siapa dirinya dan siapa Allah, sadar akan anugerah. Ia seorang pejabat tapi ia berlutut di hdapan Allah. Di hadapan raja saja, semua orang harus berlutut, apalagi kepada Allah sang pencipta. Berdoa: bersekutu dan berkomunikasi dengan Allah. Doa adalah kesempatan untuk berdiam diri, membaca firman Tuhan, menangkap kehendak Tuhan, pasti membutuhkan waktu. Doa yang baik adalah doa yang dicatat, supaya benar-benar berkenan pada Tuhan.Memuji Allahnya: bersyukur & menyembah. Jarang kita bertemu seorang direktur, dirjen yang datang beribadah dan memuji Allah. Terlihat keseriusan, prioritas dan kesungguhan Daniel berdoa kepada Tuhan. Sebelum berdoa kita kuatir, dan setelah kuatir kita tidak kuatir lagi, inilah doa yang bermakna. Kalau kita melihat di Mazmur ada kata sela (=pause), berhenti berdoa, biasanya sebelum sela ada kegalauan hati, tetapi setelah sela terlihat ada perubahan menjadi yakin kepada Tuhan. Jadi di sela itu Tuhan menguatkan hatinya. Tidak mudah bisa memuji Allah 3x sehari. Orang yang kerohaniannya baik, pasti memuji Tuhan.

Dampak Spiritualitas
1.      Profesional
Ay 5: His ‘enemies’ “tried to find grounds for charges against Daniel in his conduct of government affair, but they were unable to do so… because he was trustworthy” and no negligent! “. Dia tidak mempunyai kelalaian dalam hal pemerintahannya, mereka mencoba mencari  kelemahannya dalam managemen, kepemimpinannya tapi tidak menemukannya, dia sangat dipercaya. Bagaimana dengan kita, apakah kita pernah lalai dalam pekerjaan kita? Luar biasa Daniel tidak memiliki kelalaian. Adakah pengaruh doanya membuat dia tidak lalai? Pasti ada. Dengan doanya yang 3x sehari akan selalu mengingatkannya, dimana pekerjaannya yang lalai, dan jika ada celah untuk berdosa, dia pasti akan dicegah untuk melakukannya ketika berdoa 3x sehari itu. Doa  menolong dia menjadi seorang yang sangat profesional dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Dengan doa kita seperti mengevaluasi dan mengucap syukur. Sehingga tidak ada kelalaian dalam pekerjaannya. Kita juga sangat baik jika melakukan saat teduh 3x sehari dan akan mencapai kesuksesan dalam karir.
2.      Berintegritas
They could find no corruption in him, because he was trustworthy and neither corrupt nor negligent” (ay. 5).”Tidak ditemukan kesalahan apapun” ternyata maksudnya apakah ada melakukan korupsi. Daniel dipilih karena bisa dpercaya, tidak korupsi, dia beintegritas. Sangat berbeda dengan profesional  kita sekarang, khususnya di lembaga negara atau di pemrov secara umum. Kehidupan rohani yang baik akan menolong kita untuk berintegritas  (Daniel  menjadi sosok yang dipercaya raja). Jika kita ada melakukan dosa, pasti tidak nyaman lagi untuk berdoa, karena itu doa menolong untuk tidak berdosa.
3.      Karakter yang baik
Terlihat dari begitu sayangnya raja kepada dia (15-25). Jika raja tidak sayang pada Daniel, pasti dia marah melihat Daniel melanggar peraturannya. Tetapi raja sangat sedih begitu mengetahui bahwa larangan yang ia tetapkan itu untuk menyingkirkan Daniel, sehingga ia berusaha untuk cari jalan keluar (15) sampai matahari masuk(malam). Dan peraturan itu tidak dapat dibatalkan. Maka diambillah Daniel dan dilempar ke gua singa. Raja berkata pada Daniel “Allahmu yang kamu sembah dengan tekun, Dialah yang kiranya melepaskan engkau”, raja seolah-olah menjadi imam bagi Daniel, lalu ditutup dengan batu dan dicap dengan cicncin meterai. Padahal Daniel itu seorang buangan (14) Lihat dari kata-kata raja kepada Daniel ( 18, 21). Malamnya raja tidak mau makan (puasa), tidak mau dihibur (tidak mood), dan tidak bisa tidur (19). Paginya, masih subuh  ia pergi ke gua singa (20), setelah tahu Daniel masih hidup ia amat bergembira (24), lalu Daniel ditarikdari gua singa dan tidak terdapat luka, karena ia percaya  kepada Allahnya dan raja geram dengan musuh-musuh Daniel (25). Orang-orang yang menuduh Daniel dilemparkan  ke gua singa dengan anak-anak dan istri-istri mereka, dan mereka diterkam  oleh singa, ini membuktikan bahwa singa itu memang lapar.  Daniel mempunyai karakter yang sanagt disukai raja. Bagaimana dengan kita? Apa atasan kita juga begitu sayang sama kita? Apakah kehadiran kita menjadi berkat bagi kantor kita, memiliki kasih, hikmat.
4.      Kesaksian bagi Allah
Respon raja Darius terhadap iman Daniel, raja melihat Daniel  lebih  tekun menyembah Allah yang lebih mulia dari dirinya! (17,21).Ia menaruh
hidupnya ke tangan Allah. Ia rela mati demi imannya kepada Allah. Raja Darius melihat iman Daniel dan menjadi percaya. Bahkan raja yang menyebut Daniel sebagai hamba Tuhan. Bagaimana orang lain lihat kita? Apakah kita sebagai hamba Allah yang melayani Dia dengan tekun? Atau hamba uang, atau hamba hawa nafsu? Raja Darius kemudian membuat surat perintah bahwa  seluruh kerajaan harus takut dan gentar kepada Allah Daniel (Dan 6:27-28). Walaupun kita minoritas, tapi kita memiliki Allah yang kuat. Allah yang Maha besar, yang tak terhingga.


PENTINGNYA Spiritualitas DANIEL
Daniel tidak mau mengorbankan kehidupan rohani sekalipun ancaman kehilangan karir atau nyawa. Jika Daniel mau berdoa di tempat tersembunyi mungkin orang lain tidak akan tahu, tapi ia tetap dengan ibadahnya.Ia sadar bahwa itu merupakan kunci keberhasilan karir dan kesaksiannya. Ia sadar tanpa spiritualitas yang baik maka karir dan kesaksiannya akan ambruk (belajar dari Simson).Sebab ia manusia biasa yang juga memiliki kelemahan.

PENERAPAN
Apa yang bisa kita pelajari dari Daniel ?

Pentingnya spiritualitas dalam memelihara integritas, profesionalitas, karakter dan keberanian untuk tidak kompromi àsehingga jadi kesaksian. Teladan dalam Solitude (alone with God): 3 kali sehari Kiranya Tuhan memakai kita menjadi berhasil di dalam karir dengan spiritualitas yang baik.  Di mahasiswa masih mudah menjaga persekutuan pribadi kita dengan Tuhan, tetapi di alumni menjadi lebih sulit karena kesibukan. Kita harus belajar seperti Daniel memiliki saat teduh 3 x sehari, sehingga jika satu x bolong dalam saat teduh masih ada 2x saat teduh. Kiranya kita dipakai Tuhan membawa kesejahteraan bagi keluarga, kota, bahkan bangsa kita.

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...