Kamis, 27 April 2017

Eksposisi Tokoh "YUSUF"

Oleh : Juppa Haloho, SH



Hari ini kita akan belajar dari tokoh Yusuf yang diceritakan dari kejadian pasal 37-50. 
Ada 5 bagian besar kehidupan Yusuf :
  • Didalam kitab Kejadian psl 37:1-11 anak kesayangan Bapaknya, yang telah lama ditunggu, lahir dari istri yang sangat disayanginya.
  • Kej 37;12-36 ia adalah budak yang dijual saudara-saudaranya karena iri hati.
  • Di pasal 39 dia digambarkan sebagai kepala rumah di rumah Potifar.
  • Di pasal 40 Yusuf sebagai narapidana, tiba-tiba dia diangkat sebagai Perdana Menteri di Mesir
  • Di kitab 50 dia menutup dengan kesimpulan dengan mengatakan bahwa saudara-saudaranya yang mereka-reka kan perkara yang jahat tetapi Allah mereka-rekakan nya untuk hal yang baik.
Mari membaca dari Kejadian 39 ketika ia menjadi Penatalayan di rumah Potifar.
Ada empat bagian besar dalam pasal ini :

1.  Keberhasilan Yusuf sebagai penatalayan (ayat 1-6)
 
           Sangat dicatat bagamana keberhasilan Yusuf sebagai penatalayan yang baik, dia memiliki karir yang cemerlang, pengaruhnya semakin hari semakin besar. Ay 1,ia dibeli sebagai budak belian dan dia tinggal dirumah “maka tinggallah ia dirumah tuannya”(kebiasaan zaman itu seorang budak tidak pernah tinggal dirumah), lalu ia boleh melayani dia” (tuannya, ayat 4) mengurus hal-hal pribadii tuannya, diberi kuasa untuk mengelola segala miliknya, lalu segala milikinya diserahkannya pd Yusup sehingga tuannya tidak perlu mengurusinya lagi. Penulis mencatat keberadaan Tuhan dalam keberhasilan Yusuf. Berulang kali disebutkan “Tetapi Tuhan menyertai Yusuf”(ayat2), “ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya”diulang lg di ayat 3 “setelah dilihat oleh tuannya bahwa Yusuf disertai Tuhan” maka Tuhan membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya. Allah adalah Allah yang berdaulat. Allah memberi mimpi bahwa dia akan menjadi pemimpin dan menyelamatkan seluruh keluarga. Allah yang sama memberkati dia di Mesir. Allah yang berdaulat , adalah Allah yang terus bekerja. Allah yang memberi mimpi bagi Yusuf bahwa ia akan menyelamatkan keluarga dan bangsanya, sekalipun saudara2nya mengintervensi . History bukan hanya sejarah tapi His story(kisah tentang Allah), Allah tidak pernah berhenti bekerja, tidak ada plan b atau c. Allah yang telah sejak semula memberikan Yusuf lahir dari Rahel, dikasihi orangtuanya,diberi mimpi sebuah penglihatan yg jauh ke depan dan mengalami kepahitan dalam hidupnya . Kisah Allah tidak akan tergantikan sekalipun manusia tidak berjalan sesuai kehendakNya. Kepahitan yang dialaminya tidak pernah membuat Yusuf pahit kpd Allah.

Kita dapat melihat bagaimana dia diperlakukan oleh saudara-saudaranya. Saudara2nya berencana ingin membunuh (Kej 37:12-36) , ia dimasukkan ke sumur, dan dia dijual sebagai budak kepada orang Mesir, dan dipalsukan kematiannya. Kepahitan itu tidak membuatnya hatinya pahit kepada Tuhan. Tuhan menyertainya dan membuatnya berhasil dan akhirnya Potifar mempercayakan miliknya. Our history is Gods history. Yusuf adalah orang yang mempunyai mimpi dari Allah tapi Allah membiarkan dia mengalami kepahitan. Ia dapat melihat Tuhan dalam, segala keadaan. Yusuf punya mimpi yang diberi oleh Tuhan dan Allah membiarkan kepahitan terjadi dalam hidupnya lalu dia mengalami keberhasilan hingga psl 50.

Merancang kesukesan itu baik, tapi kesuksesan itu bukan semata-mata terletak pd perencanaan kita tapi rencana Allah. Yusuf tidak memilih untuk dijual, bekerja pada potifar, masuk penjara, tapi Allah memakai setiap situasinya dan membuatnya makin menanjak. Dalam posisi dan jabatan, banyak orang berjuang untuk posisi yang strategis dan maju, tapi kita juga melihat kesuksesan itu dekat dengan siapa? Dekat orang yang punya jabatan, orang yang punya sesuatu, asal ada uang. Tapi Yusuf memberi harapan bahwa kita bisa sukses ketika kita dilemparkan ke posisi yang sangat jauh, yang tidak punya pengaruh apa-apa, dimarginalkan, asal hidup kita selaras dengan kehendak Tuhan. Jangan takut kalau kita dipindahkan, seolah kita tidak dapat berbuat apapun, tidak bisa berkarya. Kisah Yusuf memberi harapan bahwa kesuksesan bisa terjadi sekalipun kita tidak memiliki posisi,asalkan hidup kita selaras dengan Allah.

Allah yang memberi mimpi kepada Yusuf adalah Allah yang terus berdaulat ,bekerja dalam jalannya sejarah. Allah sudah, sedang dan terus bekerja didalam hidup. Keyakinan kita, penerimaan hidup kita itu adalah karena kita yakin Allah sudah, sedang dan akan terus bekerja. Kalau kita tahu Allah telah memulai apa yang baik pasti Allah akan terus memimpin kita. Nilai hidup kita diselaraskan dengan itu. Jika kita sadar bahwa kita diciptakan untuk tujuan yang begitu besar maka kita akan menjalankan sesuai dengan itu. Tapi jika tidak, kita akan hidup semaunya. Ketika kita percaya Allah telah memulai pekerjaan yang baik pastilah akan terus bekerja. Semakin kita menyadari bagian ini kita semakin mengerti bahwa kita diciptakan Allah begitu amat baik maka Ia akan bekerja untuk mencapai tujuanNya. Bagian kita adalah hidup selaras dengan kehendak Allah.

Pasal 37 Allah bekerja memberikan penglihatan pada Yusuf, yang penglihatan itu dipahami Yakub dan istrinya bahwa ia akan jadi pemimpin. Kisah ini tidak berakhir disini tapi berakhir dengan Kejadian pasal 50 ketika ada pengampunan,kasih yang begitu besar, ada penghidupan dan memberi penghidupan. Jika Yusuf tidak menemukan Allah dalam segala sesuatu,dia tidak bisa mewujudkan Kejadian 37 menjadi kenyataan. Jika kita gagal menemukan Tuhan dalam hiddp kita, maka kita akan gagal menemukan rancangan Tuhan untuk mendapatkan kebaikan. Semakin kita menyadari akan kenapa kita diciptakan Allah, akan menentukan kita untuk melanjutkan pekerjaan kita, apakah hanya berfokus pada kerja atau fokus pada kehidupan. Kita punya kesempatan mengubah jalan hidup kita selaras dengan rencana Allah asal kita tahu persimpangan dimana kita harus memilih. Hidup ini bukan tentang mengetahui apa yg akan terjadi tapi tahu bahwa Allah bekerja.

2.Godaan vs integritas (ayat 6b-18) 

           Ayat 7” Selang beberapa waktu istri tuannya memandang Yusuf dengan berahi lalu katanya “Marilah tidur dengan aku”. Berahi disini :melihat dengan nafsu dr atas ke bawah. Jangan mengira itu hanya sekali saja terjadi, pasti dengan beberapa kali pendekatan pada Yusuf, menggoda dengan tubuhnya. Godaannya semakin hari makin besar. Saat ini kita juga hidup dengan banyak godaan. Dalam dunia kerja, uang yang tidak jelas bisa saja disodorkan pada kita yang kita tolak berkali-kali, tapi tetap diberikan untuk diterima. Bagaimana kita tetap bisa menolaknya dengan tegas. Yusuf menolak istri Potifar “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa kepada Allah?” (ayat 9). Integritas adalah siapa kita ketika tidak ada orang lain di sekitar kita. Godaan selalu menarik bagi kita, selalu ada bagian kecil dalam diri kita seperti ” binantang buas” yang menantikan kita kapan jatuh. Bagian ini mengajarkan kita, bagamana Yusuf melihat kepada Tuhan dimana orang lain tidak melihat. Ini yang membuat kita bisa hidup jujur,berintegritas, ketika kita menyadari ada mata Tuhan di kantor, di balik laptop, ada mata Tuhan dibalik amplop2 itu, yang orang lain tidak bisa melihat. Keberhasilan kita bukan menangkap kesempatan tapi kemampuan melihat Tuhan dalam setiap aspek.

3.Keberhasilan Yusuf 

          Dia memiliki kompetensi yang baik, dia seorang anak yang manja yang tidak pernah menggembala domba, tapi dia bertindak melebihi pengalaman2-pengalamannya sebelumnya dalam keluarga. Mungkin Yakub tidak mengizinkan dia menggembalakan ternak. Tapi ketika dia seorang budak belian dia bisa dipercaya dalam pekerjaannya. Ini yang dikatakan dalam Lukas bahwa orang yang setia dalam perkara kecil pasti akan setia dalam perkara besar. Keseriusan mengerjakan yang terbaik sekalipun tidak dihargai dengan pantas. Inilah kompetensi. Kol 3 :23 “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” . Ini perintah yang harus dilakukan seorang budak. Kita harus bekerja bukan untuk atasan, bukan untuk mendapatkan bonus. Yusuf selalu melihat ada Tuhan dalam tiap aspek. Bagaimana di pekerjaan kita, apak
ah kita bekerja karena ada yang mengawasi atau kita tetap bekerja tanpa ada yang melihat? Mari bekerja dengan baik bukan karena diawasi, tapi karena kita tahu bagian yang harus kita kerjakan. Melalui kompetensi Yususf dan integritasnya membuat Potifar dapat melihat Allah bekerja.

4. Penjara Tahanan Raja (Ayat 19-20)

         “Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan kedalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung”(ayat 20). Mengapa Yusuf dipenjara di tempat tahanan para raja? Kisah ini tidak berhenti ketika dia ditipu, tapi dia berada di tempat strategis di kalangan raja. Kenapa dia tidak dibunuh, karena orang yang mencoba melakukan perkosaan di Mesir akan dibunuh apalagi dia seorang budak? Ini bicara tentang providensia tentang pemeliharaan, pekerjaan Allah yang tidak bisa dibatasi dan dipikirkan oleh manusia yang terbatas. Yusuf berada di posisi strategis di penjara kalangan raja, karena mimpi yang ditaruhkan Tuhan akan digenapi. Ketika kita diperlakukan tidak adil, diintimidasi, tertekan,dapatkah kita melihat a ada pekerjaan Allah yg tak terputus untuk mencapai dan menghasilkan mimpi yang terwujud. Godaan dalam hidup akan sangat banyak, ada orang-orang yang berusaha memojokkan kita, kita tidak dianggap, dilecehkan, dibuang ke tempat-tempat yang tidak diindahkan, tapi sekali lagi Gods providence yang menjadi jaminan bahwa Allah berjalan didalam dunia. Dalam setiap perjalanan kita apakah kita dapat menemukan Tuhan , dan dapatkah itu menuntun kita untuk terus setia kepadaNya? 

Jumat, 07 April 2017

Life Management I : TIME

Oleh : Desmiyanti Tampubolon, STP


Brian Tracy, seorang motivator internasional pernah berkata, “Every minute you spend in planning saves 10 minutes in execution, this gives you a 1,000 percent return on energy!” Yang berarti, “Setiap menit yang Anda habiskan dalam perencanaan akan menghemat 10 menit dalam pelaksanaan, ini memberi anda kembali 1000% Energi.


A. Apa Kata Alkitab tentang WAKTU ?

1. Tuhan menetapkan waktu (Pengkhotbah 3:1 “untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya)

Waktu itu begitu penting, karena itu, segala sesuatu di dunia ini didesain dengan waktu yang tepat, termasuk di dalamnya usia setiap orang. Untuk apa pun di bawah langit ini ada waktunya. Itulah yang firman katakan. Jika kita gagal menangkap pola kerja dan pandangan Allah tentang waktu, kita bisa sembarangan menggunakan waktu.

2. Manusia tak pernah tahu kapan hidupnya berakhir(Pengkhotbah 9:12)

Tidak ada yang tahu kapan ajalnya tiba, yang dapat kita lakukan adalah menggunakan waktu dengan bijak dan berjaga-jaga.

3. Mempergunakan waktu yang ada (Efesus 5:16 “dan pergunakanlah waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat”)

Waktu tidak akan berhenti, dia akan terus berjalan, waktu tidak bisa dikembalikan, yang bisa kita lakukan hanyalah menggunakan waktu, firman Tuhan katakan supaya kita belajar menggunakannya dengan baik karena hari-hari yang kita lalui ini adalah jahat.

4. Selalu siap sedia dan berjaga-jaga (2 Timotius 4:2 “beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegurlah dan nasihatilah…)

Berapa banyak dari kita yang menunda memberitakan firman, menegur kesalahan pada orangtua, keluarga kita hingga akhirnya semuanya sudah terlambat? Karena itu mari memberi waktu untuk pulang ke rumah orangtua kita dan menggunakan kesempatan yang ada untuk memberitakan firman Tuhan.

5. Kita harus memberi pertanggung jawab (Ibrani 4:13)

Akan ada masanya kita berdiri di hadapan Allah dan mempertanggungjawabkan kehidupan kita, termasuk penggunaan waktu kita. 

Dalam managemen waktu ada 3 hal yang harus kita lakukan :

a. Menetapkan tujuan. Kita perlu menetapkan tujuan dan target dalam hidup. Apa yang ingin kita capai dalam 2 tahun, 5 tahun atau 10 tahun kedepan, baik dalam hal spiritual, pekerjaan, rencana studi lanjut. 

b. Perencanaan yang baik " If you fail to plan, you plan to fail." 

Menurut Steven Covey dalam buku “Seven Habits” ada 4 kebutuhan manusia :

PENTING DAN MENDESAK
PENTING, TIDAK MENDESAK
TIDAK PENTING, MENDESAK
TIDAK PENTING, TIDAK MENDESAK

     Karena itu kita perlu :
  • Mengatur aktifitas. Kita dapat melihat dan mengevaluasi setiap kegiatan kita, apa yang bisa dilakukan di waktu luang, kegiatan apa yang dapat memberi manfaat, tanggung jawab kita sebagai pengurus, sebagai PKK, sebagai pekerja.
  • Kita harus menetapkan prioritas. Setiap kegiatan harus kita tentukan mana hal yang menjadi prioritas utama dan yang masih bisa ditunda.
  • Membuat rencana harian/mingguan/bulanan. Tetapkan kapan perlu refreshing, liburan.

c. Melakukan tindakan nyata. Hal-hal yang sudah kita rencanakan harus kita lakukan.

B. Beberapa hal yang perlu kita waspadai :

  • Suka menunda pekerjaan “Besok masih ada waktu kog”.
  • Tidak berani mengatakan tidak. Segan menolak ketika ada ajakan teman untuk mengobrol atau jalan-jalan.
  • Musuh utama dalam pemanfaatan waktu adalah : kemalasan. Amsal 6:6-8 “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak”
  • Dalam hal waktu kita harus membagi waktu kita dengan prioritas waktu untuk keluarga, pekerjaan, pelayanan.

Ø Waktu untuk bekerja

Pilihan kita atas pekerjaan menentukan berapa banyak waktu kita akan tersita untuk bekerja dan akan menentukan waktu yang masih ada untuk keluarga, pelayanan dan sosial.

Ketika kita memlilih bekerja sampai hari minggu, bahkan bekerja di hari libur tentu ini membuat kita tidak punya waktu untuk hal lain. Kegagalan banyak alumni adalah menerima pekerjaan tanpa memperhitungkan komitmen waktu untuk keluarga dan pelayanan.

Dalam pekerjaan, tetapkan prioritas mana yang harus dikerjakan lebih dulu. Jangan menunda-nunda pekerjaan yang akan menumpuk di akhir bulan. Tidak menggunakan waktu bekerja dengan “sibuk” di sosmed. Bagi alumni yang belum bekerja, gunakan waktu yang ada untuk memperlengkapi diri dengan ketrampilan dan ilmu.

Ø Waktu untuk melayani keluarga bisa dilakukan dengan :

Ø Sharing values. Nilai-nilai hidup yang kita miliki berasal dari apa yang kita percayai/yakini yaitu dengan :

  • Menguatkan satu sama lain dalam keluarga, menunjukkan kasih dan kesetiaan dalam keluarga, saling membangun dalam kata dan perbuatan(Ams 31;28-31, Ef 4:29, Fil 4:8)
  • Adanya kebersamaan keluarga, satu kesatuan yang dalam dan kuat dalam ikatan keluarga
  • Memberi waktu untuk pulang ke rumah orangtua saat libur
  • Mengikuti pesta/acara keluarga inti dan keluarga besar
  • Hadir dalam kemalangan keluarga besar

Ø Sharing beliefs, Menyampaikan berita Injil keselamatan kepada orangtua dan saudara-saudara kita dalam tiap kesempatan, mengadakan ibadah keluarga.

3. Waktu untuk melayani

2 Kor 4:1-2. Ayat 1 “oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini” ini adalah dasar dari melayani, hanya oleh kemurahan Allah, anugerahNya yang membuat kita layak.

2 Kor 3:6 “Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru…” 

“Karena itu kami tidak tawar hati”, tawar hati :hilang semangat, patah hati, mundur dari pelayanan . Sebagai alumni mari kita terus terlibat dalam pelayanan, karena yang menolong kita untuk terus bertumbuh secara rohani adalah setia dalam HPDT dan tetap melayani. Melayani sebagai PKK, pengurus, petugas acara. Sekecil apapun pelayanan itu mari terus berkarya.

C. Kunci Mengelola Waktu

1. Jangan sia-siakan waktu, buang kebiasaan lama

· Suka menunda pekerjaan

· Mengerjakan pekerjaan orang lainà delegasi

· Tidak berani mengatakan tidak

· Mengerjakan pekerjaan yang tidak penting

· Mengerjakan pekerjaan yang tidak jelas

· Mengerjakan tugas rutin terlalu banyak

· Stress dan terburu-buru

2. Bukan bekerja keras, tapi bekerja cerdik

· Kerja efisien (hemat tenaga) dan efektif (hemat waktu)

· Harus bisa membedakan mana yang penting dikerjakan

3. Jangan menjadi “kontraktor pelayanan”, semua pelayanan di terima sehingga tidak maximal dalam pelaksanaannya.

4. Berikan waktu yang cukup untuk melayani keluarga.

5. Utamakanlah Tuhan dalam waktu anda. Memuliakan Tuhan dalam waktu ditunjukkan dengan mengutamakan Tuhan dalam tiap waktu kita (utamakan waktu teduh, bible reading, PA), gunakan waktu untuk semakin mendekatkan diri dengan Tuhan.

6. Jangan suka terlambat, biasakan bangun lebih pagi sehingga tidak buru-buru dan punya cukup waktu untuk tiba tepat waktu.

7. Mulailah semua kegiatan dengan tepat waktu.Kebiasaan jam karet harus dihilangkan dengan cara selalu memulai dan mengakhiri rapat/acara tepat waktu. Memulai dengan waktu yang terlambat akan menghabiskan waktu lebih lama untuk hal yang tidak berguna dan keterlambatan aktifitas berikutnya.

8. Maksimalkan waktu dengan melakukan hal-hal yang bernilai (mis. baca buku,terlibat dalam pelayanan), jangan bermalas-malasan, gunakan waktu untuk hal yang penting dan mendesak.


Ketika kita masih diberi kesempatan untuk hidup, mari hidup dengan memberi buah dalam pelayanan, terus membawa pengaruh dan perubahan di pekerjaan, jangan bosan untuk tetap melayani keluarga.


Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...