Jumat, 26 April 2019

Teologi Salib

Oleh : Denni B Saragih, Ph.D

Markus 15:37-39   Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya.  38 Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.  39 Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!" Apakah yang terjadi di kayu salib? Apakah hanya kematian Yesus atau adakah peristiwa lain, sampai perwira yang melihat Yesus mati mengatakan bahwa Dia adalah Anak Allah.
A.     Dasar Eksistensi Iman Kristen
·         Apakah yang Yesus Kristus ingin capai dalam hidup dan kematianNya? Ia lahir di Betlehem, melayani selama 3 tahun dan mati. Apa yang Ia ingin capai dengan mengalami penolakan, disalib dan mati, apa yang mau dicapaiNya?
·         Apakah dia berhasil?
·         Bagaimana kematianNya berkaitan dengan hal ini?
·         Bagaimana hidup dan kebangkitanNya berkaitan dengan hal tersebut?
·         Bagaimana kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus lebih 2000 tahun yang lalu di Yerusalem memiliki kaitan dengan kehidupan warga Medan tahun 2019 di Indonesia?
Ada beberapa pandangan tentang teologi salib :
1.       Penjelasan Populer
Inspirasi moral: Kasih Allah yang sedemikian besar dipertontonkan dalam Yesus Kristus dan ini menjadi inspirasi untuk mengasihi dan melayani Tuhan. Kasih Allah yang rela mengampuni dan mengasihi manusia berdosa, Salib adalah yang tak terbantahkan tentang kasih tanpa pamrih dari Allah.
Roma 5:6-8  6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.  7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati .  8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita”.
Ketika kita masih berdosa. Allah menunjukkan kasihNya kepada kita ketika kita masih berdosa, musuhNya, orang jahat.
a.      Yesus Sebagai Inspirasi Moral dan Rohani
Ini adalah pandangan salah satu teolog besar Peter Abelard. Ini adalah Teori Subjektif, salib itu memiliki efek karena kita tersentuh. Kita merasa diubahkan oleh salib karena tersentuh. Sehingga penekanannya adalah respon manusia kepada demonstrasi kasih Allah. Manusia memiliki peran yang sangat besar meresponi salib.
b.      Persoalan yang muncul dari pandangan ini :
Yesus Kristus hanyalah sebuah contoh/teladan yang menginspirasi, sehingga substansi dari inkarnasi dan salib menjadi kopong dan kejahatan manusia dipandang persoalan yang tidak esensial, tidak masalah besar.  Teori ini menjadi tidak lengkap menjelaskan apa arti salib, Salib hanya sekedar contoh pengorbanan kasih Yesus yang besar untuk memberikan kita inspirasi dan mengasihi, dan tidak menjelaskan apa yang terjadi di salib
2.      Penjelasan Klasik
Teori ini populer di kalangan bapa-bapa gereja e.g. Gregory Nyssa. Yesus memenangkan pertarungan dengan iblis. Gregor Nyssa menggambarkan Allah yang memberikan Yesus sebagai pengganti orang berdosa yang sudah di tangan iblis.. Yesus yang mati kemudian bangkit memenangkan maut. Allah “menjual” Yesus tapi Yesus terlalu perkasa untuk masuk ke neraka dan Ia bangkjt dan keluarlah roh orang-orang kudus.Karya Yesus adalah memenangkan pertarungan melawan iblis. Dalam salah satu eksposisi dikisahkan tentang Yesus Kristus mengalahkan Iblis di Neraka
1 Petrus 3:18-20  8 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,  19 dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 
a.      Yesus sebagai Pemenang
Teologi yang bersifat objektif, salib itu adalah peristiwa objektif menurut teori ini.
Penekanan yang baik dalam hal perlunya kejahatan dikalahkan, ada masalah dalam dosa dan dosa dikalahkan. Salib adalah Karya Yesus adalah menjadi pemenang, dengan kematianNya bukan kekalahan, dan iblis sudah kalah,
b.      Kritik  teori ini :Yesus sebagai Pemenang
Bahaya dari teori ini kesannya  Allah yang memainkan tipu muslihat ketika mengalahkan iblis. Manusia hanya sebagai penonton saja, semuanya dilakukan oleh Allah Bapa dan Yesus.. Teori ini hanya menerangkan sebagian saja, bahwa di salib Yesus menang , mengalahkan dosa tapi tidak menjelaskan sepenuhnya apa yang terjadi di salib
3.      Teologi Keadilan
Yesus Kristus harus membayar harga keadilan karena dosa yang diperbuat manusia
Galatia 3:12-14   12 Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.  13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"  14 Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu”.
Ini adalah sebuah perjanjian, jika kita melakukan hokum taurat akan datang berkat, jika tidak melakukan, akan ada kutuk.  Karena semua orang tidak sanggup melakukan hukum taurat, kita dikutuk, kita tidak sanggup membayarnya, kita yang berhutang  sehingga harus Yesus yang membayarnya.
St. Anselmus mengatakan : Cur Deus Homo (mengapa Allah menjadi manusia)?
Di salib terjadi hal yang objektif, Allah membayar hutang manusia, Allah membayar akibat dosa manusia,. Allah membayar harga keadilan. Manusia harus membayar, namun hanya Allah yang sanggup, karena itulah Allah menjadi manusia. Tiap-tiap manusia berdosa dapat digantikan oleh 1 orang yang tidak berdosa karena itu Allah harus menjadi manusia. Tetapi karena Allah yang tak terbatas yang menggantikan, maka satu Allah dapat menggantikan bermiliar-miliar dosa manusia, Hanya Allah yang sanggup menggantikan dosa manusia yang bermiliar-miliar ini.
Kritik atas Teologi Keadilan :
·      Secara filsafat, tidak benar menjatuhkan kesalahan orang lain kepada orang yang tidak bersalah, tidak adil hukuman kita digantikan oleh orang lain. Mengapa kita yang berdosa dan Yesus yang mati di salib? Di alkitab ilustrasinya bukan tentang hukuman penjara tetapi dengan ilustrasi hutang, kita yang berhutang tetapi Yesus yang membayar hutang kita.
·         Terlalu fokus pada kematian Yesus Kristus. Seolah-olah Yesus harus menderita, mengalami kekerasan karena dosa manusia.  Salib adalah hukuman yang diciptakan manusia, salib itu penting karena Yesus yang mati , fokuslah pada Yesus yang mati bukan pada salibnya.
A.     Mencari Keseimbangan dari teori-teori diatas
·         Karya Yesus Kristus haruslah sesuatu yang objektif.Ada sesuatu yang terjadi, bukan hanya kasih yang menginspirasi tapi kasih yang menebus (redemption). Bukan hanya salib, tapi kehadiran Yesus yang mengubahkan. Ketika Yesus bertemu dengan Petrus, hidupnya diubahkan. Yang paling penting adalah Yesus yang tersalib, bukan salibnya.
·         Karya Yesus Kristus juga harus menjadi bagian dari kehidupan nyata (subjektif). Kasih Yesus adalah karya yang objektif, kemenanganNya juga objektif, tapi kasih, kemenangan dan keadilanNya harus menjadi pengalaman subjektif kita.Salib menyentuh  kita tentang kasih Allah, salib meyakinkan kita karena dosa kita telah dibayar, salib membuat kita bersukacita karena dosa kita telah di tebus.
·         Karya Yesus Kristus bukan hanya soal kematianNya, tetapi juga inkarnasi, pelayanan dan kebangkitanNya. KaryaNya telah mengubahkan hidup, karakter kita. pada titik-titik tertentu dalam hidup kita, ketika salib itu menerobos ke hati kita, menyentuh kita menjadi rendah hati menolong orang lain
B.     Keadilan, Kemenangan dan Inspirasi
·         Yesus Kristus telah lahir, melayani dan mati untuk memperdamaikan manusia dengan Allah
·         Yesus Kristus telah mati dan bangkit untuk mengalahkan kejahatan
·         Yesus Kristus telah menunjukkan Kasih Allah dan memberi kita perintah untuk mengasihi seperti kita telah dikasihi
Yohanes Kalvin: Munus Triplex
·         Munus Triplex: Tiga-rangkap Karya (Jabatan)
1.      Yesus Kristus adalah Imam yang memperdamaikan manusia dengan Allah
2.      Yesus Kristus adalah Raja yang telah mengalahkan kejahatan
3.      Yesus Kristus adalah Nabi yang memberitakan dan mengajarkan kebenaran
C.     Dasar Eksistensi Iman Kristen
·         Apakah yang Yesus Kristus ingin capai dalam hidup dan kematianNya? Keadilan, kasih dan penebusan.
·         Apakah Yesus berhasil? Ya
·         Bagaimana kematianNya berkaitan dengan hal ini? KematianNya adalah puncak dari karyaNya yang dimulai dari inkarnasi, mengajar, kemarian dan kebangkitanNya
·         Bagaimana hidup dan kebangkitanNya berkaitan dengan hal tersebut? Itu adalah satu paket karena yang melakukan penebusan bukan kayu salib tapi Yesus yang mati di atas kayu salib.

SOLIDEO GLORIA

Jumat, 12 April 2019

KEPEMIMPINAN MUSA (Berkarya bagi Allah dalam dunia profesi)

Oleh : Drs Tiopan Manihuruk, MTh



A.  Keadaan Israel di Mesir saat Musa lahir
Setelah Yusuf meninggal dan raja yang memerintah di Mesir digantikan oleh orang yang tidak mengenal Yusuf,  Firaun yang kemudian memerintah di Mesir melakukan penindasan yang keras terhadap orang Israel  (Kel. 1: 1-22)
Dalam kondisi seperti ini lahirlah Musa dari keturunan kaum Lewi (Kel. 2: 1-2) dan untuk menyelamatkannya dari genosida Firaun, oleh ibunya dan dalam pengawasan kakaknya, Musa ditempatkan ditepi sungai Nil. Kemudian putri Firaun mengadopsi dia (Kel. 2: 3-10)
B.  Concern & Compassion
Lahirnya beban dan kepedulian Musa saat melihat kaumnya tertindas (Kel. 2: 11-12). Melarikan diri ke Midian sebagai perjalanan hidup 40 tahun yang kedua dan menikah dengan Zipora (Kel. 2: 13-22). Kehidupan Musa 40 tahun pertama mendapatkan pendidikan di Mesir dan 40 tahun kemudian dididik dan belajar sebagai seorang gembala
Kehidupan di Mesir dan Midian merupakan cara Tuhan membentuk dan memperlengkapi Musa sebelum dipanggil berkarya bagi Dia. Sengsara Israel karena perbudakan dan teriakan mereka sampai dan diperhatikan oleh Allah - concern (Kel. 2: 23-25). Panggilan Musa untuk membebaskan orang Israel dengan keharusan meninggalkan zona aman (Kel. 3: 1-6)
C.  Panggilan Musa
Allah menjumpai Musa dan memperkenalkan diri-Nya (Kel. 3: 1-6) – pentingnya mengenal siapa yang memanggil. Kel 4:13 Allah memanggiil Musa untuk memimpin Israel keluar dari Mesir., Musa menolak karena ia tidak pintar bicara, seorang plegmatik.. Allah membukakan keadaan Israel – sharing (Kel. 3: 7-9) –
(a) Allah  telah tahu dan memperhatikan penderitaan orang Israel (ay. 7); (b) Allah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka ke Kanaan (ay. 8); (c) Seruan atau teriakan orang Israel telah sampai kepada Allah (ay. 9)
D.  Perintah Allah & Respon Musa
Pergilah, Aku mengutus engkau ke Firaun untuk membawa umat-Ku keluar dari Mesir (3: 10). Allah memperkenalkan diri – Keadaan dibukakan/sharing beban – Musa dipanggil, diperintahkan & diutus dengan tugas yang jelas sebagai alat Allah untuk membebaskan umat-Nya
E.  Respon dan Dalih Musa
1.    Merasa tidak layak (3: 11) – ’siapakah aku ini, maka aku yang menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?’
Perintah Tuhan disertai dengan jaminan penyertaan-Nya dengan tanda bahwa Tuhan yang mengutus dia, yakni mereka akan beribadah kepada Allah di sebuah gunung (3: 12)
2.    Takut legitimasinya dipertanyakan (3: 13) – ‘bagaimana tentang nama-Nya dan apa jawabanku?’
Pentingnya keabsahan diutus oleh Allah sehingga tidak sembarang mengklaim
Pengenalan pribadi Allah yang mengutus sangatlah penting sebagai legitimasi panggilan dan pengutusan. Allah memperkenalkan diri-Nya (Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, itulah nama Allah untuk selama-lamanya dan sebutan nama-Nya turun temurun) kemudian menekankan kembali bahwa Dialah yang mengutus Musa (3: 14-15).
Setelah menegaskan siapa diri-Nya, Allah kembali memerintahkan Musa untuk pergi (3: 16) dengan strategi atau metode kerja sbb:
·         Berbicara kepada key person Israel (3: 16)
·         Bukakan bahwa telah bertemu dengan Allah yang telah mengindahkan mereka atas perlakuan orang Mesir (3: 16b)
·         Tuhan akan menuntun Israel keluar dari Mesir menuju Kanaan yang berlimpah susu dan madunya (3: 17)
·         Bekerjasama dengan key person menghadap Firaun dan minta izin keluar ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan di sana (3: 18)
·         Tuhan mengingatkan bahwa Firaun tidak akan membiarkan Israel pergi kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat (3: 19-22) – Ini penting supaya Musa dan org Israel tahu bahwa bukan karena kekuatan mereka yang membuat Firaun mengizinkan keluar, melainkan kuasa Tuhanlah yang memungkinkan hal itu
3.    Takut kredibilitasnya dipertanyakan – takut ditolak (4: 1) – ‘bagaimana jika mereka tidak percaya dan tidak mendengar perkataanku dan berkata bahwa Tuhan tidak menampakkan diri kepadaku?’ Tuhan meneguhkan panggilan-Nya dengan memberikan kuasa kepada Musa, melalui berbagai mujizat (4: 2-9)
4.    Merasa kurang kapabilitas/kemampuan – takut gagal (4: 10) – ‘tidak pandai bicara sebab berat mulut dan berat lidah sejak dahulu’
Tuhan meneguhkan Musa dengan berkata bahwa Dialah sumber segala sesuatu dan bagi Dia tidak ada yang mustahil. Tuhan akan mengajar dan memampukan Musa (4: 11-12)

5.    Mengelak karena merasa ada orang yang lebih patut daripada dirinya (4: 13) –rendah hati atau rendah diri?
Allah murka dan membukakan bahwa Musa punya saudara/orang lain yang bisa dipakai-Nya untuk mendampingi serta diberi kuasa atau tongkat untuk mengadakan mujizat  (4: 14-17) – team-work
F.   Ketaatan Musa
Musa pamit mohon izin dari mertua (4: 18). Tuhan memberitahukan kepada Musa bahwa orang Mesir yang ingin mencabut nyawanya telah mati (4: 19). Musa berangkat dengan membawa keluarga (co-partner) 4: 20. Ada perintah Tuhan agar memperbuat mujizat di depan Firaun, namun Tuhan akan mengeraskan hati Firaun sehingga orang Israel tidak diizinkan pergi (4: 21-23). Tuhan mengutus Harun sesuai janji-Nya untuk membantu Musa (4: 27)
Musa sharing beban dengan Harun dan bersama-sama menjumpai tua-tua Israel untuk memberitahukan mandat Allah (4: 28-30). Beban lahir ketika mengetahui keadaan orang lain karena kepedulian (concern) –untuk membangun kepemimpinan atau pelayanan terlebih dulu bagikan beban bukan langsung berbicara soal tugas.  Orang yang memiliki jabatan/posisi tanpa memiliki beban,. ia tidak akan bekerja. tetapi orang yang memiliki beban, menangkap visi,  pasti akan bekerja sekalipun tidak memiliki posisi. Respon Israel kepada Allah yang mengindahkan kesengsaraan mereka: Mereka berlutut dan sujud menyembah Allah (4: 31) bd. Neh. 2: 16-18
G.  Tugas Dimulai
Musa menghadap Firaun, namun ditolak hingga akhirnya Tuhan sendiri yang bekerja (psl. 5-11). Tidak mundur begitu ditolak oleh Firaun (5: 2-3). Diprotes oleh para mandur Israel karena dianggap sebagai menambah beban dan sengsara mereka. Musa dianggap membusukkan nama dan mau membunuh mereka (5: 20) –yang ditakutkan Musa sebelumnya kini menjadi kenyataan. Melaporkan penolakan Firaun dan protes Israel pada dirinya dan sekaligus protes kepada Allah yang memerintahnya (5: 22-23). Diteguhkan Tuhan kembali dengan janji penyertaan dan kuasa-Nya yang menjamin pembebasan Israel (5: 24; 6: 1-7). Hal ini penting karena Musa mengalami penolakan dari 2 sisi (dari Firaun dan orang Israel). Sebagai pemimpin ketika menghadapi kesulitan di dalam pelayanan atau pekerjaan jangan cepat mundur, cepat datang kepada Tuhan. Ketika ada pimpinan yang keras dan kejam, belum tentu itu bukan pimpinan Tuhan kita bekerja disana. Tempat kerja yang nyaman belum tentu pimpinan Tuhan, tempat kerja yang tidak nyaman, belum tentu karena Tuhan tidak memimppin kita. Setelah janji Tuhan meneguhkan Musa, Musa terus ditolak Firaun (sampai kali ketiga, 7: 10-13) dan berkali-kali diprotes dan ditolak Israel (6: 8) namun kembali diteguhkan oleh Tuhan (6: 9-12)
Pada awal kepemimpinan Musa dia mendapat penolakan dari Firaun dan dari Israel. Wajarkah jika Musa langsung melarikan diri? Wajar, tetapi Musa tidak mundur karena jelas panggilannya.. Dalam pekerjaan kita bisa  mendapat penolakan dari 2 sisi (pimpinan dan bawahan), apakah kita mundur? Mari belajar dari Musa yang terus maju walaupun mengalami pergumulan.
Belajar dari Musa, ditolak berkali-kali dan disalahkan Israel Musa berkali-kali, tetapi Musa tetap teguh memimpin Israel. Menghadapi hal ini , Musa kembali protes kepada Tuhan (6: 29), tetapi Tuhan kembali meneguhkan panggilannya (6: 22-7: 9). Cat: Ketika menghadap Firaun, usia Musa sudah 80 tahun. Ia 40 tahun di Mesir, 40 tahun di Midian, 40 tahun di padang gurun. Musa memimpin usia 80 tahun dan ditolak berkali-kali.
Musa diberi kuasa oleh Tuhan mendatangkan tulah (10x)  sehingga Firaun mengizinkan Israel pergi (7: 3-5, 14-12: 42).
Catatan: Dipanggil Tuhan demi umat-Nya bukan berarti tanpa rintangan dan tantangan, tetapi ada penyertaan Tuhan di dalamnya
Pada tulah ke 10 orang Israel yang memiliki tanda darah di pintunya dilewatkan oleh malaikat dan tidak ada kematian anak sulung, dan di Mesir semua anak sulung meninggal dan akhirnya Firaun membiarkan Israel pergi. Hal inilah yang dirayakan orang Yahudi tentang Paskah sampai hari ini, mengingat kelepasan Allah keluar dari Mesir. Kini paskah dirayakan karena kebangkitan Yesus pada hari yang ketiga. Yesus adalah korban yang sempurna. Sehingga bagi orang Kristen, paskah ada 2 : kelepasan Israel dari Mesir dan kebangkitan Yesus.
H.  Tugas yang lain
Musa bukan saja membawa Israel keluar dari Mesir, tetapi juga  membangun spiritualias umat (12: 1-28, 43-51). Musa bukan nabi, Musa adalah seorang tokoh politik, penguasa yang  memiliki karunia kenabian. Jika kita memiliki posisi pemimpin di pekerjaan , kita tidak sebatas pemimpin di perusahaan, tapi pemimpin kerohanian dalam arti membangun nilai-nilai etika, dan integritas dalam profesi kita. pekerjaan kita tidak boleh lepas dari nilai intrinsik kerja yaitu :kita bekerja dan menghadirkan kerajaan Allah (membangun nilai, kesejahteraan dan  hadir menjadi berkat)àMisi. Mandat kita ada 2 :mandat Injil,dan mandat budaya . Inilah yang disebut  misi holistik/integral (apa yang disebut penyelesaian dosa sosial terintegrasi untuk menyelesaiakan dosa vertikal). Misi Injil dan misi sosial ini dilakukan sesuai kebutuhan , mana yang lebih mendesak, hal itu yang dilakukan lebih dulu,
Israel kembali protes karena kondisi ‘terjepit’ dikejar Firaun (14: 1-13) – ‘lebih baik bekerja diperbudak di Mesir daripada mati di padang gurun’ (ay. 11-12). Inilah mental budak orang Israel, lebih suka hidup enak, takut menghadapi resiko. Peluang dan tantangan berada pada satu ruang dan waktu yang sama, dan kita harus melihat dengan jeli..Musa mengatakan bahwa Tuhanlah yang berperang bagi Israel (14: 13-14). Pemimpin harus berani mendukung orang lain. Ketika melihat ancaman, seorang pemimpin akan tegar dan mampu menguatkan anggotanya. Maka pemimpin bukan sebatas posisi, tetapi pengaruh. Adakah kehadiran kita bisa menyelesaikan yang kacau, bisa menenangkan dan memberi semangat orang-orang di sekitar kita, berarti kita adalah pemimpin. The real leader adalah yang memiliki pengaruh. Mungkin kita bisa saja tidak menjadi pemimpin di pekerjaan, tapi ketika  kita bisa mengarahkan kantor itu berintegritas, mengarahkan melihat peluang ke depan, kita adalah pemimpin. Kita mungkin bukan kepala sekolah, tapi ide kita digunakan dan kita dihormati di sekolah, kita adalah pemimpin. Di gereja mungkin kita bukan pendeta, tapi ide kita dapat membangun  gereja, kita adalah pemimpin. Jangan  kejar ambisi posisi tapi memiliki pengaruh.
Oleh kuasa Tuhan yang menyeberangkan mereka di laut Teberau dan sekaligus membuat Firaun serta pasukannya mati, membuat Israel percaya pada Tuhan dan Musa (14: 15-31) – adakalanya karya nyata sebagai bukti kuasa Tuhan dan keabsahan panggilan. Kadang-kadang dibutuhkan sebuah konfirmasi dari Tuhan untuk sebuah panggilan., Konfirmasi dengan pernyataan kuasa Tuhan, konfirmasi ketika kita lepas dari kekacauan, konfirmasi ketika kita bisa menggatasi kesulitan. Dalam kondisi kesulitan (chaos), kita bisa dipakai Tuhan, dan itu sebagai konfirmasi dari Tuhan bahwa kita adalah seorang pemimpin. Musa bernyanyi dengan orang Israel, memuji Tuhan atas kasih dan kuasa-Nya bersama Israel (15: 1-21)
Diperhadapkan kembali pada sungut-sungut Israel karena tidak ada air yang dapat diminum di gunung Horeb (Mara dan Meriba) 15: 23-24. Secara geografis, orang Israel paling lama tiba di Mesir itu 40 hari dan akhirnya mereka tiba 40 tahun karena dosa Israel. Orang Israel mengeluhkan air, makanan dan akhirnya Tuhan menurunkan manna untuk orang Israel hingga mereka sampai di Mesir.
Menghadapi sungut-sungut/protes Israel saat berangkat dari Elim ke gurun Sin (antara Elim dengan gunung Sinai) pada hari ke-15 bulan kedua setelah keluar dari Mesir, di mana Israel mengeluhkan makanan yang tidak selezat di Mesir (16: 2-3) sehingga Tuhan menurunkan manna (16: 4-36)
Musa bertengkar dengan Israel dari gurun Sin ke Rafidim karena tidak air (17: 1) dan menganggap Musa mau membunuh mereka bersama istri dan anak-anaknya (17: 2-3) sehingga mereka mempertanyakan apakah Tuhan ada ditengah-tengah mereka (17: 7). Musa selalu diperhadapkan dengan sungut-sungut dan protes orang Israel ketika kesulitan tiba, namun Musa melihat hal itu dialamatkan bukan pada dirinya melainkan kepada Tuhan (16: 8). Pernahkah kita bertanya apakah Tuhan benar-benar menempatkan kita di tempat ini? Jika jelas panggilan Tuhan, kita harus tetap bertahan disitu. Penolakan dan protes Israel dipandang Musa bukan kepada dirinya tapi kepada Allah, karena Allah yang memangil, Allah yang menyertai dan Allah yang menolong.
Musa diiberi kuasa oleh Tuhan (tangan Musa terangkat) sehingga menang melawan serangan Amalekh (17: 8-16), Jika tangan Musa turun, Israel kalah perang, jika tangan Musa naik, Israel menang perang. Karena itu sangat penting wibawa rohani. bukan hanya posisi. Mari memiliki wibawa rohani dengan hidup suci dan dalam kebenaran.Musa seharian harus mendengar masalah dari seluruh Israel dan Yirtro menegur Musa.  Musa mau menerima nasehat orang lain (Yitro, mertuanya)  dengan mengangkat pemimpin 1000, 100 dan 10 dengan kualifikasi yang tepat (18:1-25). Pemimpin yang benar adalah pemimpin yang mau mendengar masukan, mau mendelegasikan tugas dan tanggung jawab. Tidak ada pemimpin yang bisa maju jika ia tidak mau mendengar nasehat. seperti ditulis dalam Amsal “semakin banyak penasehat, maka semakin baik” tapi tergantung penasehatnya baik atau tidak. Di gurun Sinai Musa menghadap Allah (19: 3-25) dan menerima hukum Taurat (20: 1-17) dan peraturan ibadah dan tatanan masyarakat Israel (psl. 20-23). Dua loh batu bertulis hokum taurat adalah kitab suci yang pertama.
Naik gunung Sinai selama 40 hari/malam untuk menerima loh batu hukum dan perintah yang ditulis Tuhan (24: 12-18) dan peraturan kemah suci serta tatanan peribadahan Israel (psl. 25-31). Marah ketika dia turun ditemukannya Israel telah menyembah patung anak lembu emas (32: 15-20) karena menurut orang Israel Musa mengundur-undur waktu di Sinai (32: 1-6) dan Musa memarahi kakaknya, Harun (32: 21-24). Mari tetap memelihara kondisi rohani yang sehat supaya kita peka terhadap dosa, jangan kompromi dengan dosa. Musa tegas kepada Israel dan marah kepada Harun. Pemimpin yang benar adalah pemimpin yang tegas dengan dosa dan komitmen tegas terhadap kebenaran. Musa tidak sungkan menegur abangnya sendiri Harun.
Musa membela Israel di hadapan Tuhan dan memohon belaskasihan-Nya (32: 11-14) – ciri pemimpin yang bertanggungjawab atas kesalahan anggotanya. Ada banyak pemimpin “cuci tangan” terhadap kesalahan anggotanya. Pemimpin bertanggung jawab atas kelemahan, kekurangan anggotanya. Musa merestorasi iman dan peribadahan Israel dengan memberikan mereka kebebasan memilih apakah ikut Tuhan atau tidak (32: 25-29). Musa kembali naik ke Gunung Sinai menerima Taurat Tuhan dan membela Israel kembali mohon pengampunan Allah (32: 30-35) dan rela berkorban demi Israel (32: 32). Seorang pemimpin harus belajar bertanggung jawab bagi orang yang dipimpinnya tapi juga belajar merestorasi iman mereka.
Tidak mau melanjutkan pemimpin Israel menuju Kanaan apabila Tuhan tidak mau menyertai Israel kembali (33: 12-17) karena sebelumnya Tuhan mau menyuruh malaikat saja karena Israel yang tegar tengkuk (33: 2-3). Musa menolak untuk pergi jika Allah tidak menuntun mereka. Sangat dibutuhkan kehadiran dan penyertaan Allah didepan Israel, Karena tanpa kehadiran Allah secara langsung karena Musa takut kepemimpinannya gagal membawa Israel masuk ke Kanaan.Musa kembali ke Sinai untuk menerima Taurat dengan loh yang dibuat Musa sendiri (psl. 34:19.Berdoa bagi Israel yang dipimpinnya (34: 8-9)

Dengan puasa supra-natural selama 40 hari/malam (34: 28), Musa menerima dan menuliskan Taurat Tuhan kembali (34: 10-27). Kedekatannya dengan Tuhan membuat wajah Musa bercahaya sehingga tidak seorangpun mampu menatap wajahnya setelah dia turun dari Sinai (34: 29-35) – wibawa rohani seorang pemimpin. Wibawa rohani membuat wajah kita bercahaya, bukan karena anggota takut karena posisi kita sebagai pemimpin.  Mari kita baca Ulangan 34:4 Musa tidak akan memasuki Kanaan sehingga di Ulangan 31, Musa mempersiapkan Yosua sebagai pengganti. Bukan hal yang mudah memikirkan ia tidak akan masuk ke tanah Kanaan dan harus menyiapkan seorang pengganti. Mari mempersiapkan kaderisasi, supaya ketika kita pergi tetap ada yang dapat melanjutkan pelayanan/pekerjaan kita.

SOLIDEO GLORIA

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...