Jumat, 28 Juli 2017

OKULTISME (Tantangan Dalam Pelayanan)

Oleh : Pdt. Jaharianson Saragih, S.TH. M. SC, PHD




KEL 20: 1-6, ULANGAN 18:9-14
ULANGAN 28: 15, Mat 4: 10, Mark 6:7, Mark16: 17

Mari kita baca Ulangan 18:9-14. Apakah yang terjadi jika seorang percaya yang dulunya hidup tercemar atau apa yang menjadi bagian orang-orang percaya yang  hidup seturut dengan kebenaran? Ulangan 28, ayat 1-14 menjelaskan apa yang menjadi bahagian kita yang hidup sungguh-sungguh dalam terang firman Tuhan, tetapi jika orang yang percaya pada Tuhan tetapi masih memakai kuasa-kuasa gelap, diterangkan di ayat 15-21.

DEFINISI OKULTISME

Okultisme
Occult = gaib, gelap, tersembunyi, tidak tampak oleh mata, misterius.
Ajaran yang mempercayai adanya kekuatan gaib yang tersembunyi dalam benda-benda atau roh/arwah.
1. Paradigma (pola pikir) orang barat-Aristoteles
· Dunia dihuni oleh manusia saja
· Spirit tidak bisa berintervensi dalam kehidupan nyata sekarang
2.Paradigma (pola pikir) orang timur – Plato & Alkitabiah
· Dunia dihuni oleh manusia dan Spirit
· Spirit bisa berintervensi dalam kehidupan nyata sekarang
Jika seorang anak tiba-tiba sakit demam, orangtuanya bisa mencurigai kalau anaknya tidak bisa sembuh karena buang air di tempat-tempat keramat tanpa ‘minta izin’, dan dibawa ke dukun. Ini adalah pola pikir yang tidak masuk logika tapi banyak dipercaya orang.
3.Paradigma Jemaat
· Dunia dihuni oleh dua mahluk
· Manusia dan Spirit-Spirit – diakses lewat datu/dukun, chanyang-  bisa berintervensi dalam kehidupan sehari-hari.
· Mendatangkan sakit
· Kekayaan
· Jabatan
· Meramal masa depan/menerawang ( Imamat 19,26,31, 2 Raja-Raja 17:17, 2 Raja-Raja 21:6)

Setiap orang yang meminta pertolongan pada kuasa kegelapan pasti akan selalu ada tumbalnya. Matius 10:16, sering disalahartikan, karena hanya membaca ayat 16b “hendaklah kamu cerdik seperti ular, dan  tulus seperti merpati” ayat ini digunakan sebagai alibi bahwa pergi ke dukun untuk mengobati penyakit adalah tindakan cerdik, tetapi mereka tidak membaca ayat 16a berbicara tentang “Lihat Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular tulus seperti merpati”ayat ini menjelaskan jika kita menginjili harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, karena menginjili membutuhkan strategi dan pendekatan dengan situasi setempat.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENGGUNAKAN OKULTISME
· KEKAYAAN/STATUS
· JABATAN
· PENGAMANAN/USAHA
· MASA DEPAN/NASIB
· (Yes 47:13)
· KESEMBUHAN
· SALAH MEMAHAMI FIRMAN TUHAN  MAT 10:16

Mengapa orang berdukun ?
· Supaya cepat sembuh
· Supaya cepat kaya/penglaris
· Jabatan/kedudukan  - Pilgubsu
· Satpam di rumah
· jodoh
· Supaya dapat anak
· Untuk balas dendam – guna2/santet

Jabatan dan Dukun

Banyak pihak yang meyakini, hampir tak ada satu pejabat tinggi negara Indonesia yang berhasil menaiki tangga kekuasaan tanpa bantuan dukun. Bahkan praktik pedukunan dalam wujud santet ikut mewarnai dan menjadi bagian  dari pertarungan kekuasaan ( Amich Alhumami, Kompas 5/3/09). Penulis sedang riset untuk disertasi “Political Power, Corruption, and Wichtcraft in Contemporary Indonesia” Department of anthropology University of Sussex, Inggris.  
Nils Bubant professor Antropologi di Univ Aarhaus, Denmark mengadakan penelitian lapangan entographi tentang Politik, Klenik dan Ilmu Gaib di Indonesia sejak 1991. Beliau mengatakan: melalui telaah biographi wirausahawan, politikus, pejabat umumnya memanfaatkan mahluk halus, seperti jin-jin untuk pencapaian yang mereka dapatkan.


PINTU MASUK PENCEMARAN ROHANI
· Dalam kandungan, ibu minum dan makan makanan dari dukun
· Saat anak lahir, pemberian nama dengan mandi air yang sudah dimantera
· Sakit waktu kecil diobati dukun, kis: Sam
· Saat anak mulai besar, dengan menggantungkan jimat-jimat di leher atau dipergelangan tangan supaya selamat-selamat
· Saat anak mulai sekolah 
· Saat dewasa, untuk mencari jodoh dan pekerjaan
· Saat berumah tangga, upacara ritual
· Dalam perjuangan hidup untuk jabatan, usaha, agar atasan berbelas kasihan
· Saat meninggal, menaruh garam dalam peti mati
· Berziarah ke kuburan dan memberi sesajen dan meminta sesuatu ke roh yang sudah mati (lKS 16:10-31 & Peng 9:5-6)

Gejala-gejala adanya hubungan dengan kuasa gelap
· Malas ke gereja
· Tertidur dengar khotbah
· Malas baca alkitab, karena firman Tuhan mengganggu roh-roh jahat
· Keras kepala
· Ragu-ragu
· Gampang emosi/emosi yang tidak terkendali
· Gelisah, Tidak tenang
· Takut
· Berpikir negatip selalu
· Perilaku sex menyimpang…SELINGKUH

Sebut saja namanya FS : Berawal dari buang air kecil di rumah kos kawan. Pulang ke kosnya lalu merasakan manifestasi gangguan, dipukul kakinya, diserang dengan mimpi buruk. Tidak bisa tidur sudah dua minggu. Berobat dengan ritual pedukunan tapi tidak sembuh, pakai jerango dlsb. Leher panas dlsb. Perlu dilakukan pencarian pintu  masuk. Apakah orangtua pernah ke dukun, setelah itu diselesaikan, bisa dilepaskan dan dipulihkan. Sebelum pelepasan harus persiapkan secara rohani, karena roh jahat bisa mengganggu/mencelakai keluarga kita, kerena itu doakan mereka sebelum pelayanan ini, bahkan alat-alat elektronik dan IT kita bisa diganggu (HP mati secara tiba-tiba). Dalam pelayanan ini juga harus tetap ada yang bernyanyi, supaya roh jahat yang didalam diri orang ini akan keluar. Jika roh-roh itu mengeluarkan suara-suara binatang kita harus mengusirnya “dalam nama Tuhan Yesus, keluar roh harimau”.
Jika seorang ingin dilepaskan dari kuasa roh jahat, tetap sarankan mereka untuk berobat ke dokter, jika dokter tidak menemukan penyakitnya, mereka bisa dilayani, dengan cara mencari pintu masuknya, jika pernah ke dukun harus diputuskan dan dibatalkan dalam nama Tuhan Yesus. Orang yang pernah kesurupun bisa kesurupan lagi karena masih ada pintu masuknya, dan pintu masuknya ini harus dipatahkan dalam nama Tuhan Yesus supaya pintu masuknya tertutup. Jika ada dosa dari masa lalu (dari orangtua) harus diputuskan supaya tidak lagi menyerang anaknya.

Manifestasi roh zinah
· Meludahi atau meludah terus menerus
· Melakukan gerakan-gerakan persetubuhan

Contoh-Contoh Konkrit :
· BERDUKUN (untuk kesembuhan.jaga diri,dlsb)
· ASTROLOGI/RAMAL
· BERGURU

BENTUK-BENTUK OKULT
· Cincin/dikalungkan..berisi kuasa gaib
· Dimakan/Diminum/dioleskan ke badan 
· Ditanam dalam badan, di sekitar rumah/usaha 
· Mandi air kembang/jeruk purut
· DIRAMAL/Feng shui/ hong shui…. Cermin di pintu

Jenis-jenis kutuk Ul 28:15-46
· Usaha/ tdk pernah  berhasil/gagal terus (16-20, 38-40,42)
. Kemiskinan
· Sakit penyakit (21-23,27)
· Kekalahan dalam hidup (25-26)
· Kebutaan/kegilaan (28,32)
· Berjerih payah tapi orang lain menikmati, korban penipuan (30-31, 33,35)
· Anak-anak ditawan (narkoba) (32)
· Dipermalukan (36,37)
· Menjadi ekor bukan menjadi kepala (44)

 Kesimpulan

Kuasa kegelapan:
· menghambat pertumbuhan rohani
· hidup rohani jadi suam-suam kuku
· Menghambat kedekatan dengan Tuhan
· Mengalami kutuk kegagalan ekonomi atau kemiskinan, sakit-penyakit, meninggal muda dls. 

Jalan Ke Luar
· Pembongkaran dosa okult  Ul 18: 9-13, Ul 28:15 dst; 2 Taw 33:1-6)
· Pengakuan dosa ( Mzm 32:1-4, Yes 43:25,1 Yoh 1:9, 1 Tim 1:3
· Pemutusan hubungan dengan kuasa gelap dan garis kutuk ( 19:1Kis 9, Kel  20:2-4, Mat 12:43-45, Lukas 10:19)
· Benda Okult harus dimusnahkan
· Memberikan pengampunan (Mat 6:12; mark 11:25)
· Mengundang Yesus secara pribadi (Mat 12:43-45, Ef 2:2,Wahyu 3:20, Yoh 1:12, 1 Yoh 4:4, Mark 16:17)

· HIDUP DALAM KETAATAN DALAM PERSEKUTUAN,DOA, DAN DENGAR-DENGARAN AKAN FIRMAN TUHAN (KIS 2:42-47)





Jumat, 21 Juli 2017

EKPOSISI KITAB YAKOBUS 3

Oleh : Drs.Tiopan Manihuruk, MTh



Lidah dalam relasi seorang pengajar atau guru


     Seorang guru akan dihakimi dengan ukuran yang lebih berat (ay 1).Kenapa? Karena semua orang bersalah dalam banyak hal, khususnya dalam perkataan (ay 2a). Sebagai seorang guru pastilah lebih banyak berbicara (yang akan mempengaruhi banyak orang), sehingga berpotensi lebih banyak salah dalam perkataan maka adalah wajar apabila dihakimi lebih berat (bd. Lk 20: 46-47). Karena itu kita harus melatih diri berbicara (ekonomi berkata-kata), cepat mendengar, lambat berkata-kata. Orang-orang Farisi dan ahli taurat pintar dalam mengajar tetapi hidupnya tidak melakukan firman Tuhan.
\
Orang yang tidak bersalah dalam perkataan adalah sempurna, karena mereka yang mampu mengendalikan perkataan atau lidahnya maka dia telah mengendalikan seluruh tubuhnya (ay 2b). Artinya tidak ada orang yang sempurna, setiap orang pastilah pernah salah berbicara. Kata-kata yang tulus dan dengan niat baikpun bisa disalah mengerti, jika waktu dan tempat untuk berbicara tidak tepat.

Ayat 3-6, ada 3 metafora menggambarkan kuasa lidah:
· Kekang pada mulut kuda - Membuat ia menuruti kehendak tuannya sehingga seluruh tubuh kuda dapat dikendalikan (ay 3)
Kemudi kapal - Meskipun kecil tetapi dapat mengendalikan sebuah kapal yang besar menurut kehendak juru kemudi (ay 4). Meskipun lidah salah satu bagian kecil dari tubuh, namun dapat · memegahkan perkara besar (ay 5a) - ’small part of the body, but it makes great boasts’.
· Api - Sekecil apapun, api akan dapat membakar hutan yang besar (ay 5b). Lidah juga adalah api yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan manusia, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka (ay 6) lih. Yoh 8: 44.

Tidak seorangpun berkuasa menjinakkan lidah (ay 7-8), meskipun semua jenis binatang telah ditaklukkan oleh manusia. Lidah itu buas, tak terkuasai dan penuh racun yang mematikan (ay 8). Talkless, do more; Integrity in the way of speaking (truth). Lidah itu kecil tapi bisa berkuasa dalam perkataan. Karena itu kita perlu mengevaluasi diri kita masing-masing, berapa banyak perkataan kita menyakiti orang lain? Lidah kita tidak bisa dikendalikan,kita harus melatih diri menahan berbicara lebih banyak, secara khusus bagi kita yang memiliki sifat sanguin yang suka berbicara, sering bercanda tanpa menyadari kalau perkataan kita telah menyakiti perasaan orang lain. Bahkan di media sosial juga sangat banyak orang melukai perasaan orang lain. Ekonomi dalam berkata-kata berarti kita harus perhatikan kita berbicara dengan siapa, bagaimana waktu ketika berbicara, tempatnya dan nada bicara kita. Berbicara dengan pimpinan, bawahan, anak, pasangan harus diperhatikan supaya kata-kata kita tidak memarginalkan orang lain.

Paradoksal lidah (ay 9-10)
· Dengan lidah memuji Tuhan, dengan lidah mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah (ay 9)
· Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk, di mana seharusnya tidak boleh demikian (ay 10)Kenapa? Tidak ada mata air yang sama (satu) memancarkan air tawar dan juga air pahit. Mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar atau sebaliknya (ay 11-12). Kol 4:6 “Hendaklah kata-kataku senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberijawab kepada setiap orang”.

Hikmat & Perkataan (Lidah)
Orang yang bijak dan berbudi (berhikmat), menunjukkan hal tersebut dengan perbuatan baik oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan (ay 13) – ’Let him show it by his good life, by deeds done in the humility that comes from the wisdom’. Hikmat melahirkan sikap dan kata-kata yang benar. Yak 1:5 “Tetapi apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah…”. Orang yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah pastilah ia tidak berhikmat. Dengan adanya hikmat, kita akan terhindar dari iri hati dan mementingkan diri sendiri. Jika menaruh perasaan iri hati dan mementingkan diri sendiri, jangan memegahkan diri dan jangan berdusta melawan kebenaran (ay 14) – ’do not boast about it or deny the truth’. Orang yang iri, sombong, mementingkan diri sendiri akan menghasilkan kata-kata yang menyakiti. Jangan pernah bangga atau sombong akan iri hati dan egoisme.

Kenapa? Cara seperti ini bukanlah hikmat yang datang dari atas (Allah), tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan (ay.15). Iri hati dan egoisme adalah sumber kekacauan dan segala macam perbuatan jahat (ay 16), termasuk perpecahan (bd. Flp 2: 3-4). Kita harus mendengarkan perkataannya bukan orang yang berbicara (not the man but the word). Hargai dan terima orang yang lebih maju, pintar, ekspert dari kita dan jangan egois yang hanya mau menonjolkan diri karena menganggap lebih mampu padahal mereka lebih baik dari kita.

Hikmat yang dari atas (Tuhan): Murni, pendamai, peramah, penurut, penuh belaskasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik (ay 17). Jika kita berhikmat, kita bisa tertolong dalam hal perkataan yang tepat. Jika hidup dengan hikmat ilahi maka akan menjadi pencipta/pembawa damai (ay 18) – ’Peacemakers who sow in peace raise a harvest of righteousness’.


Berapa banyak perkataan kita yang menimbulkan konflik di keluarga, pekerjaan, lingkungan kita? Ingatlah sebagai orang yang berhikmat kita harus menjaga lidah kita, menjadi peace maker supaya terhindar dari perkataan yang merusak, tapi membangun.S


SOLIDEO GLORIA.

Jumat, 14 Juli 2017

Eksposisi Yakobus 2

Oleh : Drs Tiopan Manihuruk, MTh


Kitab ini ditulis oleh Yakobus saudara Tuhan Yesus. Pada awalnya Yakobus bukanlah orang yang percaya, tetapi pada akhirnya ia percaya pada Tuhan Yesus. Jika memperhatikan kitab ini sangat banyak persamaan dengan pengajaran Yesus secara khusus khotbah di bukit dalam bebribicara soal etika dan praktika kitab ini secara khusus dituliskan pada jemaat diaspora, bukan satu gereja atau jemaat tapi bagi orang-orang yahudi  di perantauan. Kitab ini dialamatkan dengan satu tujuan yaitu ada orang yang menekankankan hyper grace, anugerah yg berlebihan, terlalu menekankan anugerah sudah diampuni oleh Allah sehingga tidak terlalu takut dan kurang menghormati Tuhan dengan alasan  Allah akan mengampuni. Mereka lupa bahwa Allah yang penuh anugerah itu juga adalah Allah yang murka atas dosa, yang marah dan adil. Maka Yakobus menuliskan, supaya mereka memahami konsep anugerah dengan benar, orang yang memahami anugerah seharusnya menghormati Allah, makin lama makin taat pada Allah. Itu sebabnya pasal ini berbicara tentang iman tanpa perbuatan adalah mati.

Kesejajaran orang yang telah menikmati anugerah Allah dengan sebuah kehidupan yang baru,yaitu etika warga kerajaan Allah yg harus dimiliki. Bagian pelajaran ini adalah yaitu bahwa kita akan belajar prinsip teks ini sebagai kelanjutan bagian pasal 1:19-27,khususnya  bagaimana orang mendengar firman dan melakukannya. Dalam Yak 1: 22-25 ditekankan, kalau orang mendengar firman dan tidak melakukannya sama seperti org yang mengamat-amati dirinya di cermin dan setelah itu lupa bagaimana rupanya. Maka Yakobus menekankan, kebenaran firman yang didengar dan diajarkan seharusnya dilakukan dengan sungguh-sungguh karena akan mengubah hidup, bukan hanya tahu kebenaran tetapi  penting untuk mengerjakan kebenaran karena pertumbuhan/perubahan hidup terjadi bukan karena pengetahuan tentang kebenaran tapi karena melakukannya.Yakobus menekankan bagamana melakukan kebenaran itu secara praktis.

Teks ini sebagai lanjutan atau aplikasi dari ’mendengar dan melakukan firman Tuhan’ (1: 19-27). Secara theologis Yakobus mengajarkan bagaimana orang beriman menerapkan imannya secara praksis, lalu kemudian dia menjelaskan bagaimana cara hidup atau penerapan dari konsep tersebut yang pada bagian ini diawali dari hidup yang tidak memandang muka (2: 1-13).

Iman diamalkan tanpa pilih kasih atau memandang muka – do not show favoritism         (Yak 2:1). Salah satu contoh ’memandang muka’ – sikap dan perlakuan berbeda terhadap orang kaya dan miskin (ay 2-4). Dalam konteks masa itu, orang kaya tetap mendapat posisi terhormat. Yakobus berkata jangan ada favoritism, diskriminasi mengarah pada orang yang dibawah, favoritism itu mengarah pada orang yang diatas.
Dasar perintah untuk tidak favoritism (ay 5-13).
·         Allah memilih orang yang dianggap miskin oleh dunia (poor in the eyes of the world) menjadi kaya dalam iman dan pewaris Kerajaan Allah (ay 5). Ketika orang miskin beriman kepada Allah justru kepada mereka Allah bermurah hati. Seringkali di mata Allah berharga orang miskin karena datang kepada Allah dalam segala kemiskinannya dan bergantung pada Allah justru berkenan kepada Allah. Bahkan di gereja juga seringkali orang kaya yang lebih disambut. Kita jangan menghargai orang dari apa yang dicapai(kekayaan, posisi) dan prestasinya.
·         Orang kaya justru yang berbuat jahat kepadamu – menindas dan menyeret kamu ke pengadilan (ay 6)
·         Orang kaya jugalah yang menghujat nama Tuhan (ay 7).
·         Kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri (ay 8) – konteksnya adalah memperlakukan semua manusia sama di hadapan Allah, jangan mendiskriminasi, memiliki kemampuan berempati.
·         Bagaimana mengasihi orang lain seperti diri sendiri? Kalau kamu lapar dan haus, maka makan dan minum. Jadi kalau saudaramu lapar dan haus, berilah dia makanan dan minuman. Kalau kamu sakit, berobat, maka jika saudaramu sakit berilah dia uang untuk pergi  berobat dst. Jangan memperlakukan orang secara negatif karena favoritism. Kasih yang memberi, menerima apa adanya, mengampuni dan menolong agar orang lain juga menikmati ’kelayakan hidup’ seperti yang kita alami. Maka hormati dan hargailah orang lain secara proposional, apa adanya, jangan diskriminatif dan jangan favoritism
·         Memandang muka adalah perbuatan dosa (ay 9) karena melanggar hukumTaurat (ay 10-11) – pelanggaran salah satu perintah Taurat berarti pelanggaran terhadap semua isi hukum Taurat itu lih ay 6. Pentingnya kesejajaran antara perkataan dan tindakan, karena kita akan dihakimi (ay 12) . Mengaku orang percaya harus dibuktikan dengan tindakan.Kalau mau bebas dari penghakiman, maka sejajarkanlah perkataan  dengan perbuatan (lih. 2: 17) ’iman tanpa perbuatan adalah mati’.
·         Mereka yang tidak sejajar iman dan perbuatannya (memandang muka) akan menerima penghakiman tanpa belas kasihan (ay 13). Kitab Yakobus dituliskan kepada orang yang sudah percaya, Yakobus menenkankan setiap orang percaya atau tidak kepada Yesus akan dihakimi. Bagi mereka yang belum lahir baru,  penghakiman berarti hukuman dan bagi yang sudah lahir baru, penghakiman adalah  upah tapi juga ada pertanggungjawaban terhadap apa yang kita lakukan.  Kalau sudah diselamatkan atau diampuni dosa karena kasih karunia Tuhan, bukankah selayaknya kita juga berbelaskasihan kepada orang lain? Karena itu jangan favoritism. Kasih yang menyelamatkan, mengalahkan penghakiman,


Ay 14, Marthin Luther: A man is justified by faith alone (Rom 3: 24), but not by faith that is alone Genuine faith will produce good deeds, but only faith in Christ saves (bd. Mt 5: 17-20). Orang-orang Farisi dan Yahudi mengerjakan taurat supaya selamat, apalagi kita yang sudah diselamatkan, seharusnya hidup rohani kita lebih baik. Paulus mengatakan kita diselamatkan karena anugerah semata , dan ini tidak bertentangan dengan Yakous, karena Yakobus menekankan dimana bukti imanmu, pohon dikenal dari buahnya (Mat 7:20), karena itu jika kamu beriman tunjukkanlah dalam perbuatanmu.
ay 15-16, Illustrasi iman yang palsu paralel dengan kasih yang palsu dalam 1 Yoh 3: 17-18 “..marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran”. Karena itu iman tanpa perbuatan adalah mati. Bukti nyata dari iman itu harus kelihatan. Jika orang kedinginan, lapar berikan bantuan. One calls for faith in action; one calls for love in action, kita dipanggil untuk beriman dalam perbuatan dan mengasihi dalam tindakan.
ay 17: Iman tanpa perbuatan, mati.  We can give without love but we can’t love without give.
ay 18, Iman dan perbuatan tidak dapat berdiri sendiri atau terpisah. Yakobus menekankan ketidak-mungkinan iman tanpa perbuatan (bd. 2 Ptr 1: 5-11) “Tambahkan lah kepada iman kebajikan…” salah satu tuntutan ayat 18 ini adalah tunjukjkan imanmu tanpa memandang muka (Yak 2:1).
Ay 19, Deklarasi monotheisme pada credo Yahudi yang dalam bahasa Ibrani disebut ’Shema’ atau ’dengarkanlah’ (Ul  6: 4; Mrk 12: 29). Apa artinya credo seperti itu tanpa disertai dengan perbuatan? Credo tanpa disertai cara hidup yang benar, apa artinya? Jangan sampai kekristenan ditolak karena hanya mengaku percaya kepada Allah tapi tidak terpancar dalam kehidupan yang sesuai dengan firman Tuhan. Bukan pengakuan yang penting, tapi yang terpenting adalah hidup yang benar. Jangan kita hanya berbeda sudah melakukan saat teduh, PA tapi dalam pergaulan,pekerjaan,  etika sehari-hari tidak berbeda dengan orang lain. Kita tidak boleh terjebak dengan metode-metode rohani tapi kehilangan esensinya.
Ay 20-21, Righteous action is evidence of genuine faith – not that it saves. Tindakan yang benar adalah bukti dari iman yang sejati, bukan tentang keselamatan. Dalam Roma 3:22-24, pembenaran karena iman, ditegaskan kembali dalam Roma 4 bahwa Abraham dibenarkan karena iman bukan karena perbuatan, penekanannya, semua tindakan Abraham diproduksi oleh imannya kepada Allah. Kej 15: 6 dalam hubungannya dengan Yak 2: 23, imannyalah yang membenarkan Abraham. Tindakan iman Abraham menyerahkan Ishak (Kej 22) telah dicatat sebelumnya pada Kej 15: 6. Abraham langsung segera pergi untuk menyerahkan Ishak dan harus pergi 3 hari perjalanan ke gunung Moria, iman Abraham tidak mengeluhkan jarak yang jauh, dan mengorbankan anaknya satu-satunya.
Ayat 22,Sebelum terjadi penyerahan Ishak, Allah telah menyatakan bahwa Abraham dibenarkan karena iman, karena itu bagi orang Israel, Abraham adalah Bapa orang beriman. Orang Israel sangat menghormati Abraham dan mengaku sebagai keturunan Abraham, (Yoh 8:33) tetapi Yesus menegur mereka yang hanya mengaku sebagai keturunan Abraham, diYoh 8:36  “Jadi apabila Anak itu  memerdekakan kamu maka kamupun benar-benar merdeka” Yakobus menekankan jika mereka menghormati Abraham maka harus tunjukkan iman seperti Abraham. Iman yang menyelamatkan, menghasilkan perbuatan atau tindakan baik   (bd. Gal 5: 6). Iman dan perbuatan berjalan bersama, dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Seseorang hidup beriman dapat dibuktikan dari hidup yang benar yang terpancar dari iman.
Ay 23, Relasi yang a complete acceptance. Abraham disebut sahabat Allah karena iman yang ditunjukkan dengan perbuatan. Karena itu tunjukkan dengan iman dan perbuatan. Sebagai orang-orang yang telah dibina mari berambisi mengejar hidup kudus, jujur, berintegritas. Seorang yang lahir baru pasti hidupnya bertanggung jawab, hidup bersih, displin, tidak terlibat hutang, tidak menipu, selalu tepat waktu. Ay 24, Perbuatan membuktikan kemurnian iman, atau perbuatan sebagai tanda beriman. Mari buktikan iman kita dalam perbuatan.

Ay 25, Yakobus tidak sedang melegalkan status Rahab sebagai pelacur. Dia hanya mengomentari tindakan imannya (Ibr 11: 31) yang dibuktikan dengan menolong para pengintai (Yos 2). Dalam lesser between two evils, kita memilih satu hal yang lebih baik dari hal yang terburuk, dalam hal inilah Rahab dibenarkan oleh Allah, ia melakukannya karena iman dalam misi Allah, menolong kedua pengintai itu.Ay 26, Hubungan iman tanpa perbuatan diibaratkan dengan tubuh tanpa roh. Sama seperti jika roh tidak ada, maka tubuh mati, iman tanpa perbuatan juga mati. Mari tunjukkan cara hidup yang benar, cara pacaran yang benar sehingga orang lain akan melihat kita sebagai orang beriman dalam hidup kita yang benar. 



SOLIDEO GLORIA

Jumat, 07 Juli 2017

MENEMUKAN TITIK PUKUL VOKASI

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh


Apa yang menjadi  tujuan hidup seorang alumni Kristen?
Pertama :To be – Devotional, artinya kita ingin menjadi apa di hadapan Allah. Devotional berarti pengagungan, penghormatan kita kepada Allah. Kedua :To do – Vocational. Allah tidak memanggil kita  untuk pasif, tapi untuk melakukan, apa yang Allah sudah nyatakan bagi kita, harus kita lakukan. Ketiga :To have – Professional, kita harus menjadi yang terbaik, profesional. Profess : mengakui. Jadi apapun yang kita lakukan adalah sebagai pengakuan iman kita, karena itu kita harus lekukan yang terbaik.

Panggilan (Calling/Vocation):  Charish - Contemplation - Character - Capacity - Vision - Concern - Compassion - Commitment – Community. Kita harus melakukan kontemplasi (perenungan) sejauh mana kita dekat dengan Allah, perenungan ini akan membentuk karakter yang baik. Untuk membuat kita berhasil di pekerjaan, 20% kita peroleh dari ilmu yang kita pelajari di kampus, 80% lagi tergantung pada soft skill kita yaitu komunikasi dan jaringan. Karena itu orang yang berkarakter baik, memiliki human relation yang baik dan akan membuat jaringan yang baik.  Pengembangan diri dibutuhkan dengan melihat kapasitas apa yang kita miliki dan hal ini akan melahirkan visi, keperdulian diwujudkan dengan bertanya kemana kita harus menunjukkan belas kasih, berkomitmen untuk melakukannya bagi komunitas (dengan siapa saya akan melakukannya dan untuk siapa saya melakukannnya).

Apa itu Vokasi?
Menurut Frederich Buecher:  Vokasi (vocation or calling) adalah tempat ke mana Allah memanggil anda  di mana kesukaan anda yang mendalam dan kelaparan dunia yang mendalam bertemu. Apa yang menjadi kesukaan kita dilakukan di tempat dimana paling dibutuhkan.
Vokasi berarti memilih pekerjaan yang semaksimal mungkin & kesempatan terbaik untuk mengarahkan talenta kreatif/innovatif kita ke arah tujuan untuk memajukan shalom demi kebaikan bersama (mendatangkan Kerajaan Allah). Sehingga vokasi adalah dimana kapasitas, kemampuan, passion terdalam kita dipertemukan oleh Allah di tempat kita paling dibutuhkan. Vokasi harus dilakukan semaksimal mungkin dengan melihat dimana tempat paling tinggi untuk menyalurkan potensi/talenta kita,talenta kita harus bisa dikembangkan, kreatif dan inovatif artinya berkembang dan mampu menemukan kreasi-kreasi baru.

Titik Pukul Vokasi : Tempat di mana karunia-karunia dan minat-minat atau gairah-gairah kita beririsan dengan prioritas-prioritas Allah dan kebutuhan-kebutuhan dunia. Contoh, pemukul kasti jika berhasil mengenai bolanya akan melambung, bisa melambung 1meter bisa melambung sangat jauh. Dimana titik paling jauh bola melambung itulah disebut titik pukul terbaik. 1 Korintus 9 :26 “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul”
Menemukan titik pukul vokasi bertujuan supaya karya atau kerja kita efektif (hasil) dan efisien (biaya)dengan hasil terbaik untuk dinikmati atau menjadi berkat bagi sebanyak mungkin manusia – menggenapi mandat Allah.
Titik pukul vokasi tidak selamanya dihubungkan dengan ‘kegembiraan’ karena adakalanya hal tersebut membuat seseorang membayar harga (menderita) dan dampak pengorbanannya membuat orang menikmati shalom Allah (bd. Kol 1: 24). Orang yang mempunyai titik pukul vokasi akan rela meninggalkan zona nyaman dengan memilih pekerjaan yang penghasilannya lebih kecil karena meyakini disanalah dia dapat maksimal dipakai Tuhan. Tujuannnya menghadirkan shaloom Allah, jadi fokusnya pada komunitas bukan pada diri sendiri. Hal ini akan membuat kita memilih teman hidup juga berdasarkan vokasi kita, kita harus memilih pasangan hidup yang dapat membuat kita maximal menghadirkan shaloom Allah. Sebisa mungkin orang Kristen bekerja di tempat dimana  semua potensi diarahkan untuk hal tersebut.


Vokasi & Mandat Allah
Dengan mandat Allah (Kej1: 28; 2: 15) maka diyakini bahwa kerja adalah sebuah panggilan (calling atau vocation atau beruf) berdasarkan visi.Allah menganugerahkan martabat yang besar ketika mendelegasikan kepada manusia tanggungjawab untuk mengelola ciptaan-Nya. Allah meneruskan karya kreatif, pemeliharaan dan penebusan melalui kerja keras umat tebusan-Nya. Ini yang disebut dengan karya penciptaan Allah yang berkesinambungan (creatio continua). Untuk itulah kita dipanggil ke ruang lingkupnya Allah.
Kekuasaan Allah atas bumi diberikan-Nya sebagian kepada manusia dan mereka diperintahkan Allah mengembangkan dan menerapkan bakat-bakat kreatifnya untuk menaklukkan atau mengusahakan bumiàeksplorasi bukan eksploitasi.Jika kerja sebatas untuk pemenuhan kebutuhan atau berorientasi pada diri sendiri,  maka pekerjaan itu tidak memiliki nilai intrinsik (Doug Sherman & William Hendricks). Apakah pekerjaan kita memiliki nilai intrinsik atau kita hanya punya nilai untuk diri sendiri? Kita dituntut untuk bekerja bukan hanya berintegritas, tidak korupsi, bekerja keras, tetapi kita harus naik satu level lagi, apakah di pekerjaan itu kita paling maksimal dipakai oleh Allah.
Maksudnya dalam pekerjaan itu tidak mempunyai nilai yang melekat padanya sehingga tidak menyumbangkan apapun bagi Allah atau tidak ada kaitannya dengan rencana dan kerja Allah. Semua pekerjaan memiliki makna dan tujuan instrinsik .Menggunakan secara sengaja (by design) dan strategis daya vokasi (ilmu, talenta, mimbar, posisi, pengaruh, ketrampilan dan reputasi) agar umat manusia mencicipi nilai dan berkat Kerajaan Allah.
Kita mengintegrasikan iman dengan segala bentuk pekerjaan dan karya demi misi Allah
Pelayanan market place di mana pekerjaan itu sendiri dihargai dan dikontemplasikan secara mendalam karena semuanya adalah bagian dari misi Allah. Apapun yang kita lakukan terintegrasi dengan misi Allah, jika tidak, kita sedang mengingkari  mandat Allah.Orang Kristen memiliki visi tentang apa artinya bermitra dengan Allah di dalam pekerjaan, memberi makna bagi pekerjaan dan mencapai maksud-maksud Kerajaan Allah di dalam dan melalui pekerjaan.
Menemukan titik pukul vokasi dengan mengintegrasikan iman dan pekerjaan dalam cara yang sangat mendalam, di mana di sepanjang jalan, pemahaman akan makna pekerjaan mendalam, pemahaman akan penatalayanan vokasi makin matang dan sukacitanya meningkat. Karena itu perlu terus merenungkan secara mendalam dimana titik pukul vokasi kita.
Memilih jenis pekerjaan, pindah kerja, kota atau jenis profesi  atau menjadi tua di tempat yang tepat berdasarkan titik pukul vokasi.  Sehingga ketika kita memutuskan untuk pindah pekerjaan juga karena titik pukul vokasi, bukan karena banyaknya tekanan, bukan karena mengingnkan penghasilan lebih tinggi.

Cakupan Kerja Allah
·         Karya penebusan: Tindakan penyelamatan dan pendamaian oleh Allah. Partisipasi manusia dalam pekerjaan ini seperti: Penginjil, pdt, konselor, penulis, artis, produser, penulis lagu, penyair, aktor dll
·         Karya kreatif:  Allah membentuk dunia fisik dan manusia - Allah memberi manusia kreatifitas –> dunia seni, pematung, pelukis, musisi, penyair, perajin, tukang, perancang dll.
·         Karya pemeliharaan: Pemeliharaan Allah untuk kelangsungan hidup manusia dan ciptaan –> pelestarian dan mempertahankan hidup, birokrat, pekerja umum, penjaga toko, pemadam kebakaran, tukang, reparasi, pencetak dst.
·         Karya keadilan: Pemeliharaan keadilan Allah -> hakim, pengacara, jaksa, pembuat UU, dosen hukum, politisi dst.
·         Karya belas kasihan: Keterlibatan Allah dalam menghibur, menyembuhkan, menuntun, menggembalakan –> dokter, perawat, konselor, guru dst.
·         Karya pewahyuan: Karya Allah untuk menerangi dengan kebenaran –> pengkhotbah, ilmuan, pendidik, wartawan, pakar, penulis dst.

Bagaimana Menemukannya?
Menemukan titik pukul vokasi adalah sebuah perjalanan (butuh waktu dan proses yang terus berlangsung) yang berbeda untuk setiap orang
Titik pukul vokasi adalah irisan antara Rencana dan prioritas Allah + Kapasitas dan kompetensi, Minat dan karunia + Kebutuhan dunia
Allah menciptakan masing-masing kita dengan minat, talenta dan karunia. Karena itu sadari potensi kita, kembangkan seluruh potensi/talenta kita. Dengan berdaulat Dia mengatur keadaan-keadaan dan pengalaman-pengalaman kita - yakini providensi Allah. Sadarilah bahwa Dia membentuk setiap kita dengan rancangan yang unik.Allah menempatkan kita dalam kapasitas untuk menemukan sukacita dan tujuan mendalam dengan melayani sesama dengan pekerjaan karena Tuhan telah memanggil kita menjadi mitra dan alat-Nya.Adakah sukacita yang dibawanya bagi dirimu, meskipun adakalanya menderita namun memberi harapan bagi yang dilayani dan memuliakan Allah

Apakah kita bertumbuh (rohani dan kompetensi) sehingga semakin berdampak dan efektif untuk restorasi (menghadirkan shalom Allah)? Bekerja di dalam titik pukul vokasi bukanlah sesuatu yang bisa dianggap pasti akan terjadi dan dijalani dalam hidup pada musim-musimnya (tidak wajib pada satu jenis kerja, tempat dan waktunya) sampai berada pada suatu tempat yang tepat secara vokasi, karena itu diperlukan kepekaan pada pimpinan Tuhan. 



SOLIDEO GLORIA.

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...