Konflik
adalah hal yang kita hadapi setiap hari. Karena itu belajar tentang manajemen
konflik akan sangat menolong kita ketika menghadapi konflik dengan memiliki
dasar-dasar ilmu, pemahaman dan jalan keluar. Jika kita tidak memiliki pemahaman,
kita akan menyelesaikan konflik dengan perasaan dan emosi. Ketika kita memahami manajemen konflik maka
emosi kita akan terukur, bahkan emosi bisa diciptakan menjadi bagian/skenario
untuk memenangkan konflik. Ada orang yang berbicara dengan tipe yang
seolah-olah marah dengan situasi, tetapi ada orang lain yang menciptakan kemarahan,
dan berbicara supaya orang lain marah. Jika dalam konflik terjadi dead lock, maka kita harus pikirkan
strategi-strategi yang kreatif dan strategi yang tidak membuat pihak lain
merasa kalah.
Apa arti konflik?
Konflik adalah kesalahpahaman, ketidakcocokan
pengertian atau emosi antar individu atau antar kelompok yang mengarah kepada
atau mengakibatkan timbulnya pertentangan dan permusuhan. Konflik terjadi pada
2 sisi, antar kelompok atau antar individu
A.
Beberapa faktor penyebab konflik :
1.
Lingkungan
(Enviroment). Latar belakang seseorang bisa membedakan cara komunikasi, karena
daerah tertentu ada yang yang merasa
kalimat tertentu terlalu kasar.
2.
Pribadi
(Personal). cara berpikir, pribadi dan karakter yang berbeda, perbedaan
generasi akan membedakan cara berpikir
3.
Komunikasi
(Communication). Cara komunikasi erat kaitannya dengan 4 karakter (sanguin,
kolerik, melankolik, plegmatik), seorang sanguin dapat dianggap oleh melankolik
terlalu banyak berbicara. Ketika berkomunikasi bahasa tulisan dengan ponsel,
akan diketahui kebiasaan seseorang dalam berkomunikasi, penggunaan bahasa dan
emoticon tertentu. Orang yang tidak
memiliki kemampuan komunikasi yang baik, mungkin akan gagal di pekerjaan yang
mengutamakan komunikasi seperti marketing, tetapi dia akan berhasil di bagian
lain.
4.
Struktur (Structure).
Posisi atasan terhadap bawahan dapat menjadi konflik, karena secara struktur
atasan memberi perintah dan mengawasi bawahan..
B.
Pandangan Tentang Konflik :
1.
Pandangan
Tradisional : Konflik bersifat merusak, oleh sebab itu segala jenis dan bentuk
konflik harus dihindari. Hal seperti ini
membuat konflik tidak diselesaikan jika terjadi.
2.
Pandangan
Hubungan Antar Manusia : konflik merupakan suatu hal yang alami dan tidak dapat dihindari.
Oleh sebab itu, segala situasi konflik
harus dapat diterima dan dihadapi dengan baik. Setiap orang tidak akan dapat
menghindari konflik karena itu hal yang lumrah.
3.
Pandangan
Interaksionis : konflik adalah merupakan hal yang positif dan diperlukan
dalam rangka mencapai sasaran tujuan
dengan efektif. Ada orang yang mahir menciptakan konflik supaya muncul pendapat
yang pro dan kontra. Memberikan target pencapaian di pekerjaan dapat
menciptakan konflik tapi juga dapat meningkatkan kinerja untuk mencapai target.
SKALA
KONFLIK
Tanpa konflik, segala sesuatu akan berjalan
lambat, ketidak sepakatan kecil akan mempertanyakan argumentasi dan menimbulkan
perdebatan. Perdebatan yang makin tinggi bisa menjadi tindakan mengancam.
C.
Resolusi Konflik :
1.
Restrukturisasi
: mengubah struktur organisasi dan mengatur arus komunikasi
2.
Pertemuan
Kolaborasi : pertemuan tatap muka (face to face) yang bertujuan untuk
memecahkan konfllik
3.
Reshape
aspek-aspek : Mengubah aspek-aspek manusiawi melalui pelatihan dan konseling
4.
Negosiasi
: pertemuan tawar menawar
5.
Sasaran
Subordinasi : menciptakan sasaran bersama yang
satu
6.
Mengubah
Situasi Lingkungan : mengurangi tekanan dari lingkungan
7.
Wewenang
Atasan : menggunakan wewenang formal organisasi
D.
Bagaimana
merangsang konflik?
Kadang kala konflik memang diperlukan, dan
dapat merangsang melakukan tindakan dari hasil diskusi, bertukar ide-ide dan
membawa kedua pihak menjadi lebih dekat.
·
Komunikasi
:menyebarkan informasi yang bertujuan untuk memancing atau menstimulasi. Ketika
diinformasikan akan ada pengangkatan orang muda dalam satu posisi, maka tingkat
persaingan kaum muda dan senior dapat meningkatkan kompetensi, masing-masing
pihak akan menunjukkan kualitas mereka sebagai senior dan junior yang dapat mengimbangi keahlian senior
·
Restrukturisasi
: mengubah aturan dan menambah
ketergantungan
·
New Member
recruit : merekrut anggota baru yang berasal dari luar circle yang memiliki pemikiran yang berbeda
·
The Devil
Advocate : mendengar kritik dan ide-ide
yang bertentangan dengan prinsipal atau keyakinan para anggota
E.
Strategi Mengatasi Konflik
·
Jika
kepentingan orang lain dan diri sendiri tidak terlalu penting, lebih baik
dihindari. Jika kepentingan diri sendiri rendah tapi penting bagi orang lain,
kita mengalah.
·
Jika
kepentingan diri sendiri sangat penting dan bagi orang lain tidak, maka kita
harus perjuangkan, jangan dilepaskan.
·
Jika
kepentingan untuk diri sendiri penting dan bagi orang lain tidak penting,
biasanya pihak lain akan mengalah
·
Jika
kepentingan diri sendiri dan orang lain sama-sama penting maka diambil langkah
kompromi
·
Jika kepentingan diri sendiri dan orang lain
sama-sama sangat penting diambil langkah kolaborasi, bekerjasama untuk tujuan
yang sama-sama penting.
Konflik dapat terjadi ketika orang-orang yang
beda generasi bertemu. Orang-orang kelahiran 1960-1980 generasi X. Orang yang
lahir tahun 1990 adalah generasi milenial. diatas tahun 2010 adalah generasi
alfa. Jika generasi X bertemu generasi milenial di pekerjaan akan timbul
konflik. Generasi milenial adalah generasi yang cenderung menikmati sesuatu
tapi tetap harus diberi target, karena jika tidak, mereka akan bekerja dengan
santai.. Langkahnya adalah dengan kolaborasi, tetap mengacu pada tujuan tapi
bisa memahami sifat generasi mileniaL
Di Kisah Para Rasul 15:35-41, Paulus dan
Barnabas menghadapi konflik, Barnabas ingin membawa Markus dan Paulus tidak
setuju karena menganggap Markus tidak setia dalam pelayanan. Mereka akhirnya
berpisah . Ketika berkonflik, mereka tidak merusak tujuan, tetap mengerjakan
pelayanan. Filipi 2:2 “Karena itu
sempurnakanlah sukacitaku dengan ini, hendaklah kamu sehati sepikir dalam satu
kasih, satu jiwa, satu tujuan. Filipi 2:4 ”dan janganlah tiap-tiap orang hanya
memperhatikan kepentingannya sendiri tetapi kepentingan orang lain juga”. Anak-anak Tuhan seharusnya memiliki pemahaman
yang sangat baik tentang managemen konflik karena memiliki kasih dan
pengampunan. Mengampuni sifatnya pribadi, kita mengampuni karena menyadari
kesalahan kita, jika sama-sama mengampuni itu artinya kolaborasi. Kita dapat mengatasi konflik dengan memiliki
pemahaman managemen konflik dan saling mengampuni dengan penuh kasih.
SOLIDEO
GLORIA