Salah
satu keunikan orang Kristen adalah komunitas, seperti kelompok kecil. Yesus
sendiri ketika memulai pelayananNya adalah dengan membentuk komunitas, memanggil beberapa
murid. Sebelum Yesus ditangkap, Ia berdoa yang sangat panjang seperti ditulis
di kitab Yohanes.
Yohanes 17 : 20 -21 “Dan bukan untuk mereka ini saja
Aku berdoa, tetapi juga untuk orang- orang yang percaya kepadaKu oleh
pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti
Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam
Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang mengutus Aku”.
TUHAN MENGINGINKAN KITA SATU
Yesus sangat serius mendoakan
murid-muiridNya dan berdoa untuk kesatuan mereka bukan saja pada 12 muridNya
tapi untuk semua orang yang percaya supaya satu, karena tantangan dunia begitu
berat, tanpa komunitas, kita tidak akan mungkin bertahan. Jika kita ingin
membangun pelayanan dengan baik, kita harus berkomunitas, seperti dalam 1
kelompok kecil, pelayanan
Paulus juga sangat serius meminta
jemaatnya di Filipi untuk sehati sepikir. Filipi 4:2-4 ‘Eudia
kunasehati dan Sintike kunasehati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan,
bahkan kuminta kepadamu juga , Sunsugos, temanku yang setia : tolonglah
mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-
sama Klemens dan kawan- kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum
dalam kitab kehidupan”
Ini
adalah bagian terakhir surat Paulus kepada Filipi yang pernah dilayaninya,
Jemaat Filipi bukan jemaat yang besar tetapi jemaat Filipi sangat bertumbuh dan
pernah mendukung Paulus secara materi. Tapi saat ini ada masalah yang serius
dan Paulus meminta supya Eudia dan Sintike untuk sehati sepikir dan meminta
Sunsugos untuk menengahi mereka. Mereka orang seperjuangan Paulus dalam
pelayanan. Paulus meminta Sunsugos untuk medamaikan mereka.
Inilah yang terjadi dengan jemaat
Filipi. Yang juga mungkin bagian dari kondisi banyak komunitas kita. KTB kita.
Kepengurusan kita. Pelayanan kita. Ada banyak kita yang nampaknya masih tetap
mengerjakan aktivitas pelayanan tetapi di dalamnya terdapat perpecahan, terdapat hati- hati yang tidak
berdamai.Mungkin saja pelayanan masih berjalan dan acara terlihat sangat baik
tapi ada hati yang tidak berdamai didalamnya.
Filipi 2:1-2 “Jadi (NIV: If you
have) karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan
Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku
dengan ini : hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih,satu jiwa, satu
tujuan, dengan tidak mencari keuntungan sendiri atau puji- pujian yang sia-
sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati seorang menganggap yang lain lebih
utama dari pada dirinya sendiri ; dan janganlah tiap- tiap orang hanya
memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”.
Jika kita memiliki Kristus, pasti
karakter-karakter Kristus akan ada pada diri kita. Adalah hal yang sulit untuk
mengutamkan kepentingan orang lain dan membuat menjadi nol diri kita. Mengapa
sulit sehati sepikir? KITA MENGAKU MEMPUNYAI KRISTUS TETAPI TIDAK MEMILIKI
KARAKTER KRISTUS ITU SENDIRI
Itu sebabnya Paulus menegaskan
dalam Filipi 2:5 hendaklah kamu dalam hidupmu bersama memiliki pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus. Pikiran
dan perasaan Kristusà yang
walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai
milik yang harus dipertahankan,melainkan telah mengosongkan diriNya, mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Jika kita
harus berganti sepatu dengan orang lain yang berbeda ukuran dengan kaki kita,
apakah kita siap?Ini adalah hal yang sulit, mungkin kita tidak bersedia
berganti sepatu dengan orang lain. Jika kita yang hanya sekedar berganti sepatu
orang lain saja tidak siap, bagaimana dengan Yesus yang mau hadir bagi manusia
? Turun ke dunia yang bobrok, berdosa dan menjijikkan ini? Yesus mau memakai
sepatu manusia. Hidup seperti manusia. Tinggalkan sepatu “ sorgawi nya “ dan
memakai sepatu “dunia.” Dia hadir bagi manusia. Dia merendahkan hatinya. Yang
sering merusak persekutuan adalah ketidaksediaan kita memakai sepatu orang
lain, mementingkan diri sendiri, mempertahankan ego kita. Dengan siapa kita
bermasalah hari ini? Kita harus melepas sepatu kita dan mau masuk ke dalam
kehidupan orang lain. Itulah dasar setiap persekutuan : Ketika kita mau
mengosongkan diri kita masuk ke dalam hidup orang lain. Melihat dengan cara
orang lain melihat. Masalah-masalah yang terjadi di komunitas kita seringkali
masalah teknis, komunikasi. Persekutuan kita akan terasa indah ketika kita bersedia
masuk kedalam hidup dan bukan karena job desk masing-masing
Tidak ada
yang menjadi dasar setiap orang membangun komutas yang baik dan indah kalau
bukan kasih Kristus. Kita harus memandang kepada salib.
·
Salib akan mematahkan ego kita.
·
Salib akan melembutkan hati kita yang keras menjadi
lembut.
·
Salib akan menghibur hati kita yang pahit oleh
karena kekesalan
·
Salib akan mendorong kita meninggalkan keegoan kita.
·
Salib harusnya mampu mengubah karakter- karakter
keras kita. Salib bukanlah sekedar syarat
untuk engkau dan dapat surga. Tetapi salib itu menjadi dasar hidup di dunia
·
Salib menjadi fondasi untuk mengasihi, dasar untuk
berkorban,
·
Kekuatan yang mampu mengubah hati.
Jika
salib belum mampu mempengaruhi kita melakukan semua itu ,barangkali kita belum
utuh memaknai salib itu sendiri.
Apa yang
membuat kasih Yesus nyata adalah ketika Dia
hadir ke dunia untuk memperbaharui relasi yang rusak. Dia tidak
memperbaikinya dari sorga. Tetapi hadir ke dunia. Yesus masuk ke dalam
pergumulan manusia dan itu membuat kasihNya nyata. Ketika ada konflik dalam
komunitas, kita harus berani masuk dan menyelesaikannya, jangan meninggalkan
nkomunitas karena ada konflik didalamnya. Jangan kita meninggalkan komunitas
karena kecewa, dan jangan menolak pelayananan karena kita tahu kita pernah
mengalami masalah,
The good and the beautiful
community
Saya
mengajak kita menaruh pikiran dan perasaan yang ada di dalam Kristus. Hidup di
dalam komunitas berarti kita bersedia hadir dan mau masuk ke dalam hidup dan
pergumulan orang lain bahkan kepada mereka yang
kita merasa bermasalah. Mereka
yang tidak kita sukai atau yang tidak kita sukai. Pakai sepatu dia dan
tinggalkan sepatu kita. Ini berarti kita bersedia mengosongkan diri kita dan
tidak mempertahankan diri kita, prinsip kita, ego kita. Kita bersedia melepas
sepatu kita dan memakai sepatu mereka. KARENA YESUS SUDAH MELAKUKANNYA BAGI
KITA. Hadirlah di komunitas dan memakai sepatu orang lain. Kita harus kembali
ke komunitas karena kita tidak akan sanggup hidup sendiri. Karena itu jangan
bermain-main dalam komunitas, jangan meninggalkan komunitas kita.
SOLIDEO
GLORIA