Oleh : DR.Ir. Surya Sembiring, MS
Pendahuluan
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup.”The Way of life”
Materialisme adalah
· pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai "materialis.
· Orang yang mementingkan kebendaan semata (harta,uang,)
Gaya hidup hedonisme dan materialisme sudah menjadi semangat zaman ini. Bahkan, di kalangan anak muda, keinginan cepat kaya dan bahagia untuk diri sendiri semakin bertumbuh subur. (James Riady).
Apakah hedonisme dan materialism itu baik atau buruk? Hidup kita sebagai anak-anak Tuhan tergantung dari apa tujuan hidup kita. Apakah tujuan hidup kita Mengejar uang, kekuasaan dan kesenangan belakan atau menjadi garam dan terang dunia, mempengaruhi dunia dengan kekudusan? Dimana posisi kita? Apakah kita mempengaruhi dunia atau dunia yang mempengaruhi kita?
Banyak orang mencari kepuasan dan kesenangan dengan melakukan ke 5 hal diatas, mereka tidak akan puas jika tidak melakukannya. Siapa kita akan menentukan bagaimana kita melakukan kesenangan kita. Siapa kita akan menentukan mind set kita : Siapa yang mempengaruhi siapa?
Kristus harus menjadi pusat dalam hidup kita (Fil 1:21 “Sebab bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. Jika Kristus bukan pusat hidup kita, maka hedonisme dan materialisme akan menguasai hidup kita. Diluar Kristus, kita pasti gagal, karena kemajuan2 dunia menawarkan kenyaman dan kesenangan hidup dengan begitu gencar. Tujuan hidup kita adalah menjadi sama seperti Kristus. Dalam prose situ, tentu banyak godaan-godaan hedon dan materialisme, karena itu utamakan Kristus. Ketika kita sudah ditebus, mari memikirkan perkara-perkara yang diatas. Siapa yang mempengaruhi kita tergantung pada apakah Kristus ada dalam hidup kita.
LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGENDALIKAN HEDONISME :
1. Luk 18:18-30,, Luk 12:16-21, 1 Tim 6:8-10, 1 Tim 6:17-19
Luk 18:18-30 berbicara tentang seorang muda yang kaya yang tidak mau mengikut Tuhan karena tidak mau menjual hartanya. Luk 19 :1-10 berbicara tentang Zakheus yang rela menjual hartanya demi mengikut Yesus.Kekayaan Zakheus tidak menghalanginya untuk dating kepada Yesus. Harta/kekayaan bisa menghalangi orang untuk mengikut Yesus. Apa yang menghalangi kita untuk mengikut Tuhan? Di Lukas 18:18-20 melalui perumpamaan, Yesus menggambarkan tentang orang kaya yang menaruh harapannya pada harta dan nyawanya dicabut Tuhan pada hari itu. Dalam Pengkhotbah 5:7-15 dikatakan, adalah sia-sia mengumpulkan harta, karena semua harta yang ia miliki tidak akan dibawa ketika ia mati, harta adalah bersifat sementara. Mat 6:19 “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya”. Jika kita berharap pada harta maka hati kita juga tertuju pada harta. Jika Allah adalah harta kita , maka terang dari Allah akan memancar dalam hidup kita (Mat 6:22).
2. Mengendalikan dan menguasai uang untuk kemuliaan Allah: Mat 2:11; Luk 8:2-3; Mat 27:57-61; Yoh 19:38. Orang Majus menggunakan hartanya untuk melayani Tuhan (Mat 2:11). Harta yang kita miliki, harus kita gunakan untuk melayani Tuhan. Jika gaji kita makin tinggi, apakah persembahan kita juga makin tinggi, atau gaya hidup kita yang semakin tinggi?
3. Cara memperoleh uang ,Kel 22:25 dan Ef 4:28. Mari mewaspadai cara kita memperoleh uang, jangan korupsi. Di pekerjaan, kita bisa digoda untuk melakukan korupsi, tetaplah hidup jujur dan berintegritas, jangan memperlakukan seseorang berbeda karena dia orang kaya, penampilannya lebih menarik. Hal itulah yang ditegur dalam Yak 2, supaya jangan memandang muka berdasarkan kekayaan/penampilan seseorang
Orang percaya: uang bukan dimanfaatkan untuk memperoleh pekerjaan /kedudukan. Uang tidak boleh membuat kita merasa lebih diperlukan (Yak 2:1-4)
Jika tidak ada Tuhan dalam hidup kita, maka kita tidak akan pernah merasa puas. Apakah kita menjadi korban-korban iklan yang membuat kita membeli apa saja? Supaya puas dengan Allah kita harus:
- Mengerjakan panggilan Allah dengan bertanggung jawab. Lakukan pekerjaan kita dengan bekerja jujur. Orang yang berintegritas pasti focus pada panggilan Allah. Salah satu yang dapat menjaga kita supaya tidak terjerumus oleh tawaran dunia adalah dengan memiliki pelayanan. Pelayanan adalah pagar yang menjaga kita.
- Jadikan nilai kekal sebagai standar hidup. Segala sesuatunya kita ukur dengan apakah ini menghasilkan nilai kekal atau tidak. Sesuatu yang tidak kekal, bisa mernilai kekal jika digunakan untuk memuliakan Tuhan
- Landasan hidup :kasih Kristus. Kita harus memandang seseorang dengan kasih Tuhan, bukan dari apa yang ia miliki. Filosofi orang Batak yang menekankan hamoraon, hagabeon dan hasangapon harus dikikis dalam hidup kita. Supaya jangan membuat kita bekerja keras semata-mata supaya menjadi orang kaya yang diihargai banyak orang.
- Mengendalikan keinginan-keinginan dan menundukkan keinginan kepada kehendak Allah. Segala sesuatu perlu diuji. Apakah kita membeli sesuatu karena fungsinya atau karena prestisenya?
- Bagaimana kita menghadapi hedon? Dalam Fil 4:11 “kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan”. Bagi Paulus kata kuncinya adalah :cukup”, ia belajar mencukupkan dirinya, tidak menginginkan sesuatu yang lebih, tidak tergantung pada pemberian jemaat.
Bagaimana supaya bisa berkata CUKUP?
- Orang yang dipulihkan dalam citra Allah: penebusan Kristus= mandat penciptaan, menaklukkan, memelihara dan mengaturnya, manusia bukan menjadi pemilik sendiri. Kita diberi mandat untuk mengelola bukan memiliki segala-galanya
- Allah murka kepada Israel karena iri hati atau ketamakan: Ysa 57:17; Habakuk 2:9-11..Allah menurunkan manna= mengambil sesuai porsi, jika mereka mengambil lebih, akan menjadi busuk keesokan harinya. Mereka diajarkan untuk mengambil manna cukup untuk sehari,
- Imamat 19:9-10, Orang Israel diberi perintah bagaimana menuai hasi lading, harus meninggalkan hasil lading untuk orang-orang asing, dan orang asing, tidak menghabiskan semua hail lading untuk dibawa pulang
Saran-saran praktis:
- Beli barang karena kebutuhan bukan karena prestise
- Menolak hal yang membuat kita ketagihan
- Kebiasaan membeli barang untuk diberikan kepada orang lain
- Belajar tidak percaya kepada iklan; menikmati barang tanpa memilikinya
- Hindari ajakan beli sekarang baru bayar nanti;Hindari yang membuat menyimpang dari tujuan hidup
- Apa yang kita miliki dari Tuhan berkata cukup, mengucap syukur