a. Pengantar
Terminologi Kerajaan Allah yang dalam bhs Yunani
disebut basilea to theou atau
Kerajaan Surga (Matius) - basileia tou ouranon, atau ‘malkuta
samayim’ (Aramaik), menandakan kemahakuasaan Allah yang dinamis dan
pemerintahan (rule) yang eskatologis. Dalam Mat dipakai Kerajaan surga karena
penerima injil Matius adalah orang Yahudi dan memanggil nama Allah itu tabu
sehingga digunakan kata surga, tapi kitab Injil-injil lain menggunakan kata Kerajaan
Allah. Berbicara tentang Kerajaan Allah adalah otoritas, yang bersifat dinamis,
tidak geografis, bergerak ekspan, melebar karena ketika ada orang percaya pada
Yesus Kristus berarti Kerajaan Allah ada dalam dirinya, sehingga perluasan Kerajaan
Allah makin melebar. Kemahakuasaan otoritas Allah yang bersifat dinamis dan
pemerintahan Allah (masa kini dan disini (presentis) dan eskatologis ketika Yesus
Kristus datang kedua kali.)
Kerajaan Allah terbentang pada pengajaran Yesus
yang berakar pada PL dan pemikiran Yahudi namun dalam persfektif yang berbeda
Misalnya, hal itu ditandai dengan
·
Kekuasaan kekal Allah
bukan kerajaan duniawi. Konsep PL khususnya Yahudi lebih banyak konsep duniawi.
Dlm Kis1 :5-6 “Tuhan maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi
Israel?”, orang Yahudi lebih terarah pada pemulihan saat ini.
·
Skopenya universal
bukan terbatas pada orang Yahudi saja.
Rom 1:16 “Sebab aku mempunyai keyakina
yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang
menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga
orang Yunani”, ini tidak ekslusif tapi
bersifat universal.
·
Bersifat
dekat/sebentar lagi (“is at hand”: imminent) dan kehadiran yang potensil
dalam diri Yesus lebih dari pada sebuah pengharapan masa depan yang kabur.
Ketika Yesus Kristus ada di dalam dunia maka Kerajaan Allah ada di dalam dunia,
maka pengharapan itu tidak kabur, tetapi sesuatu yang nyata (valid)
·
Dihubungkan dengan
kehadiran dan misi Yesus yang tidak terpisahkan dari diri-Nya (inextricably)
b. Kerajaan Surga dalam PL
·
Yahweh sebagai raja
(Ul 9: 26; 1 Sam 12: 12; Mzm 24: 10; 29: 10; Yes 6: 5; 33: 22; Zeph 3: 15; Zak
14: 16-17)
·
Yahweh digambarkan
sebagai takhta agung - royal throne (Mzm 9: 4; 45: 6; Yes 6: 1; 66: 1
dst)
·
Pemerintahan Allah
atas Israel (monarkhi) khususnya ditandai pada masa Hakim-Hakim yang bertugas
sebagai perwakilan-Nya
·
Krisis muncul ketika
Israel meminta seorang raja atas mereka, menolak pemerintahan Allah atas Israel, dan tuntutan
itu ditafsirkan sebagai penolakan atas kepemimpinan Yahweh (1 Sam 8: 4-8).
Seharusnya Israel tidak memiliki raja tapi Allah sendiri yang langsung
memerintah Israel.
c. Kerajaan Allah dalam Yudaisme
Secara prinsip Kerajaan Allah dibentuk oleh 3 faktor
·
Pertama, berakar pada ide PL yang disebut ephifani eskatologis Yahwe (penampakan
eskatologis Allah Yahweh yang membentuk pemahaman Kerajaan Allah) dalam penghakiman untuk menghukum orang fasik
(musuh Israel) dan memberi hadiah pada yang adil/benar (Israel). Ketika di
Mesir, Kerajaan Allah yang dipahami
Israel adalah pembebasan oleh Musa dan penghukuman Firaun dan para
pembesarnya dan Allah memimpin mereka.
·
Kedua, pemahaman yang baru oleh Daniel akan kerajaan yang bersifat
transcendental (Beyond man’s knowledge: melampaui pemikiran manusia tetapi justru
didalam Kristus datang kepada manusia) realita sorgawi dengan konsekuensi
pembebasan umat Allah. Dalam Daniel pasal 1-6 itu bersifat narasi historis,
dalam pasal 7 sampai selesai bersifat apakaliptik (nubuatan), dalam penglihatan
Daniel akan datang anak manusia sebagai raja yang memimpin dalam kerajaan yang
kekal, itulah nubuatan yang mesianis.
·
Ketiga, Masa yang lama pemerintahan Gentile (Yunani) atas Palestina yang sangat
merindukan pembebasan, identitas nasional dan kebahagiaan (revolusionary
movement). Maka mereka menganggap sebuah gerakan yang revolusioner, yaitu pembebasan
Israel dari Roma menjadi sebuah Negara yang berdaulat (mesias politis),
ternyata yang datang bukan mesias poilitis tapi mesias yang menderita dalam Yesus
Kristus.
Meskipun terminologi Kerajaan Allah jarang dalam Yudaisme, tetapi ide
itu secara eksplisit sebagai Kerajaan Mesias atau implisit dalam deskripsi era
Mesianis
d. Yesus dan Kerajaan Allah
·
Kerajaan Allah adalah
merupakan pusat atau inti misi dan pondasi etika Tuhan Yesus,
·
Dalam PB Kerajaan
Allah merupakan sentral dari khotbah dan pengajaran Yesus (14x dalam Injil
Markus, 32x dalam Lukas, 4x dalam Matius dan 2x dalam Yohanes). Yesus selalu
berkata “demi Kerajaan Allah” “Injil Kerajaan Allah” “mendatangkan Kerajaan Allah”
“Kerajaan Allah adalah seperti…” tapi seringkali orang memisahkan Yesus Kristus
dengan Kerajaan Allah
·
Dalam pengajaran
Yesus, diskusi tentang Kerajaan Allah berkutat pada dua pertanyaan, yaitu
tentang karakter dan kesegeraan (imminence) dari Kerajaan Allah itu.
·
Pandangan Yesus akan
Kerajaan Allah dihubungkan dengan kontinuitas janji PL dihubungkan dengan
apokaliptik Yudaisme khususnya Daniel namun berjalan melampaui pemikiran
mereka:. Yesus yang datang itu melampaui pemikiran Israel dari konsep PL dan
Yudaisme
·
Kerajaan Allah
bersifat dinamis bukan geografis
·
Dihubungkan dengan
tujuan (destiny) kedatangan Anak Manusia
·
Masuk ke dalam
Kerajaan Allah bukan berdasarkan perjanjian (covenant) atau mengurung (confined)
ke dalam keyahudian
·
Kerajaan Allah
bersifat pasti dan segera (definite and imminent) bukan sebuah
pengharapan yang kabur, sehingga membutuhkan respon yang cepat.
Injil sinoptik menyajikan Yesus sejak awalnya
dengan berita bahwa Kerajaan Allah telah dekat (the Kingdom of God was at
hand NIV) lih. Mrk 1: 15, karena itu
harus diresponi dengan sebuah pertobatan. Kesannya adalah bahwa eschaton (akhir
zaman) telah ditarik dekat; janji yang lama akan Kerajaan Allah hampir
muncul/kelihatan; ada masa untuk memutuskan KA telah datang
Kerajaan Allah disampaikan dengan 2 cara, yaitu
1. Kerajaan Allah membentuk inti atau pusat pengajaran Yesus
2. Kerajaan Allah dikonfirmasi melalui karya-karya-Nya yang mahakuasa (Mt
4: 23; 9: 35). Dan komponen ketiga adalah bahwa Kerajaan Allah tidak dapat
dipisahkan (inextrecably) namun dihubungkan dengan pribadi Yesus sebagai
Anak Manusia. Setiap kali Yesus mengusir setan, menyembuhkan, memberitakan
Injil dan ada orang yang bertobat, Kerajaan Allah ada disana
e. Syarat & Tuntutan KA
Kerajaan Allah telah dekat,
karena itu bertobatlah dan percaya kepada Injil - konversi (Mrk 1: 15; Mt 4: 17 “…….”). Mat 5-Mat 7 adalah
etika/praktika hidup warga Kerajaan Surga, maka sebelum mereka dituntut
memiliki etika warga Kerajaan Surga maka mereka harus menyambut datangnya
kerajaan surga itu. Orang dituntut memiliki etika Kerajaan Surga jika dia sudah
masuk dalam Kerajaan Surga. Ketika kita sudah lahir baru kita sudah masuk dalam
Kerajaan Surga tapi belum (all ready but not yet), keselamatan sudah diterima
ketika menerima Yesus Kristus sebagai jurusalamat, tapi kesempurnaan
keselamatan itu akan kita terima ketika Yesus Kristus datang kedua kali,
dipakai kata konversi artinya kita berhenti melakukan kejahatan sebagai
pernyataan iman dan melangkah mengikut Yesus.
Injil adalah Kabar Baik tentang kasih dan
kemahakuasaan Allah, yakni apa yang sudah Allah kerjakan untuk menebus manusia
berdosa. Injil berbeda dengan Taurat, taurat bukan kabar baik, karena taurat
sebuah proses dimana kita melakukan tuntutannya supaya kita diselamatkan, dan
hal itu tidak akan terjadi. Injil menjadi good
news karena Allah telah mengerjakan sesuatu yaitu mengorbankan Yesus Kristus
di kayu salib untuk menebus dan membenarkan kita dan itu sudah terjadi. Injil
adalah “what God has done” bukan “will do”. Iman yang dibutuhkan adalah iman
seperti anak-anak agar bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah (Mt 18: 3; Mrk 10:
14). Karena anak-anak itu memiliki ketulusan dan tidak perlu berpikir panjang
untuk mengikuti orangtuanya.
Iman itu bukan lip service atau bahkan
penggunaan nama Yesus untuk sebuah mujizat, melainkan menunjukkan atau
melakukan kehendak Allahlah yang membuka pintu ke dalam Kerajaan Allah (Mt 7:
21-23 “bukan setiap orang yang berseru kepadaKu : Tuhan, Tuhan akan masuk ke
dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di
Sorga”). bukan menjadi sebuah mantera ketika mujizat terjadi, melainkan
melakukan kehendak Allahlah yang membuka pintu kedalam Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah harus diarahkan ke seluruh aspek
kehidupan baik bersifat vertikal maupun horizontal (bd. Lk 4: 18-19). Vertikal
yang dilakukan Yesus Kristus adalah ketika orang beriman kepada Yesus Kristus,
maka ia pindah dari dalam kerajaan maut
kepada Kerajaan Allah dan secara horizontal Yesus Kristus lakukan dengan
penyembuhan dan pengusiran roh jahat
dari orang yang kerasukan. Menghadirkan Kerajaan Allah atau Injil Kerajaan
Allah diberitakan menjadi sebuah kabar baik yang membawa pembebasan yang
bersifat vertical dan horizontal. Yesus mengutip drLuk 4:18-19 “Roh Tuhan ada
padaKu oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada
orang-orang miskin, dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk
membebaskan orang-orang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang”, menghadirkan
Kerajaan Allah bersifat holistik, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
Maka sebagai orang yang beriman, wajib memiliki etika kerajaan surga.
f.
Etika
Warga Kerajaan Allah
·
Sebagai kesinambungan
etika PL berdasarkan hukum Taurat di mana tuntutan etika Yesus melampauinya (Mt
5-7; Lk 6: 17-49). Mat 5: “Kamu telah
mendengar firman :jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu : setiap orang
yang memandang perempuan dan menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” Tuntutan PL berzinah adalah hubungan fisik,
tetapi tuntutan Yesus Kristus lebih tinggi, “menginginkannya” adalah sudah berzinah. Ini melampaui tuntutan PL. Mat 22:37-40 “Hukum kasih” semua tuntutan
taurat akan relasi kepada Alllah dihimpun dalam satu kalimat “mengasihi Allah
dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi”. Semua tuntutan Allah dari hukum 5-10 dihimpun
dengan satu kalimat “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Injil
Matius mengatakan bahwa etika warga Kerajaan Surga harus melampaui taurat dan
juga berbeda sense, yaitu sebagai ucapan syukur kapada Allah yang
mengasihi manusia sehingga hal itu menjadi inner
drive. Kita tidak berzinah bukan karena takut dihukum tapi karena saya
mengasihi Allah dan ingin menyenangkanNya. Mat 5:17 “Aku datang bukan untuk
meniadakan hukum taurat…” jadi taurat tidak pernah dibatalkan justru digenapi
dengan kedatangan, kematian kebangkitan Yesus Kristus. Jika orang Farisi dan
Yahudi gigih ingin melakukan taurat supaya diselamatkan, bukankah kita yang
sudah diselamatkan oleh Injil harus memiliki hidup yang lebih baik dari mereka?
·
Dengan iman percaya
dan pertobatan (konversi) seseorang masuk ke dalam Kerajaan Allah (Mt 4: 17),
maka dia harus memiliki etika warga Kerajaan tersebut (Mt 5-7)
·
Etika warga Kerajaan
didasarkan pada datangnya Kerajaan Allah yang membawa shalom kepada semua
ciptaan. Yang diselamatkan hanya manusia berdosa yang beriman, tapi shalom
Allah harus terjadi bagi seluruh ciptaan Allah. Inilah yang disebut dalam Wahyu
21 “langit dan bumi yang baru”
g. KA dalam perdebatan Modern
Berpusat pada tiga pertanyaan:
1. What is the essence?
2. How is it related to Jesus’ person and work?
3.
When does it come?
h. Kerajaan dan Anak Manusia
·
Tujuan Anak Manusia
secara langsung dihubungkan dengan kedatangan Kerajaan Allah
·
Perbuatan Anak
Manusia, khususnya mengusir setan-setan dan pengadaan mujizat merupakan bagian
integral proklamasi Kerajaan Allah, namun hal itu harus dilihat bukan sebagai
indikasi peristiwa aktual peristiwa KA tetapi penyataan Anak Manusia yang
menentang kuasa si jahat dalam karya-Nya yang memungkinkan masuknya seseorang
ke dalam Kerajaan Allah dalam sejarah manusia. Totalitas hidup aspek manusia hrs mengalami
pembaharuan dengan hadirnya Kristus, hadirnya Allah, kebenaranNya dinyatakan,
otoritasNya diakui, itulah kehadiran Kerajaan Allah dalam hidup manusia.
Karena itu doa Bapa kami “datang lah KerjaaanMu di bumi seperti di surga”
artinya Allah hadir, berdaulat, memimpin, kebenaranNya dinyatakan dan diikuti,
kedulatanNya dibuktikan, kuasa dan kasihNya dinyatakan, itulah datangnya Kerajaan
Allah yang kita doakan, kini dan disini. Perhatikan Mat 6:33 “carilah dahulu Kerajaan
Allah dan kebenaranNya”artinya : selain kita masuk dalam Kerajaan Allah
bagaimana Kerajaan Allah bertahta dalam diri kita dan kita terhisap ke dalamnya
kedalam etika, esensi, otoritas dan kebenarannya. Karena itu ada jaminan Tuhan
akan memelihara.
i.
Kerajaan
Allah & Gereja Masa Kini
Yesus mengambil konsep PL dan mentrasformasikannya
dari pemikiran sempit akan pengharapan nasionalistik ke hal universal, tataran
spiritual di mana manusia dapat mencapai kegenapannya pada keinginan yang
ultima (bukan parsial atau segmentatif) akan
kebenaran, keadilan, damai, sukacita, kebebasan dari dosa dan kesalahan, dan
restorasi hubungan dengan Tuhan, sebuah tatanan di mana Allah sebagai Raja. Yesus
berbicara tentang Kerajaan Allah dan menhadirkan Kerajaan Allah.
Gereja tidak berusaha supaya Kerajaan Allah menjadi
dekat, melainkan karena Kerajaan itu telah dekat (is at hand) maka
gereja bermisi. Kita tidak sedang membawa-bawa Kerajaan Allah kemana-mana, tapi
karena Kerajaan Allah sudah “is at hand” maka gereja bermisi membawa org datang
ke dalam Kerajaan Allah dengan memberitakan Injil dan kita memanggil orang untuk
masuk kedalam Kerajaan Allah dengan misi yang holistik. Kerajaan Allah sudah
dekat, maka bertobatlah, Kerajaan Allah sudah dekat maka kita harus bermisi
memanggill orang untuk beriman dan datang kepada Kristus.
Fakta bahwa persoalan mendasar manusia adalah dosa
dan alienasi dari Allah adalah sebagai fakta kebenaran, maka berita Kerajaan Allah
merupakan hal yang sangat relevan. Maka ada restorasi relasi, status antara
Allah dan manusia berdosa melalui ini.
Every age has to find its own
appropriate forms for expressing the ever-relevant message of Jesus on the
Kingdom of God. Setiap
generasi/zaman harus menemukan bentuk yang tepat untuk menyatakan hal-hal yang
sangat relevan akan Kristus tentang Kerajaan Allah. Dalam bentuk apakah kita
harus menghadirkan Kerajaan Allah?The forms may
change but the essence remains. Metode,
strategi, dan bentuk bisa berubah tapi esensinya tidak pernah berubah. Karena
itu kita harus menghadirkan nilai kerajaan Allah dalam keluarga, pekerjaan,
gereja, didalam perjalanan hidup kita, kita terhisap pada nilai kerajaan Allah
dan misiNya. Yoh 3:3 “jikalau seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak
dapat melihat kerajaan Allah” . Kita yang telah beriman kepada Kristus
bagaimana kita bedoa mendatangkan Kerajaan Allah yang telah dekat itu, dan
bagaimana kita sebagai orang percaya mencari dahulu kerajaan Allah dan
kebenaranNya dan bagaimana kita terlibat dalam berita kerajaan injil dan kerajaan Allah.
SOLIDEO GLORIA