Jumat, 21 Juni 2019

EKSPOSISI ESTER

Oleh : Desmiyanti Tampubolon, STP, MDiv



Kitab ini ditulis tahun 460 SM, . Kitab Ester sangatlah unik sebab dalam kitab Ester nama Allah atau pun nama YHWH tidak ada tertulis. Namun Allah bekerja melalui Mordekhai dan Ester. Dalam kitab Ester konteks keadaan berada di Susan, ibu kota Persia. Sampai saat ini belum dapat dipastikan siapa pengarang kitab Ester. Ada yang mengatakan ,yang menulis kitab Ester adalah seorang dari Synagoge, ada juga  berpendapat bahwa Mordekhai adalah pengarang dari kitab ini (bad. Est. 9:20). Pendapat lain mengatakan bahwa Ezra atau Nehemiah yang menulis kitab ini, tetapi berdasarkan bukti linguistik tidak ada kecocokan style dan diksi antara kitab Ester dengan Kitab Ezra atau Nehemiah. Pandangan yang lain mengatakan bahwa seorang Yahudi Persia yang tidak diketahui namanya yang menuliskan kitab ini untuk menjadi kitab pencatatan sejarah, sehingga nama Allah tiak dicantumkan secara tertulis. Walaupun tidak diketahui dengan pasti siapa yang menulis kitab ini namun dengan rasio kita dapat menyimpulkan kemungkinan penulis kitab ini adalah (1) seorang Yahudi, yang pro tindakan Yahudi dan mengetahui budaya Yahudi, dan (2) Seorang Yahudi Persia yang menjadi saksi mata kejadian yang terjadi dan sepertinya punya akses terhadap catatan Persia (9:20)
Mari kita membaca Ester pasal 4
Siapakah Ester ?
Ia adalah seorang Yahudi, yatim piatu anak saudara ayah Mordekhai dan diangkatnya menjadi anak (Est 2:7). Ester asalnya bernama Hadasa (Est 2:7), nama Ibrani yang berarti tanaman "murad" (inggris:Myrtle). Hadasa (Ibrani) artinya dihiasi dengan keindahan. Semua orang-orang Yahudi yang tinggal di Persia harus mengganti nama mereka dengan nama Persia, sehingga nama Hadasa diganti dengan nama Ester.
Ada anggapan bahwa nama "Ester" berasal dari kata "Astra" yang dalam bahasa Media Persia berarti tanaman murad. Ada pula anggapan bahwa nama Ester berasal dari nama dewi Ishtar, berdasarkan catatan Kitab Daniel bahwa orang-orang Yahudi dalam pembuangan diberi nama dewa-dewa Babel, sebagaimana nama "Mordekhai” dapat diartikan "hamba dewa Marduk”, salah satu dewa Babel. Nama Ester dengan kata Persia artinya "bintang" (bahasa Inggris: star) menjelaskan bahwa Ester diberi nama demikian karena cantiknya seperti bintang yang bercahaya
Kisah Ester menjadi ratu dimulai dari pasal 1.Suatu saat Raja Ahasyweros mengadakan pesta di istana bersama para pembesar dan kaum bangsawan, raja memamerkan kekayaan kemuliaan kerajaannya sampai 180 hari (Est 1:1-4),kemudian raja memanggil ratu Wasti untuk memperlihatkan dirinya kepada semua tamu yang hadir, tapi ratu Wasti menolak, hal ini membuat raja marah dan memecat ratu Wasti (Est 1:11-12). Akhirnya raja mulai mengumpulkan perempuan di daerah kerajaannya untuk menggantikan ratu Wasti dan Ester terpilih menjadi ratu
Proses pemilihan ratu menghasilkan Ester, seorang Yahudi yang dibesarkan oleh paman dan ayah angkatnya Mordekai. Dia memerintahkan Ester untuk merahasiakan asal usulnya dan hubungan dengannya.(Est 2:10). Mengapa Ester ikut dalam kontes pemilihan ratu tidak diketahui pasti, kemungkinan karena menyembunyikan statusnya sebagai orang Yahudi sehingga ia ikut serta, atau semua wanita cantik memang harus ikut dalam pemilihan ini (Ester 2:8).
Di Ester 2:21, Mordekhai mengetahui persekongkolan Bigthana dan Teresh untuk membunuh raja, yang kemudian diberitahukan kepada Ester, dan dilaporkan kepada raja memakai nama Mordekai. Bigthana dan Teresh disulakan pada tiang. Raja biasanya menghargai kesetiaan, tapi untuk suatu alasan Mordekhai tidak diberi penghargaan, dan hal ini terlupakan, walau ditulis dalam tulisan raja saat dia mencarinya (Ester 6:2). Di pekerjaan mungkin kita juga akan mengalami seperti Mordekhai, kita sudah melakukan banyak prestasi kerja, bekerja keras, tetapi orang lain yang mendapat penghargaan, posisi. Mordekhai tidak menuntut penghargaan apapun walau telah berjasa bagi raja.
Di pasal 3 tiba-tiba Haman, karakter baru, diperkenalkan. Raja mengangkat  dia diatas semua orang dan sangat mempercayai dia. Raja memerintahkan semua warganya menunjukan hormat pada Haman, dengan berlutut dan sujud kepada Haman, tetapi Mordekhai tidak berlutut dan sujud didepan Haman (Ester 3:2). Haman marah (Est 3:5) dan berniat  menyingkirkan Mordekai dan setiap Yahudi didalam kerajaan. Dia memberitahu raja bahwa ada ras tertentu yang mau memberontak (Est 3:8-9), yang tidak mau tunduk, dan raja harus menyingkirkan mereka. Dia menawarkan uang yang sangat besar pada raja untuk menyatakan hari tertentu dimana setiap orang dalam kerajaan bisa membunuh setiap orang Yahudi yang mereka temui dan merampas milik mereka. Upahnya adalah 10.000 talenta perak (1 talenta= 34 kg, di Perjanjian baru 1 talenta =6000 dinar, 1 dinar= upah dalam sehari), jika dihitung dalam dinar berarti jumlahnya 10.000 x 6000 =60.000.000 dinar, jika dibagi upah perhari dalam setahun : 60.000.000/365 hari = gaji 164 tahun. Jumlah yang sangat besar.
Nama dari ras ini tidak diberitahu pada raja, dan dia juga tidak memintanya. Ahasyweros memberikan cincinnya kepada Haman, seperti memberi cek kosong. Sekarang Haman memiliki otoritas untuk membuat hukum apapun yang disukainya dengan nama raja. Saat Mordekhai tahu hukum apa yang sedang dibuat oleh Haman, dia mulai berkabung (Est 4:1). Dia tidak berkabung secara pribadi, tapi didepan umum; sangat terbuka. Mordekai pergi ketengah kota dan ke “gerbang raja.” Dia tidak masuk gerbang, karena terlarang bagi yang berkabung. Raja menjauhkan dirinya dengan kesedihan. Sangat tidak popular menunjukan kesedihan di istananya (lihat Nehemiah 2:2). Raja abad pertengahan tidak memiliki “tempat berkabung” hanya tempat bergurau.
Melihat Mordekai berkabung sangat menekan Ester. Tapi, usaha awalnya bukan mempelajari kenapa Mordekai berkabung tapi membujuknya untuk berhenti berkabung (Est 4:4). Apakah ini karena hal itu menekan yang lain dan berbahaya (Mordekhai sedekat mungkin dengan istana, tapi tidak melewati gerbang raja)? Dia mengirim pakaian kepada ayah angkatnya, berharap bisa membujuknya berhenti berkabung. Tapi Mordekai tidak bisa dinasehati. Esther perlu mengetahui apa yang terjadi, jadi dia mengirim pelayan terpercayanya kepada Mordekai untuk menyelidiki kenapa dia berkabung dan tidak mau berhenti.
Mordekhai melaporkan pada Hatah semua yang terjadi padanya (ayat 7). Dia mengatakan jumlah harta yang dijanjikan Haman dan salinan keputusan yang tidak bisa ditarik kembali. Hal ini diperintahkan kepada Hatah untuk dikatakan pada Ester, bersama dengan perintah agar dia menghadap raja dan memohon bagi bangsa Yahudi.
Ester mengatakan pada Mordekai melalui Hatah (Est 4:10) bahwa menghadap raja tanpa dipanggil, melawan hukum. Hukumannya adalah kematian.  Ester tidak bisa menghadap tanpa diundang, satu-satunya harapan adalah dia diperintah oleh raja. Inilah masalahnya; sudah 30 hari Ester tidak diundang bersama raja. Jawaban apalagi yang bisa diberikan kepada Mordekhai selain“tidak” ? Setiap orang yang menghadap raja adalah karena diundang raja, peraturan ini juga berlaku bagi ratu, setiap orang yang melanggar akan mendapat hukuman mati.
Kapan kita pernah bertindak seperti Ester? Dengan kedudukan dan kuasa yang kita miliki, pernahkah kita memperjuangkan bawahan kita untuk mendapatkan haknya, penilaian kerja yang tidak adil dan kita perjuangkan supaya mendapat posisi yang lebih baik?
Mordekhai mengingatkan, untuk berpikir dengan baik. Keputusan dari Haman mencakup semua orang Yahudi, sekalipun Ester berada di istana raja, akan diketahui jika ia ternyata seorang Yahudi juga, dan jika Ester terluput dari hukuman ini, kaum keluarganya akan binasa (4:13). “Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain….Siapa tahu mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu”. Mordekhi mengingatkan resikonya pada Ester, ia juga pasti tidak akan terluput dari hukuman ini dan seandainya ia terluput, seluruh keluarganya juga akan binasa. Jika saat ini Ester menjadi ratu, mungkin memang ia disiapkan untuk hal ini.
Resiko seperti apa yang kita hadapi ketika Allah menempatkan kita di pekerjaan? Apakah kita pernah menghadapi ancaman akan dipecat jika bersikap jujur dan berintegritas? Posisi apa yang Tuhan percayakan pada kita saat ini dan untuk tujuan apa kita ditempatkan Allah disitu? Sebagai apa dan posisi apapun dalam pekerjaan, mari berjuang mempertahankan hidup benar di hadapan Tuhan.
Sebelum Ester menghadap raja, Ester memberikan perintah kepada Mordekhai agar Mordekhai mengumpulkan seluruh orang Yahudi di Susan dan berpuasa baginya. Jangan ada yang makan atau minum selama 3 hari, siang dan malam (Ester 4:16). Dia dan pelayannya akan melakukan itu, dan kemudian akan pergi menghadap raja. Dia akan melawan hukum dan mempertaruhkan nyawanya.Yang menarik pada bagian ini adalah bagaimana pernyataan dari Ester untuk membela kaumnya umat Yahudi yaitu, “. . . kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati” (Ester 4:16b). Ester meminta dukungan semua orang Yahudi untuk berpuasa selama 3 hari. sebuah permohonan yang sungguh-sungguh kepada Allah sebelum ia masuk menghadap raja. Seberapa sering dan lama kita pernah berdoa bagi orang lain, bagi bangsa dan Negara kita, bagi provnsi dimana kita tinggal dan bekerja?
Setelah semua orang Yahudi berpuasa selama tiga hari, Ester mempertaruhkan nyawanya dengan menghampiri raja tanpa diundang (Est 4:1-17). Pada hari yang ketiga (Est 5:1) Ester,berdiri di pelataran dalam istana raja. Hal ini dilakukannya agar ia mendapat perhatian dari raja. Saat itu, raja sedang bersemayam di atas tahta kerajaannya, di dalam istana raja.
Patut dicatat bahwa pelataran dalam istana raja merupakan tempat khusus bagi raja. Hukuman mati disediakan bagi mereka yang berada di pelataran dalam istana raja itu jika raja tidak berkenan memanggil (bdk. Est 4:11a). Oleh karena itu, tak heran bila Ester berusaha untuk tampil semenarik mungkin, yakni dengan mengenakan pakaian ratu. Besar harapan Ester agar raja tertarik saat melihatnya dan berkenan memanggilnya! Strategi Ester dengan berpenampilan sebaik mungkin dan mengenakan pakaian ratu, supaya raja mengizinkan dia untuk masuk dan berbicara.
Ester berhasrat untuk mendapat perhatian raja karena Ester berniat untuk memohonkan sesuatu kepada raja berkenaan dengan nasib bangsanya (Yahudi!). Bangsanya sedang berada di ujung tanduk, sebab Haman, seorang petinggi istana, telah merencanakan untuk membantai seluruh orang Yahudi di kerajaan Ahasyweros, karena ia merasa telah dilecehkan oleh Mordekhai, seorang Yahudi, paman sekaligus pengasuh Ester (bdk. Est 3:2-4:17). Usaha Ester rupanya  berhasil,raja berkenan kepadanya, ketika ia melihat Ester berdiri di pelataran.
Raja lantas mengulurkan tongkat emas kepada Ester. Uluran tongkat emas tersebut merupakan sebuah tanda penerimaan raja kepada Ester. Dengan mengulurkan tongkat emas, raja juga menyatakan kuasa yang dimilikinya pada Ester (bdk. Est 4:11; 8:4). Raja bertanya pada Ester perihal maksud dan keinginannya dikuti dengan pernyataan raja “Sampai setengah kerajaan sekalipun akan diberikan kepadamu” (Est 5:3)
Permintaan Ester sederhana “Jikalau baik pada pemandangan raja, datanglah kiranya raja dengan Haman pada hari ini ke perjamuan yang diadakan oleh hamba bagi raja. Ia hanya meminta agar raja bersama dengan Haman (seorang petinggi istana raja yang berencana untuk memusnahkan orang Yahudi di kerajaan Ahasyweros karena merasa telah dilecehkan oleh Mordekhai (Bdk Est 3:1-5) datang ke perjamuan yang ia adakan. Biasanya, perjamuan selalu diselenggarakan dengan intensi atau tujuan yang dianggap penting (bdk. Est 2:18; 9:22.Lewat perjamuan tersebut, Ester rupanya hendak mengadukan perbuatan jahat Haman yang telah berencana untuk membunuh semua orang Yahudi di wilayah kerajaan Ahasyweros. Oleh karena itu,ia hendak memohon keselamatan bagi bangsanya  dan dirinya sendiri pada raja (bdk Est 7:1-6).
Malam itu raja tidak dapat tidur (Est 6:1) dan ia meminta dibacakan kitab pencatatan sejarah dan menemukan catatan Mordekhai yang melaporkan persekongkolan Bightan dan Teresh yang ingin membunuh raja, dan Mordekhai tidak mendapatkan anugrah apapun (Est 6:4). Raja bertanya kepada Haman apa yang harus  dilakukan kepada orang yang ingin dberi penghormatan oleh raja (Ester 6:6). Haman mengira raja akan memberi penghormatan bagi dia dan bukan untuk Mordekhai. Lalu Haman mengusulkan supaya  ia mengenakan pakaian yang biasa dipakai raja, menaiki kuda yang biasa dikendarai raja, mengenakan mahkota kerajaan  dan diarak keliling lapangan kota sambil berseru-seru :”Beginilah  dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya” (Ester 46:7-9). Lalu raja memerintahkan supaya semua yang dikatakan Haman itu dilakukan kepada Mordekhai dan Haman sendiri yang memimpin acara penghormatan itu.
Tibalah pada acara perjamuan Ester dengan raja dan Haman, Ester mengatakan bahwa ia  dan orang-orang sebangsanya (Yahudi) yang berada dalam kerajaan Ahasyweros terancam punah karena bakal dibunuh dan dibinasakan (Ester 7:4). Lebih jauh, Ester menambahkan bahwa dalang dari kemalangan yang menimpa Ester dan orang-orang sebangsanya adalah Haman. “Lagipula tiang yang dibuat Haman untuk Mordekhai, orang yang menyelamatkan raja dengan pemberitahuannya itu telah berdiri didekat rumah Haman” (Est 7:9), raja memerintahkan agar Haman disula kan pada tiang itu
Usaha Ester (dan Mordekhai) berhasil menyelamatkan orang Yahudi, dan tindakan serta euforia orang Yahudi dalam merayakan pembebasan mereka dari usaha pemusnahan yang dilancarkan Haman(Ester 8-9). Ester berhasil mendapat kuasa dari raja Ahasyweros untuk menetapkan surat titah yang bisa menyelamatkan nyawa orang Yahudi. Pasal 9 berkisah tentang tindak lanjut orang Yahudi atas surat titah tersebut, diceritakan tentang bagaimana orang Yahudi membantai semua orang yang dulu pernah memusuhinya, serta penetapan hari raya Purim sebagai peringatan sukacita lolosnya orang Yahudi dari bahaya maut yang mengancam mereka.
Tokoh Ester mengajar kita:
·         Untuk bergantung sepenuhnya pada Allah (Ester 4:15-17), karena Dia memelihara kita
·         Untuk percaya kepada Allah, sebab waktu Tuhan sangat sempurna
·         Untuk melakukan apa yang benar, diplomatis, punya strategi dan pendekatan (Est 5:1-8; 7:1-6)
·         Untuk bertindak, dengan berani menerima resikonya (Est 4:6)
·         Untuk tekun berdoa melewati masa-masa kritis dan meminta dukungan doa dari banyak orang

Kisah Ester menunjukkan:
·         Pemeliharaan Allah berarti bahwa Ia berkuasa penuh atas dunia. Ia Allah yang berotoritas dalam hidup kita, Ia mampu mengubahkan segla sesuatu menjadi baik.
·         Allah selalu ingat akan umat-Nya, ketika banyak orang Yahudi  di Persia berpikir bahwa Allah telah melupakan mereka
·         Allah mengatur segala peristiwa. Allah menempatkan Ester pada kedudukan penting pada waktu yang tepat. Pada waktu diperlukan, Dia bahkan membuat Raja Ahasyweros tidak dapat tidur (Est 6:1)! Allah sungguh-sungguh bekerja
Mari belajar seperti Ester, berani berjuang untuk orang lain, dimanapun kita bekerja dan sebagai apapun, berani bertindak, memiliki doa yang sungguh-sungguh untuk sebuah perubahan karena Allah kita adalah Allah yang berotoritas dan selalu memelihara kita.

SOLIDEO GLORIA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...