Jumat, 08 Mei 2015

3D (Daya, Doa, Dana)

Oleh : Dr. Ir. Surya Sembiring, MS



Mari kita membaca dari kejadian 32 :7-8. Ketika Yakub tahu bahwa Esau akan datang, maka ia menjadi takut dan sesak hati. Ada ketakutannya yang besar di ayat 11 “Lepaskanlah kiranya aku dari tangan kakakku, dari tangan Esau, sebab aku takut kepadanya, jangan-jangan ia datang membunuh aku”. Dalam keadaan takut ia mulai memikirkan scenario/strategi bagaimana usaha menenangkan hati Esau. Di sisi lain ia tetap cemas dan takut. Pada satu titik ketakutan, apa kita memilih bergumul berdoa kepada Tuhan atau mementingkan pengalaman kita untuk menghadapinya? Yakub memerintahkan budak-budaknya berjalan didepan dengan segala persembahan kambing domba,lembu dan Yakub sendiri berjalan paling belakang, dengan harapan Esau akan menerima persembahannya dan memaafkan Yakub (Kej 32:13-21). Tapi skenario Yakub tidak juga dapat menenangkan dia, “lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing” (kej 32:24). Strategi-strategi dan pertimbangan tidak menyelesaikan pergumulannya, Yakub bergulat dengan malaikat sampai pagi.Ketika malaikat meminta Yakub untuk membiarkannya pergi, Yakub berkata “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi jika engkau tidak memberkati aku”. Yakub akhirnya diberi nama Israel.

Ketika Yakub bergumul dengan malaikat Tuhan, ada perubahan yang terjadi, di Kej 33 :1-3, jika sebelumnya Yakub berjalan di belakang dan budak-budak dengan segala persembahan didepan, kini ia berjalan paling depan. Ia sujud didepan Esau dan meminta maaf. Apakah kita menghadapi masalah-masalah di pekerjaan dengan menyerahkan uang  atau berdoa kepada Tuhan meminta supaya Tuhan menjawab pergumulan kita?Perubahan kedua dari Yusuf di Kej 33:10 “..memang melihat mukamu adalah bagiku serasa melihat wajah Allah dan engkaupun berkenan menyambut aku”. Yakub serasa melihat wajah Allah pada Esau. Mari belajar relevansi kedekatan kita pada Tuhan dengan kinerja kita masing-masing. Jika kita memiliki relasi yang dekat dengan Allah adakah korelasinya dalam menghadapi pergumulan di pekerjaan?Apakah sebagai pimpinan atau bawahan, wajah-wajah yang bagaimanakah yang kita lihat dari teman-teman kerja kita atau satu tim kita? Apa seperti Yakub yang melihat Esau seperti melihat wajah Allah? Sebagai alumni yang dipenuhi Roh Kudus, mari melihat ada wajah Allah di karyawan/teman-teman kerja kita. Apakah kita berangkat kerja dengan pergumulan yang berat, serasa terlalu berat untuk berangkat kerja?

Bagaimana dampak doa terhadap daya kita di pekerjaan, pada teman-teman kerja kita? Tidak seorangpun dari kita yang kebal dengan pergumulan, tapi ketika kita mempunyai pergumulan, bagaimana kita menghadapi pergumulan dalam keluarga, pelayanan, pekerjaan? Ingat Yusuf masuk ke penjara bukan karena melakukan kesalahan.Yusuf sama-sama dipenjara dengan juru minum dan juru roti, tapi Yusuf memandang masalahnya dengan berbeda. Tuhan menyertai Yusuf (Kej 39:23). Memang tidak pernah dituliskan Yusuf berseru kepada Tuhan, tapi ada pernyataan Yusuf bahwa Allah yang menerangkan arti mimpi (Kej 39:8), Allah yang memberitahukan arti mimpi (Kej 41:25), Allah yang menyingkapkan, Allah yang menolong, Allah yang merencanakan. Yusuf mengerjakan bagiannya dengan baik sehingga ia alayak dipercaya dan Tuhan memberkati Yusuf. Yusuf melihat juru roti dan juru minum bersusah hati (Kej 40:6-7), dan ia bertanya mengapa mereka muram. Yusuf dapat memilih untuk tidak perduli dengan masalah orang lain, mereka sama-sama memiliki masalah tapi Yusuf mempunyai cara pandang yhang berbeda. Masihkah kita punya kesempatan memperhatikan orang lain? Bukan hanya memperhatikan teman-teman KTB kita, adek-adek kelompok kita, tapi juga perduli dengan teman satu kerja yang memiliki masalah. Yusuf sama-sama dipenjara dengan juru roti dan juru minum, tapi masalah itu tidak menguasainya. Ada 2 kemungkinan yang kita lakukan ketika ada masalah : berdoa atau tidak mendoakannya. Atau jangan-jangan kita merasa tidak ada gunanya berdoa. Bisa saja kita tidak memiliki dana, tapi kita masih memiliki daya dan doa. Yusuf tidak memiliki dana, tapi dia punya kasih yang dibagikannya pada juru roti dan juru minum. Mungkin kita tidak mempunyai gaji yang berlebih, tapi kasih Kristus dapat kita bagikan, kita punya daya dan doa, ini bisa kita lakukan. Apakah kita mendoakan pimpinan kita, bawahan kita?

Ketika Firaun bermimpi, tak seorangpun orang berilmu yang dapat menafsirkan mimpinya (Kej 41:8), dan yang dapat menafsirkan mimpi Firaun adalah Allah orang Israel “Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun” (Kej 41:16) “Allah telah memperlihatkan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukanNya” (Kej 41:28). Ketika ada masalah di pekerjaan/keluarga, mari kita belajar bahwa Allah menempatkan kita untuk menghadirkan shalom Allah. Apa yang dapat kita lakukan untuk bangsa kita? Raja Nebukadnesar ketika bermimpi, hanya Daniel yang dapat menceritakan mimpinya dan maksudnya. Ketika ada masalah yang tidak terpecahkan, Allah yang menjelaskan mimpi itu di Kejadian dan Daniel. Mari belajar menjadi solusi bagi bangsa kita, bagi tempat kita bekerja, karena kita tahu kepada siapa kita akan menyampaikan semua masalah kita.


Mari kita belajar dari jemaat Korintus, bukan orang kaya, mereka orang yang berkekurangan tapi dapat membantu jemaat di Yerusalem. “Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka” (2 Kor 8:2-3). Mari belajar setia seperti jemaat Korintus, yang miskin tapi bisa memberi, kaya dalam kemurahan. Mari gunakan daya, doa dan dana kita dalam pekerjaan, pelayanan dan keluarga. 



Solideo Gloria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...