Oleh : Debbie Silitonga , MACL
Defenisi sehat Menurut WHO “Suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial; tidak hanya bebas dari penyakit”. Defenisi sehat Menurut kementrian kesehatan RI UU No. 23 thn 1992 tentang kesehatan :“Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi”. Jadi sehat tidak berarti hanya fisik yang sehat, tetapi juga mental, jiwa harus sehat, sehingga penting untuk membicarakan kesehatan mental, jiwa. Karena itu banyak orang memberi waktu untuk mengobrol bersama teman-teman.
Tahukah Anda bahwa BPJS menanggung penyakit kejiwaan. Ada tiga penyakit jiwa yang ditanggung oleh BPJS :
- Gangguan campuran anxietas (gangguan kecemasan) dan depresi (merasa tidak berdaya, tidak punya harapan).
- Gangguan psikotik seperti schizophrenia.
- Insomnia (susah tidur)
Apa itu luka batin? Hal-hal yang terjadi di sekitar kita : perselingkuhan, perceraian, bencana alam, tidak ada harapan, aborsi, kemiskinan, keterpisahan, KDRT (suami terhadap istri, istri-suami, orangtua-anak), bunuh diri.
Tanda-tanda orang dengan luka batin: Mudah marah, Mudah tersinggung, Emosi tidak terkendali, Sulit bergaul, Suka memberontak, Sering sakit kepala/migraine, Sakit maag, Gatal-gatal, Diare, Jantung berdebar, Agresif, Sulit mengampuni, Dendam, Suka membual, Over acting, Homosexual, Lesbianism dll
Dalam Bahasa Inggris batin ((pikiran, perasaan, emosi) disebut mind. Batin itu ada dua:
(pikiran, perasaan, emosi)
1. Conscious Mind (batin sadar). Proses kerja pikiran sadar seperti: belajar sesuatu yang baru, bertindak sesuai alasan, berpikir analitik/logis/intelektual, berdebat dengan rasional. Menyimpan memori jangka pendek, terbatas.
2. Subconscious Mind (batin bawah sadar). Proses kehidupan fisik manusia yaitu proses kerja organ tubuh, hal-hal yang bersifat kreatif, imajinatif, intuitif, tidak logis, bertindak berdasarkan sensor syaraf/refleks. Berisikan memori jangka panjang termasuk masa lalu (unlimited). Tujuh puluh persen metabolisme kita diatur oleh batin tidak sadar seperti detak jantung.
Luka batin : Tumpukan emosi negatif yang tersimpan di bawah alam sadar akibat pengalaman hidup yang menyakitkan pengalaman hidup yang menyakitkan ini tidak selalu sama pada tiap orang, bahkan pengalaman menyakitkan yang sama dapat memberi reaksi yang berbeda pada masing-masing orang. Luka batin ini :
- Ada di lapisan terdalam dari batin
- Non fisik, tidak terlihat (band. luka fisik)
- Bisa tidak disadari orang yang mengalami
Tanda-tanda seseorang memiliki luka batin :
- Sulit mengasihi (tidak ada unsur-unsur kasih: ramah, suka menolong, senyum, menghargai, menghormati, melayani, dsb). Sebaliknya yang kelihatan adalah : acuh, sinis, suka memberontak, kata-kata/kritik yang tajam, tidak santun,dll
- Menutup diri, agar jangan disakiti lagi. Juga tidak mau berhubungan dengan orang-orang/menjauh.
- Menyerang: bersikap kasar, lebih baik melukai daripada dilukai, cenderung memaki, mudah menghakimi apa saja yang dilihatnya, merasa diri paling benar, lebih suka menjadi pengamat (agar bisa mencari kesalahan orang lain).
- Sangat sensitif/peka: gampang marah, gampang tersinggung, gampang merasa tertuduh, sulit mengakui kesalahan, menolak setiap nasihat/teguran/kritik bahkan yang membangun sekalipun, gampang curiga.
- Suasana batin yang tidak stabil: saat tertentu terlihat baik, ramah, bahagia, tetapi di saat lain pemarah, murung, kasar, baik kepada orang tertentu dan sebaliknya kepada yang lain, tidak tulus.
Apa yang menyebabkan luka batin:
- Pengalaman traumatis, misalnya kehilangan/dikhianati /disakiti/dilecehkan oleh orang yang sangat dekat. Ada traumatis yang sama dialami, tapi efeknya bisa berbeda diresponi masing-masing orang.
- Peristiwa yang berlangsung untuk waktu yang relatif lama, atau berulang-ulang. Seperti sering dipukuli, disekap oleh orangtuanya atau orang dekat yang seharusnya melindunginya.
- Kejadian/peristiwa yang dilakukan orang dengan sengaja untuk menyakiti, bukan kecelakaan. Seperti pembunuhan yang direncanakan.
Faktor-faktor yang memperburuk luka batin:
1. Mempunyai bakat sensitif, perasa, sedih. Ini bisa didapat dari lingkungan seperti rumah/keluarga. Misalnya jika ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan akan menjadi lebih rentan, karena mood itu menular (seperti sedih, cemas, gembira).
2. Banyak mengalami hal buruk di masa lalu. Orang yang sebelumnya sudah banyak mengalami hal buruk akan lebih terpengaruh jika ada hal buruk terjadi kemudian.
3. Sudah mempunyai masalah sebelumnya.
4. Tidak mempunyai support system(system pendukung) selama dan setelah peristiwa terjadi. Sistem pendukung ini misalnya teman, keluarga akan sangat membantu dalam masa-masa sulit.
Bagaimana menyembuhkan luka batin:
1. Mengakui dengan jujur bahwa luka batin itu ada. Kita harus akui kejadiannya, peristiwanya.
2. Mengidentifikasi perasaan yang ada secara spesifik dan pengaruhnya. Respon kita ketika peristiwa itu terjadi. Misalnya: marah, dendam, benci, iri, kecewa, malu, terharu, dll. Jika mungkin, bisa diukur.
3. Pengampunan diri sendiri dan orang yang menyakiti. Arti Pengampunan= Pembebasan dari hukuman atau tuntutan. Seperti melepaskan narapidana, kita terbelenggu oleh emosi-emosi negatif kita, kita memutuskan untuk tidak membalas dendam, Band. Mat 18:21-35 (Perumpamaan tentang pengampunan)
Mengapa kita harus mengampuni? Karena Allah sudah lebih dahulu mengampuni kita. Kolose 3:13 “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain, apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuatjugalah demikian”. Menolak mengampuni orang berarti menghalangi pengampunan Tuhan bagi kita. Markus 11:25 “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu”
Bagaimana kita sanggup mengampuni?
1. Pengenalan akan Allah dan firmanNya. Seluruh isi alkitab menggambarkan kasih Allah akan dunia. Allah menginginkan kita mengasihi karena Allah adalah kasih. I Yoh 4:16 “Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia”. I Yoh 4:8 “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih
2. Penerimaan diri. Kejadian 1:27 “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka”Pada hakekatnya yang memberi identitas manusia adalah Allah yang menciptakannya. Kita sering tergoda untuk menetapkan identitas kita melalui pencapaian, prestasi, jabatan, keberhasilan, banyaknya relasi, popularitas, banyaknya aktivitas rohani, dll. Jadi kita bukanlah apa yang kita pikirkan atau orang lain pikirkan akan kita. Identitas kita ada di dalam Allah yang menciptakan dan menenun kita. Kita sangat dikasihiNya.
3. Pengenalan akan sesama manusia. Tidak ada manusia yang tidak berdosa. Roma 2:23 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. Dunia ini diisi oleh orang-orang berdosa jadi kita tidak mungkin menutup kemungkinan adanya hal-hal yang tidak menyenangkan yang diperbuat orang (baca: luka batin) kepada kita. Kemungkinan itu akan selalu terbuka selama kita hidup. Kemungkinan kita untuk menyakiti dan disakiti pasti akan terus ada selama kita hidup.
Pandangan yang salah tentang Pengampunan.
- Pengampunan bukan suatu perasaan, tetapi keputusan; suatu tindakan berdasarkan niat. Kita memilih untuk mengampuni
- Tidak sama dengan melupakan; tidak menghapus fakta bahwa perasaan itu pernah ada, hanya tidak lagi dibelenggu olehnya.
- Tidak menghilangkan bekas luka/sakit tetapi menyembuhkannya (healed memory, not deleted memory). Bekasnya mungkin masih ada, tapi efeknya sudah tidak ada, diganti dengan sukacita, penerimaan, rasa syukur.
- Tidak membutuhkan dua pihak
- Tidak selalu diakhiri dengan rekonsiliasi
Sikap yang salah dalam menghadapi luka batin:
- Menyangkal bahwa : itu tidak terjadi pada saya, bukan itu maksudnya, rasa sakit/luka itu tidak ada, saya baik-baik saja.
- Menghindar: semua hal yang berhubungan dengan kejadian itu (orangnya/pelakunya, tempat kejadian).
- Melupakan : Memang terjadi tapi saya sudah lupakan.
Hal-hal yang bisa membantu pemulihan luka batin :
- Carilah bantuan dari orang yang Anda percaya (sahabat, keluarga, pembimbing rohani, dll), atau bisa juga memulihkan diri sendiri dengan menuliskan jurnal semua perasaan-perasaan negatif hingga akhirnya meminta pengampunan (proses menceritakan menjadi terapi), perlu ada orang lain dalam terapi ini untuk meningkatkan akuntabilitas dan akhirnya meningkatkan kemungkinan untuk berhasil
- Lakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Terapi untuk mengalihkan fokus kepada diri sendiri kepada sesama.
- Lakukan hobbi atau usaha baru. Semangat akan datang bila ada kegiatan yang mengasikkan. Hobbi terbukti meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Cari dan temukan hobbi baru.
- Olahraga. Olah fisik akan menghasilkan hormon endorfin (zat kimia yang membuat perasaan/mood bahagia) ke dalam aliran darah.
- Manajemen stress dan faktor pemicu.
- Bangun sistem pendukung: komunikasi dan relasi yang sehat dengan keluarga, sahabat, kolega, lingkungan.
- Memiliki kehidupan spiritualitas yang sehat.
Bebas dari luka batin:
- Mengenal diri sendiri.
- Produktif.
- Bertanggung jawab.
- Bisa mengekspresikan emosi dengan baik.
- Memiliki relasi yang baik dengan orang lain.
- Bisa menghargai orang lain.
- Mengakui kelebihan orang lain.
- Adaptif terhadap perubahan.
- Menerima kritikan dengan wajar.
- Bisa dipimpin/diarahkan.
- Bertumbuh di dalam kematangan dalam semua aspek hidup.
Jika kita merasa memiliki luka batin, kita dapat melakukan self healing, atau juga meminta bantuan pada psikiatri jika memerlukan penanganan medis. Jangan merasa sungkan untuk melakukannya, karena luka batin yang dipendam lama akan semakin buruk akibatnya nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar