1 Kor 1:18-24
1 Kor. 1:18, “Sebab pemberitaan tentang salib memang
adalah kebodohan bagi mereka yang
akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan
Allah.” Pada masa itu, salib adalah hukuman yang
dijatuhkan pemerintah Romawi jika ada masyarakat yang melakukan tindakan
kejahatan atau pemberontakan kepada Romawi, dan salib adalah sebuah kengerian
menjadi peringatan bagi setiap orang yang melihat, untuk tidak memberontak dan
melawan Romawi. Tetapi justru salib itu
menjadi jalan penebusan bagi orang-orang yang mau menerima dan percaya pada
Yesus sebagai Tuhan dan jurusalamat. Paulus menekankan bahwa
melalui jalan Salib, kutuk hukum Taurat atas manusia berdosa telah dilepaskan.
Kutuk yang semula menjadi tanggungan manusia berdosa, telah digantikan oleh
Yesus Kristus yang telah membuat diri-Nya menjadi ‘kutuk’ bagi manusia pendosa,
sebagaimana
diungkapkan : ”Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan
menjadi kutuk karena kita, seperti ada tertulis: “Terkutuklah orang yang
digantung pada kayu salib!” (Galatia 3,13)
Teologi
Salib (bhs Latin : Theologia Crucis) adalah sebuah
istilah yang digunakan oleh teolog Jerman : Dr. Marthin Luther untuk menunjuk
pada keyakinan iman, bahwa salib merupakan sumber pengetahuan spiritual
mengenai siapakah Allah dan bagaimana Ia melakukan penyelamatan atas
ciptaan-Nya. Hanya saliblah yang menyatakan kegagalan manusia untuk mengerti
kehendak Allah. Di saliblah seluruh umat manusia dipersatukan oleh Kristus
melalui pertobatan (1 Kor. 12:13; Rom. 8:9). Dan hanya pada saliblah ada
jaminan keselamatan yang dimeteraikan oleh Roh Kudus(Efs. 1:13-14).
Teologia
Salib, kontras dengan Teologi Kemuliaan (Theologia Gloriae), yang menyoroti
secara khusus kemampuan dan pertimbangan akal budi manusia. Dr. Marthin
Luther menggunakan istilah Theologia
Crucis dalam pembelaannya tahun 1518, dimana ia mempertahankan doktrin /
ajaran reformasi tentang kebejatan
moral manusia (depravity of man)
dan perhambaan manusia oleh dosa. Perbedaan mendasar antara teologi salib dan
teologi kemuliaan adalah kemampuan dan ketidak mampuan manusia
untuk menilai diri sendiri di hadapan Allah Yang Mahamulia.
Teologia
kemuliaan (theologia gloriae) melihat bahwa ada kebaikan dalam diri manusia,
dan karena itu manusia dapat melakukan yang baik. Mereka pun berpendapat, bahwa
sesudah kejatuhan dalam dosa, masih ada beberapa kemampuan manusia untuk
memilih melakukan kebaikan. Faktanya,
manusia sudah jatuh ke dalam dosa. Roma 3:10 “Tidak ada yang benar, seorangpun
tidak”. Kita semua hidup dalam dosa dan tidak mungkin menyelamatkan diri
sendiri
Roma 6:23 “Sebab upah dosa ialah maut, tetapi
karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Tuhan kita “. Kita
seharusnya dihukum mati sebagai hukuman dosa. Jika tidak, harus ada pengganti
kita untuk menanggung hukuman itu, yang hidup bersih, tidak bersalahà Dialah Kristus. 1 Pet 1 :18-19 = “Sebab kamu tahu bahwa
kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari
nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau
emas melainkan dengan darah yang mahal yaitu darah Kristus yang sama seperti
darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat”
Salib
Kristus adalah karunia atau anugerah yang diberikan Allah kepada kita dalam
Kristus. Melalui Salib Kristus, kita dapat memahami dan mengalami pembebasan
dari dosa, keiikutsertaan dalam kemenangan Kristus dan mendamaikan kita dengan Allah. ”...tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang
telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan
demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam
kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang
mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya,
kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena
kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa
kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa” (Rom
6, 3-6).
Dalam
kematian Yesus, dosa-dosa
kita
telah ditaklukkan. Dalam kebangkitan-Nya, dosa-dosa kita diampuni dan
dibebaskan dari cengkeraman kuasa dosa itu. Di dalam Salib, menjadi nyata betapa Allah dalam
kasih-Nya yang tiada batas telah mengasihi dan menyelamatkan manusia dalam
Yesus Putera-Nya. Salib menjadi simbolisasi
pengorbanan yang tanpa batas, usaha dan perjuangan yang tidak kenal lelah. Yesus telah menjadi teladan bagi manusia dalam
menghadapi penderitaan, tetapi di atas semua itu, Dia telah menyucikan manusia
dari dosa dengan cara mati untuk dosa dan hidup untuk kebenaran
1.
Salib Sebagai Perdamaian
Manusia tidak sanggup
memperdamaikan dirinya dengan Allah oleh karena kehidupan manusia selalu di
dalam pekerjaan iblis (Kol. 1 : 21; Roma 8 : 7). Pada dasarnya bahwa Allah yang
memperdamaikan dunia kepada dirinya sendiri (II Korint 5 : 19).
Dia tidak mengenal dosa menjadi sengsara bagi
kita, sehingga kita memperoleh kebenaran Allah melalui Dia. Rom 5 :8-10 = “Akan
tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita oleh karena Kritus telah mati
untuk kita ketika kita masih berdosa, lebih-lebih karena kita sekarang telah
dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan. Sebab jikalau kita
ketika masih seteru diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya
lebih-lebih kita yang sekarang telah diperdamaikan pasti akan diselamatkan oleh
hidupNya”.
2.
Salib Sebagai Pembenaran
Manusia yang jatuh
didalam dosa (Kej 3:1-7) seharusnya akan jatuh ke dalam jurang kematian, karena upah dosa itu adalah maut (Roma 6:23).
akan tetapi Allah didalam janjiNya memberikan keselamatan atas manusia yang
digenapi melalui Yesus Kristus melalui pembenaranNya melalui anugerah dan kasih
Allah sendiri (Roma 3:24 “Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena
penebusan dalam Kristus Yesus”)
3.
Salib Sebagai Penebusan
Penebusan berarti adalah lepas dari belenggu, bebas dari perhambaan, melunasi kembali apa yang telah dijual dengan barang atau uang tebusan. 1Kor 6:20 “Sebab kamu telah dibeli dan harganya lunas dibayar. Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu”. Kol 1 :14 “Di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu penebusan dosa”
Penebusan berarti adalah lepas dari belenggu, bebas dari perhambaan, melunasi kembali apa yang telah dijual dengan barang atau uang tebusan. 1Kor 6:20 “Sebab kamu telah dibeli dan harganya lunas dibayar. Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu”. Kol 1 :14 “Di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu penebusan dosa”
Teologia salib menekankan
bahwa manusia tidak mampu melakukan kebenaran. Manusia tidak dapat menambahkan
apapun kedalam kebenaran Allah yang dinyatakan pada pengorbanan Kristus-Yesus
di salib. Manusia tidak mampu membenarkan dirinya sendiri, jikalau tidak ada
yang membenarkannya. Dan, yang mampu membenarkan manusia hanyalah Allah yang
telah mengerjakan segala sesuatu secara sempurna penuh di dalam dan melalui
karya Kristus-Yesus.(Rom. 7:18-20)
Theologia Salib telah membungkam dan menghentikan semua
dalih usaha pencapaian manusia demi kelayakan di hadapan Allah.Yesus menunjukkan kuasa ilahi-Nya dalam menaklukkan
kematian dan semua kejahatan.
Kesejatian hidup seorang hamba Tuhan adalah justru nampak dalam sikap
pengabdian hidup, mereka bukan hanya bagi mereka yang menyenangkan hidup mereka
namun kepada mereka juga yang menderita, yang tersisihkan, dan
dimarginalkan. Karena
itu sebagai orang-orang yang sudah mengalami penebusan Kristus,kita harus
menunjukkan kasih kita kepada karayawan/bawahan kita di kantor/pekerjaan kita,
tidak menyepelekan mereka bahkan memperjuangkan mereka jika hak-hak mereka
diabaikan.Jikalau
kita melakukan demikian maka kita sedang mendemonstrasikan kuasa Yesus Kristus, yang sudah memberikan teladan
sepanjang inkarnasi diri-Nya, khususnya ketika Dia tergantung di kayu salib.“Barangsiapa tidak
memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk
14:27),
Kita tidak boleh
menggunakan kekuasaan secara manipulatif melainkan karena cinta kasih. Kuasa yang dijalankan dalam proses kepemimpinan adalah kuasa yang bukan memanfaatkan situasi
untuk memperkaya diri, melainkan kuasa yang dipakai agar mereka yang
terpinggirkan dapat didengar.Kuasa yang kita miliki,
dipakai untuk memulihkan dan
membangun kesejahteraan kehidupan bersama dan bukan
memenjarakan sesama dalam keinginan dan kemauan dibalik simbol-simbol klaim kebenaran.
Teologia salib adalah
teologia yang membebaskan dan memulihkan sesama. Teologia salib memberikan
inspirasi dalam perjuangan keadilan untuk berani berkata dengan jujur apa yang
seharusnya, tidak membalikkan suatu realita menjadi suatu kepalsuan. Teologia salib memberikan
kepada kita suatu keberanian dan kerangka berpikir yang jelas untuk selalu berpegang pada kebenaran dan tidak takut untuk
mengungkapkannya.
Orang percaya dipanggil
untuk memberikan dirinya bagi sesamanya tanpa pamrih untuk menolong mereka, dan
jika demikian maka orang percaya
menunjukkan identitasnya sebagai anak-anak Allah.Sebagai orang-orang
percaya kita dipanggil untuk terlibat dalam pelayanan, menyuarakan kebenaran
dan keadilan, menunjukkan sikap penuh kasih bagi sesama. Sebagai alumni, mari
mengambil bagian dalam pelayanan, sebagai pemimpin kelompok kecil, rutin
belajar firman Tuhan dalam KTB dan berani bermisi, bukan hanya melakukan
aktifitas sehari-hari tanpa pernah terlibat melayani.
Makna Salib Kristus dalam hidup kita :
1.
Revolusi Pikiran
(Filipi 2:1-4). Kita
harus menaruh pikiran yang menghargai orang lain, mengutamakan kepentingan
orang lain, memiliki sikap rendah hati. Orang yang kurang rendah hati, mungkin
adalah orang yang kurang yakin dengan identitas barunya dalam Kristus.
2.
Revolusi Tindakan.
Kita harus mempraktekkan
iman kita. Memiliki persekutuan pribadi yang dekat dengan Allah, melayani
sesama, menyediakan waktu menolong orang lain.
3.
Menjadi Seperti Yesus
“Jadi siapa yang ada di
dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya
yang baru sudah datang” (2Kor 5:17). Kita sebagai orang percaya adalah surat
Kristus.
Dimanapun kita berada, orang banyak akan
melihat karakter dan cara hidup kita. Apakah cocok antara kerajinan
beribadah,aktifitas pelayanan, dengan kelakuan hidup sehari hari atau
tidak. Dimanapun kita
berada/hadir, kemanapun kita pergi, kita adalah surat terbuka , sebab banyak orang
akan menilai dan mungkin mempertanyakan iman kekristenan kita.
Ibrani
12, 2 menjelaskan: “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada
Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada
kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul Salib ganti
sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta
Allah”. Yesus pun setia
menanggung penderitaan salib demi menebus dosa-dosa kita, karena itu kita juga
harus setia dalam seluruh hidup kita,
mempertahankan hidup benar dengan mata yang selalu tertuju pada Dia yang adalah
Tuhan dan juruslamat kita.
SOLIDEO GLORIA.
SOLIDEO GLORIA.