Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh
Materialisme
Philosofi Budaya Barat
mengatakan ‘that only the material world exist (hanya dunia
materi yang ada, yang lain tidak pernah ada)’. Dalam pemahaman filosofi
barat yang diajarkan adalah :sesuatu yang tidak bisa berada dalam 3 dimensi itu
bukanlah sebuah realita, maka satu-satunya yang realita adalah materi. It denies both the existence of God and
that moral values have any grounding in God’s law (dengan ini menolak
eskistensi Allah moralitas sesuai
kehendak Allah). Dalam paham materialisme tidak ada yang disebut Allah, karena
Allah tidak berwujud, jadi tidak mungkin ada, karena Allah tidak ada maka tidak
ada satupun hukum moral Allah, maka ukuran benar atau salah semua tergantung
kita dan tatanan dalam masyarakat. Dalam materialisme,money makes the world
go round(uanglah yang melalukan apapun didalam dunia ini).tentu ini adalah
paham yang salah, karena uang bukanlah segala-galanya. Pemahaman materialisme
pertama kali dimunculkan oleh Lucretius (99-51 BC) seorang materialist klasik
terbesar yang dipengaruhi oleh Epicuros (341-270 BC): Refute the religion at
that time by explaining the origin of
everything in Nature. Mereka menolak konsep segala seuatu tentang agama,
karena dipahami bahwa segala sesuatu adalah alamiah (berdasarkan alam), menolak
konsep tentang Roh dan Ilahi.
Karl Marx (salah satu tokoh materialis dan sosialis)
:The material condition of life determined economic and political life, and
he saw them as shaping history even by conclusive change as reality broke
through on the ideological construct which ruling groups had imposed on society
(dalam hidup ini materilah yang menentukan segala sesuatunya baik kehidupan
politik dan ekonomi, kehidupan materilah yang menentukan keadaan seseorang di
masyarakat dan seluruh aspek hidupnya). Kaum proletar (miskin/buruh) tidak
memiliki apapun sehingga mereka kehilangan hak ekonomi dan merekapun kehilangan hak politik, itu
sebabnya orang miskin adalah kelompok powerless (tidak punya kekuatan apa-apa).
Maka salah satu pandangan materialis adalah memandang seseorang dari apa yang
dia punya. Sebagai alumni kitapun rentan dengan hal ini, kita bisa tergoda
dengan barang-barang kepunyaan orang lain, memandang apa yang dimiliki orang
lain dari merk nya. Bagi orang materialis, mereka akan selalu membutuhkan orang
lain selama mereka memberikan
profit/keuntungan baginya secara materi dan tidak akan bersahabat dengan orang
lain yang akan merugikan mereka.Seharusnya kita membutuhkan orang lain bukan
karena ada sesuatu dalam dirinya yang kita perlukan, tetapi karena ada sesuatu
dalam diri kita yang dapat membuat orang lain lebih baik.
Popular Meaning
of Materialism (arti popular materialisme)
Money is the basic engine of human action, that the
end of life is to buy goods
(uang adalah mesin semua tindakan dan pilihan semua kehidupan adalah anda punya
segalanya karena dapat membeli apa yang diinginkan). Hal ini juga terjadi di
budaya orang batak, bahkan di gereja, orang yang kaya akan lebih dihormati,
bukan orang yang bermoral.Money is to
suppose to supply human values (uang dianggap sebagai pendukung pada sebuah
kehidupan).Padahal harga diri kita tidak diukur dari berapa gaji kita, berapa
sumbangan kita. Fact: Money can not buy love, joy and peace!(Faktanya:
uang tidak dapat membeli cinta, sukacita dan damai). Menikah dengan seseorang
karena dia kaya raya itu bukan cinta, itu materialis. Orang bisa membayar arti
mahal untuk menghiburnya, tetapi sukacita dan damai tidak dapat dibayar dengan
apapun.Itu sebabnya Daud seorang raja yang gagah perkasa berkata “hanya dekat
Allah kiranya aku tenang” (Mazmur 62:6-9). Materialisme membuat ciptaan
menjadi objek penyembahan (bukan Sang Pencipta). bd. Mt.6:24.ketika kita
menempatkan apapun diatas Allah, kita adalah orang yang materialis, ketika kita
menggeser posisi Allah dengan pekerjaan, suami/istri, harta, maka itu adalah
penyembahan berhala dan bagian dari materialis.
HEDONISME. Hedonism (yunani: hedone: pleasure).
Pleasure is considered as the ultimate good.kesenangan dianggap sebagai hal
yang paling uatama dari keindahan/kebaikan, jika tidak mendapatkannya berarti
bukan sebuah kebaikan. Kalau kita merasa tenang karena memilki banyak uang, itu
bagian dari materialis. Hedonisme bermula dari Materialisme (Faith in things),
tingkah laku hedon didukung oleh materi.
Hedonisme dibagi 2 Jenis:
A. Ethical Hedonism.
B. Psychological Hedonism.
I.ETHICAL
HEDONISM
Pleasure instrinsically is good (that is desire in it self
as an end not as a means to something else); and that displeasure intrinsically
is evil. (Kesenangan itu
secara intrinsik adalah baik, tapi ketika mengalami yang tidak menyenangkan itu
tidak baik) Hal ini beretentangan dengan alkitab, seperti tertulis di Mark 8:34
“setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”hal ini dapat
disebut ketidaknyamanan menurut paham ini, dan itu manjadi hal yang salah.Ethical end for man must be pleasure that
is painlessness (akhir dari hidup manusia itu adalah sebuah
ketenangan/kenyamanan) sehingga apapun yang kita lakukan asal kita tenang,
boleh saja, tidak ada unsure dosa didalamnya.Epicurian taught that pleasure is morally right and displeasure is
morally wrong (kesenangan secara moral adalah benar dan ketidaksenangan
adalah salah). Jadi setiap hal yang membuat tidak nyaman/senang hal itu adalah
jahat. Duty is to maximize the quantity
of pleasure (tugas utama kita adalah meningkatkan kuantitas kesenangan).Modern
hedonists: It is our obligation to work for the greatest good for the greatest
number of people over the long run (adalah sebuah kewajiban kita untuk bekerja
untuk kebaikan yang terbaik dari sejumlah besar orang-orang yang bersama dengan
kita).Prinsipnya : kalau kita berusaha untuk terus mendapatkan segala sesuatu
yang terbaik yang menyenangkan manusia, maka itu adalah tanggung jawab kita,
tidak ada satu patron/koridor etika didalamnya, yang penting kesenangan.
Critics:
Some pleasures are evil (ex. sadism)(beberapa
kesenangan adalah jahat, seperti sadisme) and some pain is good (ex. warning
pain)(beberapa kesakitan adalah baik, contoh rasa sakit bisa menjadi peringatan
untuk lebih hati-hati).
II.
PSYCOLOGICAL HEDONISM
Tindakan natural dan reguler manusia diarahkan atau
dikontrol oleh keinginan untuk kesenangan (pleasure), apapun itu, semua
diaturuntuk kesenangan.Dasarnya adalah asumsi bahwa pada dasarnya manusia secara
alamiah mencari ‘kesenangan’.Hedonisme psikologis menjadi suatu motivasi setiap
tindakan manusia dan hal inilah menjadi dasar asumsi terapi oleh Sigmund Freud
dan Carl Rogers.Dalam hedonisme psikologis agak sulit untuk membedakan antara desirable
dengan pleasure. Why?
Sesuatu yang ‘desirable’ mungkin tidak dibutuhkan untuk menjadi
‘pleasure’ pada saat itu.Hedonisme dipopulerkan oleh Hefner dengan falsafah playboy
philosophy – We seek pleasure for pleasure’s sake.Munculnya situs playboy adalah untuk mencari
kesenangan.
Berbagai ciri
Hedonisme
- Makan dan minum berhambur-hamburan bahkan sampai
muntah. bd. Flp.3:18-19.Dalam sehari 500.000 ton makanan terbuang di
seluruh dunia.seberapa sering kita membuang makanan, atau makan bersisa
setiaap hari? Makanlah secukupnya dan jangan membuang makanan
- Hidup pesta pora dan berpoya-poya – belanja,
tamasya (konteks pemborosan) dll.Tamasya, belanja tidak dilarang hanya
jangan berlebihan.Jika penghasilan kita semakin tinggi bukan gaya hidup
kita yang makin meningkat, tapi persembahan kita seharusnya makin banyak
- Mencari segala kepuasan atau kesenangan
duniawi/jasmani/free. bd. Gal.5:19-21.
- Hidup dengan prestis/demi tidak ‘jadul’. Alasan
kita membeli sesuatu bukan demi gengsi tapi memang kita butuhkan.
- Keinginan dirubah menjadi kebutuhan.
- Rumahnya penuh dengan makanan, pakaian atau benda-benda yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Pandangan
Alkitab
- Do all things for the
glory of God. 1 Kor.10:3,
segala sesuatu kita lakukan dalam nama Tuhan. Berapa banyak dari kita yang
bertanya pada Tuhan sebelum membeli sesuatu? Kita harus bertanggung jawab
terhadap semua milik kita agar bisa dipakai untuk waktu yang lama, belajar
menghargai berkat-berkat Tuhan
- Seek the good of others. 1 Cor.10:24. Ketika kita diberkati
Tuhan, kita juga harus memikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk
kebaikan orang lain
- Pemborosan yang
Alkitabiah.
Mt.26:6-12.wanita miskin ini berani berkorban minyak mahal untuk mengurapi
Yesus, peristiwa ini menjadi sebuah persiapan bagi Yesus sebelum
disalibkan, karena bagi orang Yahudi, setiap mayat harus diberi
rempah-rempah dan Yesus tidak sempat diberi rempah-rempah karena Ia telah
bangkit. Hal ini menekankan sebuah persembahan bagi pekerjaan
Tuhan/pelayanan
- Cinta uang adalah akar
dari segala kejahatan.
1 Tim.6:9-10. Oleh mengejar uanglah orang menghalalkan kejahatan,
disinilah pentingnya contentment, “asal ada makanan dan pakaian cukuplah(1
Tim 6;8)”
- Uang mengikat hati. Lk.12:16-21; Mt.19:21. Dimana hartamu
berada disitulah hatimu berada
- Materi menarik orang
jauh dari Allah.
Lk.16:13; 6:21-24; Mt.6:19; 2 Tim.3:2. Kita tidak dapat mengabdi kepada 2
tuan, kepada Allah atau kepada mamon
Simplicity
Against Hedonism
- Bekerja keras. Kej.3:19; Ef.4:28; 2 Tes.3:10.Mari
bekerja keras untuk memberi yang terbaik, bukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan kita tapi juga menolong orang lain. Ef 4: 28 “orang yang
mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan
melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri..”
- Simplicity of life. Flp.4:6,11-13; 2 Kor.6:10.mencukupkan
diri dalam segala hal
- Penghasilan atau gaji tidak menentukan gaya
hidup, tetapi oleh nilai hidup yang benar
- Contentment in Jesus. To have Jesus is more than enough
(everything). 1 Tim.6:6-8; Kis.20:33; Tit.1:8.memeiliki Krustus lebih dari
cukup
- Hidup sesuai dengan
penghasilan/gaji.
Lk.3:14 “..jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu
dengan gajimu”; Ibr.13:5 “janganlah kamu menjadi hamba uang dan
cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu”.’Enough is enough’
- Hidup berdasarkan kebutuhan
bukan keinginan atau prestige.
Solideo Gloria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar