Jumat, 27 Januari 2017

Tanggung Jawab


Oleh Ir. Simon Dertha MT, AU (dalam Pelayanan, Pekerjaan, dan Keluarga)


Hari ini kita akan memasuki seri kedua mengenai leadership dan kali ini kita akan berbicara mengenai tanggung jawab (Pelayanan, Pekerjaan, dan Keluarga). Tanggung jawab berarti ada satu tugas atau panggilan yang merupakan kewajiban yang harus kita kerjakan. Berbicara soal area pekerjaan, pelayanan, dan keluarga, maka langkah pertama yang harus kita pahami dan yakini adalah apa yang dikatakan firman Tuhan kepada kita tentang ketiga hal ini? Sebagai orang yang percaya kepada Kristus seharusnyalah seluruh kebenaran dan perintah ataupun kehendak Allah yang dinyatakan dalam firmanNya tentulah adalah hal yang harus kita kerjakan.

Ada tiga panggilan bagi orang yang percaya. Panggilan yang pertamaadalah panggilan untuk melayani. Dalam Ef 2:10 dikatakan, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” Mari melihat kepada frase ‘yang persiapkan Allah sebelumnya’. Ketika saya merenungkan bagian ini, saya menyadari dan diingatkan kembali bahwa ketika Tuhan menciptakan saya kembali menjadi ciptaan baru adalah untuk melakukan pekerjaan baik yang sebelumnya telah dipersiapkan Allah. Artinya adalah bahwa sebelum kita diselamatkan oleh darah Kristus, Allah telah memilih dan mempersiapkan bagi kita suatu pekerjaan atau tanggungjawab. Ketika kita belum dilahirkan kembali kita tidak bisa melihat apa pekerjaan yang tekah dipersiapkan oleh Tuhan, bahkan mungkin kita menolak terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan yang telah dipersiapkan oleh Allah. Kita diselamatkan bukan untuk menjadi bebas tanpa tujuan atau bebas untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan kehendak kita. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita diselamatkan untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan oleh Allah sebelumnya. Hal ini mengingatkan kita bahwa kita mempunyai tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan Tuhan dalam hidup kita.

Dalam 1Pet 2:9 dikatakan, “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” Secara pribadi saya selalu dikuatkan ketika membaca ayat ini. Ayat ini mengingatkan saya bahwa Allah menciptakan saya untuk melakukan pekerjaanNya yang besar. Oleh karena itu ketika kita sebagai alumni yang sudah mengaku percaya kepada Yesus, tetapi tidak memiliki pemikiran bahwa Allah memiliki rencana yang besar dalam hidup kita, berarti kita telah salah memahami panggilan Tuhan. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita dipanggil oleh Allah dalam suatu rencana yang besar untuk menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib. Tuhan tidak memanggil kita untuk bertanggungjawab terhadap pekerjaan-pekerjaan yang kecil. Saya selalu mengatakan kepada mahasiswa saya di jurusan Teknik Sipil demikian, “Jika engkau menjadi sarjana tekni sipil hanya untuk mengawasi pekerjaan-pekerjaan kecil itu bukan maksud dari Allah dalam hidup mu.” Saya yakin Allah memilih saudara dan saya bukan untuk melakukan hal-hal yang kecil. Tanggungjawab pelayanan adalah tanggungjawab yang besar yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Allah yang besar tidak mungkin memberikan pekerjaan yang kecil. Apapun yang dipikirkan dan dipersiapkan Allah bagi kita adalah hal-hal yang besar. Itulah sebabnya dalam setiap pekerjaan kita harus bertanya kepada Tuhan apakah yang sedang kita kerjakan adalah bagian yang sesungguhnya yang Tuhan panggil untuk kita kerjakan. 

Dalam keletihan dalam dunia pekerjaan saya selalu dikuatkan melalui 1Pet 2:9 tadi. Saya mengganti beberapa kata dengan profesi saya. “Tetapi kamulah engineer yang terpilih, imamat yang rajani, engineer yang kudus, engineer kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” Memahami hal ini membuat saya menyadari bahwa saya adalah seorang Teknil Sipil yang tidak biasa dan ahli kontruksi yang tidak sembarangan karena saya dipilih oleh Alah untuk pekerjaan Tuhan untuk menceritakan perbuatan Tuhan yang besar melalui kompetensi yang saya miliki. Oleh sebab itulah saya memahami mengapa jumlah tidak selalu menentukan kekuatan atau kedasyatan. Alkitab mencatat bahwa pribadi-pribadi yang menyadari bahwa mereka dipanggil oleh Allah untuk pekerjaan yang besar untuk muncul ke permukaan menjadi tokoh-tokoh besar.

Tanggungjawab pelayanan yang diberikan Allah kepada kita adalah tanggungjawab yang besar. Jika firman Tuhan sudah memanggil kita untuk masuk dalam pelayanan dan mengerjakan pekerjaan Tuhan yang luar biasa itu, maka disitulah lahir satu tanggung jawab. Pertanyaannya adalah apakah kita mau merespon tanggungjawab yang diberikan oleh Allah? Bagaimana cara kita merespon tanggungjawab tersebut?

Panggilan kedua adalah panggilan untuk bekerja. Terkadang kita tanpa sadar bekerja sepanjang hari dan kita merasa ketika selesai bekerja beban kita lepas dan kita menjadi orang yang bahagia. Bagi kebanyakan orang bekerja merupakan penderitaan yang menyaitkan sehingga setiap hari tidak sabar menantikan jam untuk pulang dari tempat pekerjaan. Ini adalah pandangan yang salah karena dalam perspektif Alkitab pekerjaan tidaklah demikian. Pekerjaan itu harus membawa kebahagiaan bagi orang percaya. Jika dalam satu kantor orang percaya pun mempunyai raut wajah yang lesu dan tidak bersemangat dan tidak memiliki kekuatan untuk menunjukkan bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang baik, bagaimana dengan mereka yang belum percaya? Tanpa kita sadari kita sering mengeluh tentang pekerjaan kita, tentang boss kita atau tentang hal yang lain. Hampir sebagian besar kegiatan kantor diwarnai dengan keluhan-keluhan, baik dalam hati maupun yang tampak. Hal ini bukanlah sesuatu yang baik. 

Dalam Kej 1:28 dikatakan, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Kata ‘taklukkan’ berarti harus ada kemampuan, kompetensi, keahlian, atau inovasi untuk mampu menaklukkan dan menguasai sesuatu. Dan tentu saja hal ini bukalah sesuatu yang gampang untuk dilakukan. Saya memahami dan percaya bahwa Allah juga memanggil kita melalui profesi kita. Kita harus bertanggung jawab untuk menaklukkan dan mengusai ciptaan yang telah dipercayakan oleh Allah kepada kita. Dan untuk melakukan hal itu kita harus memiliki kompetensi. Itulah sebabnya jangan bermain-main ketika kuliah karena itu adalah masa belajar. Tanggungjawab kita adalah bekerja (lihat Kej 2:15).

Dalam 1Tim 5:8 dikatakan, “Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.” Bekerja dalam perspektif Alkitab bukan sekedar membuat kita memiliki penghasilan yang lebih besar, meningkatkan taraf hidup atau mengembangkan diri. Tetapi ada tanggung jawab di mana pekerjaan membuat kita mampu menolong keluarga kita atau orang lain yang tidak mampu melakukan seperti yang kita lakukan. Hal inilah yang sering diabaikan orang percaya. Sering sekali karena terlalu fokusnya terhadap pekerjaan orang percaya mengabaikan hal ini dan selalu fokus kepada diri sendiri. Kita bekerja untuk bisa memberi kepada saudara-saudara kita. Kita bekerja untuk bisa membantu kesejahteraan keluarga kita. Bekerja itu adalah tanggungjawab dari Tuhan bukan pilihan. Dalam Pengkotbah 3:22 dikatakan, “Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?” Bekerja dalam persepketif yang diinginkan oleh Allah adalah menghasilkan pekerja-pekerja yang bahagia yang wajahnya memancarkan sukacita. Pekerja yang ketika menghadapi tantangan tidak putus asa tetapi memberikan harapan-harapan bagi teamwork atau siapa saja yang ada di sekelilingnya. Ketika firman Tuhan mengatakan hal ini dan kita melakukannya dengan ketaatan dalam hidup kita, maka saya berkeyakinan dampaknya akan luar biasa. Apapun yang dikatakan Tuhan tentang pekerjaan, ketika saya taat kepadanya dan melakukan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan caraNya, maka dampaknya akan besar. Yang memberikan dampak adalah Tuhan, bukan kita. Bagian kita adalah melakukan pekerjaan ini dan mempersiapkan diri dengan benar dan yang memberikan efeknya adalah Allah. Itulah sebabnya saya tidak pernah merasa pekerjaan saya terlalu kecil atau terlalu besar. Walaupun sepertinya tidak memberikan dampak dalam jangka pendek saya percaya itu adalah benih-benih yang ditanam yang pada saatnya akan dibuat Tuhan berbuah.

Panggilan yang ketiga panggilan untuk membentuk keluarga. Jika kita membaca Kej 1:28 dan Kej 2:24 kita melihat bahwa Allah juga memanggil kita untuk membentuk keluarga. Sebuah keluarga yang kudus dan erat yang tidak gampang digoyahkan atau dipecahkan. Keluarga yang di dalamnya dilakukan hal-hal yang kekal, kokoh, independen dan penuh dengan tanggung jawab di mana agar melalui keluarga ini nama Tuhan dipermuliakan dan dikasihi dengan segenap hati dan jiwa kita.

Melalui keluarga juga Tuhan ingin mendapatkan gambaran bahwa semua karakter-karakter yang diinginkan Allah tergambar dengan baik melalui keluarga. Melalui keluarga Tuhan menginginkan manusia mendidik anak-anak agar mereka kelak menjadi generasi yang akan dipakai Tuhan untuk kemuliaan bagi nama Tuhan (lih. Ulangan 11:19). 

Jadi sebagai alumni yang sudah menyerahkan hidup kepada Kristus, ada tiga tanggung jawab kita, yaitu: melayani Allah, melakukan pekerjaan, dan membentuk keluarga.

Selain melakukannya kita juga harus menjalankan ketiga area ini dengan baik. Ada tiga pribadi penting yang bisa membuat tanggungjawab ini berjalan dengan baik, yaitu: Allah, suami, dan isteri. Tiga pribadi ini adalah pribadi penting untuk berbicara soal bagaimana nanti keluarga melakukan pelayanan, pekerjaan, dan pelayanan terhadap keluarganya sendiri. Jika tiga pribadi itu sudah memiliki relasi yang baik maka semua tanggungjawab-tanggungjawab tadi, termasuk keseimbangan yang diharapkan di dalam tiga panggilan tadi mnjadi sesuatu yang lebih mudah dikerjakan. Dalam tiga pribadi itu kita harus menyadari bahwa Allahlah pribadi yang terutama. Semua yang menjadi dasarnya adalah keinginan dan kehendak Alah. Kalau seorang isteri sudah meyakini bahwa menjadikan kehendak Allah adalah yang terutama, dan demikian juga dengan suami, maka semua pekerjaan, pelayanan, dan keluarga akan lebih gampang untuk dikerjakan. Keluarga kita akan menjadi keluarga yang kuat apabila suami dan isteri dan Allah ada dalam relasi yang baik.

Persoalan selalu muncul jika relasi suami, isteri dan Tuhan tidak dalam kondisi yang baik. Pergumulan yang sering terjadi adalah bagaimana agar pasangan suami isteri tidak bertengkar. Focus mereka adalah bagaimana agar masing-masing saling memahami. Dan karena terlalu focus pada hal-hal ini mereka melupakan pelayanan mereka. Jika hal ini terjadi, pernikahan adalah sesuatu yang menyedihkan. Tuhan tidak menciptakan pernikahan menjadi sesuatu yang menyedihkan karena pernikahan adalah inisiatif Tuhan. bagaimana agar pernikahan itu berjalan sesuai dengan kehendak Allah adalah ketika tiga pribadi tadi – suami, isteri, dan Allah – ada dalam relasi yang baik. Itulah sebabnya sangat penting sekali mencari pasangan hidup yang sepadan dan mencintai Tuhan. Pasangan yang seimbang akan menolong dan mengoptimalkan semua tanggung jawab baik dalam pekerjaan pelayanan atau dalam keluarga sendiri.

Mencari pasangan yang seimbang adalah sesuatu yang sangat penting. Hal ini tidak bisa dikompromikan. Adalah sesuatu yang sangat berbahaya jika kita lentur dalam hal-hal ini (Dan sangat disayangkan banyak anak-anak Tuhan lentur dalam hal ini). Jika kita memang merindukan keluarga yang di dalamnya kita menikmati damai dan sukacita maka ini adalah syarat yang penting, yaitu mencintai Tuhan. Relasi dengan pasangan terjadi pasti akan memengaruhi pelayanan. Relasi Allah terhadap suami yang baik dan relasi Allah dengan Isteri yang juga baik akan menghasilkan realsi suami isteri yang baik juga.

Yang paling penting adalah bagimana ketika hal ini sudah tercapai, bagaimana kita menempatkan diri. Mari kembali melihat area pekerjaan. Ingat, bekerja adalah bagaimana membuat susuatu yang tidak teratur menjadi teratur, yang kosong menjadi indah. Ini yang dilakukan Allah ketika bekerja. Oleh karena itu ketika kita sudah tahu tanggung jawab kita bahwa kita harus bekerja maka kita harus harus hadir dalam dunia kerja untuk mendatangkan kebaikan. Kehadiran kita dalam dunia kerja membuat situasi yang begitu rumit menjadi lebih baik. Penting sekali kita menyadari bahwa kehadiran kita dalam profesi bukan sekedar menghasilkan uang atau mengembangkan diri, tetapi membawa perubahan ke arah yang lebih baik atau membawa shalom dan sukacita. Pekerjaan bukan sekedar rutinitas tetapi ada target seperti yang Allah inginkan dalam hidup kita. Jadi mari kita mempersiapkan diri. 

Sering dalam dunia kerja kita menemukan ada alumni yang satu dua minggu kerja sudah frustrasi dan minta keluar dan mencari pekerjaan lain dengan berbagai alasan. Ingat kita dipanggil untuk bekerja dan oleh sebab itu kita harus memberikan yang terbaik untuk pekerjaan itu. Bekerja dengan baik dan memberikan dampak sangat erat hubungannya dengan kompetensi yang anda miliki. Saya percaya, ketika kita bekerja dalam satu perusahaan dan kita meyakini itu adalah yang Tuhan inginkan pasti ada dampak di perusahaan tersebut. Pasti ada sesuatu yang akan terjadi dalam pekerjaan tersebut yang bisa memengaruhi perusaahaan atau teman-teman kerja kita. Ketika kita menyadari bahwa ketika Allah memberikan pekerjaan kepada kita kita menyadari bahwa ada misi Tuhan di situ. Jadi, kita tidak perlu takut untuk mengatakan tidak terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Kita tidak boleh ikut dengan system yang salah. Benar, ini adalah sebuah pergumulan. Tetapi ini adalah panggilan bagi kita untuk berkarya bagiNya dan menyatalan shalomNya. Sesuatu yang sangat menyedihkan kalau kita berkata bahwa kita tidak melakukan apa-apa karena sistem sudah seperti itu. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan melakukannya? Sebagai alumni Kristen kita harus menyadari bahwa panggilan dalam dunia kerja harus menyadarkan kita bahwa kita dipilih untuk pekerjaan di mana orang lain tidak bisa lakukan. Inilah panggilan kita pada jaman ini dalam dunia kerja. Menjadi seorang pemimpin yang mampu membawa tim kerja ke arah yang lebih baik. 

Bagaimana dalam pelayanan? Ketika saya menyadari bahwa pelayanan itu adalah hal yang penting maka di tengah berbagai kesibukan apapun pelayanan itu harus tetap dikerjakan (apakah di ikatan alumni atau gereja). Sangat penting kita menjadi pemimpin dalam pelayanan. Salah satu bidang pelayanan yang membutuhkan alumni adalah gereja. Mari menolong gereja agar senantiasa hidup dalam firman Tuhan dan menjadi gereja yang memberitakan Injil Kerajaan Allah. Ini adalah saatnya bagi kita untuk memberikan hidup kita bagi pelayanan di gereja agar gereja tersebut dapat menjadi berkat bagi sesama. Sangat menyedihkan jika banyak alumni yang tidak mau kembali untuk membangun gereja atau ke gereja hanya mencari nama. Mari masuk ke dalam struktur dalam kepengurusan gereja (menjadi sintua atau diaken) sehinga kita bisa memengaruhi setiap kebijakan dalam gereja itu. Inilah tanggungjawab kita. Mungkin di awal apa yang kita kerjakan sepertinya tidak berguna, tapi jika yang kita kerjakan adalah kehendak Tuhan maka apa yang kita lakukan tidak akan sia-sia. Saya tidak tahu kita pelayanan dimana. Tetapi sebagai alumni Kristen kita harus terlibat dalam pelayanan.

Hal yang perlu kita perhatikan berikutnya adalah keseimbangan. Hal ini bukan masalah berapa jam waktu pelayan, bekerja, atau keluarga. Tetapi pentingnya suami isteri tadi mendiskusikan dan menetapkan target-target apa yang harus dilakukan. Ingat, tadi ada segitiga antara suami, isteri, dan Allah, maka keputusan-keputusan yang penting bukanlah menjadi pergumulan yang terlalu sulit. Persoalan yang mungkin terjadi adalah hal-hal yang tidak prinsipil, seperti lupa menelepon dan sebagainya. Tetapi memutuskan pekerjaan apa atau pelayanan apa tidak menjadi keputusan yang sulit jika relasi dalam segitiga tadi berjalan dengan baik. Mari mencari pasangan yang sepadan maka wilayah perdebatan itu akan berbeda. Kita tidak akan berdebat kenapa kita melayani di sini atau di sana, mengapa bekerja di sini atau di sana. Kalaupun ada diskusi atau perdebatan adalah dalam hal-hal yang tidak prinsipil. 

Kita harus aktif dalam tiga area ini karena kita menyadari tiga area ini adalah panggilan kita. Kita harus menyadari bahwa pelayanan, pekerjaan, dan keluarga adalah tugas yang diberikan Allah kepada kita.


Solideo Gloria!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...