Oleh : Juppa Haloho, SH
Hari ini kita akan belajar dari tokoh Yusuf yang diceritakan dari kejadian pasal 37-50.
Ada 5 bagian besar kehidupan Yusuf :
- Didalam kitab Kejadian psl 37:1-11 anak kesayangan Bapaknya, yang telah lama ditunggu, lahir dari istri yang sangat disayanginya.
- Kej 37;12-36 ia adalah budak yang dijual saudara-saudaranya karena iri hati.
- Di pasal 39 dia digambarkan sebagai kepala rumah di rumah Potifar.
- Di pasal 40 Yusuf sebagai narapidana, tiba-tiba dia diangkat sebagai Perdana Menteri di Mesir
- Di kitab 50 dia menutup dengan kesimpulan dengan mengatakan bahwa saudara-saudaranya yang mereka-reka kan perkara yang jahat tetapi Allah mereka-rekakan nya untuk hal yang baik.
Mari membaca dari Kejadian 39 ketika ia menjadi Penatalayan di rumah Potifar.
Ada empat bagian besar dalam pasal ini :
1. Keberhasilan Yusuf sebagai penatalayan (ayat 1-6)
Ada empat bagian besar dalam pasal ini :
1. Keberhasilan Yusuf sebagai penatalayan (ayat 1-6)
Sangat dicatat bagamana keberhasilan Yusuf sebagai penatalayan yang baik, dia memiliki karir yang cemerlang, pengaruhnya semakin hari semakin besar. Ay 1,ia dibeli sebagai budak belian dan dia tinggal dirumah “maka tinggallah ia dirumah tuannya”(kebiasaan zaman itu seorang budak tidak pernah tinggal dirumah), lalu ia boleh melayani dia” (tuannya, ayat 4) mengurus hal-hal pribadii tuannya, diberi kuasa untuk mengelola segala miliknya, lalu segala milikinya diserahkannya pd Yusup sehingga tuannya tidak perlu mengurusinya lagi. Penulis mencatat keberadaan Tuhan dalam keberhasilan Yusuf. Berulang kali disebutkan “Tetapi Tuhan menyertai Yusuf”(ayat2), “ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya”diulang lg di ayat 3 “setelah dilihat oleh tuannya bahwa Yusuf disertai Tuhan” maka Tuhan membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya. Allah adalah Allah yang berdaulat. Allah memberi mimpi bahwa dia akan menjadi pemimpin dan menyelamatkan seluruh keluarga. Allah yang sama memberkati dia di Mesir. Allah yang berdaulat , adalah Allah yang terus bekerja. Allah yang memberi mimpi bagi Yusuf bahwa ia akan menyelamatkan keluarga dan bangsanya, sekalipun saudara2nya mengintervensi . History bukan hanya sejarah tapi His story(kisah tentang Allah), Allah tidak pernah berhenti bekerja, tidak ada plan b atau c. Allah yang telah sejak semula memberikan Yusuf lahir dari Rahel, dikasihi orangtuanya,diberi mimpi sebuah penglihatan yg jauh ke depan dan mengalami kepahitan dalam hidupnya . Kisah Allah tidak akan tergantikan sekalipun manusia tidak berjalan sesuai kehendakNya. Kepahitan yang dialaminya tidak pernah membuat Yusuf pahit kpd Allah.
Kita dapat melihat bagaimana dia diperlakukan oleh saudara-saudaranya. Saudara2nya berencana ingin membunuh (Kej 37:12-36) , ia dimasukkan ke sumur, dan dia dijual sebagai budak kepada orang Mesir, dan dipalsukan kematiannya. Kepahitan itu tidak membuatnya hatinya pahit kepada Tuhan. Tuhan menyertainya dan membuatnya berhasil dan akhirnya Potifar mempercayakan miliknya. Our history is Gods history. Yusuf adalah orang yang mempunyai mimpi dari Allah tapi Allah membiarkan dia mengalami kepahitan. Ia dapat melihat Tuhan dalam, segala keadaan. Yusuf punya mimpi yang diberi oleh Tuhan dan Allah membiarkan kepahitan terjadi dalam hidupnya lalu dia mengalami keberhasilan hingga psl 50.
Merancang kesukesan itu baik, tapi kesuksesan itu bukan semata-mata terletak pd perencanaan kita tapi rencana Allah. Yusuf tidak memilih untuk dijual, bekerja pada potifar, masuk penjara, tapi Allah memakai setiap situasinya dan membuatnya makin menanjak. Dalam posisi dan jabatan, banyak orang berjuang untuk posisi yang strategis dan maju, tapi kita juga melihat kesuksesan itu dekat dengan siapa? Dekat orang yang punya jabatan, orang yang punya sesuatu, asal ada uang. Tapi Yusuf memberi harapan bahwa kita bisa sukses ketika kita dilemparkan ke posisi yang sangat jauh, yang tidak punya pengaruh apa-apa, dimarginalkan, asal hidup kita selaras dengan kehendak Tuhan. Jangan takut kalau kita dipindahkan, seolah kita tidak dapat berbuat apapun, tidak bisa berkarya. Kisah Yusuf memberi harapan bahwa kesuksesan bisa terjadi sekalipun kita tidak memiliki posisi,asalkan hidup kita selaras dengan Allah.
Allah yang memberi mimpi kepada Yusuf adalah Allah yang terus berdaulat ,bekerja dalam jalannya sejarah. Allah sudah, sedang dan terus bekerja didalam hidup. Keyakinan kita, penerimaan hidup kita itu adalah karena kita yakin Allah sudah, sedang dan akan terus bekerja. Kalau kita tahu Allah telah memulai apa yang baik pasti Allah akan terus memimpin kita. Nilai hidup kita diselaraskan dengan itu. Jika kita sadar bahwa kita diciptakan untuk tujuan yang begitu besar maka kita akan menjalankan sesuai dengan itu. Tapi jika tidak, kita akan hidup semaunya. Ketika kita percaya Allah telah memulai pekerjaan yang baik pastilah akan terus bekerja. Semakin kita menyadari bagian ini kita semakin mengerti bahwa kita diciptakan Allah begitu amat baik maka Ia akan bekerja untuk mencapai tujuanNya. Bagian kita adalah hidup selaras dengan kehendak Allah.
Pasal 37 Allah bekerja memberikan penglihatan pada Yusuf, yang penglihatan itu dipahami Yakub dan istrinya bahwa ia akan jadi pemimpin. Kisah ini tidak berakhir disini tapi berakhir dengan Kejadian pasal 50 ketika ada pengampunan,kasih yang begitu besar, ada penghidupan dan memberi penghidupan. Jika Yusuf tidak menemukan Allah dalam segala sesuatu,dia tidak bisa mewujudkan Kejadian 37 menjadi kenyataan. Jika kita gagal menemukan Tuhan dalam hiddp kita, maka kita akan gagal menemukan rancangan Tuhan untuk mendapatkan kebaikan. Semakin kita menyadari akan kenapa kita diciptakan Allah, akan menentukan kita untuk melanjutkan pekerjaan kita, apakah hanya berfokus pada kerja atau fokus pada kehidupan. Kita punya kesempatan mengubah jalan hidup kita selaras dengan rencana Allah asal kita tahu persimpangan dimana kita harus memilih. Hidup ini bukan tentang mengetahui apa yg akan terjadi tapi tahu bahwa Allah bekerja.
2.Godaan vs integritas (ayat 6b-18)
Ayat 7” Selang beberapa waktu istri tuannya memandang Yusuf dengan berahi lalu katanya “Marilah tidur dengan aku”. Berahi disini :melihat dengan nafsu dr atas ke bawah. Jangan mengira itu hanya sekali saja terjadi, pasti dengan beberapa kali pendekatan pada Yusuf, menggoda dengan tubuhnya. Godaannya semakin hari makin besar. Saat ini kita juga hidup dengan banyak godaan. Dalam dunia kerja, uang yang tidak jelas bisa saja disodorkan pada kita yang kita tolak berkali-kali, tapi tetap diberikan untuk diterima. Bagaimana kita tetap bisa menolaknya dengan tegas. Yusuf menolak istri Potifar “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa kepada Allah?” (ayat 9). Integritas adalah siapa kita ketika tidak ada orang lain di sekitar kita. Godaan selalu menarik bagi kita, selalu ada bagian kecil dalam diri kita seperti ” binantang buas” yang menantikan kita kapan jatuh. Bagian ini mengajarkan kita, bagamana Yusuf melihat kepada Tuhan dimana orang lain tidak melihat. Ini yang membuat kita bisa hidup jujur,berintegritas, ketika kita menyadari ada mata Tuhan di kantor, di balik laptop, ada mata Tuhan dibalik amplop2 itu, yang orang lain tidak bisa melihat. Keberhasilan kita bukan menangkap kesempatan tapi kemampuan melihat Tuhan dalam setiap aspek.
3.Keberhasilan Yusuf
Dia memiliki kompetensi yang baik, dia seorang anak yang manja yang tidak pernah menggembala domba, tapi dia bertindak melebihi pengalaman2-pengalamannya sebelumnya dalam keluarga. Mungkin Yakub tidak mengizinkan dia menggembalakan ternak. Tapi ketika dia seorang budak belian dia bisa dipercaya dalam pekerjaannya. Ini yang dikatakan dalam Lukas bahwa orang yang setia dalam perkara kecil pasti akan setia dalam perkara besar. Keseriusan mengerjakan yang terbaik sekalipun tidak dihargai dengan pantas. Inilah kompetensi. Kol 3 :23 “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” . Ini perintah yang harus dilakukan seorang budak. Kita harus bekerja bukan untuk atasan, bukan untuk mendapatkan bonus. Yusuf selalu melihat ada Tuhan dalam tiap aspek. Bagaimana di pekerjaan kita, apak ah kita bekerja karena ada yang mengawasi atau kita tetap bekerja tanpa ada yang melihat? Mari bekerja dengan baik bukan karena diawasi, tapi karena kita tahu bagian yang harus kita kerjakan. Melalui kompetensi Yususf dan integritasnya membuat Potifar dapat melihat Allah bekerja.
4. Penjara Tahanan Raja (Ayat 19-20)
“Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan kedalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung”(ayat 20). Mengapa Yusuf dipenjara di tempat tahanan para raja? Kisah ini tidak berhenti ketika dia ditipu, tapi dia berada di tempat strategis di kalangan raja. Kenapa dia tidak dibunuh, karena orang yang mencoba melakukan perkosaan di Mesir akan dibunuh apalagi dia seorang budak? Ini bicara tentang providensia tentang pemeliharaan, pekerjaan Allah yang tidak bisa dibatasi dan dipikirkan oleh manusia yang terbatas. Yusuf berada di posisi strategis di penjara kalangan raja, karena mimpi yang ditaruhkan Tuhan akan digenapi. Ketika kita diperlakukan tidak adil, diintimidasi, tertekan,dapatkah kita melihat a ada pekerjaan Allah yg tak terputus untuk mencapai dan menghasilkan mimpi yang terwujud. Godaan dalam hidup akan sangat banyak, ada orang-orang yang berusaha memojokkan kita, kita tidak dianggap, dilecehkan, dibuang ke tempat-tempat yang tidak diindahkan, tapi sekali lagi Gods providence yang menjadi jaminan bahwa Allah berjalan didalam dunia. Dalam setiap perjalanan kita apakah kita dapat menemukan Tuhan , dan dapatkah itu menuntun kita untuk terus setia kepadaNya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar