Jumat, 14 Juli 2017

Eksposisi Yakobus 2

Oleh : Drs Tiopan Manihuruk, MTh


Kitab ini ditulis oleh Yakobus saudara Tuhan Yesus. Pada awalnya Yakobus bukanlah orang yang percaya, tetapi pada akhirnya ia percaya pada Tuhan Yesus. Jika memperhatikan kitab ini sangat banyak persamaan dengan pengajaran Yesus secara khusus khotbah di bukit dalam bebribicara soal etika dan praktika kitab ini secara khusus dituliskan pada jemaat diaspora, bukan satu gereja atau jemaat tapi bagi orang-orang yahudi  di perantauan. Kitab ini dialamatkan dengan satu tujuan yaitu ada orang yang menekankankan hyper grace, anugerah yg berlebihan, terlalu menekankan anugerah sudah diampuni oleh Allah sehingga tidak terlalu takut dan kurang menghormati Tuhan dengan alasan  Allah akan mengampuni. Mereka lupa bahwa Allah yang penuh anugerah itu juga adalah Allah yang murka atas dosa, yang marah dan adil. Maka Yakobus menuliskan, supaya mereka memahami konsep anugerah dengan benar, orang yang memahami anugerah seharusnya menghormati Allah, makin lama makin taat pada Allah. Itu sebabnya pasal ini berbicara tentang iman tanpa perbuatan adalah mati.

Kesejajaran orang yang telah menikmati anugerah Allah dengan sebuah kehidupan yang baru,yaitu etika warga kerajaan Allah yg harus dimiliki. Bagian pelajaran ini adalah yaitu bahwa kita akan belajar prinsip teks ini sebagai kelanjutan bagian pasal 1:19-27,khususnya  bagaimana orang mendengar firman dan melakukannya. Dalam Yak 1: 22-25 ditekankan, kalau orang mendengar firman dan tidak melakukannya sama seperti org yang mengamat-amati dirinya di cermin dan setelah itu lupa bagaimana rupanya. Maka Yakobus menekankan, kebenaran firman yang didengar dan diajarkan seharusnya dilakukan dengan sungguh-sungguh karena akan mengubah hidup, bukan hanya tahu kebenaran tetapi  penting untuk mengerjakan kebenaran karena pertumbuhan/perubahan hidup terjadi bukan karena pengetahuan tentang kebenaran tapi karena melakukannya.Yakobus menekankan bagamana melakukan kebenaran itu secara praktis.

Teks ini sebagai lanjutan atau aplikasi dari ’mendengar dan melakukan firman Tuhan’ (1: 19-27). Secara theologis Yakobus mengajarkan bagaimana orang beriman menerapkan imannya secara praksis, lalu kemudian dia menjelaskan bagaimana cara hidup atau penerapan dari konsep tersebut yang pada bagian ini diawali dari hidup yang tidak memandang muka (2: 1-13).

Iman diamalkan tanpa pilih kasih atau memandang muka – do not show favoritism         (Yak 2:1). Salah satu contoh ’memandang muka’ – sikap dan perlakuan berbeda terhadap orang kaya dan miskin (ay 2-4). Dalam konteks masa itu, orang kaya tetap mendapat posisi terhormat. Yakobus berkata jangan ada favoritism, diskriminasi mengarah pada orang yang dibawah, favoritism itu mengarah pada orang yang diatas.
Dasar perintah untuk tidak favoritism (ay 5-13).
·         Allah memilih orang yang dianggap miskin oleh dunia (poor in the eyes of the world) menjadi kaya dalam iman dan pewaris Kerajaan Allah (ay 5). Ketika orang miskin beriman kepada Allah justru kepada mereka Allah bermurah hati. Seringkali di mata Allah berharga orang miskin karena datang kepada Allah dalam segala kemiskinannya dan bergantung pada Allah justru berkenan kepada Allah. Bahkan di gereja juga seringkali orang kaya yang lebih disambut. Kita jangan menghargai orang dari apa yang dicapai(kekayaan, posisi) dan prestasinya.
·         Orang kaya justru yang berbuat jahat kepadamu – menindas dan menyeret kamu ke pengadilan (ay 6)
·         Orang kaya jugalah yang menghujat nama Tuhan (ay 7).
·         Kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri (ay 8) – konteksnya adalah memperlakukan semua manusia sama di hadapan Allah, jangan mendiskriminasi, memiliki kemampuan berempati.
·         Bagaimana mengasihi orang lain seperti diri sendiri? Kalau kamu lapar dan haus, maka makan dan minum. Jadi kalau saudaramu lapar dan haus, berilah dia makanan dan minuman. Kalau kamu sakit, berobat, maka jika saudaramu sakit berilah dia uang untuk pergi  berobat dst. Jangan memperlakukan orang secara negatif karena favoritism. Kasih yang memberi, menerima apa adanya, mengampuni dan menolong agar orang lain juga menikmati ’kelayakan hidup’ seperti yang kita alami. Maka hormati dan hargailah orang lain secara proposional, apa adanya, jangan diskriminatif dan jangan favoritism
·         Memandang muka adalah perbuatan dosa (ay 9) karena melanggar hukumTaurat (ay 10-11) – pelanggaran salah satu perintah Taurat berarti pelanggaran terhadap semua isi hukum Taurat itu lih ay 6. Pentingnya kesejajaran antara perkataan dan tindakan, karena kita akan dihakimi (ay 12) . Mengaku orang percaya harus dibuktikan dengan tindakan.Kalau mau bebas dari penghakiman, maka sejajarkanlah perkataan  dengan perbuatan (lih. 2: 17) ’iman tanpa perbuatan adalah mati’.
·         Mereka yang tidak sejajar iman dan perbuatannya (memandang muka) akan menerima penghakiman tanpa belas kasihan (ay 13). Kitab Yakobus dituliskan kepada orang yang sudah percaya, Yakobus menenkankan setiap orang percaya atau tidak kepada Yesus akan dihakimi. Bagi mereka yang belum lahir baru,  penghakiman berarti hukuman dan bagi yang sudah lahir baru, penghakiman adalah  upah tapi juga ada pertanggungjawaban terhadap apa yang kita lakukan.  Kalau sudah diselamatkan atau diampuni dosa karena kasih karunia Tuhan, bukankah selayaknya kita juga berbelaskasihan kepada orang lain? Karena itu jangan favoritism. Kasih yang menyelamatkan, mengalahkan penghakiman,


Ay 14, Marthin Luther: A man is justified by faith alone (Rom 3: 24), but not by faith that is alone Genuine faith will produce good deeds, but only faith in Christ saves (bd. Mt 5: 17-20). Orang-orang Farisi dan Yahudi mengerjakan taurat supaya selamat, apalagi kita yang sudah diselamatkan, seharusnya hidup rohani kita lebih baik. Paulus mengatakan kita diselamatkan karena anugerah semata , dan ini tidak bertentangan dengan Yakous, karena Yakobus menekankan dimana bukti imanmu, pohon dikenal dari buahnya (Mat 7:20), karena itu jika kamu beriman tunjukkanlah dalam perbuatanmu.
ay 15-16, Illustrasi iman yang palsu paralel dengan kasih yang palsu dalam 1 Yoh 3: 17-18 “..marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran”. Karena itu iman tanpa perbuatan adalah mati. Bukti nyata dari iman itu harus kelihatan. Jika orang kedinginan, lapar berikan bantuan. One calls for faith in action; one calls for love in action, kita dipanggil untuk beriman dalam perbuatan dan mengasihi dalam tindakan.
ay 17: Iman tanpa perbuatan, mati.  We can give without love but we can’t love without give.
ay 18, Iman dan perbuatan tidak dapat berdiri sendiri atau terpisah. Yakobus menekankan ketidak-mungkinan iman tanpa perbuatan (bd. 2 Ptr 1: 5-11) “Tambahkan lah kepada iman kebajikan…” salah satu tuntutan ayat 18 ini adalah tunjukjkan imanmu tanpa memandang muka (Yak 2:1).
Ay 19, Deklarasi monotheisme pada credo Yahudi yang dalam bahasa Ibrani disebut ’Shema’ atau ’dengarkanlah’ (Ul  6: 4; Mrk 12: 29). Apa artinya credo seperti itu tanpa disertai dengan perbuatan? Credo tanpa disertai cara hidup yang benar, apa artinya? Jangan sampai kekristenan ditolak karena hanya mengaku percaya kepada Allah tapi tidak terpancar dalam kehidupan yang sesuai dengan firman Tuhan. Bukan pengakuan yang penting, tapi yang terpenting adalah hidup yang benar. Jangan kita hanya berbeda sudah melakukan saat teduh, PA tapi dalam pergaulan,pekerjaan,  etika sehari-hari tidak berbeda dengan orang lain. Kita tidak boleh terjebak dengan metode-metode rohani tapi kehilangan esensinya.
Ay 20-21, Righteous action is evidence of genuine faith – not that it saves. Tindakan yang benar adalah bukti dari iman yang sejati, bukan tentang keselamatan. Dalam Roma 3:22-24, pembenaran karena iman, ditegaskan kembali dalam Roma 4 bahwa Abraham dibenarkan karena iman bukan karena perbuatan, penekanannya, semua tindakan Abraham diproduksi oleh imannya kepada Allah. Kej 15: 6 dalam hubungannya dengan Yak 2: 23, imannyalah yang membenarkan Abraham. Tindakan iman Abraham menyerahkan Ishak (Kej 22) telah dicatat sebelumnya pada Kej 15: 6. Abraham langsung segera pergi untuk menyerahkan Ishak dan harus pergi 3 hari perjalanan ke gunung Moria, iman Abraham tidak mengeluhkan jarak yang jauh, dan mengorbankan anaknya satu-satunya.
Ayat 22,Sebelum terjadi penyerahan Ishak, Allah telah menyatakan bahwa Abraham dibenarkan karena iman, karena itu bagi orang Israel, Abraham adalah Bapa orang beriman. Orang Israel sangat menghormati Abraham dan mengaku sebagai keturunan Abraham, (Yoh 8:33) tetapi Yesus menegur mereka yang hanya mengaku sebagai keturunan Abraham, diYoh 8:36  “Jadi apabila Anak itu  memerdekakan kamu maka kamupun benar-benar merdeka” Yakobus menekankan jika mereka menghormati Abraham maka harus tunjukkan iman seperti Abraham. Iman yang menyelamatkan, menghasilkan perbuatan atau tindakan baik   (bd. Gal 5: 6). Iman dan perbuatan berjalan bersama, dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Seseorang hidup beriman dapat dibuktikan dari hidup yang benar yang terpancar dari iman.
Ay 23, Relasi yang a complete acceptance. Abraham disebut sahabat Allah karena iman yang ditunjukkan dengan perbuatan. Karena itu tunjukkan dengan iman dan perbuatan. Sebagai orang-orang yang telah dibina mari berambisi mengejar hidup kudus, jujur, berintegritas. Seorang yang lahir baru pasti hidupnya bertanggung jawab, hidup bersih, displin, tidak terlibat hutang, tidak menipu, selalu tepat waktu. Ay 24, Perbuatan membuktikan kemurnian iman, atau perbuatan sebagai tanda beriman. Mari buktikan iman kita dalam perbuatan.

Ay 25, Yakobus tidak sedang melegalkan status Rahab sebagai pelacur. Dia hanya mengomentari tindakan imannya (Ibr 11: 31) yang dibuktikan dengan menolong para pengintai (Yos 2). Dalam lesser between two evils, kita memilih satu hal yang lebih baik dari hal yang terburuk, dalam hal inilah Rahab dibenarkan oleh Allah, ia melakukannya karena iman dalam misi Allah, menolong kedua pengintai itu.Ay 26, Hubungan iman tanpa perbuatan diibaratkan dengan tubuh tanpa roh. Sama seperti jika roh tidak ada, maka tubuh mati, iman tanpa perbuatan juga mati. Mari tunjukkan cara hidup yang benar, cara pacaran yang benar sehingga orang lain akan melihat kita sebagai orang beriman dalam hidup kita yang benar. 



SOLIDEO GLORIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...