Oleh : Drs
Tiopan Manihuruk, MTh
Kitab ini ditulis oleh Yakobus
saudara Tuhan Yesus. Pada awalnya Yakobus bukanlah orang yang percaya, tetapi
pada akhirnya ia percaya pada Tuhan Yesus. Jika memperhatikan kitab ini sangat
banyak persamaan dengan pengajaran Yesus secara khusus khotbah di bukit dalam
bebribicara soal etika dan praktika kitab ini secara khusus dituliskan pada
jemaat diaspora, bukan satu gereja atau jemaat tapi bagi orang-orang
yahudi di perantauan. Kitab ini
dialamatkan dengan satu tujuan yaitu ada orang yang menekankankan hyper grace,
anugerah yg berlebihan, terlalu menekankan anugerah sudah diampuni oleh Allah
sehingga tidak terlalu takut dan kurang menghormati Tuhan dengan alasan Allah akan mengampuni. Mereka lupa bahwa
Allah yang penuh anugerah itu juga adalah Allah yang murka atas dosa, yang
marah dan adil. Maka Yakobus menuliskan, supaya mereka memahami konsep anugerah
dengan benar, orang yang memahami anugerah seharusnya menghormati Allah, makin
lama makin taat pada Allah. Itu sebabnya pasal ini berbicara tentang iman tanpa
perbuatan adalah mati.
Kesejajaran orang yang telah
menikmati anugerah Allah dengan sebuah kehidupan yang baru,yaitu etika warga
kerajaan Allah yg harus dimiliki. Bagian pelajaran ini adalah yaitu bahwa kita
akan belajar prinsip teks ini sebagai kelanjutan bagian pasal
1:19-27,khususnya bagaimana orang
mendengar firman dan melakukannya. Dalam Yak 1: 22-25 ditekankan, kalau orang
mendengar firman dan tidak melakukannya sama seperti org yang mengamat-amati
dirinya di cermin dan setelah itu lupa bagaimana rupanya. Maka Yakobus
menekankan, kebenaran firman yang didengar dan diajarkan seharusnya dilakukan
dengan sungguh-sungguh karena akan mengubah hidup, bukan hanya tahu kebenaran
tetapi penting untuk mengerjakan
kebenaran karena pertumbuhan/perubahan hidup terjadi bukan karena pengetahuan
tentang kebenaran tapi karena melakukannya.Yakobus menekankan bagamana
melakukan kebenaran itu secara praktis.
Teks ini sebagai lanjutan atau aplikasi dari
’mendengar dan melakukan firman Tuhan’ (1: 19-27). Secara theologis Yakobus
mengajarkan bagaimana orang beriman menerapkan imannya secara praksis, lalu
kemudian dia menjelaskan bagaimana cara hidup atau penerapan dari konsep
tersebut yang pada bagian ini diawali dari hidup yang tidak memandang muka (2:
1-13).
Iman diamalkan tanpa pilih kasih atau memandang
muka – do not show favoritism
(Yak 2:1). Salah satu contoh ’memandang muka’ – sikap dan perlakuan
berbeda terhadap orang kaya dan miskin (ay 2-4). Dalam konteks masa itu, orang
kaya tetap mendapat posisi terhormat. Yakobus berkata jangan ada favoritism, diskriminasi mengarah pada
orang yang dibawah, favoritism itu
mengarah pada orang yang diatas.
Dasar perintah untuk tidak favoritism
(ay 5-13).
·
Allah memilih orang
yang dianggap miskin oleh dunia (poor in the eyes of the world) menjadi
kaya dalam iman dan pewaris Kerajaan Allah (ay 5). Ketika orang miskin beriman
kepada Allah justru kepada mereka Allah bermurah hati. Seringkali di mata Allah
berharga orang miskin karena datang kepada Allah dalam segala kemiskinannya dan
bergantung pada Allah justru berkenan kepada Allah. Bahkan di gereja juga
seringkali orang kaya yang lebih disambut. Kita jangan menghargai orang dari
apa yang dicapai(kekayaan, posisi) dan prestasinya.
·
Orang kaya justru
yang berbuat jahat kepadamu – menindas dan menyeret kamu ke pengadilan (ay 6)
·
Orang kaya jugalah
yang menghujat nama Tuhan (ay 7).
·
Kasihilah sesama
manusia seperti dirimu sendiri (ay 8) – konteksnya adalah memperlakukan semua
manusia sama di hadapan Allah, jangan mendiskriminasi, memiliki kemampuan
berempati.
·
Bagaimana mengasihi
orang lain seperti diri sendiri? Kalau kamu lapar dan haus, maka makan dan
minum. Jadi kalau saudaramu lapar dan haus, berilah dia makanan dan minuman.
Kalau kamu sakit, berobat, maka jika saudaramu sakit berilah dia uang untuk
pergi berobat dst. Jangan memperlakukan
orang secara negatif karena favoritism. Kasih yang memberi, menerima apa
adanya, mengampuni dan menolong agar orang lain juga menikmati ’kelayakan
hidup’ seperti yang kita alami. Maka hormati dan hargailah orang lain secara
proposional, apa adanya, jangan diskriminatif dan jangan favoritism
·
Memandang muka
adalah perbuatan dosa (ay 9) karena melanggar hukumTaurat (ay 10-11) –
pelanggaran salah satu perintah Taurat berarti pelanggaran terhadap semua isi
hukum Taurat itu lih ay 6. Pentingnya kesejajaran antara perkataan dan
tindakan, karena kita akan dihakimi (ay 12) . Mengaku orang percaya harus
dibuktikan dengan tindakan.Kalau mau bebas dari penghakiman, maka sejajarkanlah
perkataan dengan perbuatan (lih. 2: 17)
’iman tanpa perbuatan adalah mati’.
·
Mereka yang tidak
sejajar iman dan perbuatannya (memandang muka) akan menerima penghakiman tanpa
belas kasihan (ay 13). Kitab Yakobus dituliskan kepada orang yang sudah
percaya, Yakobus menenkankan setiap orang percaya atau tidak kepada Yesus akan
dihakimi. Bagi mereka yang belum lahir baru,
penghakiman berarti hukuman dan bagi yang sudah lahir baru, penghakiman
adalah upah tapi juga ada pertanggungjawaban
terhadap apa yang kita lakukan. Kalau
sudah diselamatkan atau diampuni dosa karena kasih karunia Tuhan, bukankah
selayaknya kita juga berbelaskasihan kepada orang lain? Karena itu jangan favoritism. Kasih yang menyelamatkan,
mengalahkan penghakiman,
Ay 14, Marthin Luther: A man is justified by faith alone (Rom 3: 24), but
not by faith that is alone Genuine faith will produce good deeds, but only
faith in Christ saves (bd. Mt 5: 17-20). Orang-orang Farisi dan Yahudi
mengerjakan taurat supaya selamat, apalagi kita yang sudah diselamatkan,
seharusnya hidup rohani kita lebih baik. Paulus mengatakan kita diselamatkan
karena anugerah semata , dan ini tidak bertentangan dengan Yakous, karena
Yakobus menekankan dimana bukti imanmu, pohon dikenal dari buahnya (Mat 7:20),
karena itu jika kamu beriman tunjukkanlah dalam perbuatanmu.
ay 15-16, Illustrasi iman yang
palsu paralel dengan kasih yang palsu dalam 1 Yoh 3: 17-18 “..marilah kita
mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah tetapi dengan perbuatan dan
dalam kebenaran”. Karena itu iman tanpa perbuatan adalah mati. Bukti nyata dari
iman itu harus kelihatan. Jika orang kedinginan, lapar berikan bantuan. One
calls for faith in action; one calls for love in action, kita dipanggil untuk beriman dalam perbuatan
dan mengasihi dalam tindakan.
ay 17: Iman tanpa perbuatan,
mati. We can give without love but we
can’t love without give.
ay 18, Iman dan perbuatan tidak dapat
berdiri sendiri atau terpisah. Yakobus menekankan ketidak-mungkinan iman tanpa
perbuatan (bd. 2 Ptr 1: 5-11) “Tambahkan lah kepada iman kebajikan…” salah satu tuntutan ayat 18 ini adalah
tunjukjkan imanmu tanpa memandang muka (Yak 2:1).
Ay 19, Deklarasi monotheisme pada credo Yahudi yang dalam bahasa Ibrani
disebut ’Shema’ atau ’dengarkanlah’ (Ul
6: 4; Mrk 12: 29). Apa artinya credo seperti itu tanpa disertai dengan
perbuatan? Credo tanpa disertai cara hidup yang benar, apa artinya? Jangan
sampai kekristenan ditolak karena hanya mengaku percaya kepada Allah tapi tidak
terpancar dalam kehidupan yang sesuai dengan firman Tuhan. Bukan pengakuan yang
penting, tapi yang terpenting adalah hidup yang benar. Jangan kita hanya
berbeda sudah melakukan saat teduh, PA tapi dalam pergaulan,pekerjaan, etika sehari-hari tidak berbeda dengan orang
lain. Kita tidak boleh terjebak dengan metode-metode rohani tapi kehilangan
esensinya.
Ay 20-21, Righteous action is evidence of genuine faith – not that it saves. Tindakan yang benar adalah bukti dari iman
yang sejati, bukan tentang keselamatan. Dalam Roma 3:22-24, pembenaran
karena iman, ditegaskan kembali dalam Roma 4 bahwa Abraham dibenarkan karena
iman bukan karena perbuatan, penekanannya, semua tindakan Abraham diproduksi
oleh imannya kepada Allah. Kej 15: 6 dalam hubungannya dengan Yak 2: 23,
imannyalah yang membenarkan Abraham. Tindakan iman Abraham menyerahkan Ishak (Kej
22) telah dicatat sebelumnya pada Kej 15: 6. Abraham langsung segera pergi
untuk menyerahkan Ishak dan harus pergi 3 hari perjalanan ke gunung Moria, iman
Abraham tidak mengeluhkan jarak yang jauh, dan mengorbankan anaknya
satu-satunya.
Ayat
22,Sebelum terjadi
penyerahan Ishak, Allah telah menyatakan bahwa Abraham dibenarkan karena iman,
karena itu bagi orang Israel, Abraham adalah Bapa orang beriman. Orang Israel
sangat menghormati Abraham dan mengaku sebagai keturunan Abraham, (Yoh 8:33)
tetapi Yesus menegur mereka yang hanya mengaku sebagai
keturunan Abraham, diYoh 8:36 “Jadi apabila Anak
itu memerdekakan kamu maka kamupun
benar-benar merdeka” Yakobus menekankan jika mereka menghormati Abraham maka
harus tunjukkan iman seperti Abraham. Iman yang menyelamatkan,
menghasilkan perbuatan atau tindakan baik
(bd. Gal 5: 6). Iman dan perbuatan berjalan bersama, dan oleh
perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Seseorang hidup beriman dapat
dibuktikan dari hidup yang benar yang terpancar dari iman.
Ay 23, Relasi yang a complete acceptance. Abraham disebut sahabat Allah karena iman yang ditunjukkan dengan
perbuatan. Karena itu tunjukkan dengan iman dan perbuatan. Sebagai orang-orang
yang telah dibina mari berambisi mengejar hidup kudus, jujur, berintegritas.
Seorang yang lahir baru pasti hidupnya bertanggung jawab, hidup bersih,
displin, tidak terlibat hutang, tidak menipu, selalu tepat waktu. Ay
24, Perbuatan membuktikan kemurnian iman, atau perbuatan sebagai tanda
beriman. Mari buktikan iman kita dalam perbuatan.
Ay 25, Yakobus tidak sedang melegalkan status Rahab sebagai pelacur. Dia hanya
mengomentari tindakan imannya (Ibr 11: 31) yang dibuktikan dengan menolong para
pengintai (Yos 2). Dalam lesser between
two evils, kita memilih satu hal yang lebih baik dari hal yang terburuk,
dalam hal inilah Rahab dibenarkan oleh Allah, ia melakukannya karena iman dalam
misi Allah, menolong kedua pengintai itu.Ay 26, Hubungan iman tanpa
perbuatan diibaratkan dengan tubuh tanpa roh. Sama seperti jika roh tidak ada,
maka tubuh mati, iman tanpa perbuatan juga mati. Mari tunjukkan cara hidup yang
benar, cara pacaran yang benar sehingga orang lain akan melihat kita sebagai
orang beriman dalam hidup kita yang benar.
SOLIDEO GLORIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar