Jumat, 20 Mei 2016

Simplicity of Life : CONTENTMENT

Oleh : Ir. Simon Dertha, MT, IPu



Kisah yang ditulis oleh Tolstoy dalam bukunyam dia menulis ada seorang petani yang cukup kaya dan satu saat mendapat kesempatan yang sangat bagus,dengan 1000 rubel dia dapat memiliki tanah sebatas mana dia dapatjalani tanah tersebut. Hal ini sangat mendorong petani kaya ini,karena itu besoknya pagi-pagi benar dia berangkat dan pergi ke tempat itu dan mulai jalan, dia melangkah setapak demi setapak untuk mencapai luas yang sangat banyak untuk mendapat hasil yang sangat banyak.ketika dia melangkah, dia merasa luasnya masih terlalu sedikitm kemudian dia melangkah lagi dan dia masih berpikir “ini masih belum cukup bagi saya” dia melangkah lagi,sampai dia khirnya menyadari ada satu ketentuan bahwa dia harus kembali sebelum matahari terbenam m kalau matahari terbenam maka uang 1000 rubel dia tidak akan dapatkan dan tanah tidak akan dimiliki. Ketika ia sadar hari sudah menjelang sore dia balik lagi ke tempat ia mulai melangkah tadi pagi. Dia bergerak dengan cepat sekali, karena ia sadar jika terlambat, ia kehilangan 2 hal,uang 1000 rubel dan tanah yang cukup banyak. Semakin kuat ia melangkah, ia merasa semakin sulit untuk mencapai sebelum matahari terbenam. Begitu ia melangkah dengan cepat, jantungnya bekerja dengan luar biasa cepat, tapi ia berfikir harus mendapat tanah yang begitu luas yang aku perjuangkan hari ini.Akhirnya 2 menit sebelum mencapai garis finish itu dia jatuh dan meninggal. Ia tidak mendapatkan apapun dalam hidupnya. Ini ditulis tolstoi dalam bukunya “Seberapa Luas tanah yang dibutuhkan oleh manusia?” Dan Tolstoi mengatakan “hanya 1,8 meter dibutuhkan manusia untuk liang kuburnya, ia berjuang begitu luar biasa untuk mendapatkan semua itu”buku ini ditulis tahun 1886, dan persoalan ini masih terjadi di tengah-tengah kita. Persoalannya masih menjadi pergumulan hidup orang-orang percaya, dapat menjadi ambisi banyak orang, bahkan  saya melihat di tengah-tengah komunitas alumni Kristen yang sudah mengaku percaya kepada Kristus,konsep seperti petani ini masih hidup di tengah-tengah kita. Yang membuat orang seringkali kehilangan banyak hal dan tidak tahu lagi apa yang harus dia kerjakan. Simplicity sering didefensikan sebagai sederhana, tidak kompleks (uncomplicated), terbuka (uncompound); tidak bersalah(innocence); tidak bodoh (silliness);tidak berpura-pura; murni tidak palsu (clarity); Ini beberapa defenisi positif mengenai simplicity. (King James Version)

Beberapa tokoh-tokoh dunia memberikan pandangan mengenai simplicity dalam kalimat berikut:
“Jika kamu tidak mampu menjelaskan kepada anak umur 6 tahun, artinya kamu sendiri tidak memahaminya “(Albert Einstein).“Simplicity merupakan kecanggihan yang sempurna” (Leonardo da Vinci).“Kecerdasan dari manusia dapat dilihat dari kemampuannya untuk menjelaskan misteri sehingga anak kecil dapat memahaminya” (John H Taylor).“Ide yang sempurna adalah ide yang sederhana” (William Golding).Simplicity adalah keuntungan kompetitif.”Saya hanya punya tiga hal untuk diajarkan: kesederhanaan, kesabaran dan belas kasihan” (LA Tzu). Secara kamus, contentment ini diartikan merasa puas, merasa cukup. kondisi mental dan emosional yang terpuaskan. Dan kita merasa puas dengan apa yang kita miliki.Dipuaskan, menjadi kuat.

Apa Defenisi  Alkitab mengenai contentment?

Manusia sering sekali mengukur “kepuasan” dengan “apa yang dia punya” “apa statusnya” atau “kemana dia pergi”. Maka hidup sederhana membuat manusia kuatir, tidak puas.Ketika saya mempunyai barang yang mewah, saya merasa sudah puas.orang yang bekerja dengan level manajemen yang rendah merasa tidak puas, dia akan bekerja keras, karena dia merasa bahwa diakuinya dia hanya karena dia memiliki arti. Beberapa alumni merasa lebih puas jika bekerja sebagai PNS daripada bekerja di swasta.bukankah sering sekali didalam hidup kita pun, mengukur dengan apa yang kita punya, apa status kita, apa saya PNS atau tidak, apa saya manager atau tidak, apa saya sudah berumahtangga atau tidak. Dan inilah yang membuat manusia menjadi discontentment didalam hidupnya, dia kan terus berjuang untuk mendapat apa yang dia anggap sudah merupakan kepuasan didalam hidupnya. Kenyataannya dia tetap tidak akan merasa puas.

Matius 6:25 “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah pula kuatir akan tubuhmu akan apa yang hendak kamu pakai.Bukankah hidup itu lebih penting dari makanan dan tubuh lebih penting dari pakaian”. Kata kuatir ini berhubungan sekali dengan kata contentment, ketidakpuasan, seringkali orang merasa tidak puas hingga dia kuatir dan akan lakukan apapun. Kenapa banyak alumni merninggalkan nilai-nilai yang dia yakini waktu dia mahasiswa, karena dia merasa tidak memiliki apapun kalau ia tidak mengikuti tawaran system yang ada di sekelilingnya. Tuhan Yesus telah melihat hal itu, sehingga Ia berkata “jangan kuatir akan apa yang hendak kamu makan”, kebutuhan pokok/sekunder seringkali membuat kita menjadi discontentment dalam hidup kita. Kita sering tidak puas karena kita kuatir akan banyak hal yang merupakan “bunga-bunga/asesoris” kehidupan.sekatrang ini sudah berubah, yang sebelumnya asesoris menjadi yang utama, yang utama sudah menjadi asesoris, semua menjadi terbalik kretika tidak lagi berada dalam kebenaran firman Tuhan.

Ketidak puasan sering sekali terjadi karena kita tidak dapat membedakan antara tujuan hidup, kebutuhan dan keinginan . Melihat orang lain memiliki alat komunikasi yang super canggih, bisa membuat kita tergoda untuk memilikinya, tapi kita perlu kita selidiki apakah itu kebutuhan kita. Seringkali apa yang kita butuhkan, bukan itu yang kita kejar, tapi apa yang kita inginkan.Setiap hari  keinginan it uterus bertambah dan menyetir hidup kita, mendorong kita ke arah yang semakin hari semakin stress.bisa saja kita punya uang untuk membeli barang-barang itu, tapi apakah itu kita butuhkan atau hanya sekedar memuaskan keinginan saja.ini yang membuat kita menjadi tidak puas, karena ukuran kepuasan kita ketika benda-benda itu kita meiliki. Karena itu Yesus ingin meluruskan kita tentang artinya kepuasan hidup.
Matius 6:32-33:” Semua itu dicari-cari bangsa bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang  di sorga tahu bahwa kamu membutuhkan itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.

Materi, jabatan, kekuasaan adalah semua yang dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Karena itu Yesus mengingatkan bahwa kita tidak sama dengan mereka. Dalam 1 Pet 2:9 “Kamulah bangsa yang terpilih” kita adalah bangsa yang berbeda, jadi kita tidak hidup dengan cara dan ukuran mereka. Yesus tahu kita membutuhkan hal itu, tapi carilah dahulu kerajaan Allah. Itu adalah suplemen (pelengkap) dari yang lainnya, tidak ada suplemen menjadi lebih penting, orang yang ingin sehat lebih mementingkan suplemen daripada gaya hidup sehat.sekarang semua sudah diputar oleh manusia, sebelumnya cari kerajaan Allah yang paling penting didaalam hidup ini sekarang ini menjadi suplemen, yang lebih utama adalah yang dicari-cari oleh dunia tadi.karena itulah terjadi pergulatan dalam hidup kita, kita merasa apa yang dimiliki orang lain itu harus saya miliki, padahal seharusnya mencari kerajaan Allah lah yang akan memberi janji akan ditambahkan kepada kita. Sebagai alumni yang sudah percaya pun , banyak yang membutuhkan penghormatan, pengakuan, mengaktualisasikan dirinya. Apakah Tuhan tidak melihat hal itu? Tuhan tahu kita butuh hal itu, karena itu Tuhan berkata semua itu akan didapatkan setelah kita mencari kerajaan Allah. Ketika kita bekerja dengan baik, kita tidak sedang mencari pengakuan dari orang lain, tapi bisa saja orang lain mengakui hal itu.

Ketidak puasan sering terjadi karena manusia tidak pernah merasa cukup dan tidak mengandalkan Allah.“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah (content) dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman aku sama sekali tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata-kata” (Ibrani 13:5-6).Yesus yang dasyat itu apakah juga dapat dilihat dasyat juga didalam hidup kita?Apakah kehadiran kita memberi dampak yang besar di lingkungan kita, memberi sesuatu yang bermaknadi mana saya berada?Bayangkan sebagian besar waktu kita  ada di dunia profesi, tapi kita tidak melakukan apapun dan memiliki dampak apapun. “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah (content) dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman aku sama sekali tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” Ini janji Tuhan. Apapun yang kita hadapi tidak akan mempengaruhi kepuasan kita kalau kita mengandalkan Allah.Ketidakpuasan sering terjadi karena tidak mengandalkan Allah, kita seringkali membuat rencana dan Allah tinggal menyetujuinya saja. Ini membuat kita tidak puas. Kecukupan akan terjadi dalam hidup kita kalau kita mengandalkan Tuhan.

Kepuasan tidak tergantung kondisi/lingkungan, tetapi kehadiran Allah dalam semua situasi . Apa yang terjadi di sekeliling kita seharusnya tidak mempengaruhi kepuasan kita.Paulus memiliki gaya hidup “ultimate simplicity of life” (2 Korintus 11:23-28): sering di dalam penjara;didera diluar batas; kerap kali dalam bahaya maut; lima kali disesah orang jahudi;tiga kali kapal karam;terkatung-katung ditengah laut; aku lapar; aku dahaga, kerapkali berpuasa;kedinginginan tanpa pakaian; dll .Ini adalah kondisi yang menurut manusia, kondisi yang sangat tidak memuaskan/tidak menyenangkan. Tapi Paulus yang sama mengungkapkan dalam segala situasi yang penting adalah mencukupkan (content) diri dalam segala keadaan (Filipi 4:11-13)kepuasan kita ridak tergantung dari apakah kita susah atau senang, jalan buntu atau tidak, firman Tuhan berkata segala sesuatu bisa menjadi cukup kalau kita mengandalkan Allah dalm hidup kita. Paulus menyatakan hal ini berdasarkan pengalamannya, kesulitan yang dihadapi Paulus tidak membuat dia  kehilangan kepuasan dalam hidupnya.bahkan dalam Fil 4:4 dia berkata “bersukacitalah senantiasa, sekali lagi kukatakan bersukacitalah”. Jadi sukacita itu sifatnya bukan kondisional, tetapi keyakinan bahwa Allah mencukupkan dia.

Kepuasan itu terjadi ketika kita merasakan kasih setia Tuhan dalam hidup kita (Mas 90:14-17). Kepuasan tidak tergantung kepada jumlah,  tetapi ada takut akan Tuhan (Amsal 15:16-17) Kepuasan datang dari kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan bukan kepada materi (Yesaya 55:1-2). Ketidakpuasan terjadi karena kita mengikuti keinginan daging (Roma 8:5-6).

PROFIL PEMUDA YANG DISCONTENTMENT
Markus 10:17-23 menceritakan tentang,pemuda yang kaya, pengusaha,secara finasial bagus, Pemuda yang sudah menjadi pemimpin (Luk 18:18), pemimpin perusahaan, pemimpin sosial.Pemuda yang mempunyai moralitas yang baik dalam standard Jahudi, telah melakukan semua perintah Taurat. Ia melakukan taurat sejak masa mudanya, dan Tuhan Yesus tidak membantah dia tentang hal itu. Pemuda yang mengalami discontentment. Berlari-lari dalam kondisi tidak puas dan bertanya kepada Jesus.Ia masih mencari-cari Kristus seolah-olah ada yang kurang dari semua yang dia sudah miliki. Ia tidak puas dengan apa yang dia miliki.Dia adalah pemuda yang berhasil untuk ukuran dunia. Kekayaan, Status (pemimpin, pengusaha), moralitas tidak membawa orang kepada contentment.apakah kita orang yang sedang mencari kekayaan, status melalui kekuasaan, kepemimpinan, apakah kita orang yang sedang berjuang luar biasa untuk diakui sebagai orang yang baik, sopan, bermoral. Firman Tuhan hari ini berkata pemuda dengan kualitas seperti itupun tidak puas. Tuhan mengatakan juallah milikmu dan ikutlah Aku. Discontentment itu bisa berubah menjadi contentment kalau dia melakukan apa yang dikatakan Kristus. Tetapi orang muda ini kecewa dan dia meninggal Yesus. Pertanyaan pentingnya adalah nomor berapakah Yesus akan dia tempatkan dalam hidupnya?Dia tidak menempatkan Kristus sebagai yang utama dalam hidupnya, hartanya, miliknya, label-label yang dia miliki, tetap menjadi yang utama dalam hidupnya. Untuk bisa contentment, kita harus bertemu Kritus, menerima Kritus menjadikan Kristus terutama dan utama melebihi segalanya.Apakah pekerjaan kita tidak lagi membuat kita mampu mengutamakan Kristus? Kita sudah menegosiasikan nilai-nilai yang kita yakini ke dalam hidup kita. Kita sudah membagi “ini dunia kerja, ini dunia rohani” sehingga ini menjadi pergumulan antara keinginan daging dan keinginan roh dalam hidup kita, membuat kita mengalami discontentment dalam hidup kita.apakah nilai-nilai kebenaran masih nyata di pekerjaan kita? Ataukah kita sedang mencoba beradaptasi dengan system?Jangan-jangan kita sebagai alumni hidup di dua dunia “dunia pekerjaan” dan “dunia persekutuan” yang sangat berbeda, hal inilah yang membuat kita discontentment.memang kalau kita melakukan kebenaran di pekerjaan, pastilah ada konflik, ada pertentangan-pertentangan nilai yang terjadi, yang ujung-ujungnya adalah “pilih Kristus atau pilih pekerjaan”kenapa Yesus menyuruh pemuda itu menjual hartanya, karena Yesus melihat kalau kita tidak total memilih Yesus, kita tidak akan berhasil didalam dunia, tidak ada kepuasan yang terjadi/ jika kita ingin mengalami kepuasan/kecukupan didalam konteks Kristus, maka cukupkanlah Kristus didalam hidup kita, utamakanlah Kristus didalam hidup kita.Pemuda ini mengingatjkan kita semua, tidak ada pilihan lain, kalau kita ingin puas dalam  Kristus, cukuplah Kristus dalam hidup kita, yang lain hanyalah asesoris, asesoris  itupun Allah yang memberikan. Tuhan akan membuat kita berhasil jika kita mau setia pada Tuhan.sering kita memikirkan resiko jika kita taat, akan disingkirkan atasan , tidak mendapat pekerjaan, tetapi Tuhan sendiri berjanji akan menambah semua nya itu
Kesimpulan
  Contentment dimulai dengan mengenal tujuan hidup.  Filipi 3:10 “ Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitannya dan persekutuan dalam penderitaannya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya.
  Contentment kita berbeda dengan dunia ini. Adam dan hawa meningalkan contentment yang diberikan Allah: taman yang sempurna, pernikahan yang sempurna, relasi dengan Allah yang sempurna.
  Contentment harus membedakan apa yang dibutuhkan (needs) dan apa yang diinginkan (wants)
  Discontentment selalu dimulai merasa tidak cukup, tidak puas. Lihat kasus Adam dan Hawa (Kejadian 3:1-6)
  Discontentment akan membawa kepada ketamakan. Lukas 12:15 “berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seseorang berlimpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari kekayaannya itu.
  Contentment dapat mengakibatkan ketamakan, dan ketamkan dapat membawa kepada penyembahan berhala. (Keluaran 20:17)
  Contentment dipenuhi dengan meninggalkan segalanya demi Kristus. (Fil 3:8):”Bahkan segalanya kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Tuhanku  lebih mulia dari segalanya….
  Contentment membawa kita kepada nilai yang sangat besar (Mat 13:22)

            Jim Elliot:” Tidaklah bodoh orang yang melepaskan apa yang tidak dapat dia pertahankan, untuk mendapatkan apa yang tidak akan hilang”.



Solideo Gloria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...