Oleh : Ir. Simon Dertha, MT, IPu
Kisah yang ditulis oleh Tolstoy dalam bukunyam dia
menulis ada seorang petani yang cukup kaya dan satu saat mendapat kesempatan
yang sangat bagus,dengan 1000 rubel dia dapat memiliki tanah sebatas mana dia
dapatjalani tanah tersebut. Hal ini sangat mendorong petani kaya ini,karena itu
besoknya pagi-pagi benar dia berangkat dan pergi ke tempat itu dan mulai jalan,
dia melangkah setapak demi setapak untuk mencapai luas yang sangat banyak untuk
mendapat hasil yang sangat banyak.ketika dia melangkah, dia merasa luasnya
masih terlalu sedikitm kemudian dia melangkah lagi dan dia masih berpikir “ini
masih belum cukup bagi saya” dia melangkah lagi,sampai dia khirnya menyadari
ada satu ketentuan bahwa dia harus kembali sebelum matahari terbenam m kalau
matahari terbenam maka uang 1000 rubel dia tidak akan dapatkan dan tanah tidak
akan dimiliki. Ketika ia sadar hari sudah menjelang sore dia balik lagi ke
tempat ia mulai melangkah tadi pagi. Dia bergerak dengan cepat sekali, karena
ia sadar jika terlambat, ia kehilangan 2 hal,uang 1000 rubel dan tanah yang
cukup banyak. Semakin kuat ia melangkah, ia merasa semakin sulit untuk mencapai
sebelum matahari terbenam. Begitu ia melangkah dengan cepat, jantungnya bekerja
dengan luar biasa cepat, tapi ia berfikir harus mendapat tanah yang begitu luas
yang aku perjuangkan hari ini.Akhirnya 2 menit sebelum mencapai garis finish
itu dia jatuh dan meninggal. Ia tidak mendapatkan apapun dalam hidupnya. Ini
ditulis tolstoi dalam bukunya “Seberapa Luas tanah yang dibutuhkan oleh
manusia?” Dan Tolstoi mengatakan “hanya 1,8 meter dibutuhkan manusia untuk
liang kuburnya, ia berjuang begitu luar biasa untuk mendapatkan semua itu”buku
ini ditulis tahun 1886, dan persoalan ini masih terjadi di tengah-tengah kita.
Persoalannya masih menjadi pergumulan hidup orang-orang percaya, dapat menjadi
ambisi banyak orang, bahkan saya melihat
di tengah-tengah komunitas alumni Kristen yang sudah mengaku percaya kepada
Kristus,konsep seperti petani ini masih hidup di tengah-tengah kita. Yang
membuat orang seringkali kehilangan banyak hal dan tidak tahu lagi apa yang
harus dia kerjakan. Simplicity sering didefensikan sebagai sederhana, tidak
kompleks (uncomplicated), terbuka (uncompound); tidak bersalah(innocence);
tidak bodoh (silliness);tidak berpura-pura; murni tidak palsu (clarity); Ini
beberapa defenisi positif mengenai simplicity. (King James Version)
Beberapa
tokoh-tokoh dunia memberikan pandangan mengenai simplicity dalam kalimat
berikut:
“Jika kamu tidak
mampu menjelaskan kepada anak umur 6 tahun, artinya kamu sendiri tidak
memahaminya “(Albert Einstein).“Simplicity merupakan kecanggihan yang sempurna”
(Leonardo da Vinci).“Kecerdasan dari manusia dapat dilihat dari kemampuannya
untuk menjelaskan misteri sehingga anak kecil dapat memahaminya” (John H Taylor).“Ide
yang sempurna adalah ide yang sederhana” (William Golding).Simplicity adalah
keuntungan kompetitif.”Saya hanya punya tiga hal untuk diajarkan:
kesederhanaan, kesabaran dan belas kasihan” (LA Tzu). Secara kamus, contentment
ini diartikan merasa puas, merasa cukup. kondisi mental dan emosional yang
terpuaskan. Dan kita merasa puas dengan apa yang kita miliki.Dipuaskan, menjadi
kuat.
Apa Defenisi
Alkitab mengenai contentment?
Manusia sering sekali
mengukur “kepuasan” dengan “apa yang dia punya” “apa statusnya” atau “kemana
dia pergi”. Maka hidup
sederhana membuat manusia kuatir, tidak puas.Ketika saya mempunyai barang yang
mewah, saya merasa sudah puas.orang yang bekerja dengan level manajemen yang
rendah merasa tidak puas, dia akan bekerja keras, karena dia merasa bahwa
diakuinya dia hanya karena dia memiliki arti. Beberapa alumni merasa lebih puas
jika bekerja sebagai PNS daripada bekerja di swasta.bukankah sering sekali
didalam hidup kita pun, mengukur dengan apa yang kita punya, apa status kita,
apa saya PNS atau tidak, apa saya manager atau tidak, apa saya sudah
berumahtangga atau tidak. Dan inilah yang membuat manusia menjadi
discontentment didalam hidupnya, dia kan terus berjuang untuk mendapat apa yang
dia anggap sudah merupakan kepuasan didalam hidupnya. Kenyataannya dia tetap
tidak akan merasa puas.
Matius 6:25 “Janganlah kuatir akan
hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan
janganlah pula kuatir akan tubuhmu akan apa yang hendak kamu pakai.Bukankah
hidup itu lebih penting dari makanan dan tubuh lebih penting dari pakaian”.
Kata kuatir ini berhubungan sekali dengan kata contentment, ketidakpuasan,
seringkali orang merasa tidak puas hingga dia kuatir dan akan lakukan apapun.
Kenapa banyak alumni merninggalkan nilai-nilai yang dia yakini waktu dia
mahasiswa, karena dia merasa tidak memiliki apapun kalau ia tidak mengikuti
tawaran system yang ada di sekelilingnya. Tuhan Yesus telah melihat hal itu,
sehingga Ia berkata “jangan kuatir akan apa yang hendak kamu makan”, kebutuhan
pokok/sekunder seringkali membuat kita menjadi discontentment dalam hidup kita.
Kita sering tidak puas karena kita kuatir akan banyak hal yang merupakan
“bunga-bunga/asesoris” kehidupan.sekatrang ini sudah berubah, yang sebelumnya
asesoris menjadi yang utama, yang utama sudah menjadi asesoris, semua menjadi
terbalik kretika tidak lagi berada dalam kebenaran firman Tuhan.
Ketidak puasan sering sekali terjadi karena kita tidak
dapat membedakan antara tujuan hidup, kebutuhan dan keinginan . Melihat orang lain memiliki alat
komunikasi yang super canggih, bisa membuat kita tergoda untuk memilikinya,
tapi kita perlu kita selidiki apakah itu kebutuhan kita. Seringkali apa yang
kita butuhkan, bukan itu yang kita kejar, tapi apa yang kita inginkan.Setiap
hari keinginan it uterus bertambah dan
menyetir hidup kita, mendorong kita ke arah yang semakin hari semakin
stress.bisa saja kita punya uang untuk membeli barang-barang itu, tapi apakah
itu kita butuhkan atau hanya sekedar memuaskan keinginan saja.ini yang membuat
kita menjadi tidak puas, karena ukuran kepuasan kita ketika benda-benda itu
kita meiliki. Karena itu Yesus ingin meluruskan kita tentang artinya kepuasan
hidup.
Matius 6:32-33:”
Semua itu dicari-cari bangsa bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu
yang di sorga tahu bahwa kamu
membutuhkan itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.
Materi, jabatan, kekuasaan adalah semua yang dicari
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Karena itu Yesus mengingatkan bahwa
kita tidak sama dengan mereka. Dalam 1 Pet 2:9 “Kamulah bangsa yang terpilih”
kita adalah bangsa yang berbeda, jadi kita tidak hidup dengan cara dan ukuran
mereka. Yesus tahu kita membutuhkan hal itu, tapi carilah dahulu kerajaan
Allah. Itu adalah suplemen (pelengkap) dari yang lainnya, tidak ada suplemen
menjadi lebih penting, orang yang ingin sehat lebih mementingkan suplemen
daripada gaya hidup sehat.sekarang semua sudah diputar oleh manusia, sebelumnya
cari kerajaan Allah yang paling penting didaalam hidup ini sekarang ini menjadi
suplemen, yang lebih utama adalah yang dicari-cari oleh dunia tadi.karena
itulah terjadi pergulatan dalam hidup kita, kita merasa apa yang dimiliki orang
lain itu harus saya miliki, padahal seharusnya mencari kerajaan Allah lah yang
akan memberi janji akan ditambahkan kepada kita. Sebagai alumni yang sudah
percaya pun , banyak yang membutuhkan penghormatan, pengakuan,
mengaktualisasikan dirinya. Apakah Tuhan tidak melihat hal itu? Tuhan tahu kita
butuh hal itu, karena itu Tuhan berkata semua itu akan didapatkan setelah kita
mencari kerajaan Allah. Ketika kita bekerja dengan baik, kita tidak sedang
mencari pengakuan dari orang lain, tapi bisa saja orang lain mengakui hal itu.
Ketidak puasan sering terjadi
karena manusia tidak pernah merasa cukup dan tidak mengandalkan Allah.“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan
cukupkanlah (content) dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah
berfirman aku sama sekali tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan
meninggalkan engkau. Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata-kata” (Ibrani
13:5-6).Yesus yang dasyat itu apakah juga dapat dilihat dasyat juga didalam
hidup kita?Apakah kehadiran kita memberi dampak yang besar di lingkungan kita,
memberi sesuatu yang bermaknadi mana saya berada?Bayangkan sebagian besar waktu
kita ada di dunia profesi, tapi kita
tidak melakukan apapun dan memiliki dampak apapun. “Janganlah kamu menjadi
hamba uang dan cukupkanlah (content) dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena
Allah telah berfirman aku sama sekali tidak akan membiarkan engkau dan tidak
akan meninggalkan engkau.” Ini janji Tuhan. Apapun yang kita hadapi tidak akan
mempengaruhi kepuasan kita kalau kita mengandalkan Allah.Ketidakpuasan sering
terjadi karena tidak mengandalkan Allah, kita seringkali membuat rencana dan
Allah tinggal menyetujuinya saja. Ini membuat kita tidak puas. Kecukupan akan
terjadi dalam hidup kita kalau kita mengandalkan Tuhan.
Kepuasan tidak tergantung
kondisi/lingkungan, tetapi kehadiran Allah dalam semua situasi . Apa yang terjadi di sekeliling kita
seharusnya tidak mempengaruhi kepuasan kita.Paulus memiliki gaya hidup
“ultimate simplicity of life” (2 Korintus 11:23-28): sering di dalam
penjara;didera diluar batas; kerap kali dalam bahaya maut; lima kali disesah
orang jahudi;tiga kali kapal karam;terkatung-katung ditengah laut; aku lapar;
aku dahaga, kerapkali berpuasa;kedinginginan tanpa pakaian; dll .Ini adalah
kondisi yang menurut manusia, kondisi yang sangat tidak memuaskan/tidak
menyenangkan. Tapi Paulus yang sama mengungkapkan dalam segala situasi yang
penting adalah mencukupkan (content) diri dalam segala keadaan (Filipi 4:11-13)kepuasan
kita ridak tergantung dari apakah kita susah atau senang, jalan buntu atau
tidak, firman Tuhan berkata segala sesuatu bisa menjadi cukup kalau kita
mengandalkan Allah dalm hidup kita. Paulus menyatakan hal ini berdasarkan
pengalamannya, kesulitan yang dihadapi Paulus tidak membuat dia kehilangan kepuasan dalam hidupnya.bahkan
dalam Fil 4:4 dia berkata “bersukacitalah senantiasa, sekali lagi kukatakan
bersukacitalah”. Jadi sukacita itu sifatnya bukan kondisional, tetapi keyakinan
bahwa Allah mencukupkan dia.
Kepuasan itu terjadi ketika kita merasakan kasih setia Tuhan dalam hidup kita (Mas 90:14-17). Kepuasan tidak tergantung kepada jumlah, tetapi ada takut akan Tuhan (Amsal 15:16-17) Kepuasan datang dari kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan bukan kepada materi (Yesaya 55:1-2). Ketidakpuasan terjadi karena kita mengikuti keinginan daging (Roma 8:5-6).
PROFIL PEMUDA YANG DISCONTENTMENT
Markus 10:17-23
menceritakan tentang,pemuda yang kaya, pengusaha,secara finasial bagus, Pemuda
yang sudah menjadi pemimpin (Luk 18:18), pemimpin perusahaan, pemimpin
sosial.Pemuda yang mempunyai moralitas yang baik dalam standard Jahudi, telah
melakukan semua perintah Taurat. Ia melakukan taurat sejak masa mudanya, dan
Tuhan Yesus tidak membantah dia tentang hal itu. Pemuda yang mengalami
discontentment. Berlari-lari dalam kondisi tidak puas dan bertanya kepada
Jesus.Ia masih mencari-cari Kristus seolah-olah ada yang kurang dari semua yang
dia sudah miliki. Ia tidak puas dengan apa yang dia miliki.Dia adalah pemuda
yang berhasil untuk ukuran dunia. Kekayaan, Status (pemimpin, pengusaha),
moralitas tidak membawa orang kepada contentment.apakah kita orang yang sedang
mencari kekayaan, status melalui kekuasaan, kepemimpinan, apakah kita orang
yang sedang berjuang luar biasa untuk diakui sebagai orang yang baik, sopan,
bermoral. Firman Tuhan hari ini berkata pemuda dengan kualitas seperti itupun
tidak puas. Tuhan mengatakan juallah milikmu dan ikutlah Aku. Discontentment
itu bisa berubah menjadi contentment kalau dia melakukan apa yang dikatakan
Kristus. Tetapi orang muda ini kecewa dan dia meninggal Yesus. Pertanyaan
pentingnya adalah nomor berapakah Yesus akan dia tempatkan dalam hidupnya?Dia
tidak menempatkan Kristus sebagai yang utama dalam hidupnya, hartanya,
miliknya, label-label yang dia miliki, tetap menjadi yang utama dalam hidupnya.
Untuk bisa contentment, kita harus bertemu Kritus, menerima Kritus menjadikan
Kristus terutama dan utama melebihi segalanya.Apakah pekerjaan kita tidak lagi
membuat kita mampu mengutamakan Kristus? Kita sudah menegosiasikan nilai-nilai
yang kita yakini ke dalam hidup kita. Kita sudah membagi “ini dunia kerja, ini
dunia rohani” sehingga ini menjadi pergumulan antara keinginan daging dan
keinginan roh dalam hidup kita, membuat kita mengalami discontentment dalam
hidup kita.apakah nilai-nilai kebenaran masih nyata di pekerjaan kita? Ataukah
kita sedang mencoba beradaptasi dengan system?Jangan-jangan kita sebagai alumni
hidup di dua dunia “dunia pekerjaan” dan “dunia persekutuan” yang sangat
berbeda, hal inilah yang membuat kita discontentment.memang kalau kita
melakukan kebenaran di pekerjaan, pastilah ada konflik, ada pertentangan-pertentangan
nilai yang terjadi, yang ujung-ujungnya adalah “pilih Kristus atau pilih
pekerjaan”kenapa Yesus menyuruh pemuda itu menjual hartanya, karena Yesus
melihat kalau kita tidak total memilih Yesus, kita tidak akan berhasil didalam
dunia, tidak ada kepuasan yang terjadi/ jika kita ingin mengalami
kepuasan/kecukupan didalam konteks Kristus, maka cukupkanlah Kristus didalam
hidup kita, utamakanlah Kristus didalam hidup kita.Pemuda ini mengingatjkan
kita semua, tidak ada pilihan lain, kalau kita ingin puas dalam Kristus, cukuplah Kristus dalam hidup kita,
yang lain hanyalah asesoris, asesoris
itupun Allah yang memberikan. Tuhan akan membuat kita berhasil jika kita
mau setia pada Tuhan.sering kita memikirkan resiko jika kita taat, akan
disingkirkan atasan , tidak mendapat pekerjaan, tetapi Tuhan sendiri berjanji
akan menambah semua nya itu
Kesimpulan
Contentment dimulai dengan mengenal tujuan
hidup. Filipi 3:10 “ Yang kukehendaki
ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitannya dan persekutuan dalam penderitaannya,
di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya.
Contentment kita berbeda dengan dunia ini.
Adam dan hawa meningalkan contentment yang diberikan Allah: taman yang
sempurna, pernikahan yang sempurna, relasi dengan Allah yang sempurna.
Contentment harus membedakan apa yang
dibutuhkan (needs) dan apa yang diinginkan (wants)
Discontentment selalu dimulai merasa tidak
cukup, tidak puas. Lihat kasus Adam dan Hawa (Kejadian 3:1-6)
Discontentment akan membawa kepada
ketamakan. Lukas 12:15 “berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala
ketamakan, sebab walaupun seseorang berlimpah hartanya, hidupnya tidak
tergantung dari kekayaannya itu.
Contentment dapat mengakibatkan ketamakan,
dan ketamkan dapat membawa kepada penyembahan berhala. (Keluaran 20:17)
Contentment dipenuhi dengan meninggalkan
segalanya demi Kristus. (Fil 3:8):”Bahkan segalanya kuanggap rugi, karena
pengenalan akan Kristus Tuhanku lebih
mulia dari segalanya….
Contentment membawa kita kepada nilai yang
sangat besar (Mat 13:22)
Jim Elliot:” Tidaklah bodoh orang
yang melepaskan apa yang tidak dapat dia pertahankan, untuk mendapatkan apa
yang tidak akan hilang”.
Solideo Gloria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar