Oleh :
Lenny Sitorus, M.K.
‘’Segala sesuatu yang berbentuk tantangan atau
ujian terhadap keberadaan hidup kita dapat disebut sebagai sebuah stress’’
(Medical News Today, 2015).
‘’Stres adalah kondisi yang
terjadi ketika seseorang “menilai” (appraisal) ada kesenjangan antara
tuntutan dari luar dengan kemampuan atau sumber daya yang dimilikinya’’.(Sarafino, 1990).
Misalnya ketika kita naik kendaraan dan ada
orang lain yang menyalib secara tiba-tiba,
maka debar jantung kita akan
lebih kencang dan itu disebut stress. Setiap hari, setiap hal dapat
membuat kita stress, apakah di pekerjaan, di rumah, di jalan.
1. Apa itu Stres?
Ada Proses Penilaian:
1.
Proses Penilaian Primer (ada penilaian dari kaca mata kita, hal yang bagi orang lain mungkin
tidak menimbulkan stress, tetapi bagi kita mengakibatkan stress)
·
“Apa maknanya bagi saya”
sebagai tekanan, ancaman atau
tantangan. Sesuatu yang sangat penting akan mempengaruhi
penilaian. Jika sejak kecil seseorang tidak pernah menerima pujian, maka pujian
itu menjadi sesuatu yang sangat penting, dibanding dengan orang lain yang sejak
kecil sudah sering dipuji. Ketika pekerjaan adalah hal yang penting, akan
mempengaruhi penilaian kita masing-masing.
2.
Proses Penilaian Sekunder
·
“Apa saja sumber daya yang saya
miliki”
·
“Seberapa mampu saya
mengatasinya”
Bagi orang yang mempersiapkan laporan secara
buru-buru, akan lebih tinggi tingkat stresnya disbanding dengan orang lain yang sudah mempersiapkannya
jauh-jauh hari. Tapi ada orang yang menganggap ide akan muncul menjelang jadwal
akhir (system kebut semalam). Jika hal ini di dibiasakan terus menerus, maka
tidak akan berubah, karena itu pola hidupnya harus berubah. Jika kita ingin
merubah pola hidup kita akan membutuhkan proses dan perjuangan. Ada orang yang
memiliki planning yang teratur, ada yang enjoyable (tidak memiliki jadwal waktu
yang teratur)
2.
Sumber Stres :
1. Ekternal. Sumber ini bisa datangn dari pekerjaan. Seorang yang biasa memiliki
planning dan bertemu dengan orang yang enjoyable akan dapat membuat stress.
Sumber eksternal juga bisa datang dari
keluarga, relasi, tetangga, teman kerja, teman satu kost dll
2.
Internal
·
Tingkat kecemasan. Ada orang yang
memiliki tingkat kecemasan yang tinggi, ketika tidak ada informasi kenapa belum
pulang, akan berpikir hal-hal yang buruk terjadi. Tipe ini adalah orang yang
berprasangka, berpikir negatif tentang seseorang atau sesuatu peristiwa.
Mengapa ada orang seperti ini, bisa jadi karena menyerap salah satu tipe dari
orangtuanya yang juga tingkat kecemasannya tinggi, atau dari kecil dia merasa
cemas karena orangtuanya pergi dan tidak pamit, atau pergi dan tidak pulang,
bahkan tidak menjelaskan apa-apa setelah pulang, ditinggalkan orangtua dalam
waktu lama.
·
Tingkat Neurotisim (kemampuan seseorang
mengendalikan emosi). Jika tingkat neurotisimnya tinggi, tidak bisa
mengendalikan emosi, langsung reaktif, marah, berubah raut muka. Orang yang
rendah tingkat neurotisim adalah orang yang menekan perasaan sehingga hampir
tidak punya perasaan, memikirkan secara logika. Orang yang tinggi tingkat
neurotisimnya mudah sedih. Bisa jadi dia menyerap dari sekelilingnya atau bisa
juga pada usi 2-6 tahun ternyata pembantunya berganti-ganti, dan anak seperti
ini bisa neurotisim. Bagi anak 2-3 tahun menganggap apa yang dilihatnya adalah
dunianya, sehingga ketika tidak melihat orangtuanya akan mengalami neurotisim.
·
Ambiguity, hal ini terjadi
jika sejak anak-anak selalu dilarang oleh orangtua karena dianggap membahayakan
dirinya dan tidak menjelaskan mengapa tidak boleh melakukan sesuatu. Ketika
anak-anak terkejut karena terkena api atau melihat orangtuanya kecopetan
misalnya, dapat mengalami tingkat kecemasan , neurotisim dan ambiguity yang
tinggi. Orang yang ambiguity bisa
bertanya lebih dari 10 orang dan tetap ragu mengambil keputusan. Anak-anak yang
terbiasa menangis sampai tertidur (tidak dibujuk/diselesaikan), kemungkinan
akan mengalami tingkat kecemasan, neurotisim dan ambiguity.
·
Tipe Kepribadian. Ada beberapa tipe
kepribadian : sensing, perceiving,
judging, intuisi, feeling, thinking. Ada juga tipe kepribadian extrovert
(terbuka, mudah berteman dengan banyak orang), introvert (pendiam, tertutup).
Setiap kita memiliki kepribadian yang berbeda--beda. . Orang yang sensing dan
judging itu orangnya harus serasi, warna baju, teliti, suka hal detail Org
perceiving tidak suka dengan time table. Org judging itu taat pada peraturan,
sedangkan perceiving tidak suka teratur, menikmati semua. Setiap kepribadian
ada kelemahan dan kekuatannya. Orang yang memiliki skedul waktu yang baik, akan
sering stress jika tidak sesuai dengan jadwal yang ada, orang yang perceiving
tidak suka teratur dan menikmati hidup, tidak harus berbaju rapi setiap kali.
3. DAMPAK STRESS
Setiap kita stress ada 3
hormon yang dikeluarkan : adrenalin
(bisa melakukan diluar kemampuan kita), norepirephrine (bisa melakukan
lebih kreatif dalam waktu yang cepat untuk strategi-strategi, dalam waktu cepat
berusaha supaya kita tetap fokus selama masa stres), kortisol (bekerja lebih
lambat untuk mampu menghadapi stres). Dan makin banyak kortisol ini dikeluarkan
maka imunitas kita akan lebih cepat berkurang, dan gula diproduksi lebih banyak
dan tekanan darah makin tinggi. Jadi orang yang lebih banyak stress akan
membuat kita lebih cepat sakit. Apakah stress dibutuhkan? Ya, jika tidak, kita
tidak makin kreatif, kita tidak akan mencoba meningkatkan kualitas hidup kita.
Pekerjaan yang makin berat akan membuat
kita semakin mampu dalam pekerjaan. Tapi jika kita stress setiap hari, setiap
minggu, akan lebih mudah sakit.
·
Aspek fisik
·
Aspek emosi
·
Kognitif dan perilaku
Mari kita membaca 1 Raja-raja
19:1-18
Perbedaan stress dan
depresi, depresi lbh berat dr stress. Depresi ringan –sedang-berat. Depresi
berarti sudah mengganggu aktifitas sehari-hari, sakit pergi ke dokter dan tidak
sembuh. Orang bisa depresi ketika stressnya bukan satu kali. Ketika masalah
berkali-kali datang dalam, waktu dekat, bisa depresi. Ketika masalah menumpuk
di satu saat, pada saat itu bisa depresi. Elia baru saja menang melawan 450
nabi-nabi Baal, dengan sebuah pengujian :
Allah yang membakar persembahan mereka dengan api, Dialah Allah yang
benar. Elia membunuh 450 nabi2 Baal itu, Elia tentulah sangat lelah secara fisik. Mengapa Elia merasa hanya dia
yang masih percaya pada Tuhan? Karena Elia sangat lelah, Ahab tidak bertobat
sekalipun ia telah melihat Allah yang hidup, tidak kembali pada Tuhan. “apakah
kerjamu disini, hai Elia?” Dua kali
Tuhan bertanya (ayat 9 dan 13), Elia mengatakan hanya tinngal dia
seorang diri yang masih hidup.. Padahal banyak orang yang ikut berdiri ketika
membakar korban dan melihat Allah yang merespon permintaan Elia. Faktornya
adalah dari dalam diri Elia sendiri (internal). Elia memohon supaya ia mati
saja. Seorang nabi yang baru saja menang atas nabi-nabi Baal, gusar kenapa Ahab
tidak bertobat. Karena itu Tuhan bertanya “apa kerjamu disini?” .Sama seperti
pengalaman kita ketika semua hal sudah kita lakukan dan tidak melihat adek-adek
kelompok kita tidak bertumbuh secara rohani, mungkin kita juga merasa apa lagi
yang harus dilakukan.
4. Mengelola Stres
Kita harus mengubah kognitif (cara berpikir) dan tingkah laku
(pola hidup) untuk menanggulangi tuntutan. Jika kita tidak belajar mengubah
pola pikir dan pola hidup maka akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat
berubah
MENGELOLA STRES UMUMNYA
·
Problem
focused. . Ketika ada masalah,
harus diatasi dengan solusi, emosinya tidak, sehingga ketika ada masalah yg
sama, akan stress lagi
·
Emotion
focused. Ketika stress,
jalan-jalan, hanya emosi yang dipuihkan
Karena itu secara emosi dan dan masalah harus
diatasi keduanya
MENGELOLA STRES
1.
KENALI DIRI. Kita harus tahu apa tipe
kepribadian kita, jika kita tidak mengetahui kepribadian kita, dapat dibantu
dengan teman-teman KTB untuk melihat
tipe kepribadian kita, apakah tipe kepribadian kita adalah :Tingkat kecemasan, Ambiguity, Tipe kepribadian, Tingkat
neuroticism
2.
Aspek rohani
(spiritualitas), bukan saja soal rutin saat teduh, orang-orang
yang sudah di level alumni seharusnya tahu saat teduh adalah penampakan luar,
spiritualitas itu akan kelihatan dalam :
·
Kepekaan
akan suara Tuhan
·
Kebergantungan
pada Tuhan
·
Cara mengambil
keputusan
Ketika kita semakin dekat
dengan Tuhan, akan nyata sekali, setiap kali stress dating, akan semakin mudah
untuk diatasi, dan semakin menikmati hidup. Tuhan akan selalu memberikan kita
jalan keluar. Semakin baik spiritualitas
kita, maka akan semakin peka mana yang
harus diambil, lebih mudah menjalani hidup kita dan membuat kita semakin mudah
bersyukur pada Tuhan. Sikap mudah bersyukur juga bisa tergantung pada
kepribadian, bagi orang tipe perceiving akan mudah bersyukur. Orang-orang enjoyable,
intuisi, mudah bersyukur, melihat sesuatu dari pihak lain. Bagi orang yang
tidak biasa bersyukur memang tidak mudah untuk memiliki sikap ini, dan pola ini
harus diubah. Orang yang selalu tepat waktu akan sulit menerima orang yang
terlambat hadir, secara kognitif kita harus mengubah pola pikir kita, mungkin
saja orang lain mengalami masalah sehingga tidak bisa hadir tepat waktu, Kita
memerlukan orang lain untuk membantu kita merubah pola pikir dan tingkah laku,
Tipe kepribadian tidak bisa dirubah, tapi tingkatnya bisa dikurangi menjadi
hampir seimbang.
3.
ASPEK
KOGNITIF
·
Alternatif/kreatif
·
Sense
of humor
·
Tepat
dan akurat (time managemen bagi
orang-orang yang tidak teratur soal pembagian waktu, orang yang mudah bersyukur
tidak perlu diminta untuk bersyukur, karena dia sudah biasa bersyukur, jadi semua tergantung tipe kepribadian)
·
Ukuran
harga diri. Harga diri kita terletak
pada apa? Pekerjaan, keluarga, teman-teman, teman hidup?
Stress memang harus dikelola dengan baik,
supaya tidak depresi
4.
ASPEK EMOSI
·
Vitamin jiwa: love, care(perduli), attention (perhatian), acceptance (diterima), security (rasa aman). Hal-hal ini bisa kita dapatkan dari
teman-teman akrab, teman KTB, kita
merasa aman menceritakan hal-hal yang kita tidak ingin orang lain tahu.
·
Menolong Orang Lain. Kita akan sulit menolong orang lain jika sulit
bersyukur. Hati yang bersyukur akan mendorong kita menolong orang lain, melihat
dari sisi orang lain bukan dari sisi saya.
5. ASPEK FISIK
·
Makanan
sehat, lebih banyak makan
buah-buahan.
·
Olah
raga juga perlu menjadi
kebiasaan yang selalu dilakukan
·
Relaksasi (dengan relaksasi membuat kita rileks,
nyaman sehingga hormon kortisol itu turun dan membuat kita mampu berpikir lebih
kreatif)
·
Hobi yang kita lakukan akan membuat kita rileks
(mis.bernyanyi, menikmati alam dll)
Apa yg Tuhan lakukan dalam hdiup Elia?
·
Tuhan memulihkan dia secara fisik, makanan dan minuman (di ayat 4 Elia
meminta supaya ia mati saja, semua keluhan Elia, Tuhan tidak menjawabnya hingga Elia tertidur.
Tuhan menyediakan makanan dan minuman bagi Elia (ayat 6 dan 7) Secara fisik,
perhatikanlah makanan pada saat stress,, banyaklah makan buah.
·
Tuhan menemani Elia dan bertanya
“Apa kerjamu disini hai Elia?” Ketika seseorang stress, dia membutuhkan teman.
Dan perlu ditanyakan “apa yang dia butuhkan?”.Allah mengingatkan lagi tujuan
Elia
·
Tuhan memberi tugas yang lain (ayat 15), Elia harus mengurapi Hazael
menjadi raja Aram, Yehu menjadi raja Israel dan Elisa menjadi nabi menggantikan
dia.
Jangan menghindari stress,
stress itu baik jika dikelola dengan baik.
SOLIEDO GLORIA