Mari
kita membaca Yehezkiel 36:25-28. Dalam perjalanan sejarah ada
perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan kekristenan. Sebelum Injil
masuk ke tanah Batak, orang Batak ketinggalan 50 tahun dari suku-suku lain.
Tapi setelah Injil masuk ke tanah Batak, banyak perubahan yang pesat di tanah
Batak. Perintis kekristenan tidak hanya
berhadapan dengan suatu kekuatan saja, tapi Injil mereformasi segala bidang.
Walaupun pada saat itu orang-orang Batak
belum berpendidikan, tetapi karena iman,
mereka mengalami reformasi kekristenan.
Ada
saatnya manusia mengalami pergumulan yang berat, pada keadaan demikian, rasa
putus asa membayang-bayangi. Hal ini bukan saja dialami oleh orang yang tidak
mengenal Tuhan. Bahkan Daud mengatakan “mengapa kau gelisah hai jiwaku?”.
Kondiri ini sering dialami bahkan oleh umat Israel yang dalam pembuangan,
seolah-olah mereka adalah orang yang tidak memiliki harapan, putus asa. Kisah
pembuangan tidak pernah terlupakan bangsa Israel, karena ini adalah peristiwa
yang amat pahit dalam hidup mereka. Bait Allah adalah identitas, kehadiran
Allah hadir di tengah-tengah bangsa Israel, dan Bait Allah itu telah
dirobohkan. Mereka sangat takut karena Bait Allah sebagai kebanggaan, symbol
kehadiran Allah telah hancur. Mereka telah terpisah dari keluarga seperti pohon
yang tercabut dengan akar-akarnya (Yeh 36:17), sebuah kondisi yang seolah tanpa
harapan, mereka jatuh dalam penyembahan berhala.
Dalam adat Batak, dunia dibagi 3 bagian : banua ginjang (atas: langit), banua tonga(tengah), banua toru(bawah), ada langit ke 5 yang ditempati dewa dan ada 1
pohon yang sudah menuliskan nasib seseorang seperti apa dia nanti, sudah
menjadi suratan nasib. Tetapi ini sangat bertentangan dengan kekristenan,
karena kita tidak pernah setuju dengan nasib.
Orang Batak yang selamat dari suatu kecelakanan, sering diberikan beras
di atas kepala yang dikenal dengan istilah beras sipirni tondi dengan mengatakan
“semoga tondi(roh)mu kembali”. Ketika
kita selamat dari kecelakaan, dapat didoakan sebagai ucapan syukur karena Tuhan
selamatkan. Beras sipir ni tondi jangan lagi dengan kalimat yang seolah-olah
roh kita diminta kembali. Termasuk acara adat tujuh bulanan kehamilan, karena
bagi orang Batak, angka yang baik itu ganjil (3,5,7). Mengadakan acara tujuh
bulanan tentu baik untuk mendoakan kondisi janin dan kesehatan ibunya, tetapi
jangan melakukannya karena hal-hal yang tidak sesuai dengan kebenaran firman
Tuhan.
Orang Israel dibuang karena mereka menyembah
berhala dan Allah murka. Ketika kita melakukan adat yang bertentangan dengan
Alkitab adalah sebuah sikap sinkretisme, memberhalakan adat. Ulangan 18 :9-11,
Allah jijik melihat orang yang berbicara/meminta berkat dari orang yang sudah
meninggal. Adat Batak mengenal tor-tor
(tarian)yang meminta arwah orang mati
itu marsahala (memberi berkat pada keluarga).
Hal ini sangat bertentangan dengan Alkitab, Allah menentang hal ini.
Ayat
26 “Tuhan akan mencurahkan air jernih” fungsi air adalah untuk membersihkan
dari segala berhala., supaya kita disucikan, dibasuh dari keberdosaan, itu
adalah anugrah. Kita tidak disucikan karena kebaikan kita tapi Allah yang
menyucikan kita. “Kamu akan kuberikan hati yang baru dan Roh yang baru (Rom
8:15). Amsal 4:23 “Jagalah hatimu dengan
segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”, bahwa saya telah
mengalami pembaharuan/direformasi dapat dilihat apakah kita sudah mengalami
damai sejahtera, apakah saya sudah yakin sebagai anak-anak Tuhan yg telah
disucikan dari dosa. Kita telah dikuduskan
oleh Allah, hati kita telah diambil, roh kita telah diganti dengan roh
ketaatan. Tuhan akan menjauhkan kita dari tubuh kita hati yang keras (ay26) dan
memberi hati yang taat. Ini adalah reformasi yang besar bagi manusia, sebuah
ketaatan. Ayat 27, Roh Tuhan akan berdiam didalam hati kita, ketika kita
memberikan kekuasaan kepada Allah, maka makin meningkat ketaaatan kita kepada
Allah. Roh Kudus lah yang membuat kita yakin dan percaya Yesus adalah Tuhan dan
juruslamat, dan Roh Kudus itu tinggal tetap dalam hati. Pencurahan Roh Kudus
itu bersifat sejahtera. Rom 8:16, oleh Roh itu kita bersaksi bahwa kita adalah
anak-anak Allah, ketaatan kita adalah kesukaan, bukan karena terpaksa. Karena
itu adat istiadat yang tidak sesuai dengan kekristenan, harus kita tolak. Jika
Roh Allah berdiam di dalam hati kita, iman kita pasti akan teguh. Iman yang
bertumbuh dan kokoh menjadi dasar untuk melihat mana yang tidak sesuai dengan
firman Tuhan.
“Kamu
akan diam di negeri” (28),selama-lamanya, kita akan hidup dalam persekutuan,
kehadiran Allah masa kini dan masa yang akan datang. Memiliki keyakinan akan
Kerajaan Allah itu berarti kita telah masuk kedalam negeri yang dijanjikan
Allah, kita akan mengalami berkat hidup didalam Allah. Kita yakin ada jaminan
pemeliharaan Tuhan, apapun permasalahan yang kita alami, Allah itu adalah Allah
yang ajaib.
SOLIDEO GLORIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar