Jumat, 26 Oktober 2018

REFORMASI IMAN DAN ADAT

Oleh : Pdt.Heler Pasaribu, MDiv



Mari kita membaca Yehezkiel 36:25-28. Dalam perjalanan sejarah ada perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan kekristenan. Sebelum Injil masuk ke tanah Batak, orang Batak ketinggalan 50 tahun dari suku-suku lain. Tapi setelah Injil masuk ke tanah Batak, banyak perubahan yang pesat di tanah Batak.  Perintis kekristenan tidak hanya berhadapan dengan suatu kekuatan saja, tapi Injil mereformasi segala bidang. Walaupun pada saat itu  orang-orang Batak belum berpendidikan, tetapi karena iman,  mereka mengalami reformasi kekristenan. 
Ada saatnya manusia mengalami pergumulan yang berat, pada keadaan demikian, rasa putus asa membayang-bayangi. Hal ini bukan saja dialami oleh orang yang tidak mengenal Tuhan. Bahkan Daud mengatakan “mengapa kau gelisah hai jiwaku?”. Kondiri ini sering dialami bahkan oleh umat Israel yang dalam pembuangan, seolah-olah mereka adalah orang yang tidak memiliki harapan, putus asa. Kisah pembuangan tidak pernah terlupakan bangsa Israel, karena ini adalah peristiwa yang amat pahit dalam hidup mereka. Bait Allah adalah identitas, kehadiran Allah hadir di tengah-tengah bangsa Israel, dan Bait Allah itu telah dirobohkan. Mereka sangat takut karena Bait Allah sebagai kebanggaan, symbol kehadiran Allah telah hancur. Mereka telah terpisah dari keluarga seperti pohon yang tercabut dengan akar-akarnya (Yeh 36:17), sebuah kondisi yang seolah tanpa harapan, mereka jatuh dalam penyembahan berhala.
 Dalam adat Batak, dunia dibagi 3 bagian : banua ginjang (atas: langit), banua tonga(tengah), banua toru(bawah), ada langit ke 5 yang ditempati dewa dan ada 1 pohon yang sudah menuliskan nasib seseorang seperti apa dia nanti, sudah menjadi suratan nasib. Tetapi ini sangat bertentangan dengan kekristenan, karena kita tidak pernah setuju dengan nasib.  Orang Batak yang selamat dari suatu kecelakanan, sering diberikan beras di atas kepala yang dikenal dengan istilah beras sipirni tondi dengan mengatakan “semoga tondi(roh)mu kembali”.  Ketika kita selamat dari kecelakaan, dapat didoakan sebagai ucapan syukur karena Tuhan selamatkan. Beras sipir ni tondi jangan lagi dengan kalimat yang seolah-olah roh kita diminta kembali. Termasuk acara adat tujuh bulanan kehamilan, karena bagi orang Batak, angka yang baik itu ganjil (3,5,7). Mengadakan acara tujuh bulanan tentu baik untuk mendoakan kondisi janin dan kesehatan ibunya, tetapi jangan melakukannya karena hal-hal yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
 Orang Israel dibuang karena mereka menyembah berhala dan Allah murka. Ketika kita melakukan adat yang bertentangan dengan Alkitab adalah sebuah sikap sinkretisme, memberhalakan adat. Ulangan 18 :9-11, Allah jijik melihat orang yang berbicara/meminta berkat dari orang yang sudah meninggal. Adat  Batak mengenal tor-tor (tarian)yang meminta  arwah orang mati itu marsahala (memberi berkat pada keluarga).  Hal ini sangat bertentangan dengan Alkitab, Allah menentang hal ini.
Ayat 26 “Tuhan akan mencurahkan air jernih” fungsi air adalah untuk membersihkan dari segala berhala., supaya kita disucikan, dibasuh dari keberdosaan, itu adalah anugrah. Kita tidak disucikan karena kebaikan kita tapi Allah yang menyucikan kita. “Kamu akan kuberikan hati yang baru dan Roh yang baru (Rom 8:15).  Amsal 4:23 “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”, bahwa saya telah mengalami pembaharuan/direformasi dapat dilihat apakah kita sudah mengalami damai sejahtera, apakah saya sudah yakin sebagai anak-anak Tuhan yg telah disucikan dari dosa. Kita telah dikuduskan  oleh Allah, hati kita telah diambil, roh kita telah diganti dengan roh ketaatan. Tuhan akan menjauhkan kita dari tubuh kita hati yang keras (ay26) dan memberi hati yang taat. Ini adalah reformasi yang besar bagi manusia, sebuah ketaatan. Ayat 27, Roh Tuhan akan berdiam didalam hati kita, ketika kita memberikan kekuasaan kepada Allah, maka makin meningkat ketaaatan kita kepada Allah. Roh Kudus lah yang membuat kita yakin dan percaya Yesus adalah Tuhan dan juruslamat, dan Roh Kudus itu tinggal tetap dalam hati. Pencurahan Roh Kudus itu bersifat sejahtera. Rom 8:16, oleh Roh itu kita bersaksi bahwa kita adalah anak-anak Allah, ketaatan kita adalah kesukaan, bukan karena terpaksa. Karena itu adat istiadat yang tidak sesuai dengan kekristenan, harus kita tolak. Jika Roh Allah berdiam di dalam hati kita, iman kita pasti akan teguh. Iman yang bertumbuh dan kokoh menjadi dasar untuk melihat mana yang tidak sesuai dengan firman Tuhan.
“Kamu akan diam di negeri” (28),selama-lamanya, kita akan hidup dalam persekutuan, kehadiran Allah masa kini dan masa yang akan datang. Memiliki keyakinan akan Kerajaan Allah itu berarti kita telah masuk kedalam negeri yang dijanjikan Allah, kita akan mengalami berkat hidup didalam Allah. Kita yakin ada jaminan pemeliharaan Tuhan, apapun permasalahan yang kita alami, Allah itu adalah Allah yang ajaib. 


SOLIDEO GLORIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...