Keluaran 33 : 12 – 23
Mari kita membaca
Keluaran 33:12-23. Perjalanan
Hidup diibaratkan seperti kanvas kosong, menunggu anda mulai melukisnya. Lukisan yang anda buat hanya dibatasi ukuran
visi, warna, yang anda taruh di palet dan keinginan anda untuk tetap bekerja
sampai selesai.
Sejauh apa visi kita tentang
Allah dalam perjalanan hidup kita, akan sejauh itu akan dituangkan didalam
lukisan hidup kita. Guratan-guratan dan torehan-torehan itu akan mempengaruhi
isi lukisan itu. Jika perjalanan hidup
kita diibaratkan seperti kain lukisan, maka visi hidup kita akan mempengaruhi
yang kita kerjakan didalam seluruh hidup kita, visi kita akan mempengaruhi
kekuatan-kekuatan apa yang akan kita lakukan. Berapa lama yang sudah kita
lakukan sepanjang tahun ini, mudah-mudahan kita masih memiliki waktu untuk
memikirkan apa yang akan kita lakukan
Selain visi dan warna apa
yang kita lukiskan akan mempengaruhi
hidup kita, yang tidak kalah penting adalah bagaimana menyelesaikan lukisan
itu. Tapi kita seringkali dalam perjalanan hidup, kita tidak tahu apa yang akan
kita lakukan, tidak punya waktu untuk memikirkannya dan mencari tahu apa
keinginan Allah dalam hdup kita. Setiap hari dilalui dengan rutinitas hidup
setiap pagi dengan kesibukan sehari-hari.
Tuhan
membentangkan masa depan di depan kita. Hidup adalah sebuah perjalanan dan kita tidak tahu apa yang terjadi di jalan ,kita memerlukan bimbingan Tuhan dalam perjalanan
itu. Jhon F.Kennedy ”Kita seharusnya
tidak membiarkan rasa takut menghambat kita untuk mengejar harapan. Alasan yang
mendasari untuk kita tidak takut meraih masa depan adalah penyertaan Tuhan atas
kita semua”. Kita seringkali takut untuk sesuatu yang belum kita raih, takut
belum menikah, belum memiliki anak, belum bekerja mapan, dll. Kennedy
menyatakan tidak ada harapan lain selain dari Tuhan
Ketika
Allah memerintahkan bangsa itu untuk melanjutkan perjalanan mereka tetapi tanpa
penyertaan Dia, Musa tidak mau karena dia menyadari bahwa perjalanan itu tidak
akan berhasil. Bagaimanakah sikap yang harus kita miliki agar perjalanan itu
disertai oleh Tuhan? Perhatikan khususnya pasal
33:1-23.
Saat ini kita akan
belajar dari kitab Keluaran pasal 33, bagaimana cara pandang kita tentang
penyertaan Tuhan didalam hidup yang beriman kepada Tuhan. Kita lihat Kel 33:5 umat Tuhan yang dituntun oleh Musa keluar dari
Mesir ternyata sangat memberontak pada Allah sehingga Allah akan menghukum
umatNya, membiarkan umatNya yang tidak setia. Bagaimana supaya kita terus ada dalam perjalanan iman kepada Allah untuk
melakukan kehendakNya, mengikuti perintah2Nya(Maz 89, Nehemia pasal 1 dan 2
Allah akan menghukum hamba-hambaNya yg tidak taat dan setia kepadaNya, oleh
karena kekuatiran, ketidakyakinan dan ketidaktaatan kepda Allah ). Seringkali Israel tidak taat karena tidak
mempercayai Tuhan. Mempercayai Tuhan membutuhkan iman dan keyakinan bahwa Allah
tidak pernah salah dalam seluruh perintah-perintahNya, hal ini akan mendorong
kita untuk melakukan seluruh kehendakNya. Musa memimpin bangsa Israel masuk Tanah Perjanjian tetapi Allah berencana tidak
mau mendampingi Israel karena mereka memberontak kepada Tuhan, Allah sudah muak. Sering kali ketidakyakinan kita membuat Allah
muak dan tidak berkeinginan bersama-sama
dengan kita dan membiarkan kita. kita mungkin saja masih melayani, beribadah
tapi kita melupakan kehadiran Tuhan. Tuhan tidak lagi menjadi sesuatu yg
menentukan, Tuhan bukan panduan, Tuhan tidak menjadi parameter dalam tiap
langkah hidup kita, firmanNya tidak menjadi acuan/indikator dalam berpikir,
dalam mengambil langkah di perjalanan kita. Tuhan menjadi sesuatu yang kita
perlukan apabila kita menginginkan Tuhan ada dalam hidup kita.
Bagaimana cara pandang kita untuk memasuki penyertaan Tuhan secara benar ?
1.
Tidak memberontak kepada
Allah
Ketaatan pada Tuhan
adalah kata kunci dalam menikmati penyertaan dalam perjalanan iman bersama dengan Tuhan. kenikmatan dalam
perjalanan iman dengan Tuhan bukan hanya sekedar perasaan (euforia), ini adalah
tentang keyakinan, relasi, kemantapan sebuah keyakinan bahwa Tuhan akan
menuntun kita dan Tuhan bersama-sama dengan kita dan berkenan akan hidup kita. Hal itu hanya
akan dilihat jika kita tidak memberontak pada Tuhan. PenyertaanNya hadir dalam
dinamika hidup kita baik keberhasilan dan kegagalan kita (Rom 8:28), karena itu
jangan memberontak pada Tuhan supaya kita dapat menikmati perjalanan iman kita
bersama dengan Tuhan. Allah
berencana untuk tidak mendampingi bangsa israel itu melanjutkan perjalanannya
untuk memasuki Tanah Perjanjian karena mereka telah menjadi bangsa yang tegar
tengkuk (ayat 5) yang seringkali memberontak kepada Allah. Kalau ingin menikmati penyertaan Tuhan dalam
perjalanan hidup kita jangan sekali-kali memberontak kepada-Nya, jangan merasa lebih tahu dari Tuhan. Tetapi biarkan Dia menuntun langkah kita walaupun
masalah dan pergumulan mewarnai perjalanan itu. Dia tahu apa yang harus Dia perbuat sebab Dia Allah yang
Mahakuasa. Dia adalah Allah yang
Maha hadir, Ia adalah Allah yang Maha tahu dalam hidup kita, karena itu tidak
perlu gelisah dalam hidup kita. Allah kita adalah yang maha hadir (omni
present), karena Ia maha hadir, maka Ia adalah Allah yang Maha tahu. Dalam
kehidupan kita pastilah mengalami masalah, kesakitan, tetapi Allah selalu hadir
dalam hidup kita dan pimpinanNya tidak pernah salah dalam hidup kita. kita
perlu mencari tahu apa maksud Tuhan dalam segala sesuatu. Allah tahu bagaimana
mengatasi segala sesuatu dan kita sering kali ingin mengurus bagian Allah, biarkan
Allah melakukan bagianNya dan kita melakukan bagian kita.
2.
PENYERTAAN ALLAH DIDASARI
ATAS KASIH KARUNIANYA
( Ay.12 – 15 )
( Ay.12 – 15 )
Kita sangat terbatas dan
Allah maha kuasa dan maha tahu, dan sama seperti orang Israel, kitapun berulang
kali memberontak kepada Tuhan. kita membutuhkan Tuhan dan oleh kasih karunia
Allah nyata dalam hidup kita. Dalam hidup ini semua hal yang terjadi oleh karena kasih
karunia-Nya. Dalam kisah ini, Musa meminta Allah untuk
menyertai umat-Nya dalam perjalanan menuju tanah perjanjian. Karena bangsa Israel tegar tengkuk, Tuhan
akan membinasakan mereka. Musa dengan rendah hati
memohon agar Allah menyertai perjalanan mereka. “Berkatalah Musa kepada-Nya:
"Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat
dari sini.” (ayat 15). Kiranya ini menjadi komitmen kita di tahun 2019 supaya Allah sendiri
yang menyertai kita. musa dengan rendah hati membiarkan Allah dengan
kekuatanNya untuk menyertai Israel memasuki tanah perjanjian. Musa meminta
Allah menyertai dia dalam perjalanan imannya bersama orang Israel. bagaimanakah
kita terus berjalan bersama-sama Tuhan, mari belajar dari Musa.
Apa itu kasih karunia?
Kasih karunia adalah
persediaan kebaikan Allah yang tidak pernah habis-habisnya, yang diberikan
kepada kita walaupun kita tidak layak untuk menerimanya. Band Ef 2 :5-6 oleh kasih karunia, Allah
menghidupkan kita, kasih karunia itu dalam Yesus Kristus menghidupkan kita dan
kasih karunia itu akan terus menghantarkan kita,
mendampingi kita, bagaimanapun keadaan kita dalam kesetiaan atau ketidaksetiaan
kita pada Allah. Allah
menyediakan kasih karunia yang berlimpah-limpah, justru pada waktu kita masih
berada di dalam dosa (Roma 5 : 8). Kasih karunia itu terus diberikan Allah dalam
perjalanan iman kita kepada Tuhan bahkan di saat kita sedang tidak baik. Dia tidak berjanji bahwa
jalan yang kita lalui akan mulus, Ia berjanji untuk membimbing kita dan membawa-Nya kepada kemenangan (Yesaya 41
: 10). Allah tidak berjanji
hidup kita tanpa kesulitan tapi Allah berjanji untuk menyertai.Dalam Ibrani 11
kita melihat perjalanan iman orang-orang percaya. mempercayai Allah yang
demikian bukanlah mudah. Perjalanan iman kita adalah dalam perjalanan hidup
hari demi hari, penyertaan Tuhan harus menjadi nyata dalam hidup kita
3.
PENYERTAAN
ALLAH MENJADIKAN KITA UMAT YANG BERBEDA (
Ayat.16 )
Ketika
Allah memilih Israel, Dia punya tujuan khusus atas bangsa tersebut. Melalui Israellah bangsa-bangsa akan datang
kepada Allah. Israel menjadi bangsa yang
kudus (dipisahkan) berbeda dari
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. 1 Pet2:9 “bangsa yang terpilih, imamat yang
rajani” berarti kita dikhususkan oleh Allah. “Darimanakah gerangan akan
diketahui bahwa aku telah mendapat kasih karunia dihadapanMU”(ayat 16). Kita
mendapat kasih karunia Allah dalam perjalanan iman kita adalah supaya kita
dapat dibedakan dari orang lain, bukan supaya dilihat lebih rohani. Kerohanian
itu adalah kehidupan bukan suatu kegiatan, kerohanian kita tidak lebih rohani
ketika kita berada dalam kegiatan-kegiatan. Kita berbeda dalam sebuah
kepercayaan yang beriman kepada Tuhan.
Ciri bahwa anda orang
Kristen yang berbeda :
·
Ketika
semua orang panik, damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal menjaga
hati dan pikiran anda. Masalah-masalah apapun yang dihadapi, membuat kita panik karena kita
tidak yakin akan penyertaan Allah yang sempurna
·
Ketika
semua orang takut, Iman kepada Allah menjaga hati anda. Iman kita akan meyakinkan kita bahwa Allah
akan memelihara, menuntun kita. Filipi 4:7 “Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, akan memelihara
hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus”
·
Ketika
semua orang bingung, anda punya jawaban. Benar
apa yang dikatakan oleh sebuah ungkapan ini, “Bukan pekerjaan, namun
kekhawatiran hiduplah yang merampas kekuatan dan mematahkan iman kita.“ Kekuatiran dan kecemasanlah yang seringkali mematahkan
iman kita kepada Allah
Kasih karunia itu menghidupkan sekaligus menguatkan
dan meneguhkan kita dan bahwa Tuhan sanggup dan mampu melakukannya dalam hidup
kita
4.
PENYERTAAN ALLAH
MEMBERIKAN PENGALAMAN BERSAMANYA SECARA ALAMIAH ( Ayat 18 )
Kekristenan
bukan hanya berbicara teori/filsafat, kekristenan merupakan pengalaman hubungan
secara pribadi dengan Allah. Perjalanan iman bukan soal kegiatan tapi relasi antara manusia dan
Allah dan membawa keyakinan kita akan pimpinan Allah yang tidak pernah salah
dalam hidup kita. Hubungan pribadi dengan Tuhan bukan soal melakukan disiplin rohani
secara teknis saja tapi kedekatan dengan Tuhan (Maz 62:1). Kita harus terus
berelasi dekat dengan Allah dan hanya orang-orang yang dekat dengan Allah saja
akan mengalami pengalaman-pengalaman rohani dengan Allah. Dan dengan pengalaman itulah
kita dapat bertumbuh dlm iman
kepada Allah.
Musa
memohon kepada Allah untuk memperlihatkan kemuliaan-Nya. Disaat-saat Israel ketakutan kepada Allah,
Musa rindu didalam hadirat-Nya. “Perlihatkan kemuliaanMu” adalah gambaran bahwa Musa mengalami
penyertaan Tuhan secara alamiah, bukan pertemuan secara spektakuler tetapi
pertemuan secara manusiawi.
Kemuliaan
Allah adalah proses menunjukkan sifat-sifat-Nya yang khas. kemuliaanNya dinyatakan melalui sifat-sifatnya
(kebesaranNya, kekuasaanNya, kekudusanNya). Kemuliaan Allah tidak akan sirna. Ditengah-tengah orang-orang sedang bingung
memikirkan masa depan, mari kita masuk didalam hadirat-Nya. Disanalah kita akan dikenyangkan, dipuaskan oleh Allah. Mengalami kepuasan
bukan karena tidak ada masalah, tapi karena berada bersama-sama dengan Allah,
berada dalam kehendak dan tujuan-tujuan Allah, mengalami kesetiaan dan
kepatuhan dalam firmanNya
“Tetapi TUHAN menyertai
Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir
itu.”
(Kejadian 39:2). Yusuf dalam perjalanan imannya menyadari penyertaan Tuhan dalam dirinya. penyertaan Tuhan cukup bagi Yusuf ketika ia di penjara, penyertaan Allah cukup saat ia harus mengampuni saudara-saudaranya. Penyertaan Allah akan menumbuhkan iman kita kepada Allah karena Allah akan menunjukkan kemuliaanNya secara manusiawi didalam hidup kita. Kita akan mengakhiri tahun 2018, marilah kita terus memelihara iman kita dalam. Perjalanan hidup kita bersama-sama Tuhan dengan menghadirkan Tuhan dalam hidup kita. Bila Presiden dipilih rakyat dalam jangka waktu 5 tahun. Kita dipilih Allah untuk selamanya, melakukan kehendakNya untuk mengerjakan panggilan hidup kita supaya Indonesia dan dunia ini akan mengalami perubahan karena kehadiran kita dalam perjalanan iman kita pada Allah. Mari kita berpegang teguh dalam penyertaan-Nya.
(Kejadian 39:2). Yusuf dalam perjalanan imannya menyadari penyertaan Tuhan dalam dirinya. penyertaan Tuhan cukup bagi Yusuf ketika ia di penjara, penyertaan Allah cukup saat ia harus mengampuni saudara-saudaranya. Penyertaan Allah akan menumbuhkan iman kita kepada Allah karena Allah akan menunjukkan kemuliaanNya secara manusiawi didalam hidup kita. Kita akan mengakhiri tahun 2018, marilah kita terus memelihara iman kita dalam. Perjalanan hidup kita bersama-sama Tuhan dengan menghadirkan Tuhan dalam hidup kita. Bila Presiden dipilih rakyat dalam jangka waktu 5 tahun. Kita dipilih Allah untuk selamanya, melakukan kehendakNya untuk mengerjakan panggilan hidup kita supaya Indonesia dan dunia ini akan mengalami perubahan karena kehadiran kita dalam perjalanan iman kita pada Allah. Mari kita berpegang teguh dalam penyertaan-Nya.
SOLIDEO GLORIA