Jumat, 02 November 2018

S e l f E s t e e m

Oleh : Debbie Silitonga, SE. MACI




Self Esteem : Suatu komponen dari konsep diri (self concept). Self esteem : Harga diri/penghargaan diri Penilaian seseorang bahwa dirinya berharga dan mampu (kompeten, sanggup), mencakup aspek kognitif dan behavior
1.      Kognitif =
·         Potensi intelektual yang terdiri dari tahapan:
·         Pengetahun (knowledge)
·         Pemahaman (comprehention)
·         Penerapan (aplication)
·         Analisa (analysys)
·         Sintesa (sinthesis)
·         Evaluasi (evaluation)
Berarti hal-hal yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).

2.      Behavior/perilaku
Behavior adalah : Segala tindakan/kelakuan yang dilakukan oleh makhluk hidup
Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi dari suattu organisme terhadap lingkungannya
Jadi perilaku baru berwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan dari stimulan (rangsangan). Ini adalah sebuah respon. Mempelajari self esteem ini menjadi penting karena berpengaruh dalam berperilaku dan berhubungan dengan orang lain (menjalin relasi dengan orang lain dalam berbagai lingkungan; lawan jenis, orang baru, menghargai perbedaan, dll)
Bagaimana seseorang berusaha untuk sukses/berhasil dalam hidup. Ini akan mempengaruhi dalam relasi di kantor, pekerjaan, mencari kenalan baru, orang bisa menjadi toleran dan intoleran.
Self esteem ini terbagi 2 : tinggi dan rendah. Jika ada seseorang yang lembut bertutur kata, bisa menahan emosi, tidak gampang marah, bisa menghargai orang lainàself esteem tinggi. Jika ada seseorang yang tidak perduli dengan hidupnya, tidak perduli dengan kebutuhan dirinya, sembarangan makan dan istirahat, tidak menghargai waktuàself esteem rendah. Self esteem tinggi tidak berarti kita narsis, egois menganggap diri kita tinggi, justru kita memang harus menganggap diri kita tinggi/mampu.

a.      Karakteristik Self Esteem tinggi (kecenderungannya):
·         Adanya penerimaan dan penghargaan diri secara positif (self acceptance), bukan self centered, tapi self understanding, menyadari kekurangan dan kelebihan kita. Jika kita ditanya “who are you” (siapakah kamu?), akan menunjukkan gambaran siapa kita. Kita seharusnya tidak sulit memberi penghargaan pada diri sendiri, melihat hal-hal positip dalam diri sendiri. Firman Tuhan mengatakan “Kasihilah sesamamu seperti kamu mengasidihi diri sendiri”, kita tidak mungkin mengasihi orang lain jika kita tidak mengasihi diri sendiri.
·         Memiliki rasa aman
·         Mandiri
·         Kreatif
·         Fleksibel
·         Berani menghadapi tantangan, walaupun tetap hati-hati dalam setiap tindakan.
·         Cenderung puas dengan karakter dan kemampuan dirinya
·         Suka berperan aktif dalam kelompok sosial (senang bergaul, bukan penyendiri)
·         Tidak mempunyai gangguan kepribadian
·         Realistis terhadap tujuan-tujuan pribadinya
·         Bisa mengekspresikan perasaannya dengan wajar
·         Lebih bahagia

b.      Karakteristik Self Esteem Rendah:
·         Memiliki rasa kurang percaya diri
·         Cenderung pesimis tentang masa depan
·         Memiliki reaksi-reaksi emosional dan behavioral yang negatif/merugikan (takut, malu, inferior, superior (merasa diri terlalu rendah atau tinggi), berpikir kurang baik) tentang diri/membenci dirinya sendiri
·         Tidak bisa mengendalikan emosi (reaksional, pendendam, dll)
·         Susah menjalin relasi yang dekat/intim
·         Cepat menyerah/putus asa

c.      Kemungkinan Penyebab low self esteem :
·         Pelecehan di masa anak-anak (child abuse), bisa fisik, verbal, sexual.
·         Poor self image (penghargaan diri yang rendah), merasa diri tidak bisa melakukan apa-apa.
·         Trauma (bisa terjadi karena kesedihan, bencana alam)
·         Dissatisfaction with personal appearance (ketidakpuasan dengan penampilan pribadi).
·         Parent’s negligence (pengabaian oleh orangtua)
·         Poor financial situation (kondisi kemiskinan, ketidakberdayaan secara ekonomi)
·         Excessive critism (penilaian yang buruk tentang diri). Berhati-hati dalam kata-kata yang dapat membuiat seseorang merasa buruk. Apalagi bagi anak-anak, jangan gunakan kata-kata “kamu nakal” “kamu bodoh”.
·         Unemployment
·         Bullying. Perlu hati-hati dalam berkata-kata, merasa hal itu lucu padahal bagi orang lain tidak.
·         Betrayal (pengkhianatan)
·         Unrealistic expectation (harapan yang tidak realistis)
Jika kita mengalami hal ini tidak berarti kita akan menjadi rendah self esteem kita. Biasanya ada beberapa faktor sebagai penyebab.
Bagaimana self esteem terbentuk

Psychological mirrors, seperti melihat cermin, kita melihat gambaran diri kita.
·         Respon yang diterima seorang bayi adalah dasar terbentuknya pandangan tentang dirinya.
·         Sentuhan, gerakan tubuh, nada suara, ekspresi wajah dan ketegangan otot dari orang-orang disekitarnya mengirimkan pesan kepadanya tentang siapa dirinya.
·         Sikap hangat dan positif dari orang-orang terdekat menjadi cermin yang memperlihatkan siapa dirinya. Inilah yang menjadi cikal bakal bertumbuhnya penghargaan diri.
Bayi akan menerima dirinya dari perlakuan orangtua, khususnya ibunya, bisa merasakan sentuhan, ekspresi wajah, ketegangan otot, nada suara tinggi atau rendah, apakah ketika dia menangis, ingin minum, orangtuanya langsung menggendongnya atau tidak, mungkin ibunya memberi botol susu dengan kasar sambil marah-marah. Jadi seorang anak harus dirawat bahkan sejak dari kandungan.
kita akan menghargai diri kita setinggi respon yang signifikan  dari orang-orang terdekat kita. Self esteem tinggi akan merasa disayang, dihargai, dipuji, didorong untuk bisa melakukan apa yang perlu. Ketika orang lain menolak kita, kitapun menolak diri sendiri, dan merasa tidak mampu,

Psychological mirrors

Positip
 Negatif
      Penerimaan diri
      Merasa disayang
      Merasa mampu
      Percaya diri
      Kreatif
      Berani berinisiatif
      Tidak mudah putus asa
      Kepribadian sehat


      Penolakan diri
      Merasa tidak dibutuhkan
      Merasa tidak mampu
      Kepribadian lemah
      Takut menghadapi resiko
      Sulit adaptasi
      Sulit menjalin relasi
      Rentan terhadap gangguan kepribadian


Semuanya ini banyak dibentuk dari keluarga. begitu pentingnya pembentukan ini dalam keluarga. “If you want to change the world, go home and love your family (Mother Teresa). Penting memberi kalimat-kalimat positif sejak masih anak-anak.

Harapan
Bagaimana jika selama ini saya tidak mendapatkannya di keluarga? apakah ada harapan mengubah hal itu. Salah satunya dengan pengalaman positip yang menggembirakan, beradalah di tengah-tengah teman-teman yang mengasihi,. ekspektasi kita mungkin terlalu tinggi. ada juga yang memerlukan bantuan terapi psikologis.
N
E
G
A
T
I
F

 
P
O
S
I
T
I
F
 
 

















Pemahaman Teologis.
Christ-based self esteem
1.      Betapa beruntungnya kita, karena kita mendasarkan self esteem kita dalam Kristius. Psikological mirror  kita didapatkan langsung dari Kristus. setinggi mana Tuhan menghargai kita, setinggi itulah self esteem kita. Kita dicintai Allah
·         Yoh 3:16 (pengorbanan yang mahal dengan darah Kristus)
·         Yoh 15:13
·         1Yoh 4:9
2.      Di dalam Tuhan Yesus kita tidak dianggap jelek dan rendah, karena oleh pengorbananNya dosa kita diampuni dan kita mendapat kasih karunia Allah (Efesus 1:4-7)
3.      Allah menyatakan kasihNya kepada kita ketika kita masih berdosa. Berarti kita diterima oleh Allah dalam keadaan kita sejelek-jeleknya.(Roma 5:8). Allah menerima kita bukan setelah hidup kita beres, tapi justru ketika kita sedang berdosa.
4.      Kita dianggap berharga dan mampu sehingga diserahi tanggung jawab untuk mengurus dunia dan segala isinya. (Kej 1:26-28, Maz 8:5-7). Allah pencipta semesta itu percaya bahwa kita mampu mengurus dunia dan segala isinya.

Hal inilah yang Menjadi KUNCI yang dapat membuka pintu menuju perkembangan nilai diri positif. Seseorang dimungkinkan berkembang lebih lanjut dalam kepribadiannya. Masalah-masalah yang kita hadapi seharusnya menjadi sarana kita untuk bertumbuh ketika kita meresponinya dengan self esteem yang baik. kita dapat menggunakan self postitive talk “bahwa saya diterima, saya diampuni, saya mampu”. dan pada akhirnya berdampak dengan berusaha bersikap sesuai dengan nilai-nilai hidup keyakinannya tersebut.


SOLIDEO GLORIA


1 komentar:

  1. Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    BalasHapus

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...