Self Esteem : Suatu komponen dari konsep diri (self
concept). Self esteem : Harga diri/penghargaan diri Penilaian seseorang bahwa
dirinya berharga dan mampu (kompeten, sanggup), mencakup aspek kognitif dan
behavior
1.
Kognitif =
·
Potensi intelektual
yang terdiri dari tahapan:
·
Pengetahun
(knowledge)
·
Pemahaman
(comprehention)
·
Penerapan
(aplication)
·
Analisa (analysys)
·
Sintesa (sinthesis)
·
Evaluasi (evaluation)
Berarti
hal-hal yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
2. Behavior/perilaku
Behavior adalah : Segala tindakan/kelakuan yang
dilakukan oleh makhluk hidup
Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi dari suattu organisme terhadap
lingkungannya
Jadi perilaku baru berwujud bila ada sesuatu yang
diperlukan untuk menimbulkan tanggapan dari stimulan (rangsangan). Ini adalah
sebuah respon. Mempelajari self esteem
ini menjadi penting karena berpengaruh dalam berperilaku dan berhubungan dengan
orang lain (menjalin relasi dengan orang lain dalam berbagai lingkungan; lawan
jenis, orang baru, menghargai perbedaan, dll)
Bagaimana seseorang berusaha untuk sukses/berhasil dalam hidup. Ini
akan mempengaruhi dalam relasi di kantor, pekerjaan, mencari kenalan baru,
orang bisa menjadi toleran dan intoleran.
Self
esteem ini terbagi 2 : tinggi
dan rendah. Jika ada seseorang
yang lembut bertutur kata, bisa menahan emosi, tidak gampang marah, bisa
menghargai orang lainàself esteem tinggi. Jika ada
seseorang yang tidak perduli dengan hidupnya, tidak perduli dengan kebutuhan
dirinya, sembarangan makan dan istirahat, tidak menghargai waktuàself esteem rendah. Self esteem tinggi
tidak berarti kita narsis, egois menganggap diri kita tinggi, justru kita
memang harus menganggap diri kita tinggi/mampu.
a. Karakteristik Self
Esteem tinggi (kecenderungannya):
·
Adanya penerimaan dan
penghargaan diri secara positif (self acceptance), bukan self centered, tapi self
understanding, menyadari kekurangan dan kelebihan kita. Jika kita ditanya
“who are you” (siapakah kamu?), akan menunjukkan gambaran siapa kita. Kita
seharusnya tidak sulit memberi penghargaan pada diri sendiri, melihat hal-hal
positip dalam diri sendiri. Firman Tuhan mengatakan “Kasihilah sesamamu seperti
kamu mengasidihi diri sendiri”, kita tidak mungkin mengasihi orang lain jika
kita tidak mengasihi diri sendiri.
·
Memiliki rasa aman
·
Mandiri
·
Kreatif
·
Fleksibel
·
Berani menghadapi
tantangan, walaupun tetap hati-hati dalam setiap tindakan.
·
Cenderung puas dengan
karakter dan kemampuan dirinya
·
Suka berperan aktif
dalam kelompok sosial (senang bergaul, bukan penyendiri)
·
Tidak mempunyai
gangguan kepribadian
·
Realistis terhadap
tujuan-tujuan pribadinya
·
Bisa mengekspresikan
perasaannya dengan wajar
·
Lebih bahagia
b. Karakteristik Self
Esteem Rendah:
·
Memiliki rasa kurang
percaya diri
·
Cenderung pesimis
tentang masa depan
·
Memiliki
reaksi-reaksi emosional dan behavioral yang negatif/merugikan (takut, malu,
inferior, superior (merasa diri terlalu rendah atau tinggi), berpikir kurang
baik) tentang diri/membenci dirinya sendiri
·
Tidak bisa
mengendalikan emosi (reaksional, pendendam, dll)
·
Susah menjalin relasi
yang dekat/intim
·
Cepat menyerah/putus
asa
c.
Kemungkinan
Penyebab low self esteem :
·
Pelecehan di masa anak-anak (child abuse), bisa
fisik, verbal, sexual.
·
Poor self image (penghargaan diri yang rendah),
merasa diri tidak bisa melakukan apa-apa.
·
Trauma (bisa terjadi karena kesedihan, bencana alam)
·
Dissatisfaction with personal appearance
(ketidakpuasan dengan penampilan pribadi).
·
Parent’s negligence (pengabaian oleh orangtua)
·
Poor financial situation (kondisi kemiskinan,
ketidakberdayaan secara ekonomi)
·
Excessive critism (penilaian yang buruk tentang
diri). Berhati-hati dalam kata-kata yang dapat membuiat seseorang merasa buruk.
Apalagi bagi anak-anak, jangan gunakan kata-kata “kamu nakal” “kamu bodoh”.
·
Unemployment
·
Bullying. Perlu hati-hati dalam berkata-kata, merasa
hal itu lucu padahal bagi orang lain tidak.
·
Betrayal (pengkhianatan)
·
Unrealistic expectation (harapan yang tidak
realistis)
Jika kita mengalami hal ini
tidak berarti kita akan menjadi rendah self
esteem kita. Biasanya ada beberapa faktor sebagai penyebab.
Bagaimana
self esteem terbentuk
Psychological mirrors,
seperti melihat cermin, kita melihat gambaran diri kita.
·
Respon yang diterima seorang bayi adalah dasar terbentuknya pandangan
tentang dirinya.
·
Sentuhan, gerakan tubuh, nada suara, ekspresi wajah dan ketegangan otot dari
orang-orang disekitarnya mengirimkan pesan kepadanya tentang siapa dirinya.
·
Sikap hangat dan positif dari orang-orang terdekat menjadi cermin yang
memperlihatkan siapa dirinya. Inilah yang menjadi cikal bakal bertumbuhnya
penghargaan diri.
Bayi akan menerima dirinya
dari perlakuan orangtua, khususnya ibunya, bisa merasakan sentuhan, ekspresi
wajah, ketegangan otot, nada suara tinggi atau rendah, apakah ketika dia
menangis, ingin minum, orangtuanya langsung menggendongnya atau tidak, mungkin
ibunya memberi botol susu dengan kasar sambil marah-marah. Jadi seorang anak
harus dirawat bahkan sejak dari kandungan.
kita akan menghargai diri kita setinggi
respon yang signifikan dari orang-orang
terdekat kita. Self esteem tinggi
akan merasa disayang, dihargai, dipuji, didorong untuk bisa melakukan apa yang
perlu. Ketika orang lain menolak kita, kitapun menolak diri sendiri, dan merasa
tidak mampu,
Psychological
mirrors
Positip
|
Negatif
|
• Penerimaan diri
• Merasa disayang
• Merasa mampu
• Percaya diri
• Kreatif
• Berani berinisiatif
• Tidak mudah putus asa
• Kepribadian sehat
|
• Penolakan diri
• Merasa tidak dibutuhkan
• Merasa tidak mampu
• Kepribadian lemah
• Takut menghadapi resiko
• Sulit adaptasi
• Sulit menjalin relasi
• Rentan terhadap gangguan kepribadian
|
Semuanya
ini banyak dibentuk dari keluarga. begitu pentingnya pembentukan ini dalam
keluarga. “If you want to change the world, go home and love your family
(Mother Teresa). Penting memberi kalimat-kalimat positif sejak masih anak-anak.
Harapan
Bagaimana jika selama ini saya tidak
mendapatkannya di keluarga? apakah ada harapan mengubah hal itu. Salah satunya
dengan pengalaman positip yang menggembirakan, beradalah di tengah-tengah
teman-teman yang mengasihi,. ekspektasi kita mungkin terlalu tinggi. ada juga
yang memerlukan bantuan terapi psikologis.
|
|
|||||
Pemahaman
Teologis.
Christ-based
self esteem
1. Betapa beruntungnya kita, karena kita mendasarkan self esteem kita dalam Kristius. Psikological mirror kita
didapatkan langsung dari Kristus. setinggi mana Tuhan menghargai kita, setinggi
itulah self esteem kita. Kita
dicintai Allah
·
Yoh 3:16 (pengorbanan
yang mahal dengan darah Kristus)
·
Yoh 15:13
·
1Yoh 4:9
2. Di dalam Tuhan Yesus kita tidak dianggap jelek dan rendah, karena oleh
pengorbananNya dosa kita diampuni dan kita mendapat kasih karunia Allah (Efesus
1:4-7)
3. Allah menyatakan kasihNya kepada kita ketika kita masih berdosa.
Berarti kita diterima oleh Allah dalam keadaan kita sejelek-jeleknya.(Roma 5:8).
Allah menerima kita bukan setelah hidup kita beres, tapi justru ketika kita
sedang berdosa.
4. Kita dianggap berharga dan mampu sehingga diserahi tanggung jawab untuk
mengurus dunia dan segala isinya. (Kej 1:26-28, Maz 8:5-7). Allah pencipta
semesta itu percaya bahwa kita mampu mengurus dunia dan segala isinya.
Hal inilah yang Menjadi KUNCI yang dapat membuka pintu
menuju perkembangan nilai diri positif. Seseorang dimungkinkan berkembang lebih
lanjut dalam kepribadiannya. Masalah-masalah yang kita hadapi seharusnya
menjadi sarana kita untuk bertumbuh ketika kita meresponinya dengan self esteem
yang baik. kita dapat menggunakan self
postitive talk “bahwa saya diterima, saya diampuni, saya mampu”. dan pada
akhirnya berdampak dengan berusaha bersikap sesuai dengan nilai-nilai hidup
keyakinannya tersebut.
SOLIDEO GLORIA
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
BalasHapushanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)