Jumat, 23 November 2018

Yesus Sang Guru Agung

Oleh : Ir. Indrawaty Sitepu, MA





Pendahuluan
Yesus adalah sang Guru Agung tetapi “Benarkah Yesus adalah Guru Agung Bagi Saudara?”, “Benarkah saudara adalah murid dari Yesus Sang Guru Agung?”, “Bagaimana Yesus Sang Guru Agung, memanggil dan membuat kriteria untuk menjadi murid Nya?”
Mari kita membaca dari  Lukas 9.23 “Kata Yesus kepada mereka semua:” Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”. Perikop ini membahas bagaimana Yesus memangggil murid-muridNya dan kriteria apa yang harus dimiliki sebagai  murid-muridNya
A.     Panggilan menjadi murid  Yesus Sang Guru Agung
Ø  ‘Setiap orang’
Ingat konteksnya waktu itu banyak orang berbondong-bondong ‘mengikuti Yesus’. Persyaratan  berikut ini tanpa kecuali-siapa saja/ setiap orang yang mau mengikut Dia. Yesus tidak takut kehilangan’penggemar’ karena Dia mencari pengikut. ada banyak penggemar Yesus dan tidak sungguh-sungguh mengikuti Yesus, Yesus mencari murid, Ia tidak tertarik dengan penggemar yang hanya sekedar mengagumiNya.
Ø  ‘menyangkal diri’ bd Bukan KehendakKu tapi kehendakMu (Doa Di Getsemani-Mat 26:36-42) Yesus berdoa sampai 3x supaya penderitaan itu lalu daripadaNya, tapi di ketiga kalinya Ia mengatakan “jadilah kehendakMu”. Pergumulan berat untuk menghadapi salib tidak membuat Yesus menyerah tetapi betul-betul menyerahkan diriNya.
Menyangkal diri itu ada dalam semua bidang kehidupan. Tidak ada hal yang tidak menuntut kita untuk tidak menyangkal diri, seperti di pekerjaan, menyangkal diri ketika nilai-nilai kebenaran sulit ditegakkan, apakah pekerjaan yang santai membuat kita juga menjadi santai atau kita bekerja sangat keras hingga melupakan Tuhan. menyangkal diri dalam memilih teman hidup, menyangkal diri dalam waktu luang kita (ingat waktu luang Daud justru membuat dia berdosa dengan Batsyeba).
Ø  ‘memikul salibnya setiap hari’
·         Di mata orang Yahudi  salib adalah alat eksekusi hukuman mati . Berbicara tentang salib berarti tidak ada lagi agenda lain, mata dan hatinya tertuju ke sana , pada kematian.
·         Salib adalah simbol penghinaan. Bangsa Romawi punya banyak cara menghukum mati tapi mereka akan memilih penyaliban jika ingin menghina secara terbuka
·         Salib adalah simbol penderitaan. Kita tidak dapat memikul salib tanpa menderita. Tuan Yesus dipukuli, dicambuk dan setelah setengah mati, Ia harus memikul salib- balok yang berat. Tidak ada cara yang nyaman untuk memikul salib
Sebagai murid kita dituntut untuk mernyangkal diri dan pikul salib, tidak ada lagi agenda pribadi, mata kita tertuju pada salib. Ketika kita katakan ya mengikut Yesus itu berarti kita setuju memikul salib setiap hari= memikul=memilih=aktif, setiap hari=bukan sekali seumur hidup tapi setiap hari. Memikul salib adalah kata kerja, aktif, dengan sadar setiap hari untuk memikul salib. Apakah setiap hari kita memikul salib atau memilih untuk menghindari salib? Budaya instan yang mengutamakan harus cepat kadang-kadang tanpa kita sadari merasuki kita juga, padahal bicara pemuridan, mengikuti Yesus sering kali membutuhkan waktu yang lama, sebagai pembentukan kita sebagai murid. Jika kita mengatakan “Ya pikul salib” berarti  kita siap setiap hari untuk pikul salib. Memikul salib ini harus setiap hari bukan sekali-sekali. jika kita hidup terlalu nyaman, jangan-jangan kita sedang tidak memikul salib.
Mari kita membaca dari Lukas 9.57-62
“Ketika Yesus dan murid-muridNya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang ditengah jalan kepada Yesus:”Aku akan mengikut Engkau, kemana saja Engkau pergi,” Yesus berkata kepadaNya:”Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya.” Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “ Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana. Dan seorang lain lagi berkata:” Aku akan mengikut Engkau, Tuhan tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata:” setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah”.

B.      Berbagai sikap “Mengikut Yesus Sang Guru Agung”

·         Orang 1. Orang pertama ini mengajukan diri untuk mengikut Yesus, tetapi Tuhan Yesus justru mengatakan menjadi pengikutNya tidak akan punya tempat untuk meletakkan kepala.
Pada waktu itu konteksnya ketika seorang talmid akhirnya diterima menjadi pengikut sang rabi, ia harus meninggalkan rumah demi mengikut sang rabi kemanapun ia pergi. Yesus menjelaskan bahwa mengikut Dia adalah perjalanan penuh resiko dan ketidakpastian. Jangan berharap fasilitas apalagi kenyamanan. Saat seseorang memutuskan mengikut Yesus , berarti berkata tidak pada kenyamanan bahkan siap walau tidak tahu kemana  akan pergi. Sebagai alumni, banyak yang menacari fasilitas dan kenyamanan ketika bekerja, Yesus mengatakan jangan pernah berharap fasilitas apalagi kenyamanan. mengikut Yesus berarti berkata tidak pada kenyamanan. dalam mengikut Yesus seringkali tidak jelas mau kemana.\
·         Orang ke 2
Orang ini diundang  dan diajak Yesus. Responnya ya tapi nanti dulu, setelah menguburkan orang tua. Kelihatannya sangat masuk akal tapi apa jawaban Yesus? Biarlah orang mati menguburkan orang mati. Ini adalah istilah menunda. ini adalah jenis ‘Mengikut Yesus besok’ , ’ Mentaati Yesus besok ’ Hari esok yang tak akan pernah terjadi
Bahaya dari ‘mengikut Yesus besok’ bd Hari ini cash besok boleh Bon. ini artinya kesempatan itu tidak pernah ada. Sama seperti orang yang ingin diet selalu berjanji “Mulai besok akan diet”, atau “Mulai besok akan olahraga”.Harus dimulai hari ini karena bisa  hilang kesempatan  antara hari ini dan besok
Ibr 3.15 pada hari ini jika kamu mendengar suaraNya jangan keraskan hatimu,…
·         Orang ke 3
Aku akan mengikut Engkau, Tuhan tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku. Ada ‘ikatan’, ‘tergantung’. Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang tidak layak untuk kerajaan Allah
Berbagai contoh keterikatan/ketergantungan
·         Ada pembabtisan ksatria bersama pedangnya namun pedangnya tidak ikut terbenam karena ia tidak mau pedangnya ikut bertobatàterikat pada pedangnya.
·         Bagi pemuda kaya-yang datang ingin mengikut Yesus menjadi sedih karena Yesus menyuruhnya menjual hartanya. Harta adalah keterikatannya
·         Bagi orang ketiga ini keterikatananya adalah hubungan keluarganya
·         Ada pemuda yang keterikatannya adalah pacarnya.
Apa yang menghambat kita untuk taat kepada Yesus Sang Guru Agung itu?
C.      Bagaimana Menjadi Murid Yesus Sang Guru Yang Agung
1.      Periksa motivasi kita mengikut Yesus.
Apa yang mendorong kita mengikut Yesus?  Apakah ada yang  ingin kita dapatkan?
Siap sediakah kita menderita? Dalam Filipi 2: 6-8, Yesus dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan TAAT SAMPAI MATI, BAHKAN SAMPAI MATI DI KAYU SALIB. Look to the cross. Yesus adalah teladan kita yang merendahkan diri dan taat sampai mati. salib apa yang kita pikul setiap hari? Atau  justru kita menghindari salib? Adakah Yesus yang menjadi teladan dan pusat dari pikiran kita, sehingga Look to the cross menjadi spirit kita untuk memikul salib?
2.      Periksa prioritas hidup kita
Adakah Tuhan yang utama? Apakah  kita siap kapanpun, bukan nanti tapi sekarang, kita siap dan sedia ikut, taat padaNya. “Hati manusia biar kecil, namun jika seisi dunia diisi kedalamnya tetap tidak akan memuaskannya, hanya sang Pencipta yang bisa memuaskannya.” (Blaise Pascal). Ujian sejati menjadi pengikut Kristus itu bukan ketika kita mahasiswa tapi ketika kita alumni. Tidak usah mencoba sesuatu untuk memuaskan diri karena tidak ada yang dapat memuaskan kita selain Allah. Kepuasan sejati tidak akan pernah kita dapatkan dari CIPTAAN (seseorang atau sesuatu), namun hanya dari PENCIPTA.
3.      Periksa ikatan
Adakah ikatan atau kondisi atau masa lalu yang menghambat kita mengikut/mentaati Dia
Siap dan sediakah kita melepaskan apapun untuk bisa mengikut/mentaati Dia.
Manusia adalah CIPTAAN ALLAH. Allah adalah pencipta kita, penguasa dan pemilik hidup kita, tuan kita. Jika orang bisa hidup  liar, karena mereka tidak tahu siapa pemilik hidupnya. kita sudah mengerti bahwa kita milik Allah,
MANUSIA adalah CIPTAAN ALLAH berarti . MANUSIA ADALAH MILIK ALLAH, HAMBA ALLAH=HAMBA KEBENARAN. Tidak ada agenda lain dalam hidup kita selain melakukan kebenaran, itulah total obedience kita, apapun status kita, apapun bentuk pekerjaan atau aktifitas kita, semuanya kita lakukan sebagai hamba Allah, hamba kebenaran. Sebagai guru dan dosen jadilah hamba kebenaran disana, sebagai pegawai instansi, jadilah hamba kebenaran. Jika kita hidup  dalam dosa, berarti kita tidak sedang hidup sesuai dengan status kita, ada penyimpangan. Jika menyimpang, kita harus segera bertobat, karena jati diri dan status kita sebagai hamba kebenaran, harus hidup di jalan yang lurus.

SOLIDEO GLORIA


1 komentar:

  1. Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    BalasHapus

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...