Pendahuluan
Yesus adalah sang Guru Agung tetapi “Benarkah Yesus adalah Guru Agung
Bagi Saudara?”, “Benarkah saudara adalah murid dari Yesus Sang Guru Agung?”, “Bagaimana
Yesus Sang Guru Agung, memanggil dan membuat kriteria untuk menjadi murid Nya?”
Mari kita membaca
dari Lukas 9.23 “Kata Yesus kepada
mereka semua:” Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”. Perikop ini membahas bagaimana Yesus
memangggil murid-muridNya dan kriteria apa yang harus dimiliki sebagai murid-muridNya
A.
Panggilan menjadi
murid Yesus Sang Guru Agung
Ø
‘Setiap orang’
Ingat konteksnya waktu itu banyak orang berbondong-bondong ‘mengikuti
Yesus’. Persyaratan berikut ini tanpa
kecuali-siapa saja/ setiap orang yang mau mengikut Dia. Yesus tidak
takut kehilangan’penggemar’ karena Dia mencari pengikut. ada banyak penggemar
Yesus dan tidak sungguh-sungguh mengikuti Yesus, Yesus mencari murid, Ia tidak
tertarik dengan penggemar yang hanya sekedar mengagumiNya.
Ø ‘menyangkal diri’
bd Bukan KehendakKu tapi kehendakMu (Doa Di Getsemani-Mat 26:36-42)
Yesus berdoa sampai 3x supaya penderitaan itu lalu daripadaNya, tapi di ketiga
kalinya Ia mengatakan “jadilah kehendakMu”. Pergumulan berat untuk menghadapi
salib tidak membuat Yesus menyerah tetapi betul-betul menyerahkan diriNya.
Menyangkal diri itu ada dalam semua bidang kehidupan. Tidak ada hal
yang tidak menuntut kita untuk tidak menyangkal diri, seperti di pekerjaan,
menyangkal diri ketika nilai-nilai kebenaran sulit ditegakkan, apakah pekerjaan
yang santai membuat kita juga menjadi santai atau kita bekerja sangat keras
hingga melupakan Tuhan. menyangkal diri dalam memilih teman hidup, menyangkal
diri dalam waktu luang kita (ingat waktu luang Daud justru membuat dia berdosa
dengan Batsyeba).
Ø
‘memikul salibnya setiap hari’
·
Di mata orang Yahudi salib adalah alat eksekusi hukuman mati . Berbicara
tentang salib berarti tidak ada lagi agenda lain, mata dan hatinya tertuju ke
sana , pada kematian.
·
Salib adalah simbol penghinaan. Bangsa Romawi
punya banyak cara menghukum mati tapi mereka akan memilih penyaliban jika ingin
menghina secara terbuka
·
Salib adalah simbol penderitaan. Kita tidak
dapat memikul salib tanpa menderita. Tuan Yesus dipukuli, dicambuk dan setelah
setengah mati, Ia harus memikul salib- balok yang berat. Tidak ada cara yang
nyaman untuk memikul salib
Sebagai murid kita dituntut untuk mernyangkal diri dan pikul salib,
tidak ada lagi agenda pribadi, mata kita tertuju pada salib. Ketika kita
katakan ya mengikut Yesus itu berarti kita setuju memikul salib setiap hari=
memikul=memilih=aktif, setiap hari=bukan sekali seumur hidup tapi setiap hari.
Memikul salib adalah kata kerja, aktif, dengan sadar setiap hari untuk memikul
salib. Apakah setiap hari kita memikul salib atau memilih untuk menghindari
salib? Budaya instan yang mengutamakan harus cepat kadang-kadang tanpa kita
sadari merasuki kita juga, padahal bicara pemuridan, mengikuti Yesus sering
kali membutuhkan waktu yang lama, sebagai pembentukan kita sebagai murid. Jika
kita mengatakan “Ya pikul salib” berarti
kita siap setiap hari untuk pikul salib. Memikul salib ini harus setiap
hari bukan sekali-sekali. jika kita hidup terlalu nyaman, jangan-jangan kita
sedang tidak memikul salib.
Mari kita membaca dari Lukas 9.57-62
“Ketika Yesus dan
murid-muridNya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang ditengah jalan
kepada Yesus:”Aku akan mengikut Engkau, kemana saja Engkau pergi,” Yesus
berkata kepadaNya:”Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi
Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya.” Lalu Ia
berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata:
Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus berkata
kepadanya: “ Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah
dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana. Dan seorang lain lagi berkata:”
Aku akan mengikut Engkau, Tuhan tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan
keluargaku.” Tetapi Yesus berkata:” setiap orang yang siap untuk membajak tetapi
menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah”.
B.
Berbagai sikap
“Mengikut Yesus Sang Guru Agung”
·
Orang 1. Orang pertama ini mengajukan diri
untuk mengikut Yesus, tetapi Tuhan Yesus justru mengatakan menjadi pengikutNya
tidak akan punya tempat untuk meletakkan kepala.
Pada waktu itu konteksnya ketika seorang talmid akhirnya diterima
menjadi pengikut sang rabi, ia harus meninggalkan rumah demi mengikut sang rabi
kemanapun ia pergi. Yesus menjelaskan bahwa mengikut Dia adalah perjalanan penuh
resiko dan ketidakpastian. Jangan berharap fasilitas apalagi kenyamanan. Saat
seseorang memutuskan mengikut Yesus , berarti berkata tidak pada kenyamanan
bahkan siap walau tidak tahu kemana akan
pergi. Sebagai alumni, banyak yang menacari fasilitas dan kenyamanan ketika
bekerja, Yesus mengatakan jangan pernah berharap fasilitas apalagi kenyamanan.
mengikut Yesus berarti berkata tidak pada kenyamanan. dalam mengikut Yesus
seringkali tidak jelas mau kemana.\
·
Orang ke 2
Orang ini diundang dan diajak
Yesus. Responnya ya tapi nanti dulu, setelah menguburkan orang tua. Kelihatannya
sangat masuk akal tapi apa jawaban Yesus? Biarlah orang mati menguburkan orang
mati. Ini adalah istilah menunda. ini adalah jenis ‘Mengikut Yesus besok’ , ’
Mentaati Yesus besok ’ Hari esok yang tak akan pernah terjadi
Bahaya dari ‘mengikut Yesus besok’ bd Hari ini cash besok boleh Bon.
ini artinya kesempatan itu tidak pernah ada. Sama seperti orang yang ingin diet selalu berjanji “Mulai besok akan
diet”, atau “Mulai besok akan olahraga”.Harus dimulai hari ini karena
bisa hilang
kesempatan antara hari ini dan besok
Ibr 3.15 pada
hari ini jika kamu mendengar suaraNya jangan keraskan hatimu,…
·
Orang ke 3
Aku akan mengikut Engkau, Tuhan tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu
dengan keluargaku. Ada ‘ikatan’, ‘tergantung’. Setiap orang yang siap untuk
membajak tetapi menoleh ke belakang tidak layak untuk kerajaan Allah
Berbagai contoh
keterikatan/ketergantungan
·
Ada pembabtisan ksatria bersama pedangnya
namun pedangnya tidak ikut terbenam karena ia tidak mau pedangnya ikut bertobatàterikat pada
pedangnya.
·
Bagi pemuda kaya-yang datang ingin mengikut
Yesus menjadi sedih karena Yesus menyuruhnya menjual hartanya. Harta adalah
keterikatannya
·
Bagi orang ketiga ini keterikatananya adalah hubungan
keluarganya
·
Ada pemuda yang keterikatannya adalah pacarnya.
Apa yang
menghambat kita untuk taat kepada Yesus Sang Guru Agung itu?
C.
Bagaimana Menjadi
Murid Yesus Sang Guru Yang Agung
1.
Periksa motivasi
kita mengikut Yesus.
Apa yang mendorong kita mengikut Yesus? Apakah ada yang ingin kita dapatkan?
Siap sediakah
kita menderita? Dalam Filipi 2: 6-8, Yesus dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan TAAT SAMPAI MATI, BAHKAN
SAMPAI MATI DI KAYU SALIB. Look to the
cross. Yesus adalah teladan kita yang merendahkan diri dan taat sampai
mati. salib apa yang kita pikul setiap hari? Atau justru kita menghindari salib? Adakah Yesus
yang menjadi teladan dan pusat dari pikiran kita, sehingga Look to the cross menjadi spirit kita untuk memikul salib?
2.
Periksa prioritas
hidup kita
Adakah Tuhan yang utama? Apakah
kita siap kapanpun, bukan nanti tapi sekarang, kita siap dan sedia ikut,
taat padaNya. “Hati manusia biar kecil, namun jika seisi dunia diisi
kedalamnya tetap tidak akan memuaskannya, hanya sang Pencipta yang bisa
memuaskannya.” (Blaise Pascal). Ujian sejati menjadi pengikut Kristus itu bukan ketika kita mahasiswa
tapi ketika kita alumni. Tidak usah mencoba sesuatu untuk memuaskan diri karena
tidak ada yang dapat memuaskan kita selain Allah. Kepuasan sejati tidak akan pernah kita
dapatkan dari CIPTAAN (seseorang atau sesuatu), namun hanya dari PENCIPTA.
3.
Periksa ikatan
Adakah ikatan atau kondisi atau masa lalu yang menghambat kita
mengikut/mentaati Dia
Siap dan sediakah
kita melepaskan apapun untuk bisa mengikut/mentaati Dia.
Manusia adalah CIPTAAN ALLAH. Allah adalah pencipta kita, penguasa dan pemilik
hidup kita, tuan kita. Jika orang bisa hidup
liar, karena mereka tidak tahu siapa pemilik hidupnya. kita sudah
mengerti bahwa kita milik Allah,
MANUSIA adalah CIPTAAN ALLAH berarti . MANUSIA ADALAH MILIK ALLAH, HAMBA ALLAH=HAMBA KEBENARAN. Tidak ada agenda lain dalam hidup kita
selain melakukan kebenaran, itulah total
obedience kita, apapun status kita, apapun bentuk pekerjaan atau aktifitas
kita, semuanya kita lakukan sebagai hamba Allah, hamba kebenaran. Sebagai guru
dan dosen jadilah hamba kebenaran disana, sebagai pegawai instansi, jadilah hamba
kebenaran. Jika kita hidup dalam dosa,
berarti kita tidak sedang hidup sesuai dengan status kita, ada penyimpangan. Jika
menyimpang, kita harus segera bertobat, karena jati diri dan status kita
sebagai hamba kebenaran, harus hidup di jalan yang lurus.
SOLIDEO GLORIA
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
BalasHapushanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)