A. Keadaan Israel di Mesir saat Musa
lahir
Setelah
Yusuf meninggal dan raja yang memerintah di Mesir digantikan oleh orang yang
tidak mengenal Yusuf, Firaun yang
kemudian memerintah di Mesir melakukan penindasan yang keras terhadap orang
Israel (Kel. 1: 1-22)
Dalam
kondisi seperti ini lahirlah Musa dari keturunan kaum Lewi (Kel. 2: 1-2) dan
untuk menyelamatkannya dari genosida Firaun, oleh ibunya dan dalam pengawasan
kakaknya, Musa ditempatkan ditepi sungai Nil. Kemudian putri Firaun mengadopsi
dia (Kel. 2: 3-10)
B. Concern & Compassion
Lahirnya
beban dan kepedulian Musa saat melihat kaumnya tertindas (Kel. 2: 11-12). Melarikan
diri ke Midian sebagai perjalanan hidup 40 tahun yang kedua dan menikah dengan
Zipora (Kel. 2: 13-22). Kehidupan Musa 40 tahun pertama mendapatkan pendidikan
di Mesir dan 40 tahun kemudian dididik dan belajar sebagai seorang gembala
Kehidupan
di Mesir dan Midian merupakan cara Tuhan membentuk dan memperlengkapi Musa
sebelum dipanggil berkarya bagi Dia. Sengsara Israel karena perbudakan dan
teriakan mereka sampai dan diperhatikan oleh Allah - concern
(Kel. 2: 23-25). Panggilan Musa untuk membebaskan orang Israel dengan keharusan
meninggalkan zona aman (Kel. 3: 1-6)
C. Panggilan Musa
Allah
menjumpai Musa dan memperkenalkan diri-Nya (Kel. 3: 1-6) – pentingnya mengenal
siapa yang memanggil. Kel 4:13 Allah memanggiil Musa untuk memimpin Israel
keluar dari Mesir., Musa menolak karena ia tidak pintar bicara, seorang
plegmatik.. Allah membukakan keadaan Israel – sharing (Kel. 3: 7-9) –
(a)
Allah telah tahu dan memperhatikan
penderitaan orang Israel (ay. 7); (b) Allah turun untuk melepaskan
mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka ke Kanaan (ay. 8); (c)
Seruan atau teriakan orang Israel telah sampai kepada Allah (ay. 9)
D. Perintah Allah & Respon Musa
Pergilah,
Aku mengutus engkau ke Firaun untuk membawa umat-Ku keluar dari Mesir (3: 10). Allah
memperkenalkan diri – Keadaan dibukakan/sharing beban – Musa dipanggil,
diperintahkan & diutus dengan tugas yang jelas sebagai alat Allah untuk
membebaskan umat-Nya
E. Respon dan Dalih Musa
1.
Merasa tidak layak (3: 11) – ’siapakah
aku ini, maka aku yang menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari
Mesir?’
Perintah
Tuhan disertai dengan jaminan penyertaan-Nya dengan tanda bahwa Tuhan yang
mengutus dia, yakni mereka akan beribadah kepada Allah di sebuah gunung (3: 12)
2.
Takut legitimasinya dipertanyakan (3: 13) – ‘bagaimana
tentang nama-Nya dan apa jawabanku?’
Pentingnya
keabsahan diutus oleh Allah sehingga tidak sembarang mengklaim
Pengenalan
pribadi Allah yang mengutus sangatlah penting sebagai legitimasi panggilan dan
pengutusan. Allah memperkenalkan diri-Nya (Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah
Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, itulah nama Allah untuk selama-lamanya
dan sebutan nama-Nya turun temurun) kemudian menekankan kembali bahwa Dialah
yang mengutus Musa (3: 14-15).
Setelah
menegaskan siapa diri-Nya, Allah kembali memerintahkan Musa untuk pergi (3: 16)
dengan strategi atau metode kerja sbb:
·
Berbicara kepada key person Israel (3:
16)
·
Bukakan bahwa telah bertemu dengan Allah yang
telah mengindahkan mereka atas perlakuan orang Mesir (3: 16b)
·
Tuhan akan menuntun Israel keluar dari Mesir
menuju Kanaan yang berlimpah susu dan madunya (3: 17)
·
Bekerjasama dengan key person menghadap
Firaun dan minta izin keluar ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk
mempersembahkan korban kepada Tuhan di sana (3: 18)
·
Tuhan mengingatkan bahwa Firaun tidak akan
membiarkan Israel pergi kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat (3: 19-22) – Ini
penting supaya Musa dan org Israel tahu bahwa bukan karena kekuatan mereka yang
membuat Firaun mengizinkan keluar, melainkan kuasa Tuhanlah yang memungkinkan
hal itu
3.
Takut kredibilitasnya dipertanyakan – takut
ditolak (4:
1) – ‘bagaimana jika mereka tidak percaya dan tidak mendengar perkataanku
dan berkata bahwa Tuhan tidak menampakkan diri kepadaku?’ Tuhan meneguhkan
panggilan-Nya dengan memberikan kuasa kepada Musa, melalui berbagai mujizat (4:
2-9)
4.
Merasa kurang kapabilitas/kemampuan – takut
gagal (4:
10) – ‘tidak pandai bicara sebab berat mulut dan berat lidah sejak dahulu’
Tuhan
meneguhkan Musa dengan berkata bahwa Dialah sumber segala sesuatu dan bagi Dia
tidak ada yang mustahil. Tuhan akan mengajar dan memampukan Musa (4: 11-12)
5.
Mengelak karena merasa ada orang yang lebih
patut daripada dirinya (4: 13) –rendah hati atau rendah diri?
Allah
murka dan membukakan bahwa Musa punya saudara/orang lain yang bisa dipakai-Nya
untuk mendampingi serta diberi kuasa atau tongkat untuk mengadakan mujizat (4: 14-17) – team-work
F.
Ketaatan
Musa
Musa
pamit mohon izin dari mertua (4: 18). Tuhan memberitahukan kepada Musa bahwa
orang Mesir yang ingin mencabut nyawanya telah mati (4: 19). Musa berangkat
dengan membawa keluarga (co-partner) 4: 20. Ada perintah Tuhan agar
memperbuat mujizat di depan Firaun, namun Tuhan akan mengeraskan hati Firaun
sehingga orang Israel tidak diizinkan pergi (4: 21-23). Tuhan mengutus Harun
sesuai janji-Nya untuk membantu Musa (4: 27)
Musa
sharing beban dengan Harun dan bersama-sama menjumpai tua-tua Israel untuk
memberitahukan mandat Allah (4: 28-30). Beban lahir ketika mengetahui keadaan orang
lain karena kepedulian (concern) –untuk membangun kepemimpinan atau
pelayanan terlebih dulu bagikan beban bukan langsung berbicara soal tugas. Orang yang memiliki jabatan/posisi tanpa
memiliki beban,. ia tidak akan bekerja. tetapi orang yang memiliki beban,
menangkap visi, pasti akan bekerja
sekalipun tidak memiliki posisi. Respon Israel kepada Allah yang mengindahkan
kesengsaraan mereka: Mereka berlutut dan sujud menyembah Allah (4: 31) bd. Neh.
2: 16-18
G. Tugas Dimulai
Musa
menghadap Firaun, namun ditolak hingga akhirnya Tuhan sendiri yang bekerja
(psl. 5-11). Tidak mundur begitu ditolak oleh Firaun (5: 2-3). Diprotes oleh
para mandur Israel karena dianggap sebagai menambah beban dan sengsara mereka.
Musa dianggap membusukkan nama dan mau membunuh mereka (5: 20) –yang ditakutkan
Musa sebelumnya kini menjadi kenyataan. Melaporkan penolakan Firaun dan protes
Israel pada dirinya dan sekaligus protes kepada Allah yang memerintahnya (5:
22-23). Diteguhkan Tuhan kembali dengan janji penyertaan dan kuasa-Nya yang
menjamin pembebasan Israel (5: 24; 6: 1-7). Hal ini penting karena Musa
mengalami penolakan dari 2 sisi (dari Firaun dan orang Israel). Sebagai
pemimpin ketika menghadapi kesulitan di dalam pelayanan atau pekerjaan jangan
cepat mundur, cepat datang kepada Tuhan. Ketika ada pimpinan yang keras dan
kejam, belum tentu itu bukan pimpinan Tuhan kita bekerja disana. Tempat kerja
yang nyaman belum tentu pimpinan Tuhan, tempat kerja yang tidak nyaman, belum
tentu karena Tuhan tidak memimppin kita. Setelah janji Tuhan meneguhkan Musa, Musa
terus ditolak Firaun (sampai kali ketiga, 7: 10-13) dan berkali-kali diprotes
dan ditolak Israel (6: 8) namun kembali diteguhkan oleh Tuhan (6: 9-12)
Pada
awal kepemimpinan Musa dia mendapat penolakan dari Firaun dan dari Israel. Wajarkah
jika Musa langsung melarikan diri? Wajar, tetapi Musa tidak mundur karena jelas
panggilannya.. Dalam pekerjaan kita bisa
mendapat penolakan dari 2 sisi (pimpinan dan bawahan), apakah kita
mundur? Mari belajar dari Musa yang terus maju walaupun mengalami pergumulan.
Belajar
dari Musa, ditolak berkali-kali dan disalahkan Israel Musa berkali-kali, tetapi
Musa tetap teguh memimpin Israel. Menghadapi hal
ini , Musa kembali protes kepada Tuhan (6: 29), tetapi Tuhan kembali meneguhkan
panggilannya (6: 22-7: 9). Cat: Ketika menghadap Firaun, usia Musa sudah 80
tahun. Ia 40 tahun di Mesir, 40 tahun di Midian, 40 tahun di padang gurun. Musa
memimpin usia 80 tahun dan ditolak berkali-kali.
Musa
diberi kuasa oleh Tuhan mendatangkan tulah (10x) sehingga Firaun mengizinkan Israel pergi (7:
3-5, 14-12: 42).
Catatan:
Dipanggil Tuhan demi umat-Nya bukan berarti tanpa rintangan dan tantangan,
tetapi ada penyertaan Tuhan di dalamnya
Pada
tulah ke 10 orang Israel yang memiliki tanda darah di pintunya dilewatkan oleh
malaikat dan tidak ada kematian anak sulung, dan di Mesir semua anak sulung
meninggal dan akhirnya Firaun membiarkan Israel pergi. Hal inilah yang
dirayakan orang Yahudi tentang Paskah sampai hari ini, mengingat kelepasan
Allah keluar dari Mesir. Kini paskah dirayakan karena kebangkitan Yesus pada
hari yang ketiga. Yesus adalah korban yang sempurna. Sehingga bagi orang
Kristen, paskah ada 2 : kelepasan Israel dari Mesir dan kebangkitan Yesus.
H. Tugas yang lain
Musa
bukan saja membawa Israel keluar dari Mesir, tetapi juga membangun spiritualias umat (12: 1-28, 43-51).
Musa bukan nabi, Musa adalah seorang tokoh politik, penguasa yang memiliki karunia kenabian. Jika kita memiliki
posisi pemimpin di pekerjaan , kita tidak sebatas pemimpin di perusahaan, tapi
pemimpin kerohanian dalam arti membangun nilai-nilai etika, dan integritas
dalam profesi kita. pekerjaan kita tidak boleh lepas dari nilai intrinsik kerja
yaitu :kita bekerja dan menghadirkan kerajaan Allah (membangun nilai,
kesejahteraan dan hadir menjadi berkat)àMisi. Mandat kita ada
2 :mandat Injil,dan mandat budaya . Inilah yang disebut misi holistik/integral (apa yang disebut
penyelesaian dosa sosial terintegrasi untuk menyelesaiakan dosa vertikal). Misi
Injil dan misi sosial ini dilakukan sesuai kebutuhan , mana yang lebih
mendesak, hal itu yang dilakukan lebih dulu,
Israel
kembali protes karena kondisi ‘terjepit’ dikejar Firaun (14: 1-13) – ‘lebih baik bekerja diperbudak di Mesir
daripada mati di padang gurun’ (ay. 11-12). Inilah mental budak orang Israel,
lebih suka hidup enak, takut menghadapi resiko. Peluang dan tantangan berada
pada satu ruang dan waktu yang sama, dan kita harus melihat dengan jeli..Musa
mengatakan bahwa Tuhanlah yang berperang bagi Israel (14: 13-14). Pemimpin
harus berani mendukung orang lain. Ketika melihat ancaman, seorang pemimpin
akan tegar dan mampu menguatkan anggotanya. Maka pemimpin bukan sebatas posisi,
tetapi pengaruh. Adakah kehadiran kita bisa menyelesaikan yang kacau, bisa
menenangkan dan memberi semangat orang-orang di sekitar kita, berarti kita
adalah pemimpin. The real leader adalah yang memiliki pengaruh. Mungkin kita
bisa saja tidak menjadi pemimpin di pekerjaan, tapi ketika kita bisa mengarahkan kantor itu berintegritas,
mengarahkan melihat peluang ke depan, kita adalah pemimpin. Kita mungkin bukan
kepala sekolah, tapi ide kita digunakan dan kita dihormati di sekolah, kita
adalah pemimpin. Di gereja mungkin kita bukan pendeta, tapi ide kita dapat
membangun gereja, kita adalah pemimpin.
Jangan kejar ambisi posisi tapi memiliki
pengaruh.
Oleh
kuasa Tuhan yang menyeberangkan mereka di laut Teberau dan sekaligus membuat
Firaun serta pasukannya mati, membuat Israel percaya pada Tuhan dan Musa (14:
15-31) – adakalanya karya nyata sebagai bukti kuasa Tuhan dan keabsahan
panggilan. Kadang-kadang dibutuhkan sebuah konfirmasi dari Tuhan untuk sebuah
panggilan., Konfirmasi dengan pernyataan kuasa Tuhan, konfirmasi ketika kita
lepas dari kekacauan, konfirmasi ketika kita bisa menggatasi kesulitan. Dalam
kondisi kesulitan (chaos), kita bisa dipakai Tuhan, dan itu sebagai konfirmasi
dari Tuhan bahwa kita adalah seorang pemimpin. Musa bernyanyi dengan orang
Israel, memuji Tuhan atas kasih dan kuasa-Nya bersama Israel (15: 1-21)
Diperhadapkan
kembali pada sungut-sungut Israel karena tidak ada air yang dapat diminum di
gunung Horeb (Mara dan Meriba) 15: 23-24. Secara geografis, orang Israel paling
lama tiba di Mesir itu 40 hari dan akhirnya mereka tiba 40 tahun karena dosa
Israel. Orang Israel mengeluhkan air, makanan dan akhirnya Tuhan menurunkan
manna untuk orang Israel hingga mereka sampai di Mesir.
Menghadapi
sungut-sungut/protes Israel saat berangkat dari Elim ke gurun Sin (antara Elim
dengan gunung Sinai) pada hari ke-15 bulan kedua setelah keluar dari Mesir, di
mana Israel mengeluhkan makanan yang tidak selezat di Mesir (16: 2-3) sehingga
Tuhan menurunkan manna (16: 4-36)
Musa
bertengkar dengan Israel dari gurun Sin ke Rafidim karena tidak air (17: 1) dan
menganggap Musa mau membunuh mereka bersama istri dan anak-anaknya (17: 2-3)
sehingga mereka mempertanyakan apakah Tuhan ada ditengah-tengah mereka (17: 7).
Musa selalu diperhadapkan dengan sungut-sungut dan protes orang Israel ketika
kesulitan tiba, namun Musa melihat hal itu dialamatkan bukan pada dirinya
melainkan kepada Tuhan (16: 8). Pernahkah kita bertanya apakah Tuhan
benar-benar menempatkan kita di tempat ini? Jika jelas panggilan Tuhan, kita
harus tetap bertahan disitu. Penolakan dan protes Israel dipandang Musa bukan
kepada dirinya tapi kepada Allah, karena Allah yang memangil, Allah yang
menyertai dan Allah yang menolong.
Musa
diiberi kuasa oleh Tuhan (tangan Musa terangkat) sehingga menang melawan
serangan Amalekh (17: 8-16), Jika tangan Musa turun, Israel kalah perang, jika
tangan Musa naik, Israel menang perang. Karena itu sangat penting wibawa
rohani. bukan hanya posisi. Mari memiliki wibawa rohani dengan hidup suci dan
dalam kebenaran.Musa seharian harus mendengar masalah dari seluruh Israel dan
Yirtro menegur Musa. Musa mau menerima
nasehat orang lain (Yitro, mertuanya)
dengan mengangkat pemimpin 1000, 100 dan 10 dengan kualifikasi yang
tepat (18:1-25). Pemimpin yang benar adalah pemimpin yang mau mendengar
masukan, mau mendelegasikan tugas dan tanggung jawab. Tidak ada pemimpin yang
bisa maju jika ia tidak mau mendengar nasehat. seperti ditulis dalam Amsal
“semakin banyak penasehat, maka semakin baik” tapi tergantung penasehatnya baik
atau tidak. Di gurun Sinai Musa menghadap Allah (19: 3-25) dan menerima hukum
Taurat (20: 1-17) dan peraturan ibadah dan tatanan masyarakat Israel (psl.
20-23). Dua loh batu bertulis hokum taurat adalah kitab suci yang pertama.
Naik
gunung Sinai selama 40 hari/malam untuk menerima loh batu hukum dan perintah
yang ditulis Tuhan (24: 12-18) dan peraturan kemah suci serta tatanan
peribadahan Israel (psl. 25-31). Marah ketika dia turun ditemukannya Israel
telah menyembah patung anak lembu emas (32: 15-20) karena menurut orang Israel
Musa mengundur-undur waktu di Sinai (32: 1-6) dan Musa memarahi kakaknya, Harun
(32: 21-24). Mari tetap memelihara kondisi rohani yang sehat supaya kita peka
terhadap dosa, jangan kompromi dengan dosa. Musa tegas kepada Israel dan marah
kepada Harun. Pemimpin yang benar adalah pemimpin yang tegas dengan dosa dan komitmen
tegas terhadap kebenaran. Musa tidak sungkan menegur abangnya sendiri Harun.
Musa
membela Israel di hadapan Tuhan dan memohon belaskasihan-Nya (32: 11-14) – ciri
pemimpin yang bertanggungjawab atas kesalahan anggotanya. Ada banyak pemimpin
“cuci tangan” terhadap kesalahan anggotanya. Pemimpin bertanggung jawab atas
kelemahan, kekurangan anggotanya. Musa merestorasi iman dan peribadahan Israel
dengan memberikan mereka kebebasan memilih apakah ikut Tuhan atau tidak (32:
25-29). Musa kembali naik ke Gunung Sinai menerima Taurat Tuhan dan membela
Israel kembali mohon pengampunan Allah (32: 30-35) dan rela berkorban demi
Israel (32: 32). Seorang pemimpin harus belajar bertanggung jawab bagi orang
yang dipimpinnya tapi juga belajar merestorasi iman mereka.
Tidak
mau melanjutkan pemimpin Israel menuju Kanaan apabila Tuhan tidak mau menyertai
Israel kembali (33: 12-17) karena sebelumnya Tuhan mau menyuruh malaikat saja
karena Israel yang tegar tengkuk (33: 2-3). Musa menolak untuk pergi jika Allah
tidak menuntun mereka. Sangat dibutuhkan kehadiran dan penyertaan Allah didepan
Israel, Karena tanpa kehadiran Allah secara langsung karena Musa takut
kepemimpinannya gagal membawa Israel masuk ke Kanaan.Musa kembali ke Sinai
untuk menerima Taurat dengan loh yang dibuat Musa sendiri (psl. 34:19.Berdoa
bagi Israel yang dipimpinnya (34: 8-9)
Dengan
puasa supra-natural selama 40 hari/malam (34: 28), Musa menerima dan menuliskan
Taurat Tuhan kembali (34: 10-27). Kedekatannya dengan Tuhan membuat wajah Musa
bercahaya sehingga tidak seorangpun mampu menatap wajahnya setelah dia turun
dari Sinai (34: 29-35) – wibawa rohani seorang pemimpin. Wibawa rohani membuat
wajah kita bercahaya, bukan karena anggota takut karena posisi kita sebagai
pemimpin. Mari kita baca Ulangan 34:4
Musa tidak akan memasuki Kanaan sehingga di Ulangan 31, Musa mempersiapkan
Yosua sebagai pengganti. Bukan hal yang mudah memikirkan ia tidak akan masuk ke
tanah Kanaan dan harus menyiapkan seorang pengganti. Mari mempersiapkan
kaderisasi, supaya ketika kita pergi tetap ada yang dapat melanjutkan
pelayanan/pekerjaan kita.
SOLIDEO
GLORIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar