Oleh :
Desmiyanti Tampubolon, STP,
MDiv
Kitab
ini ditulis tahun 460 SM, . Kitab
Ester sangatlah unik sebab dalam kitab Ester nama Allah atau pun nama YHWH
tidak ada tertulis. Namun Allah bekerja melalui Mordekhai dan Ester. Dalam
kitab Ester konteks keadaan berada di Susan, ibu kota Persia. Sampai saat ini
belum dapat dipastikan siapa pengarang kitab Ester. Ada yang mengatakan ,yang
menulis kitab Ester adalah seorang dari Synagoge, ada juga berpendapat bahwa Mordekhai adalah pengarang
dari kitab ini (bad. Est. 9:20). Pendapat lain mengatakan bahwa Ezra atau
Nehemiah yang menulis kitab ini, tetapi berdasarkan bukti linguistik tidak ada
kecocokan style dan diksi antara kitab Ester dengan Kitab Ezra atau Nehemiah. Pandangan yang lain mengatakan bahwa seorang Yahudi
Persia yang tidak diketahui namanya yang menuliskan kitab ini untuk menjadi
kitab pencatatan sejarah, sehingga nama Allah tiak dicantumkan secara tertulis. Walaupun tidak diketahui dengan pasti siapa yang
menulis kitab ini namun dengan rasio kita dapat menyimpulkan kemungkinan
penulis kitab ini adalah (1) seorang Yahudi, yang pro tindakan Yahudi dan
mengetahui budaya Yahudi, dan (2) Seorang Yahudi Persia yang menjadi saksi mata
kejadian yang terjadi dan sepertinya punya akses terhadap catatan Persia (9:20)
Mari kita membaca Ester pasal 4
Siapakah
Ester ?
Ia adalah seorang Yahudi, yatim piatu anak saudara
ayah Mordekhai dan diangkatnya menjadi anak (Est 2:7). Ester asalnya bernama Hadasa
(Est 2:7), nama Ibrani yang berarti tanaman "murad"
(inggris:Myrtle). Hadasa (Ibrani) artinya dihiasi dengan keindahan.
Semua orang-orang Yahudi yang tinggal di Persia harus mengganti nama mereka
dengan nama Persia, sehingga nama Hadasa diganti dengan nama Ester.
Ada anggapan bahwa nama "Ester" berasal dari
kata "Astra" yang dalam bahasa Media Persia berarti tanaman murad. Ada
pula anggapan bahwa nama Ester berasal dari nama dewi Ishtar,
berdasarkan catatan Kitab Daniel bahwa orang-orang Yahudi dalam pembuangan
diberi nama dewa-dewa Babel, sebagaimana nama "Mordekhai” dapat diartikan
"hamba dewa Marduk”, salah satu dewa Babel. Nama Ester dengan kata Persia
artinya "bintang" (bahasa Inggris: star) menjelaskan bahwa
Ester diberi nama demikian karena cantiknya seperti bintang yang bercahaya
Kisah Ester menjadi ratu dimulai dari pasal 1.Suatu
saat Raja Ahasyweros mengadakan pesta di istana bersama para pembesar dan kaum
bangsawan, raja memamerkan kekayaan kemuliaan kerajaannya sampai 180 hari (Est
1:1-4),kemudian raja memanggil ratu Wasti untuk memperlihatkan dirinya kepada
semua tamu yang hadir, tapi ratu Wasti menolak, hal ini membuat raja marah dan
memecat ratu Wasti (Est 1:11-12). Akhirnya raja mulai mengumpulkan perempuan di
daerah kerajaannya untuk menggantikan ratu Wasti dan Ester terpilih menjadi
ratu
Proses pemilihan ratu menghasilkan Ester, seorang Yahudi
yang dibesarkan oleh paman dan ayah angkatnya Mordekai. Dia memerintahkan Ester
untuk merahasiakan asal usulnya dan hubungan dengannya.(Est 2:10). Mengapa
Ester ikut dalam kontes pemilihan ratu tidak diketahui pasti, kemungkinan
karena menyembunyikan statusnya sebagai orang Yahudi sehingga ia ikut serta,
atau semua wanita cantik memang harus ikut dalam pemilihan ini (Ester 2:8).
Di Ester 2:21, Mordekhai mengetahui persekongkolan
Bigthana dan Teresh untuk membunuh raja, yang kemudian diberitahukan kepada
Ester, dan dilaporkan kepada raja memakai nama Mordekai. Bigthana dan Teresh
disulakan pada tiang. Raja biasanya menghargai kesetiaan, tapi untuk suatu
alasan Mordekhai tidak diberi penghargaan, dan hal ini terlupakan, walau
ditulis dalam tulisan raja saat dia mencarinya (Ester 6:2). Di pekerjaan
mungkin kita juga akan mengalami seperti Mordekhai, kita sudah melakukan banyak
prestasi kerja, bekerja keras, tetapi orang lain yang mendapat penghargaan,
posisi. Mordekhai tidak menuntut penghargaan apapun walau telah berjasa bagi
raja.
Di pasal 3 tiba-tiba Haman, karakter baru,
diperkenalkan. Raja mengangkat dia
diatas semua orang dan sangat mempercayai dia. Raja memerintahkan semua
warganya menunjukan hormat pada Haman, dengan berlutut dan sujud kepada Haman,
tetapi Mordekhai tidak berlutut dan sujud didepan Haman (Ester 3:2). Haman
marah (Est 3:5) dan berniat
menyingkirkan Mordekai dan setiap Yahudi didalam kerajaan. Dia
memberitahu raja bahwa ada ras tertentu yang mau memberontak (Est 3:8-9), yang
tidak mau tunduk, dan raja harus menyingkirkan mereka. Dia menawarkan uang yang
sangat besar pada raja untuk menyatakan hari tertentu dimana setiap orang dalam
kerajaan bisa membunuh setiap orang Yahudi yang mereka temui dan merampas milik
mereka. Upahnya adalah 10.000 talenta perak (1 talenta= 34 kg, di Perjanjian
baru 1 talenta =6000 dinar, 1 dinar= upah dalam sehari), jika dihitung dalam
dinar berarti jumlahnya 10.000 x 6000 =60.000.000 dinar, jika dibagi upah perhari
dalam setahun : 60.000.000/365 hari = gaji 164 tahun. Jumlah yang sangat besar.
Nama dari ras ini tidak diberitahu pada raja, dan dia
juga tidak memintanya. Ahasyweros memberikan cincinnya kepada Haman, seperti
memberi cek kosong. Sekarang Haman memiliki otoritas untuk membuat hukum apapun
yang disukainya dengan nama raja. Saat Mordekhai tahu hukum apa yang sedang
dibuat oleh Haman, dia mulai berkabung (Est 4:1). Dia tidak berkabung secara
pribadi, tapi didepan umum; sangat terbuka. Mordekai pergi ketengah kota dan ke
“gerbang raja.” Dia tidak masuk gerbang, karena terlarang bagi yang
berkabung. Raja menjauhkan dirinya dengan kesedihan. Sangat tidak popular
menunjukan kesedihan di istananya (lihat Nehemiah 2:2). Raja abad
pertengahan tidak memiliki “tempat berkabung” hanya tempat bergurau.
Melihat Mordekai berkabung sangat menekan Ester. Tapi,
usaha awalnya bukan mempelajari kenapa Mordekai berkabung tapi membujuknya
untuk berhenti berkabung (Est 4:4). Apakah ini karena hal itu menekan yang lain
dan berbahaya (Mordekhai sedekat mungkin dengan istana, tapi tidak melewati
gerbang raja)? Dia mengirim pakaian kepada ayah angkatnya, berharap bisa
membujuknya berhenti berkabung. Tapi Mordekai tidak bisa dinasehati. Esther
perlu mengetahui apa yang terjadi, jadi dia mengirim pelayan terpercayanya
kepada Mordekai untuk menyelidiki kenapa dia berkabung dan tidak mau berhenti.
Mordekhai melaporkan pada Hatah semua yang terjadi padanya (ayat 7). Dia mengatakan
jumlah harta yang dijanjikan Haman dan salinan keputusan yang tidak bisa
ditarik kembali. Hal ini diperintahkan kepada Hatah untuk dikatakan pada Ester,
bersama dengan perintah agar dia menghadap raja dan memohon bagi bangsa Yahudi.
Ester mengatakan pada Mordekai melalui Hatah (Est
4:10) bahwa menghadap raja tanpa dipanggil, melawan hukum. Hukumannya adalah
kematian. Ester tidak bisa menghadap
tanpa diundang, satu-satunya harapan adalah dia diperintah oleh raja. Inilah
masalahnya; sudah 30 hari Ester tidak diundang bersama raja. Jawaban apalagi
yang bisa diberikan kepada Mordekhai selain“tidak” ? Setiap orang yang
menghadap raja adalah karena diundang raja, peraturan ini juga berlaku bagi
ratu, setiap orang yang melanggar akan mendapat hukuman mati.
Kapan kita pernah bertindak seperti Ester? Dengan
kedudukan dan kuasa yang kita miliki, pernahkah kita memperjuangkan bawahan
kita untuk mendapatkan haknya, penilaian kerja yang tidak adil dan kita
perjuangkan supaya mendapat posisi yang lebih baik?
Mordekhai mengingatkan, untuk berpikir dengan baik.
Keputusan dari Haman mencakup semua orang Yahudi, sekalipun Ester berada di
istana raja, akan diketahui jika ia ternyata seorang Yahudi juga, dan jika
Ester terluput dari hukuman ini, kaum keluarganya akan binasa (4:13). “Sebab
sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul
juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain….Siapa tahu mungkin
justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu”.
Mordekhi mengingatkan resikonya pada Ester, ia juga pasti tidak akan terluput
dari hukuman ini dan seandainya ia terluput, seluruh keluarganya juga akan
binasa. Jika saat ini Ester menjadi ratu, mungkin memang ia disiapkan untuk hal
ini.
Resiko seperti apa yang kita hadapi ketika Allah
menempatkan kita di pekerjaan? Apakah kita pernah menghadapi ancaman akan
dipecat jika bersikap jujur dan berintegritas? Posisi apa yang Tuhan percayakan
pada kita saat ini dan untuk tujuan apa kita ditempatkan Allah disitu? Sebagai
apa dan posisi apapun dalam pekerjaan, mari berjuang mempertahankan hidup benar
di hadapan Tuhan.
Sebelum Ester menghadap raja, Ester memberikan
perintah kepada Mordekhai agar Mordekhai mengumpulkan seluruh orang Yahudi di
Susan dan berpuasa baginya. Jangan ada yang makan atau minum selama 3 hari,
siang dan malam (Ester 4:16). Dia dan pelayannya akan melakukan itu, dan
kemudian akan pergi menghadap raja. Dia akan melawan hukum dan mempertaruhkan
nyawanya.Yang menarik pada bagian ini adalah bagaimana pernyataan dari Ester
untuk membela kaumnya umat Yahudi yaitu, “. . . kalau terpaksa aku mati,
biarlah aku mati” (Ester 4:16b). Ester meminta dukungan semua orang Yahudi
untuk berpuasa selama 3 hari. sebuah permohonan yang sungguh-sungguh kepada
Allah sebelum ia masuk menghadap raja. Seberapa sering dan lama kita pernah
berdoa bagi orang lain, bagi bangsa dan Negara kita, bagi provnsi dimana kita
tinggal dan bekerja?
Setelah semua orang Yahudi berpuasa selama tiga hari,
Ester mempertaruhkan nyawanya dengan menghampiri raja tanpa diundang (Est
4:1-17). Pada hari yang ketiga (Est 5:1) Ester,berdiri di pelataran dalam
istana raja. Hal ini dilakukannya agar ia mendapat perhatian dari raja. Saat
itu, raja sedang bersemayam di atas tahta kerajaannya, di dalam istana raja.
Patut dicatat bahwa pelataran dalam istana raja
merupakan tempat khusus bagi
raja. Hukuman mati disediakan bagi mereka yang berada di pelataran dalam istana
raja itu jika raja tidak berkenan memanggil (bdk. Est 4:11a). Oleh karena itu,
tak heran bila Ester berusaha untuk tampil semenarik mungkin, yakni dengan
mengenakan pakaian ratu. Besar harapan Ester agar raja tertarik saat melihatnya
dan berkenan memanggilnya! Strategi Ester dengan berpenampilan sebaik mungkin
dan mengenakan pakaian ratu, supaya raja mengizinkan dia untuk masuk dan
berbicara.
Ester berhasrat untuk mendapat perhatian raja karena
Ester berniat untuk memohonkan sesuatu kepada raja berkenaan dengan nasib
bangsanya (Yahudi!). Bangsanya sedang berada di ujung tanduk, sebab Haman,
seorang petinggi istana, telah merencanakan untuk membantai seluruh orang
Yahudi di kerajaan Ahasyweros, karena ia merasa telah dilecehkan oleh
Mordekhai, seorang Yahudi, paman sekaligus pengasuh Ester (bdk. Est 3:2-4:17). Usaha
Ester rupanya berhasil,raja berkenan kepadanya,
ketika ia melihat Ester berdiri di pelataran.
Raja lantas mengulurkan tongkat emas kepada Ester.
Uluran tongkat emas tersebut merupakan sebuah tanda penerimaan raja kepada
Ester. Dengan mengulurkan tongkat emas, raja juga menyatakan kuasa yang dimilikinya
pada Ester (bdk. Est 4:11; 8:4). Raja bertanya pada Ester perihal maksud dan
keinginannya dikuti dengan pernyataan raja “Sampai setengah kerajaan
sekalipun akan diberikan kepadamu” (Est 5:3)
Permintaan Ester sederhana “Jikalau
baik pada pemandangan raja, datanglah kiranya raja dengan Haman pada hari ini
ke perjamuan yang diadakan oleh hamba bagi raja.
Ia hanya meminta agar raja bersama dengan Haman (seorang petinggi istana raja yang
berencana untuk memusnahkan orang Yahudi di kerajaan Ahasyweros karena merasa telah
dilecehkan oleh Mordekhai (Bdk Est 3:1-5) datang ke perjamuan yang ia adakan.
Biasanya, perjamuan selalu diselenggarakan dengan intensi atau tujuan yang
dianggap penting (bdk. Est 2:18; 9:22.Lewat perjamuan tersebut, Ester rupanya hendak
mengadukan perbuatan jahat Haman yang telah berencana untuk membunuh semua
orang Yahudi di wilayah kerajaan Ahasyweros. Oleh karena itu,ia hendak memohon
keselamatan bagi bangsanya dan dirinya sendiri pada raja (bdk Est 7:1-6).
Malam itu raja tidak dapat tidur (Est 6:1) dan ia
meminta dibacakan kitab pencatatan sejarah dan menemukan catatan Mordekhai yang
melaporkan persekongkolan Bightan dan Teresh yang ingin membunuh raja, dan
Mordekhai tidak mendapatkan anugrah apapun (Est 6:4). Raja bertanya kepada
Haman apa yang harus dilakukan kepada
orang yang ingin dberi penghormatan oleh raja (Ester 6:6). Haman mengira raja
akan memberi penghormatan bagi dia dan bukan untuk Mordekhai. Lalu Haman
mengusulkan supaya ia mengenakan pakaian
yang biasa dipakai raja, menaiki kuda yang biasa dikendarai raja, mengenakan
mahkota kerajaan dan diarak keliling
lapangan kota sambil berseru-seru :”Beginilah
dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya” (Ester
46:7-9). Lalu raja memerintahkan supaya semua yang dikatakan Haman itu
dilakukan kepada Mordekhai dan Haman sendiri yang memimpin acara penghormatan
itu.
Tibalah pada acara perjamuan Ester dengan raja dan
Haman, Ester mengatakan bahwa ia dan
orang-orang sebangsanya (Yahudi) yang berada dalam kerajaan Ahasyweros terancam
punah karena bakal dibunuh dan dibinasakan (Ester 7:4). Lebih jauh, Ester
menambahkan bahwa dalang dari kemalangan yang menimpa Ester dan orang-orang
sebangsanya adalah Haman. “Lagipula tiang yang dibuat Haman untuk Mordekhai,
orang yang menyelamatkan raja dengan pemberitahuannya itu telah berdiri didekat
rumah Haman” (Est 7:9), raja memerintahkan agar Haman disula kan pada tiang itu
Usaha Ester (dan Mordekhai) berhasil menyelamatkan
orang Yahudi, dan tindakan serta euforia orang Yahudi dalam merayakan
pembebasan mereka dari usaha pemusnahan yang dilancarkan Haman(Ester 8-9). Ester
berhasil mendapat kuasa dari raja Ahasyweros untuk menetapkan surat titah yang
bisa menyelamatkan nyawa orang Yahudi. Pasal 9 berkisah tentang tindak lanjut
orang Yahudi atas surat titah tersebut, diceritakan tentang bagaimana orang
Yahudi membantai semua orang yang dulu pernah memusuhinya, serta penetapan hari
raya Purim sebagai peringatan sukacita lolosnya orang Yahudi dari bahaya maut
yang mengancam mereka.
Tokoh
Ester mengajar kita:
·
Untuk bergantung
sepenuhnya pada Allah (Ester 4:15-17), karena Dia memelihara kita
·
Untuk percaya kepada
Allah, sebab waktu Tuhan sangat sempurna
·
Untuk melakukan apa
yang benar, diplomatis, punya strategi dan pendekatan (Est 5:1-8; 7:1-6)
·
Untuk bertindak,
dengan berani menerima resikonya (Est 4:6)
·
Untuk tekun berdoa
melewati masa-masa kritis dan meminta dukungan doa dari banyak orang
Kisah
Ester menunjukkan:
·
Pemeliharaan Allah
berarti bahwa Ia berkuasa penuh atas dunia. Ia Allah yang berotoritas dalam
hidup kita, Ia mampu mengubahkan segla sesuatu menjadi baik.
·
Allah selalu ingat
akan umat-Nya, ketika banyak orang Yahudi
di Persia berpikir bahwa Allah telah melupakan mereka
·
Allah mengatur segala
peristiwa. Allah menempatkan Ester pada kedudukan penting pada waktu yang
tepat. Pada waktu diperlukan, Dia bahkan membuat Raja Ahasyweros tidak dapat
tidur (Est 6:1)! Allah sungguh-sungguh bekerja
Mari belajar seperti Ester, berani berjuang untuk orang lain, dimanapun
kita bekerja dan sebagai apapun, berani bertindak, memiliki doa yang
sungguh-sungguh untuk sebuah perubahan karena Allah kita adalah Allah yang
berotoritas dan selalu memelihara kita.
SOLIDEO
GLORIA