Oleh : Herlina Silitonga, MA
Berbicara
tentang connecting to God mungkin adalah hal yang biasa kita dengar, karena
sudah kita pelajari sejak kita mahasiswa, atau juga kita tetap antusias karena
ingin belajar lagi tentang arti connecting to God. Tema ini sesuatu yang dalam
dan indah jika terjadi didalam hidup kita. Relasi kita dengan Allah memberi
makna yang dalam. Mari kita baca Ul 6:5 ; Mat 22:37. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.
Hubungan dengan Allah dihubungkan dengan hukum yang pertama , didasari
oleh kasih kita kepada Allah, bukan karena kita sudah lahir baru. Jika kita
mengatakan kita mengasihi Allah tapi tidak nyata dalam kebidupan kita, maka
akan dipertanyakan apakah benar kita mengasihi. Sama seperti pasangan yang
saling mengasihi, tapi mereka sangat jarang bertemu, apakah mereka benar-benar
mengasihi? Membangun relasi dengan Allah
adalah Kasih. Wujud
kasih Allah dan kasih kita adalah adanya hubungan yang dekat dan dalam satu
sama lain. Dimana hubungan itu terjadi
karena adanya unsur kesengajaan dari kita untuk menciptakannya. Nyata dalam kehidupan raksasa rohani di Alkitab :
Yesus (menyediakan waktuNya
untuk bertemu dengan Bapa), begitu juga dengan Daniel dan Daud memiliki relasi dengan Allah.
Connecting
with God = menyediakan ruang dalam hidup kita setiap hari untuk mempererat
hubungan dengan Yesus.
Connecting with God tidak sama
dengan
menyisihkan waktu untuk baca Alkitab dan berdoa secara rohani tanpa memiliki
hubungan pribadi dengan Tuhan., bukan sebatas aktifitasnya seperti sudah saat teduh dan berdoa. Tapi
apakah ketika kita melakukannya, kita mengalami Allah hadir bersama kita. Tentu
ini bukan sesuatu yang mudah. Kita bisa saja menyanyikan pujian pada Allah tapi
kita tidak mengalami Tuhan secara pikiran, emosi, tingkah laku.
Realitanya apa
yang kita rasakan ketika saat teduh kita? Dimana pemikiran, tingkah laku dan
emosi kita? Setiap kita berelasi dengan Allah, kita secara utuh menikmati
kebersamaan dengan Allah. Kadangkala ketika kita berdoa, pikiran kita bisa ke
kantor, mau mempersiapkan makanan. Hal ini sering tidak kita sadari kita telah
terbawa arus. Sesungguhnya dalam relasi kita dengan Allah tapi kita tidak
bertemu dengan Dia.
Kita harus memahami ini adalah relasi yang
kita bangun dalam keutuhan dengan Allah. Allah ingin hubungan yang
mendalam, secara utuh dengan Tuhan.
Connecting with God artinya :
·
Tuhan rindu bertemu dengan kita (Mat 23:37; Yoh 15:15). Kerinduan hati Allah Sang pencipta untuk
bertemu dengan kita.
·
Kita memerlukan persekutuan dengan
Allah(Yoh
15:5). Apakah hal ini
karena Allah itu tidak terlihat? Jika
kita membutuhkan seseorang, pasti kita akan segera bertemu dengannya. Kita
semua memerlukan Allah, tanpa Allah kita tidak bisa berbuat apa-apa. Apakah
kesadaran ini menahan kita bersekutu dengan Allah?
·
Dunia ini sangat perlu melihat Kristus
di dalam diri kita (2 Kor 2:14; 2 Kor 3:18; Kel 34:29-35). Ini bisa terjadi jika kita memiliki
relasi yang dekat dengan Allah, maka orang-orang akan melihat Yesus didalam
kita. Seperti Musa yang turun dari gunung Sinai, orang Israel melihat wajah
Musa berkilauan karena telah berjumpa dengan Allah.
What must I do?
Mari kita
membaca dari Lukas 10:38-42. Yesus dan murid-murid sedang dalam perjalanan dan
di Betania mereka berhenti dan dijamu oleh Maria dan Marta. Maria duduk di
dekat kaki Tuhan dan mendengarkan perkataan Yesus sedang Marta sibuk dengan
menyiapkan makanan dan meminta Yesus untuk menegur saudaranya untuk membantu
dia. Lalu Yesus berkata :“Marta, marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
tetapi hanya satu saja yang perlu : Maria telah memilih bagian yang terbaik,
yang tidak akan diambil daripadanya.” (41-42). Marta, Marta .... : Lukas memakai pola dua kali penyebutan nama untuk
memberitahukan bahwa ada tekanan dalam hal itu.
Yesus
mau menyatakan bahwa apa yang dikeluhkan Marta tidak seperti yang diajarkan dan
dikehendaki Yesus sendiri : sibuk dengan banyak perkara. Sebaliknya yang dikehendaki Yesus (hanya satu yang perlu) : duduk di bawah
kaki Yesus.
Duduk di kaki Yesus adalah
tindakan seorang murid yang rindu dekat dan mendapat pengajaran dari gurunya. Kata ‘perlu’ yang dipakai disini digambarkan di mazmur seperti mazmur 27:4
(diam di rumah Tuhan : menyaksikan kemurahanNya dan menikmati baitNya).
Apakah
Yesus tidak senang terhadap apa yang dilakukan oleh Marta?
Tentu senang (Keluarga Marta menjadi sahabat Yesus, dalam
perjalanan ke Yerusalem Yesus sering singgah di rumah mrk). Tetapi Dia lebih senang dengan apa yang dilakukan
oleh Maria (hanya satu yang perlu : duduk dibawah kaki Yesus) : sebuah relasi,
interaksi, komunikasi, kedekatan emosi, transfer hidup/pengajaran. Inl sebagai gambaran bahwa Allah sangat
menginginkan persekutuan kita dengan Dia. Dalam bahasa asli “sedang Marta sibuk
sekali melayani” kata asli nya berarti “dipisahkan”, oleh keinginannya melayani
Yesus, ia dipisahkan oleh Yesus sehingga ia sibuk melakukan perkara2 yang
duniawi yaitu .untuk menyiapkan makanan bagi Yesus. Kata ini juga mengandung
kata galau. Jadi sekalipun Marta melakukannya, ada dilemma di hatinya, ia ingin
melayani Yesus tapi juga ingin mendengarkan Yesus, karena itu ia protes.
“Tetapi hanya satu saja yang perlu” disejajarkan dengan Mazmur 27:4,”diam
dirumah Tuhan, menikmati kemurahan Tuhan, menikmati baitNya”. Ini adalah bagian
yang dikatakan Yesus bagi kita adalah bahwa Maria telah memilih bagian yang
terbaik yaitu duduk dan mendengarkan perkataan Yesus.
Jean
Fleming mengatakan bahwa ada dua elemen dasar dalam connecting with God, yaitu
: Firman Tuhan dan Doa. Didalam relasi Yesus dengan Maria, ada pengajaran
Yesus yang didengarkan Maria. Kini Tuhan telah menyatakan DiriNya paling utuh melalui
Alkitab; penyingkapan diriNya, sehingga jika kita ingin membangun relasi dengan Allah, melalui
alkitablah elemen dasarnya, karena disitulah
Allah menyatakan
: jati diriNya; seperti apa Dia, apa yang dipikirkanNya, nilai-nilaiNya dan apa
yang Dia benci. Tanpa interaksi secara teratur
dengan Alkitab, kita tidak tahu pasti apakah kita sedang mendengar Tuhan.
Yang kedua
melalui doa, karena dalam percakapan itu bersifat dua arah : memberi dan
menerima. Jika kita
membaca alkitab, kita mendengar dan belajar firman Tuhan.Tuhan berbicara kepada kita
melalui firmanNya dan RohNya. Lalu
kita memberi tanggapan kepadaNya melalui doa.Doa moment kita berbicara kepada
Allah, bersekutu dengan Allah.
Seberapa
banyak waktu kita pakai untuk belajar firman Tuhan, berkomunikasi dengan Allah,
yang menunjukkan relasi kita dengan Allah.
Lectio Divina : berdoa dengan
firman Tuhan. Apakah kita
masih punya waktu untuk bible reading, PI pribadi, PA pribadi? Apakah kita
merenungkan waktu teduh kita selama 30-40 menit, atau cukup dibawah 15 menit?
Tidak ada alasan bagi kita, karena kita sudah bekerja, sudah berkeluarga
sehingga bisa mengabaikan persekutuan pribadi kita dengan Tuhan. Bagaimana kita
bisa menjadi garam dan terang jika kita lalai dalam relasi dengan Tuhan. Allah
ingin kita menikmati persekutuan yang makin dalam dengan Allah. Ini waktunya
untuk kita kembali bangkit dalam relasi kita dengan Allah. Relasi yang baik
dengan Allah akan membuat kita berdampak di dunia.
Apa Hambatan kita bersekutu dengan Allah? (Jean Fleming : Waktu bersama Tuhan)
1. Kekuatiran.
Semak duri yang menghimpit firman pertama yang disebut Yesus adalah kekuatiran hidup.Yang melanda bukan selalu kekuatiran yang disebabkan oleh hal2 besar, tetapi berbagai tuntutan (study, kerja, keluarga, pelayanan, pacar, dll).Jika hal ini muncul, buatlah daftarnya di dalam buku catatan saat teduh, doakan satu persatu, tanyakan tindakan apa yang Allah ingin untuk dilakukan. Kita tidak konsentrasi saat teduh, ketika kita kuatir.
2. Kekayaan.
Uang bukan sesuatu yang buruk tetapi uang bisa menjauhkan hati dan perhatian kita dari Allah.C.S. Lewis : “Salah satu bahaya dari memiliki uang banyak adalah bahwa Anda cukup dipuaskan dengan berbagai kesenangan yang bisa dibeli dengan uang dan karenanya gagal untuk menyadari kebutuhan Anda akan Tuhan. Apabila segalanya tampak mudah, cukup dengan menandatangani cek, Anda bisa lupa bahwa setiap saat Anda sesungguhnya tergantung penuh pada Tuhan.” Kita harus sadari bahwa kekayaan itu juga dalam kendali Allah. Kekayaan bisa membuat kita mengalami kepuasan-kepuasan sehingga merasa tidak memerlukan Tuhan lagi.
3. Kesenangan
Sama seperti kekayaan, kesenangan bisa membagi loyalitas kita dan menjauhkan perhatian kita dari Tuhan. Kesenangan dalam hal olah raga, games, bisnis online, nonton film, pelayanan, nongrong, gosip online, dll. Kesenangan ini menyisakan sedikit waktu untuk Tuhan. Jika kita sudah menemukan kesenangan, apakah kita ingat bahwa kita membutuhkan Allah? Hati-hati karena hal-hal yang menyenangkan kita bisa membuat kita meenjauh dari Allah.
4. Kesibukan
Charles E. Hummel mengatakan : “Bahaya terbesar Anda adalah membiarkan hal-hal yang genting menggantikan hal-hal yang penting”.Kadang kala kita menggeser hal yang penting karena kita ingin menolong orang lain.Hidup yang hiruk pikuk tidaklah kondusif bagi kehidupan Roh. Akibatnya relasi kita bisa menjadi “kering” dengan Allah.
5. Kehilangan rasa takjub
Kalau kita sudah tidak lagi merasa sesuatu yang takjub dalam firman Tuhan, maka ini akan membuat kita tawar dan tidak rindu untuk bersekutu dengan Allah. Jika kita dalam posisi ini, mintalah pengampunan kepada Tuhan dan minta pengenalan yang semakin besar akan siapa Tuhan dan siapa kita mahluk ciptaanNya
6. Penundaan dan kemalasan. Menunda-nunda adalah ciri dari kemalasan.
7. Kelelahan dan jadwal yang padat.
Kita jangan bangga kalau kita selalu pulang lebih lambat dari orang-orang sekitar kita. Tanpa kita sadari jadwal yang padat bisa membahayakan relasi kita dengan Tuhan. Kita perlu lakukan ret-ret pribadi, menenangkan diri dan mendekatkan diri dengan Allah.
8. Sindrom hanya kewajiban, rasa bersalah, menyenangkan orang lain dan ingin tampil sempurna/baik.
Pemikiran yang salah tentang Tuhan bisa membuat kita melakukan saat teduh supaya tidak celaka (pagi hari pecah ban mobil). Saat teduh seolah-olah kewajiban setiap hari, padahal itu adalah relasi dengan Allah atas dasar kasih.
9. Ingin tampil baik di kelompok maka melakukan saat teduh supaya ada jawaban bila ditanya. Amsal 4:23 “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”. Hati yang bersih menjauhkan kita dari tameng.
10.Lamunan dan rasa ngantuk
Kekecewaan kepada Tuhan karena doa-doa yang tidak dijawab
11.Pikiran kotor
Pikiran kotor ataupun dosa tertentu yang terus menerus membuat kita tak berdaya menjadi senjata ampuh membuat kita jauh dari Tuhan
Bagaimana supaya kita Stay in connecting with God?
- Stop all compromise. Jangan kompromi dengan rasa
ngantuk, kesibukan, dll. Kita harus tetap focus pada Allah dalam relasi
dengan firman dan doa
- Be consistent. Konsitenlah dalam setiap rencana
kita untuk memiliki persekutuan pribadi kita.
- Praying
- Accepting Jesus’s love
Tidak ada komentar:
Posting Komentar