
Jika kita berdiskusi, topik apa
yang akan lebih hangat kita bicarakan? Tentang
Negara, politik, kemiskinan, daripada berbicara tentang pekerjaan,
pelayanan, masalah diri kita sendiri? Saat ini kita akan berbicara tentang
topik global, bagaimana sikap orang percaya di tengah-tengah isu global ini.
Apa itu isu global ? Isu : permasalahan, global
:menyeluruh, mendunia, Isu Global merupakan suatu permasalahan dan dampak yang ditimbulkan mengakibatkan pengaruh yang luas dan serius
bagi dunia serta sifatnya menyeluruh.Contoh : Teroris, Penebangan Hutan, Efek
rumah kaca, kemiskinan, politik yang berdampak pada perekonomian dunia dan
kehidupan rakyat, MEA, hubungan industrial, homoseksual, pelanggaran hak asasi manusia, dll. Isu global itu mulai
berkembang pada akhir abad 20, awal abad 21, kira-kira tahun 1900an ke 2000.
Salah satu penyebabnya itu adalah perkembangan teknologi, IT yang cepat membuat
jarak antara Negara dan benua menjadi dekat, dan komunikasi dapat brjalan
dengan cepat, sehingga masalah-masalah itu menjadi mendunia. Termasuk Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang
kena dampak dari ISU GLOBAL.
Bagaimana
respon orang-orang percaya terhadap masalah-maasalah global ini? Jhon Stot dalam bukunya mengatakan bahwa akhirnya
hanya ada 2 pilihan bagi orang percaya dalam menentukan sikapnya terhadap
permasalahan dunia :
·
Pelarian, menyatakan sikap
menolak, dengan cara berpaling membelakanginya dan tidak mau tahu. Memilih
hadir di gereja dan pelayanan dan menghindarkan diri dari persoalan-persoalan
dunia. Ketidaksempurnaan di dunia ini dan masalah-masalahnya dibiarkan saja
dengan anggapan semua akan diselesaikan oleh Tuhan pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali
·
Keikutsertaan/komitmen.
Melihat masalah dunia menjadi beban dia sebagai orang percaya, karena Allah
adalah pencipta seluruh dunia ini. Allah ingin agar seluruh dunia ini menikmati
akan kasih dan anugerah Allah. Sehingga jika ada yang tidak baik seperti yang
Allah inginkan, akan muncul keprihatinan
yang membawa dia untuk terlibat dalam dunia ini sesuai dengan apa yang
Tuhan percayakan padanya , dengan dorongan kasih Allah sehingga dunia ini
mengalami pemulihan, perbaikan. Contohnya Nehemia, melihat persoalan bangsa
Israel, hatinya terdorong untuk bangsanya dan melakukan sesuatu untuk melakukan
pemulihan. Apa yang sudah kita lakukan untuk peristiwa erupsi sinabung
misalnya? Sebagai orang percaya
seharusnya tangan kanan kita memegang alkitab dan tangan kiri kita memegang
Koran, karena Allah ingin kita juga berperan di dunia.
1.
Apa
itu MEA ? MEA
:Masyarakat Ekonomi Asean, terdiri dari 10 negara.
MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara
ASEAN yang bertujuan untuk menghilangkan, jika tidak, meminimalisasi
hambatan-hambatan di dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya
dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi. (Pembentukan pasar bebas).
Ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat dan untuk menyaingi Negara
Tiongkok dan Negara-negara asing. Selama
ini untuk impor barang akan sulit karena ada pajak dan cukai, dengan adanya MEA
hal ini menjadi mudah, tahun-tahun mendatang kita akan sering melihat tenaga
kerja asing datang ke Negara kita. Penanaman modal asing sangat dibutuhkan
untuk menambah lapangan pekerjaan dan kesejahteraan. Melalui MEA, memungkinkan
penyebaran barang dan jasa di seluruh Negara asean sehingga kompetensi akan
semakin ketat. MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang dan jasa
tetapi juga pasar tenaga kerja
professional sperti dokter, pengacara, akuntan dll. MEA akan membuka peluang
tenaga kerja asing untuk mengisi jabatan serta profesi di Indonesia, demikian
juga sebaliknya tenaga kerja Indonesia dapat menjadi tenaga kerja asing di
Negara asean lainnya, jika profesionalitasnya memenuhi. Hal ini sedang dan akan
terjadi di Negara kita, dan kita tidak bisa menutup mata dari hal ini. Akan banyak
peluang sekaligus juga hambatan yang kita hadapi.
2. Peluang dari MEA
·
Kesempatan yang baik untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas produk dan
sumber daya manusia (SDM) Indonesia kepada negara-negara lain dengan terbuka. Promosi barang akan dengan mudah
dilakukan di beberapa Negara. Kita mempunyai kesempatan yang baik untuk
menunjukkan kualitas hasil industri Negara kita, termasuk SDM yang berkualitas.
·
MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan
cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada
peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP (Produk Domestik
Bruto) Indonesia.
·
Pada sisi investasi, kondisi
ini dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya para investor asing yang
dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi,
penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia dan akses yang
lebih mudah kepada pasar dunia.
·
Bidang Enterpreneurship dan
IT menjadi peluang besar di pasar bebas ini.
Bisnis yang berkembang : Bisnis Online (zaman internet, modal tidak
besar, dimana dan kapan saja. 5 thn ini meningkat di Indonesia); Franchise;
Industri kreatif; Bisnis usaha di bidang jasa (cuci motor/mobil, laundry (karena kesibukan bekerja,
tidak memiliki banyak waktu untuk mencuci dan setrika pakaian), bimbingan belajar, percetakan, dll); fashion; dll.
Karena itu jangan takut untuk memulai bisnis di bidang ini.
3. Hambatan
- Resiko kompetisi akan muncul dengan banyaknya barang impor
yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam
industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh
lebih berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca
perdagangan bagi Indonesia sendiri.
Persaingan menjadi semakin ketat jika Indonesia tidak memperbaiki
kualitas.
- Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang
dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia. Hal ini
dikarenakan dari sisi investasi, Indonesia masih memiliki tingkat regulasi
yang kurang mengikat.
4.
Apa yang Perlu Disiapkan?
·
Memiliki
kualitas akademis harus dipersiapkan
menjadi yang paling utama
·
Memiliki keterampilan sbb : Menguasai
Bahasa asing (Bahasa Inggris,
Mandarin) dengan melatih kemampuan bahasa Inggris kita dalam percakapan
sehari-hari, membuat klub-klub bahasa Inggris. Mampu menyampaikan pesan/presentasi dengan baik
dan menarik (kita dapat latih
dengan membuat training tentang presentasi yang menarik, penampilan yang
menarik perhatian juga penting ketika kita berhadapan dengan orang lain sebagai
penghargaan), coding (membuat program-program planning), pemecahan masalah,
kepemimpinan dan keinginan berprestasi. Jika kita focus memperlengkapi diri dengan ketrampilan ini, kita
akan menang dalam persaingan di MEA ini.
5.
Bagaimana Sikap Orang Percaya?
a.
Menurut Jhon Stott : “Orang Kristen mempunyai dua komitmen. Pertama,
komitmen kepada Alkitab sebagai firman Allah yang tertulis. Kedua, komitmen
kepada dunia dalam mana kita ditempatkan Allah.” Kita tidak bisa mengabaikan permasalahan dunia
ini, tidak cukup hanya mengisi dengan segala aktifitas pelayanan. Bahkan mandat Allah dalam kitab Kejadian salah satunya
adalah mengelola bumi. Saatnya kita terlibat untuk berjuang bersama-sama
menyelesaikan masalah dalam dunia ini.
- Dalam ‘Doa Bapa Kami’ Yesus mengajar kita mendoakan
kedatangan keRajaan Allah.
Yang dimaksud Yesus tentu bukan kerajaan sorga, tetapi
keRajaan Allah di dunia. Dan Allah akan menjadi Raja di dalam dunia ini jika
firmanNya kita berlakukan terhadap isu-isu yang sedang melanda melalui kehadiran
anak-anakNya. Melalui kita, Allah menjadi hadir didalam dunia
ini, kita hadir dengan nilai-nilai kristiani kita di tengah-tengah dunia,
menghadirkan shalom Allah.
c.
Baca 1 Kor 9:25-27,
Orang percaya harus punya ‘kompetensi’.
Sebagai
rasul, Paulus benar-benar melakukan seluruh energinya untuk melakukan apa yang
Allah ingin ia lakukan. Ia membandingkan bahwa bahwa
orang dunia yang mengejar mahkota yang fana (ay 25) sungguh-sungguh menyiapkan segala sesuatu di gelanggang supaya menang;
apalagi orang percaya yang demi mahkota yang kekal. Tokoh2 dalam Alkitab selalu muncul sebagai orang yang
mempunyai kompetensi (Daniel, Paulus, dll), mereka
semua bekerja keras untuk sebuah tujuan. Ayat 26-27
à Memiliki
kompetensi : tidak berlari tanpa
tujuan (memiliki visi), bukan
petinju yang sembarangan memukul
(kualitas,
memiliki strategi), melatih (kerja keras, tekun, disiplin, perjuangan, rela berkorban,
dll) .Di zaman Zaman MEA
kita harus berkompetensi dalam hal : Bahasa,
Penampilan, Attitude, Karakter, Akademis, (seluruh aspek)
d.
Memiliki Kepemimpinan Kristen (Jhon Stott) :Mempunyai
visi, Kerajinan
Bekerja, Ketekunan,Pelayanan, Displin
Dengan
topik ini kita disadarkan bahwa kita hidup di era MEA, dan dengan demikian kita
harus berkompetensi, maju, supaya kita bisa menang, menghadirkan shalom Allah,
jika tidak, maka kita akan tergilas dalam era ini. SOLIDEO GLORIA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar