Jumat, 02 Februari 2018

SINGLE BUT HAPPY

Oleh : Betty Sianipar, MTh



Filipi 4:4-9


Ada orang yang sudah sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan sejak lama  sudah meyakini bahwa ia akan hidup single. Tetapi ada juga yang dalam perjalanan imannya, baru meyakini dengan persekutuan yang baik kepada Tuhan yang meyakini akan single, ada juga orang-orang yang usianya sudah  “melewati” usia menikah tetapi tetap meyakini akan menikah. Jadi keputusan untuk tidak menikah, bukan karena tidak ada lagi harapan untuk menikah. Apa yang disampaikan alkitab tentang bagaimana memilih pasangan hidup? Apakah cukup hanya sekedar lahir baru, atau harus memiliki pelayanan dan cinta Tuhan? Kalau melihat Filipi ini, sepertinya ada kontradiksi, karena penulis pada saat ini, penulis tidak mungkin bersukacita karena sedang di dalam penjara. Paulus dipenjara tanpa melakukan kesalahan, tidak mendapat keadilan, dia yang menceritakan kabar baik, tapi dipenjarakan, dan Paulus berkata harus bersukacita. Sukacita itu tidak datang dari luar, situasi dari luar seharusnya tidak mempengaruhi kondisi jiwa kita secara pribadi. Kata bersukacita dalam bahasa aslinya adalah “kegembiraan yang meluap-luap” yang datang dari dalam bukan dari luar. Jadi setiap orang yang sudah percaya dalam Kristus, sukacita sejati itu sudah ada dalam hatinya, sehingga sukacita itu tidak bisa dipengaruhi oleh apapun yang datang dari luar dirinya, termasuk pergumulan hidupnya. Sukacita yang ada di dalam orang percaya harus nampak keluar.
Ay 4 “bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan” , ada bersukacita diluar Tuhan, dan ada bersukacita di dalam Tuhan. Bersukacita di luar Tuhan adalah sukacita yang kita usahakan dengan uoaya kita.  Jika kita memikirkan dengan cara-cara tertentu dapat memelihara sukacita, hasilnya tidak akan lama, dan salah besar, karena hanya di dalam Tuhan sukacita kita akan penuh, dan sukacita itu dari dalam, bersifat permanen/kekal, sukacita yang tidak  tergantikan dan kita ekspresikan kepada orang lain.
Ay 6 “Janganlah hendaknya kamu kuatir  tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”. Kita sering berbicara topik tentang doa tapi sulit untuk masuk dalam kehidupan doa, kita malas berdoa. Kita perlu memiliki kualitas dalam doa kita termasuk dalam lamanya berdoa. Akan sulit bagi kita untuk bersukacita jika waktu-waktu pribadi kita hanya 10-20 menit. Jika kita memiliki keintiman hubungan dengan Tuhan, kita tidak akan memikirkan lagi apakah kita masih single atau tidak. Banyak orang berpasangan tetapi tidak merasa bersukacita, bahkan sebelum menikah juga perlu berbicara tentang komit bersama dan pelayanan. Ketika menikah, mulai mengalami kemerosotan-kemerosotan, mempunyai target-target untuk memiliki sesuatu, berbeda dengan target-target kita ketika  masih mahasiswa. Kita harus berdoa dalam segala hal keinginan kita dalam doa. Dengan memiliki kualitas hubungan dengan Tuhan, kita akan memiliiki kepekaan mendengar pimpinan Tuhan. Tanpa memiliki kualitas hubungan pribadi dengan Tuhan, akan sulit bagi kita mengetahui apa maksud Tuhan dan pimpinanNya memilih pasangan kita. Kita juga harus merenungkan firman Tuhan yang berbicara tentang memilih pasangan hidup.
“Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus”(ay 7). Jika kita melakukan ay 6, maka damai sejahtera Allah akan melampaui kondisi sedih, galau yang kita alami, sehingga kita merasa tenang. Ay 8”semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu”, karena kita memiliki hubungan yang sangat baik/intim dengan Tuhan tidak akan muncul pikiran-pikiran yang buruk. Sehingga sekalipun tidak menikah, kita akan tetap merasa sukacita.
Pasangan yang seimbang itu harus di dalam Tuhan, gelap dan terang tidak bisa bersatu. Jangan memulai hubungan dengan orang yang belum sungguh-sungguh percaya. 2 Kor 6:14 “Janganlah kamu  merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.Sebab persamaan apakah yang terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap”. Ini berbicara pada ketaatan kita pada Tuhan, belial dan Tuhan tidak akan bersatu. Melakukan kebenaran firman Tuhan bukan saja memuaskan pikiran kita tetapi berbicara tentang kebutuhan kita akan Tuhan. Jika kita memilih untuk tidak menikah, harus dibicarakan dengan seluruh keluarga besar sehingga dapat mendukung. Perlu diingat bahwa sukacita itu tidak diciptakan dari luar, tetapi berasal dari dalam, sudah termetrai, sudah mengendalikan. Pauluspun dalam penderitaannya mengatakan untuk bersukacita. “sekali lagi kukatakan bersukacitalah” perlu penekanan  sekali lagi untuk bersukacita. Kita seharusnya yang menciptakan sukacita itu bisa berdampak bagi orang lain. Kualitas hubungan vertikal kita dengan Tuhan akan membuat kita tetap sukacita. Kita yang sudah sama-sama percaya, haruslah terlibat dalam pelayanan, mengabarkan kabar sukacita itu sehingga sukacita kita makin meluap. Apa yang sudah kita pelajari harus dilakukan, jika tidak, sukacita kita akan tetap terpelihara. Seharusnya kita single dan tetap bersukacita.
Matius 19:12 “Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti, hendaklah ia mengerti”. Ada orang yang memilih untuk tidak menikah karena memang ia dilahirkan demikian, cacat sejak lahir. Jika kita memilih untuk tidak menikah, haruslah dilakukan untuk Kerajaan Sorga, akan semakin maximal melayani dan mengabarkan kabar baik bagi sesama. Jadi apakah kita menikah atau tidak, lakukanlah itu untuk Kerajaan Sorga. Dan semua itu akan membuat kita dapat tetap bersukacita. 


SOLIDEO GLORIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...