Mari kita membaca Matius 18:21-35 Nats
ini dibagi atas beberapa hal :
A.
Pertaanyaan
Petrus (21)
→tentang batas pengampunan
Yesus sudah mengajarkan tentang pengampunan pada kesempatan sebelumnya Mat 6:12, 14-15.
Petrus bertanya “Tuhan sampai berapa kali aku
harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa kepadaku. sampai 7x?”
Pengajaran tentang pengampunan telah diajarkan Yessus pada murid-muridNya di
Mat 6:12, 14-15. Petrus berinisiatif bertanya
kepada Yesus secara
spesifik tentang pengampunan kepada saudaraku. Petrus kemungkinan besar menunjuk kepada
dirinya sendiri dan murid-
muridNya
Pertanyaan
Petrus dapat dilihat sebagai kesinambungan terhadap apa yang dijelaskan Yesus di Mat
18: 15, Petrus secara eksplisit menyebut batas
pengampunan berjumlah tujuh. Dalam konteks pengajaran Yahudi
pada saat itu ada pandangan Rabi/Guru bahwa pengampunan yang diberikan sebanyak
tiga kali adalah cukup jika seseorang melakukan pelanggaran, ia diampuni pada pelanggaran pertama
, kedua, ketiga
dan ia tidak diampuni pada pelanggaran ke empat artinya
Petrus sedang menaikkan standard dari
pengampunan
B.
Respon Yesus (22)
Yesus menjawab “Bukan,
tapi 70x7x” Ay 22→ respon
Yesus, terjemahan LAI 70 x 7 kali =490
Jika kita
melihat di Kej 4:24 “Sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka
Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat”. Kej 4:24 →77 kali → intinya
bukan kepada jumlah.
Pengampunan bukan persoalan menghitung dalam batasan hingga
lewat pembalasan diijinkan (Ibr 10:30). Yesus menolak pernyataan Petrus:
artinya tidak ada batas tentang pengampunan. Ay 21, Matius tidak menerangan
dosa seperti apa yang dimaksudkan dalam pertanyaan Petrus. Ini menyiratkan
dosa dalam
cakupan tanpa batas,
disisi lain, tanpa
batas dalam pengampunan artinya standar yang diberikan Yesus
adalah pengampunan tanpa batas terhadap segala
macam dosa yang
mungkin dilakukan seseorang. setelah itu Yesus membuat
perumpamaan
C.
Perumpamaan
(ay 23-37)
Ay 23-35, Yesus memberikan perumpamaan
a.
Seorang raja dan hamba-hambanya (23-27)
i. Keputusan seorang
raja untuk mengadakan perhitungan(23)
ii. Seorang hamba
yang tak mampu
melunaskan hutangnya (24) yang 10.000 talenta
iii. Keputusan raja untuk memberikan hukuman (25)
iv.
Permohonan
belas kasihan hamba kepada raja (26),
ia bersujud meminta pengampunan.
v. Hutang
dihapuskan (27)
b.
Seorang hamba (yang
telah dihapus hutangnya dan rekannya (28-31)
i. Hamba yang menuntut pelunasan hutang (28) dari
rekannya
ii. Permohonan belas
kasihan rekannya kepada
hamba tersebut (29) dengan jumlah 100 dinar
iii. Penolakan
penghapusan hutang (30) padahal hamba itu telah
dihapuskan hutangnya yang 10000 talenta, 1 talenta =6000 dinar, dan upah sehari
= 1 dinar, sehingga untuk membayar 1 talenta saja harus membayar dari upah 6000
hari.
iv. Hamba tersebut
dilaporkan kepada raja (31)
c.
Respon raja
(32-34)
i. Kemarahan
raja (32-33)
ii. Pembatalan
penghapusan hutang (34)
inti
dari perumpamaan itu ada pada ayat 32 “seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena
engkau memohonkannya kepadaku. bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu
seperti aku mengasihani engkau?” sebagaimmana hamba yang sudah dihapuskan
hutang 10000 talenta, ia pun harus menghapuskan hutang temannya yang 100 dinar.
1. Aplikasi perumpamaan (35)
Ay 32-33 menunjukkan inti dari seluruh
perumpamaan ini, bukankah engkau pun harus
menunjukkan belas kasihan kepada rekanmu
sebagaimana aku telah berbelas kasihan kepadamu. Kesimpulan dari perumpamaan ini, kita sudah mendapatkan belas kasihan Alah, hutang-
hutang dosa kita
sudah dibayar lunas
oleh Kritus di kayu salib,
maka suatu keniscayaan bagi kita untuk memberi
pengampunan kepada setiap orang yang menyakiti dan melukai kita.
Kesadaran orang yang sudah diampuni
untuk melakukan apa yang sudah dilakukan kepadanya dengan melakukan pengampunan tanpa batas.
Hal ini harus terus menerus dipraktekkan, selalu mengampuni orang lain. dan
belas kasihan yang dilakukan oleh raja kepada hamba yang berhutang 10000
talenta menggambarkan belas kasihan Allah kepada kita yang berdosa, kemurahan
hati Allah. Allah berulang kali mengatakan bermuarah hatilah/berbelas kasihan.
Mungkin kita akan merasa lebih mudah bermurah hati kepada orang yang berbuat
baik kepada kita, dan bagaimana ketika kita harus bermurah hati pada orang yang
sudah menyakiti hati kita? mengampuni bukan soal 70 x7x tapi seharusnya kita
mengampuni tanpa batas. dan hal ini bukan sesuatu yang mudah. Contoh dari PL: Yusuf dengan
saudara-saudaranya (Kej 45:1-15;
50: 15-21)
Yusuf bisa saja membalas
dendam atau memberikan pengampunan tanpa makna.
Tapi dia menguji penyesalan mereka, dia menyandera Benyamin. Saudara-saudaranya telah mengorbankan Yusuf apakah mereka akan mengorbankan Benyamin juga ? Tidak!
Yehuda maju ke depan dan memohon agar adiknya dilepaskan, bahkan menawarkan diri menjadi budak menggantikan adiknya.
Saudara-saudaranya sudah berubah, mereka sungguh sudah bertobat. Yusuf puas lalu dia memperkenalkan diri dan mengampuni saudara-sauaranya dengan
tindakan dengan memeluk
mereka.
E.
Pengampunan
dan Pemulihan
Kepala salah
satu rumah sakit jiwa
di Inggris mengatakan: ”saya dapat memulangkan separuh dari pasien
saya besok
jika mereka dapat dipastikan memperoleh pengampunan..
Kita bisa melihat penyakit secara fisik, tetapi sakit dalam jiwa akan sulit
diketahui, dan ada saatnya ada pemicu yang membuat kita tidak sanggup
menanggungnya
1. Pengampunan adalah satu
kebutuhan mendasar kita. Setiap orang pernah mengalami luka batin, kemarahan dalam keluarga dan teman-teman.
Sebab setiap orang mempunyai satu dosa aib terpendam, ingatan tentang apa yang pernah
kita pikirkan, atau lakukan
yang kita sesali kemudian dan
membuat kita
diliputi
rasa malu. Kita bisa melihat penyakit secara
fisik, tetapi sakit dalam jiwa akan sulit diketahui, dan ada saatnya ada pemicu
yang membuat kita tidak sanggup menanggungnya. Nurani mengomeli, menyalahkan
bahkan menyiksa kita. Mat 26:28→Yesus menyebut cawan
perjamuan sebagai darahKu,
darah perjanjian yang
ditumpahkan bagi banyak orang untuk
pengampunan dosa-dosa. Ia mengaitkan pengampunan kita dengan kematianNya.
Setiap kali kita merenungkan kematian Kristus dan kebangkitanNya adalah awal
proses bagi kita untuk bisa mengampuni. Luka batin di katakan di Amsal 27 : 9
sebagai “robek hati”, Yes 61:1 “remuk
hati”, Maz 147:3 ‘luka hati”. Firman Tuhan mengatakan betapa luka batin itu
sangat sakit walaupun tidak kelihatan. seringkali kita mencoba tampil
seolah-olah tidak ada masalah, padahal luka batin itu harus diselesaikan.
2. Pengampunan berkaitan erat dengan usaha mematikan natur dosa. Fokus bukan
kepada pribadinya tetapi
kepada apa yang
dia perbuat (tingkah lakunya). Setiap kali kita
sakit hati, pasti kita juga berkontribusi didalamnya, kecil atau besar. Kita boleh marah atas dosa yang dilakukan, kita
benci dosanya bukan orangnya. Amsal 10:12 “kebencian menimbulkan pertengkaran, tapi
kasih menutupi segala pelanggaran”, dalam kitab Petrus dikatakan kasih menutupi
banyak dosa.
3. Pengampunan berkaitan erat dengan membangun kembali relasi, ada usaha
yang nyata untuk
memperbaiki relasi yang rusak. Untuk menyelesaikan masalah secara dewasa dan
berani membuka diri dan menerima masukan/kritikan mespipun sakit, pengampunan tidak selalu berakhir dengan
kembalinya relasi seperti dulu. Rekonsialisasi
membutuhkan kesiapan diri ke dua belah pihak,
yang memberi dan menerima pengampunan
4. Pengampunan
memang bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan tetapi setiap kita bertangggung jawab kepada Tuhan
atas hidup kita masing-masing. Adalah omong kosong jika kita menyatakan diri
sebagai orang Kristen tapi tetap menyimpan sejumlah kebencian di dalam
diri kita. Pengampunan membuka kemungkinan bagi kita untuk hidup tidak
dendam/menyimpan kebencian , tetapi damai dan ketenangan hati. Roh Kudus akan menggelisahkan hati kita ketika masih
menyimpan kebencian/dendam.
5. Cabut akar kepahitan. Dalam dunia tidak ada keluarga
yang sempurna. Ini berarti
akan muncul luka hati dalam keluarga. Henry
Nowen: pengampunan membebaskan bukan hanya orang lain tetapi diri kita sendiri.
Pengampunan adalah jalan menuju
kebebasan anak-anak Allah. Bersedia minta maaf terlebih dahulu→obat untuk
mengurangi rasa pedih di hati. Didalam keluarga harus dilakukan
dengan saling mengampuni. Berupayalah
lebih dulu meminta maaf kepada keluarga, orangtua, abang, kakak, adik. Ketika
kita memaafkan, kita juga akan dibebaskan dari rasa pedih.
6. Luka hati yang belum dibebaskan akan membuat trauma yang begitu
mengikat orang tersebut sehingga orang
tersebut menjadi pasif, tawar hati, unjuk gigi maupun menjadi pemberontak. Bisa kita baca Hakim-hakim
11:1 dstnya, sebagai anak yang lahir dari seorang perempuan sundal dan diusir
saudara-saudaranya dan ia menjadi pemberontak.
7. Kepahitan hidup
seringkali muncul dalam
berbagai ekspresi, orang-orang terdekat lah yang menjadi korbannya. Misalnya, masa kecil
mengalami kekerasan, tidak mendapat perhatian dari
orangtua, over protektif kepada anaknya,
ayahnya pernah berselingkuh
dan meninggalkan keluarganya
Mari
kita baca Efesus 4:31-32 “Segala kepahitan kegeraman, kemarahan, pertikaian dan
fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan”,
semua hal ini harus dibuang, karena menyimpan kemarahan/kepahitan akan sangat
mengganggu. Mari kita berperan merekonsiliasi keluarga yang belum berdamai,
mencabut kepahitan, kegeraman yang terjadi di tengah-tengah keluarga kita.
F.
Penutup
Ketika
memberi pengampunan kita harus sungguh-sungguh berdoa untuk diri kita,
mengucapkan doa pengampunan karena kita harus bersedia menghitung hutang: yaitu sakit, luka
yang dibuat orang
yang menyakiti atau
melukai. Kristus ketika
mati di salib
Dia sudah menghitung hutang
dosa kita yang
harus Dia tanggung, Dia rela menanggungnya (1 Kor 6:20; Roma
5: 6-11). Karena
itu kita harus
berulang kali merenungkan pengampunan yan kita terima
oleh karena belas
kasihan Allah sehingga
kitapun mampu megampuni orang yang menyakiti kita.
Menyadari bahwa Yesus sudahmengampuni kita, tidak dengan mudah juga
bagi kita untuk mengampuni, semua butuh proses. Mengampuni adalah
sesuatu yang bersifat
Ilahi, karena itu kita
tidak akan mampu melakukannnya sendiri kecuali dengan
pertolongan Allah. Ketika
kita mencoba mengampuni, kita harus terlebih dulu berdoa meminta pengampunan
bagi orang yang sudah menyakiti kita. mengampuni tidak langsung bisa melupakan,
hal itu butuh waktu, tapi setiap kali kita mengingat perbuatan dia, kita sudah
tidak terganggu, artinya kita sudah mengampuninya, dan lama kelamaan hal itu
akan dilupakan.
Sesuatu
yang harus terus kita renungkan setiap kali kita akan mengampuni seseorang,
ingatlah bagaimana Yesus sudah menebus kita (1 Kor 6:20), kita sudah dibayar
lunas oleh penebusan Yesus, kita sudah mendapat belas kasihan Tuhan, dilunasi
hutang-hutang kita, hal ini lah yang membuat kita mampu mengampuni sebagaimana
Kristus sudah mengampuni kita. Mari kita Baca Roma 5:6-11. Kita sudah
diperdamaikan Kristus oleh karena kasihNya, itu yang membuat kita mengampuni
setiap orang tanpa batas, tanpa menghitung berapa kali kesalahannya.
SOLIDEO GLORIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar