Jumat, 01 Maret 2019

CONTENTMENT AND SIMPLICITY

Oleh : Dr.Ir.Surya Sembiring, MS


Mari kita membaca dari 1 Timotius 6:6-8.
“Memang agama memberikan keuntungan yang besar, kalau orang puas dengan apa yang dipunyainya.  Sebab tidak ada sesuatupun yang kita bawa ke dalam dunia ini, dan tidak ada sesuatupun juga yang dapat kita bawa ke luar.Jadi, kalau ada makanan dan pakaian itu sudah cukup.Tetapi orang yang mau menjadi kaya, tergoda dan terjerat oleh bermacam-macam keinginan yang bodoh dan yang merusak.Keinginan-keinginan itu membuat orang menjadi hancur dan celaka.”(Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Ada satu masalah yang dihadapi Timotius dengan orang2 Efesus  ada percekcokan antara orang yang tidak berpikiran sehat dan kehilangan kebenaran/akal sehat yang menganggap ibadah itu adalah sesuatu sumber keuntungan. Sehingga Paulus menerangkan hal yang menjadi prinsip.
IBADAH disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian cukuplah, tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan  ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

Mengira ibadah adalah suatu sumber keuntungan= keuntungan financial/ menyangka bisa menjadi kaya dari agama.Kata porismos= suatu sumber keuntungan (ayat 5) dan memberi keutungan (ay 6) dalam pengertian cara mendapat keuntungan.  Sebagian orang yang tidak lagi hidup benar memikirkan bagaimana  memperoleh keuntungan dalam ibadah (ayat 5). di ayat 6 bagaimana memperoleh keuntungan jika kita merasa cukup.

But godliness with contentment is great gain.
IBADAH disertai rasa cukup (autarkeia (Yunani)= kecukupan, kesanggupan mencukupkan diri, rasa puas) 2 x  (1 Tim 6 :6; 2 Kor 9:8).  IBADAH ( eusebeia, 15x): kesalehan, agama

IBADAH  +CONTENTMENT = KEUNTUNGAN BESAR
IBADAH # CONTENTMENT=  ???
Beribadah bukan sebatas melakukan kegiatan rohani seperti beribadah, perpuluhan saja tapi ditunjukkan dalam kesalehan. seorang yang beribadah adalah keliahatan dalam hidupnya mempraktekkan firman Tuhan. Siapakah yang dikatakan orang yang beragama/Beribadah = seseorang yang memiliki kehadiran Allah dalam  hatinya artinya mengetahui dan melakukan seturut dengan kehendak Allah. Jika pada suatu saat kita memperoleh keuntungan dalam pekerjaan seperti target tercapai dan gaji kita meningkat, nilai kita meningkat pasti ada sesuatu yang berubah dalam hidup kita.

MENGAPA IBADAH  +CONTENTMENT = KEUNTUNGAN BESAR??
Bagaimana jika kita melakukan ibadah tanpa merasa cukup? tanpa adanya contentment, kita bisa saja pergi ke gereja/beribadah tapi melakukannya karena rutinitas saja, tidak berdampak dalam hiduo kita sehari-hari. ibadah dan contentment akan memberi keuntungan yang besar.
Contentment :sikap hati yang merasa cukup dengan apa yang dibeli, Dalam terjemahan Today’s English Version ayat ini diterjemahkan “satisfied with what he has” (puas dengan apa yang dipunyainya). Puas dengan apa yang kita miliki, inilah yang memberi keuntungan besar, sebaliknya jika tidak merasa cukup, maka akan menjadi suatu masalah.
Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak membawa apa-apa ke luar!! apapun kekayaan yang kita miliki tidak akan kita bawa ketika Tuhan memanggil kita. ibadah disertai rasa cukup memberi keuntungan besar karena dengan telanjang kita lahir dan dengan telanjang kita keluar.
Asal ada makanan dan pakaian cukuplah!! Apakah artinya karena kita tidak membawa sesuatu ke dalam dunia, cukup pakaian; karena kita tidak membawa apa-apa ke luar cukup makanan. Makanan/ pakaian= kebutuhan pokok. Kita memperoleh pakaian dan makanan adalah dengan BEKERJA. Apakah dengan demikian membuat kita tidak mau bekerja keras. dalam alkitab terjemahan lain dikatakan bahwa makanan bukan hanya yang kita konsumsi tapi makanan yang kita butuhkasn untuk pertumbuhan kita. pakaian juga termasuk rumah untuk tempat tinggal, sehingga tidak berarti rumah tidak poerlu. rumah juga adalah kebutuhan pokok kita. 1 Tim 6:8 :Kata cukup (content= arkeo (8x): mencukupi; mencukupkan; memuaskan. Sebagai orang yang percaya, pakaian itu sudah memuaskan hati saya.
Kata content (cukup) ada dalam beberapa ayat berikut:
·         Luk 3:14 cukupkanlah dirimu dengan gajimu
·         Yoh 6:7 tidak akan cukup bagi mereka ini.
·         Ibr 13:5 cukupkanlah dirimu  dengan apa yang ada
Firman Tuhan mengingatkan mereka supaya mencukupkan diri dengan apa yang ada diri mereka.
PUASKAH KITA DENGAN PEKERJAAN KITA yang dipakai Tuhan sebagai saluran berkat Tuhan untuk memenuhi kebutuhan pokok kita ? Misalnya dengan gaji yang kita terima. Apakah kita dapat berkata cukup dengan gaji yang kita terima ??
Apakah kita orang yang tidak puas, cenderung menjadi pengeluh, atau pemarah, atau memiliki sikap negatif terhadap pekerjaan !! Mungkin gaji dengan volume kerja yang sama di tempat kita bekerja jauh lebih rendah gaji di perusahaan lain dengan jam kerja yang sama. Pertimbangan gaji dapat membuat kita mengatakan tidak cukup.
Dapatkah kita bekerja dengan segenap hati ?(Kol 3:23) dengan gaji yang rendah (hidup yang saleh?) dan merasa cukup dengan gaji yang kita terima? Sekalipun gaji kita lebih rendah dari orang lain, kita tetap bekerja dengan kinerja yang baik, hal ini bukan hal yang mudah. Ditambah dengan semakin meningkatnya kebutuhan sehari-hari dan gaji kita tidak mengalami kenaikan, mampukan kita tetap merasa puas? Kita bekerja dengan baik bukan karena memandang gaji kita, tetapi melakukan segala sesuatu untuk Tuhan, bukan untuk pimpinan kita, Bisakah kita mengatakan cukup dengan gaji kita dan tetap melakukan pekerjaan dengan baik? Sebagai anak-anak Tuhan, gaji bukanlah segala-galanya, gaji bukanlah menjadi tujuan dalam pekerjaan, tapi kehadiran kita menjadi berkat disana. Mari kita lihat sedang di posisi apa kita saat ini, selalu mengeluh dan mengurangi kinerja kita, tidak bekerja dengan segenap hati, itu pun menjadi dosa di hadapan Tuhan

Fil 4: 11-12 “Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. dalam segala hal dan dalam segala perkara, tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku, baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan”. Aku telah belajar mencukupkan diri (auterkes 1x): sanggup mencukupkan diri.

Ketika Paulus ada dalam penjara karena Injil, orang-orang memberikan bantuan yang menyenangkan Paulus. Paulus dalam penjara dan membagi pengalaman hidupnya bagi pelayanan, bahwa dia pernah mengalami kekurangan, kelimpahan. tapi dalam segala kekurangan dan kelimpahan, ia telah belajar mencukupkan diri. Apakah kita merasa mendapat kelimpahan, kita mengatakan “cukup”, dan ketika kita kekurangan apakah kita mulai menyalahkan Tuhan dalam situasi ini? Dapatkah  kita belajar seperti Paulus “belajar mencukupkan diri?” Orang Israel yang baru saja melewati sungai Yordan harus menghadapi tembok Yerikho. Mereka berada di tengah-tengah, Yerikho adalah suatu kota yang sulit di kalahkan. Yosua dalam ketaatannya meminta orang Israel untuk mengelilingi kota Yerikho 3x dan tembok runtuh, tetapi Akhan mengambil  harta jarahan emas dan perak dan itu membuat mereka kemudian kalah melawan bangsa Ai dan 300 orang meninggal. Yosua mengatakan “Ah Tuhanku Allah,mengapa Engkau menyuruh bangsa ini menyebrangi Sungai Yordan? Supaya kami diserahkan kepada orang Amori untuk dibinasakan? Lebih baik kalau kami putuskan tadinya untuk tinggal di seberang Sungai Yordan itu”(Yos 7:7). Yosua mempertanyakan mengapa mereka harus menghadapi kekalahan? Apakah kita dapat puas dalam situasi apapun? “Tidak ada yang menjadi rahasia bagiku” (NIV:Content), artinya Paulus belajar cukup dengan situasi apapun yang dihadapi.
Bagaimana Paulus sanggup mencukupkan diri ???
Fil 4: 13 “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan bagiku”. Karena Kristus (Filipi 1;21, 4:13): AKU SANGGUP ; MEMBERI KEKUATAN: aku sanggup berarti Paulus sanggup karena Tuhan memberi kekuatan. kesanggupan Paulus bukan datang dari dirinya, kekuatannya tapi karena setiap hari ia belajar mengandalkan Tuhan. Apakah kita merasa puas dan cukup dengan keberadaan wajah kita, postur badan dan rambut kita, atau kita tidak merasa puas? Kita dapat mengatakan “cukup” ketika Yesus ada dalam hati kita. Kita dapat mengatakan cukup, ketika setiap hari relasi kita dekat dengan Tuhan: tanpa Tuhan, saya tidak dapat melakukan apapun. Terus meneruslah mengandalkan Tuhan. Kepuasan sejati datang dari menerima Kristus, dan memiliki iman bahwa di dalam Dia, Anda akan memiliki semua yang Anda butuhkan. Kristus sudah cukup, dan janjinya sudah cukup.

BAGAIMANA HUBUNGAN CONTENTMENT DENGAN SIMPLICITY ?
Rasa cukup memang relatif. Cukupnya seseorang berbeda dengan orang lain. Dunia saat ini kita hidup di dunia yang penuh materialisme, konsumerisme, iklan berbagai produk. Siapa yang mempengaruhi siapa? Apakah dunia yang mempengaruhi kita, atau dunia tidak bisa mempengaruhi kita? Setiap manusia memiliki keinginan yang tidak terbatas. Banyak orang menemukan/ mencapai banyak hal tetapi tidak puas. Tidak semua keinginan menjadi kebutuhan. Kita harus benar-benar melihat apa kebutuhan kita, atau kita membeli sesuatu sekedar meningkatkan harga diri. Mari kita menguji apakah itu benar-benar kebutuhan kita, membeli sesuatu karena fungsinya, bukan karena harga diri. Kita dapat menguji apakah yang diingini itu memang benar-benar kebutuhan atau ternyata berunsur keserakahan, kesombongan dan upaya meningkatkan harga diri. Kalau seseorang cukup dengan motor, ia harus merasa puas dengan motor. Tapi kalau ternyata memang dibutuhkan mobil ya apa salahnya. Barang-barang tidak pernah memuaskan hati kita, hanya Yesus yang dapat memuaskan hati kita.




KUNCI SIMPLICITY ADALAH CONTENTMENT
Outer  Simplicity:
1.  Beli barang dengan tujuan yang jelas (kebutuhan) bukan karena prestise
2.  Menolak hal yang membuat kita ketagihan
3.  Bangunlah  kebiasaan membeli barang-barang untuk dibelikan ke orang lain
4.  Belajar tidak percaya kepada iklan
5.  Menikmati barang tanpa harus memilikinya
6.  Hindari ajakan beli sekarang baru bayar nanti
7.  Hindari segala hal yang membuat menyimpang dari tujuan hidup. Jangan karena ingin memiliki lebih banyak, membuat kita melupakan apa tujuan hidup kita
Inner Simplicity
1.    Belajar memilih yang terbaik (Lukas 10:41)
2.    Sadari yang kita inginkan sering tidak kita butuhkan
3.    Mendahulukan kerajaan Allah dan kebenarannya
4.    Belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada padamu
5.    Ijinkan Tuhan memuaskan hidup kita dari hari ke hari
6.    Belajar memberi yang terbaik, sadar bahwa apa yang kita miliki berasal dari Tuhan.
7.    Belajar untuk berkata cukup (tidak tergoda), mengucap syukur dengan apa yang ada pada kita. Mengucap syukurlah untuk setiap hal yang kita alami saat ini.

SOLIDEO GLORIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...