Dinamika
reaksi Ayub (Lanjutan)
1.
Amarah karena anak panah Allah (Ayub 6-7).
Ayub mempertahankan diri- Ayub kecewa terhadap sahabat-sahabatnya- Ayub
mengeluh
2.
Putus asa dihadapan kemahakuasaan Allah (Ayub
9-10). Ayub mengakui leadilan dan kekuasaan Allah-Bagaimana mungkin Ayub
berhadapan dengan allah di pengadilan- Ayub dalam keputusasaannya- Ayub
meyanggah tindakan Allah terhadapnya- Ayub rindu kematian
3.
Betapa dahsyat bila Allah tidak hadir, tapi
juga bila Allah hadir (Ayub 12-14). Ayub mengakui hikmat dan kuasa
Allah-Walaupun takut, Ayub memutuskan untuk mempertahankan kejujurannya-Ayub
mengeluh atas kerapuhan manusia
4.
Harapan akan dibenarkan mulai tumbuh
(Ayub16-17). Ayub menyebut sahabat-sahabatnya penghibur sialan. Ayub mengeluh
terhadap Allah- Ayub memohon dengan harapan kepada saksi nya di surga-Ayub
menanti-nantikan kematian
5.
Penebus itu hidup (Ayub 19). Kesabaran Ayub
makin habis- Ayub merasa ditinggalkan allah-Ayub meminta sahabat-sahabatnya
mengasihi dia- Ayub yakin akan penebusnya
6.
Masalah teodise-pengaturan dunia oleh Allah-
Ayub mengkritik cara allah memerintah dunia (Ayub 21). Ayub mohon
didengar-Ternyata orang jahat makmur- penjahat jarang jatuh, tapi semua akan
mati- Argumentasi sahabat-sahabat Ayub itu tidak sesuai dengan pengalaman nyata
7.
Merindukan persekutuan dengan Allah (Ayub
23-24). Ayub merindukan persekutuan dengan Allah-Nampaknya Allah mustahil
dihampiri-Mengapa Allah nampaknya tidak bertindak atas kejahatan manusia
Betapa pilunya ratapan
Ayub dalam Ayub 23.3,8-9
Yang
sangat Ayub takuti ialah, kalau-kalau Allah telah meninggalkan dia
Dalam
kesunyian, kesendirian dan kesepiannya, ia menyangka bahwa Allah telah
mengecewakan, melepaskan dan membiarkan dia. Bukan kehilangan anak-anak dan harta
yang ia takuti.Allah tersembunyi bagi Ayub dan semua petaka yang menimpanya
juga bagai misteri. Dalam keadaan seperti itulah Allah menjawab Ayub.
Allah menjawab Ayub
Pasal 40
ayat 1-9
Pada
bagian ini Allah menjawab Ayub perihal Teodise-pengaturan Allah atas dunia.
Ayub mengeluh tentang cara Allah memerintah dunia ini (Bd Ayub 21); orang-orang
fasik dapaty hidup tenang dan tidak kehilangan apapun.Allah mengingatkan Ayub
bahwa Ia tidak pernah berbuat tidak adil-walaupun keadaan kadang kelihatannya
sangat bertentangan.
Allah
adalah Allah Mahahikmat- alam
mengingatkan kita, Ia mengurus alam dengan keteraturan. Allah Mahakuat- binatang2 raksasa
mengingatkan kita (binatang-binatang tunduk pada Allah).Allah mahaadil- sebagimana yang sedang Allah katakan kepada Ayub.
Allah mahatahu, Allah mahakuasa,
Allah maha baik.
Dihadapan
Allah yang bercitra demikian, tertutup semua logika manusiawi yang
mempertentangkan salah satu sisi watak Allah dengan sisi lainnya. Dengan
demikian kita mendapat gambaran tentang hakikat jati diri Allah, yang
ditanganNya berada segala rahasia penderitaan dunia ini.
Sering
dikatakan “Kalau Allah mahabaik seharusnyalah Ia meniadakan semua penderitaan.
Kalau Allah mahatahu seharusnyalah Ia tahu semua penderitaan. Kalau Allah
mahakuasa seharusnyalah Ia mampu melakukan apa saja yang Ia kehendaki “.
Bukankah seharusnya Allah dapat mencegah semua penderitaan? Jika Alalah maha
baik, seharusnya Ayub tak mungkin menderita. Dengan demikian tidak tepat
menyatakan Allah mahabaik, mahatahu,mahakuasa. Allah tidak mungkin sekalian dan
sekaligus berhikmat, berkekuatan dan adil. Tapi justru itulah yang sekarang
sedang Ayub pelajari dari Allah.
Kalau
kita katakan Allah mahahikmat, mahaadil tapi tidak mahakuat, atau mahahikmat,
mahakuat tapi tidak mahaadil dan sebaliknya, maka dunia kita ini menjadi logis
tapi bukan lagi dunia Allah yang hidup seperti yang diperlihatkan kepada Ayub
dan kita bd Yes 55 ayat 9. Yang dipelajari Ayub tentang Allah ialah semua citra
Allah itu menjadi satu. Ia maha baik, adil, tahu, kuasa.dunia ini milik Allah,
kita tidak mampu memahamiNya, begitu besar kuasa Allah memelihara dunia ini.
Pascal
mengatakannya dalam Pensees hlm 309,..Allah Abraham, Ishak, Yakub,…Allahku
dan Allah anda bukan allah para filsuf dan para ahli. Allah bukan hanya dalam teori saja tapi
kelihatan dari cara hidup. Pascal seperti Ayub, mempunyai
pengalaman yang hidup tentang Allah yang hidup, yang memperkenalkan diriNya
dalam suatu pertemuan.
Kitab
Ayub tidak mengajak kita untuk tidak menggunakan daya nalar kita
Kitab ini
mengingatkan kita, bahwa kita tidak akan dapat mengerti jalan-jalan Allah hanya
dengan mengandalkan daya nalar kita. Allah yang hidup bukan dijadikan hanya
sebatas pokok pembicaraan, melainkan untuk dijumpai dan dikenal. Allah harus
dikenal dan dijumpai secara pribadi. Karena itu jika kita KTB, bukan
semata-mata penyelesaian bahan PA tapi pencapaian profil. Apakah kita sudah
menTuhankan Kristus dalam hidup kita sehari-hari?
Allah
yang hidup bebas bertindak, dan kita harus mengakui bahwa kita tidak selalu
memahami tindakanNya. Allah memperkenalkan diriNya bukan melalui batasan
argumentasi dan kesimpulan logika. Allah memperkenalkan diriNya melalui kasih
karunia, dalam suatu pertemuan pribadi yang menuntut jawaban pribadi.
Benarlah bahwa Allah Ayub adalah Allah Abraham bukan
allah para filsuf (spti Elihu) dan allah para ahli (spti Bildad). Ada banyak
pertanyaan yang tidak dapat dijawab di dunia ini melainkan di surga dan banyak
persoalan yang tak dapat dipecahkan oleh logika manusia. Mungkin saja ada pertanyan-pertanyaan
yang kiota ajukan dan sampai kita meninggal, jawabnnya tidak kita temukan dan
pahami.
Kitab
Ayub memperkenalkan Allah yang hidup, Allah yang mengherankan, God of surprise (judul buku GW Hughes) Allah
yang tersembunyi, yang kehadiranNya kadang dinyatakan melalui kenyataan
seolah-olah ia tidak hadir.
Ayub menjawab
Pasal 42
ayat 1-6
Ayub
menjawab dengan rendah hati dan pasrah serta ikhlas. Ia diliputi oleh pengakuan
dan keharuan akan kehadiran Allah dalam segenap keberadaannya dalam kasih karuniaNya.
Sulit bagi Ayub untuk memahami, tapi pada akhirnya, ia mengakui Allah hadir
dalam segala keberadaannya. “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang
Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau”(Ayub 42:5). Ayub
benar-benar mengenal Allah dan merespon dengan tepat. Bukan Allah yang berubah,
tetapi Ayub . Allah bukan Allah yang asing. Tapi Allah dalam segala
kemahakuasaanNya yanjg tidak sanggup dipahami oleh Ayub.
Pemulihan
Pasal 42
ayat 7-14
Kita
kembali ke prosa yang agak mirip dengan pembukaan pasal 1 dan 2
Dari
epilog ini paling tidak kita dapat belajar ada dua hal, yaitu
1.
Pengalaman Ayub akan kasih karuniaNya, ia
wujudkan dengan doa bagi sahabat-sahabatnya
Kasih
karunia Allah curahkan bagi Ayub, diwujudkan dengan doa Ayub bagi sahabat-sahabatnya,
karena itu jalan pemulihan bagi sahabat-sahabatnya (Ayub 42:7-8). Alalh
mengulang perkataanNya bahwa Ayub benar, ia berkata benar tentang Allah (42:7).
Alalh memklumi kegalauan dinamika perjalanan hidup Ayub dan Ia hanya berkenan
pada doa Ayub. Allah meniali Ayub benar dengan semua komentar-komentar yang
sudah Ayub sampaikan. Alalh yang penuh kasih karunia itu menrima kritik Ayub,
tantangannya. Dan kasih karunia Allah disalurkan Ayub dengan mendoakan
sahabat-sahabatnya. Pengalaman kasih karunia yang kita alamipun seharusnya
mengalir ke orang-orang di sekitar kita, bukan berhenti pada diri kita.
Peristiwa
ini mengingatkan kita pada tema nabi Yesaya dalam nyanyian tentang Hamba Tuhan
(Yes 42 ayat 1-4,49 ayat 1-6, 50 ayat 4-9 dan 52 ayat 13-53 ayat 12)
Sang hamba
berdiri mewakili umat allah dihadapan Allah dengan membawa korban perdamaian,
pengudusan dan persembahan serta memanjatkan doa untuk memohonkan rahmat dan
kasih karunia Allah
2.
Ayub mengalami kasih karunia itu saat ini, di
dunia ini
Dahulu
pengharapan Ayub berpusat pada pembenaran setelah meninggal, di dunia yang lain
pada masa yang akan datang, tetapi pada bagian ini pengalaman kasih karunia
tersebut riil, kini di dunia ini bersama keluarga, kenalan yang dipulihkan dan
juga kawanan ternak.
Kasih
karunia Allah tercurah atas kita dalam realitas pengalaman kita sebagai
manusia. Kasih Allah yang disana-di kalvari-di surga menemukan kita
disini dan kini
Kesimpulan dan Refleksi
1.
Ada begitu banyak hal yang belum kita ketahui
dibumi ini.
Dalam
ketidaktahuan itu,dinamika hidup beriman bisa terjadi keraguan, kebingungan
yang harus kita terima sebagai rahasia Allah. Ada bagian-bagian yang tetap
menjadi rahasia Allah. Mungkin ada
banyak hal yang membuat kita juga bingung dan ragu, biarlah seperti itu,
mungkin setelah di sorga, baru kita memahami. Belajar dari Ayub yang dituntun
ke tujuan Allah yang tidak ia ketahui, kiranya Allah memperdalam iman kita,
termasuk pada waktu kita tidak mengerti, bahkan sewaktu kita berada dalam
kegelapan
2.
Berhati-hati dalam memberi bimbingan atau
khotbah yang tidak pada tempatnya.
Sahabat
Ayub jelas kurang peka sewaktu mereka
berusaha memaksa Ayub menerima dugaan dan teori mereka. Kita tidak akan dapat
menolong orang kalau kita mendekati mereka berdasarkan praduga kita, ingat mendengar
adalah kata kuncinya
3.
Hal-hal buruk dapat menimpa orang baik.Umat
Tuhan, hamba Tuhan pun menderita.
Kita tidak
boleh menilai rohani seseorang berdasarkan keadaannya atau kekayaannya. Jangan
sekali-kali menyamakan berkat Allah dengan kehidupan yang mujur.
Berkat
bisa saja diperoleh melalui penyakit atau keadaan yang menyimpang dari harapan.
Sering kali permasalahan dan penderitaan membuat kita lebih dekat dengan Tuhan.
Lebih mencari Dia. Jangan menghakimi orang yang kena petaka, penderitaan yang
bertubi-tubi, banyak hal yang tidak kita ketahui, mungkin Allah sedang bekerja
di dalamnya
4.
Pentingnya mengenal Allah dengan benar.
Allah
Abraham, Ishak dan Yakub dan juga Allah Ayub. Melalui ketiga sahabat Ayub kita
diingatkan harus berpegang pada apa yang allah katakan mengenai diriNya, agar
kita jangan menyimpang dan mengikuti cara berpikir yang keliru
5.
Tabah dan tekun dalam kemalangan
Bd Yakobus
5 ayat 11, Kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub
Ayub adalah orang yang mengindahkan suara hatinya,
tidak tercemari oleh sekitarnya.
Kita pun
perlu mengindahkan suara hati yang dipimpin Roh Kudus
6.
Ajaran tentang kasih karunia mengubah
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan teodesi, dari suatu pencarian akan
penyebab-penyebab pada masa lalu ke pengharapan akan penebusan pada masa yang
akan datang karena diletakkan dalam hubungan yang lebih luas, lebih pribadi
sehingga tidak perlu lagi dikemukakan. Setelah Allah menjelaskan, Ayub tidak
bertanya lagi karena Ayub makin mengenal Allah, sehingga pertanyaan-pertanyaan
itu tidak penting lagi.
7.
Banyak yang penting tapi yang terpenting
yaitu berjalan bersama Allah dalam persekutuanNya, menikmati Dia dalam dunia
milikNya.
Persekutuan
dengan Allah adalah karunia Allah, yang dapat mendatangkan keuntungan dari penderitaan
yang paling berat sekalipun bd 2 Kor 12
ayat 7-10. Ingat : hal yang terpenting biasanya musuh dari hal-hal yang penting
dan baik.
8.
Penderitaan pasti akan berakhir. Kapan? Kita
tidak tahu
Tuhan
pasti akan datang, dan ia akan mengubah luka kita menjadi peranti pemujaan
kita (A Revelation Of Love ed by M. Glasscoe-Exeter, 1986)
Kepada
kita tidak dijanjikan kebebasan dari penderitaan di dunia ini Bd Yoh 16 ayat 33
Dan kepada
kita tidak dibuka semua rahasia Allah
Tapi
kepada kita semua dijanjikan kasih karunia dan pengharapan
1 Petrus 5
ayat 6-11
SOLIDEO
GLORIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar