Jumat, 06 Juli 2018

KPI 2 (Inner Life)

Oleh : Herlina Silitonga STh. MA

Kapan saat-saat terakhir kita merasa terharu melihat/mengalami sesuatu? Hari ini ita akan melihat inner life kehidupan seorang Kristen, bukan apa yang nampak dari luar. Richia Sarma”If your outer life is really a reflection of the quality of your life, then it’s a brilliant move to spend at least an hour day working on your self (Jika kehidupan yang nampak dari diri kita adalah hasil dari refleksi kita yang dalam, maka itu akan menjadi sesuatu yang besar sekalipun itu hanya 1 jam kita alami). Lebih baik mengekspresikan 1 jam apa yang diekspresikan dari dalam diri kita daripada menampilkan apa yang bukan dari dalam diri kita”. 

Mari kita membaca dari 1 Samuel 16:6-7 
16:6Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya.“ 

16:7Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." 

Biasanya manusia melihat dengan mata apa yang kelihatan di luar, Tuhan melihat hati. Yang penting bagi Allah adalah bagaimana hatinya. Manusia yang kelihatan baik dari luar, bisa saja di dalamnya buruk atau sebaliknya mereka kelihatan baik, senyum tapi di belakangnya menyimpan sesuatu. 

Dalam perikop tadi kita melihat Samuel yang melihat Eliab pantas menjadi raja, karena parawakannya (tinggi dan besar). Tetapi Tuhan melihat Daud : hatinya lembut (mau belajar pada Tuhan, mau bertobat), berpengharapan/bersandar kepada Tuhan, kasih kepada Allah, menghormati Tuhan, tidak gentar. Daud tidak hanya secara fisik kelihatan, tetapi mempunyai inner life yang baik. Allah menginkan inner life dari setiap kehidupan kita. 

Seberapa sering kita melakukan apa yang kita pikirkan di dalam hati? Apakah selalu sama dengan yang ada dalam hati? Atau cenderung berbeda perbuatan kita dengan apa yang kita pikirkan dalam hati? Allah menginkan sesuatu yang baik dari dalam diri kita dengan tampilan luar. Tapi sering kali inner life berbeda dengan outer life. Karena itu ada hal-hal yang perlu diwaspadai. Mari kita membaca Yeremia 17:9-10. 

Hal yang perlu diwaspadai : 

1. Kelicikan Hati (Yer 17:9-10) 

“Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu,hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.” 

Penulis Yeremia menyadari bahwa hati nurani manusia itu licik. Hati manusia licik adalah naturnya sebagai manusia berdosa. Yeremia ini ditulis untuk orang Israel, bangsa yang sudah mengenal Allah, sehingga kita pun bisa juga menjadi licik, dan perlu diwaspadai. Kecenderungan hatinya adalah memuaskan diri bukan Tuhan. Kelicikan ini dapat tertutup manis oleh outer life manusia. Tetapi Tuhan melihat dan memberi hukuman setimpal. 

Contoh : Ananias dan Safira (Kis 5:1-11) 

Budaya jemaat mula-mula : menjual tanah, uangnya diletakkan di depan kaki rasul dan dibagi-bagi (4:35). Ananias dan Safira ingin sama seperti yang lain,ikut memberi, tetapi hati mereka jahat dan licik , dan tidak jujur mengatakan pada rasul. Hati jahat à dorongan manusia berdosa yang selalu mengintip kapan anak-anak Tuhan lengah, fokus adalah memuaskan diri. 

Hukuman Allah adalah kematian saat itu juga 

2. Belum mengutamakan Kristus 

Mari kita membaca Luk 9:57-62 

Kita perlu mewaspadai hati kita, karena Yesus juga melihat hal-hal itu pada orang-orang yang mau mengikut Dia. Orang pertama mengatakan akan mengikut Yesus kemana saja, dan Yesus menjawab “serigala mempunyai liang, burung mempunyai sayap, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempay untuk meletakkan kepalaNya”. Yesus berbicara soal kenyamanan, Ia tahu bahwa orang yang mau mengikut Dia itu menginginkan kenyamanan, diikuti banyak orang, dialayani. Yesus tidak langsung terpukau atau senang ketika mendengar jawaban orang yang pertama. Yesus melihat ada perbedaan perkataan dengan apa yang didalam hatinya. 

Orang kedua diminta langsung oleh Yesus untuk mengikut Dia dan orang itu mengatakan “izinkan aku menguburkan ayahku” ayahnya belum meninggal. Pada saat itu seorang anak laki2 tidak boleh kemana2 jika ayahnya belum meninggal. Budayanya anak laki2 yang harus menguburkan ayahnya. Yesus melihat orang itu mengutamakan budaya. 

Orang ketiga “aku akan mengikut Engkau Tuhan,tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku”. Orang ketiga : mengutamakan keluarga.Yesus melihat hal yang lain dari perkataaannya. Terjemahan aslinya sebenarnya bukan berpamitan, tapi minta izin dari orangtuaku. Yesus melihat orang ini belum memberi prioritas pada Yesus, karena dia meminta izin orangtuanya, jika tidak diizinkan, ia tidak akan mengikut Tuhan. Kita harus membangun inner life kita bisa sejalan dengan outer life. Inner life kita harus baik, sehingga outer lifenya juga baik. Hati kita cenderung mengajak kita untuk mencari kenyamanan, untuk tidak terlalu berbeda dengan sekitar karena kita takut ditolak oleh dunia, budaya kita. Hati kita juga cenderung mendorong kita untuk menjauhkan diri dari Tuhan, karena itu kita perlu mewaspadai hati kita, yang tidak bisa dilihat orang lain. Inner life itu menyangkut hati, sikap, pikiran, ambisi, roh dan niat dalam diri kita. 

Apa yang harus dibangun? 

1. Jagalah hati (Amsal 4:23) 

Jagalah hati : pelihara, melindungi, seperti merawat tanaman 

Dengan segala kewaspadaan : kerajinan, ketekunan, ketelatenan 

Hati itu benar-benar licik yang bisa membawa kita menjauh dari Allah, karena itu Amsal meminta supaya hati kita dijaga dengan segala kewaspadaan. Karena hati kita rentan : mudah tergoda, tertipu, menjadi buta, menjadi tawar, tinggi hati, keras hati, kecil hati, dll 

Contoh : Ayub (Psl 31) 

· Menjaga integritas hati (3-6) 

· Memelihara kekudusan seksual (7-12) 

· Merawat hati yang perduli sesama (13-23) 

· Menjaga hati agar tidak matre (24-28) 

· Mengasihi musuh dan orang asing (33-37) 

· Berlaku adil (38-40) 

2. Jagalah keintiman dengan Tuhan dalam firman dan doa (Maz 1:1-3; Yoh 15). Kedekatan kita dengan Tuhan harus senantiasa dijaga baik dalam membaca firman Tuhan dan doa. 

Dari Maz 1:1-3 dikatakan pohon yang ditepi aliran air pasti berbuah.Jika ranting melekat kepada pohon saja maka ranting akan menghasilkan buah. Allah lebih mementingkan inner life kita daripada outer life. Kalau kita memiliki inner life yang baik, pasti kita memiliki outer life. Outer life yang baik belum tentu menunjukkan inner life yang baik. Mari membangun inner life yang baik supaya kita mnenghasilkan buah pelayanan yang baik. 

SOLIEO GLORIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tema Unggulan

Mempersiapkan PERKAWINAN

Oleh : Drs. Tiopan Manihuruk, MTh Perjalanan masa pacaran yang langgeng akan terlihat dari: bertumbuh dalam iman dan karakter (jika...