Siantar
Sehat dimulai bulan April 2013 Berawal dari keprihatinan melihat kondisi petani
konvensional di Sumatra Utara dimana petani masih berhubungan dengan tengkulak
atau rentenir yang seakan-akan membantu petani meminjamkan modal tetapi
sebenarnya menindas dengan bunga yang cukup tinggi sehingga petani susah
hidupnya. Siantar Sehat bermitra dengan petani yang mau bertani secara organik.
Sise dalam bahasa Batak artinya tersenyum atau ramah. filosofinya: dengan
bertani secara organik, petani binaan. Siantar Sehat akan tersenyum karena
terjadi peningkatan pendapatan; pertanian organik ramah lingkungan karena tanah
yang diolah subur; pembeli pun akan tersenyum dan sehat karena mengkonsumsi
sayur sehat yang diolah secara organik.
Ketika bertani dengan system organik, sayur itu akan dijual lebih mahal dan
lebih sehat untuk dikonsumsi. Pupuknya juga dibuat dengan menggunakan dari alam
dengan cara fermentasi sehingga tidak memakai pupuk sintetis dan pestisida
sintetis, semuanya menggunakan yang organik. Tetapi penghalangnya adalah belum
tentu petani ini mau mengikuti cara tanam dan pemeliharaan yang sudah kita
lakukan.
Visi :
Petani makmur sejahtera, bebas dari tengkulak dan tanah yang diolah secara
organik pun subur serta masyarakat (pembeli) bisa mengkonsumsi sayur yang sehat
Misi :
Memotivasi dan mengajak petani
konvensional untuk beralih bertanam sayur(bayam, kangkung, dll) secara organik
di lahan masing-masing.
Mengajari cara bertanam sayur, membuat
pupuk dan pestisida secara organik yang bahan-bahannya bisa didapat dari alam.
Mendampingi petani binaan Siantar Sehat
mulai dari awal bertanam sayur secara organik sampai panen dan saya yang
menjadi distributor yang menjual sayur yang dihasilkan petani.
Menciptakan pasar sendiri yaitu menjual
sayur ke kantor-kantor pemerintah, swasta, sekolah, perbankan, termasuk delivery
order ke rumah-rumah di sekitar Pematangsiantar-Sumatera Utara
Sise juga membuat sayur dalam
olahan stik sayur. Dengan mencari informasi membuat olahan sayur akhirnya dapat
membuat olahan stik sayur ini. Banyak petani malu jika anak-anaknya menjadi
sarjana dan kembali ke kampung untuk bertani. Jika kita ingin pulang dan
membangun kampung kita jangan malu, kita dapat membenahi kampung kita
meningkatkan kesejahteraan kampung kita dan melayani mereka dengan kebenaran
firman Tuhan
Dalam
membina petani-petani dengan belajar pertanian sendiri dan mengajak mereka
bertani dengan cara penanaman tanpa penggunaan bahan kimia. Disamping
mengajarkan system pertanian organik, juga mengajarkan mereka tentang
nilai-nilai hidup kebenaran. Visinya dua hal :
mengajarkan mereka tentang hal-hal rohani dan membuat mereka beralih
menjadi petani organik. Petani harus didampingi karena petani terlilit masalah,
ketiadaan uang dan tengkulak memberikan modal dan benih dan hasilnya dijual
murah kepada tengkulak, hal inilah yang perlu kita atasi supaya mereka bisa
mandiri. Walaupun banyak juga petani yang tidak mau bergabung karena tidak mau
repot dan capek (pada awalnya memang cukup repot mengolah tanah). Fenomena
petani digital juga bisa dengan mempertemukan petani dengan konsumen dengan
menyertakan hasil panen dan dapat bernegosiasi secara on line dengan harga yang
lebih meyakinkan, dan kita dapat membantu petani menjual hasil panen secara on
line. Dengan jadwal panen teratur 2 x seminggu, petani dapat mengantarkan hasil
panen kepada konsumen yang sudah memesan secara
on line. Jumlah petani yang mau mengolah secara organic memang jumlahnya
masih sedikit dan membutuhkan lebih banyak petani untuk mau beralih ke
pertanian organik.
Salah
satu program Sise adalah menerima kunjungan siswa-siswa untuk mengajarkan
pertanian organik ini supaya ada regenerasi pertanian ini de organic.ngan cara.
Salah satu stigma orangtua adalah menyekolahkan anak-anaknya menjadi sarjana
bahkan menjadi sarjana pertanian dan merasa malu jika anak-anaknya pulang
kampong untuk menjadi petani, padahal sebagai orang-orang muda yang
berpendidikan, diperlukan untuk menjadi petani yang mengolah pertanian dengan lebih baik dan dapat
memasarkan secara on line. Jika kita ingin pulang kampung dan menjadi petani,
mungkin ada banyak yang tidak mendukung,
apalagi bagi orangtua dan keluarga yang mempertanyakan mengapa menjadi petani
padahal sudah sarjana, karena itu perlu didoakan dengan serius dan pada
akhirnya orangtua dan keluarga juga pasti satu saat ada jalan dan keluarga
mendukung. Tetap mengingat 1 Kor 10:13, setiap tantangan akan bisa diatasi
karena ada Tuhan yang menolong kita, jangan ragu atau takut kalau mau memulai
pertanian, mengira modal harus banyak, padahal tidak, karena petani sudah
memiliki lahan, dan kita memiliki ilmu untuk mengolah lahan. Kita dapat
bekerjasama dengan bagi hasi 70% untuk petani dan 30% untuk kita. Prinsipnya
adalah Mat 6:33 , kita cari dulu kerajaan Allah, yang lain akan Tuhan tambahkan, dan cukupkan.
Ada
2 sistem organik : Benih dari mana saja tapi setelah itu dikeloloa denga organik (Amerika)dan benih dari awal itu
sudah organik (British). Bibitnya bisa dibeli dari toko yang satu kemasannya
bisa untuk 3 x nanam untuk lahan sekitar 200 M. Menggunakan pupuk alam yang
dibuat sendiri, untuk pupuk urea (NPK),
N nya dari ampas ikan dicampur gula merah, difermentasi 10 hari, untuk
KCl diperoleh dari dari sabut kelapa yang
difermentasi 2 minggu,TSP dibuat dari cangkang telur campur air kelapa difermentasi
1 bulan, dan semua bahannya dari bahan sampah yang dapat kita minta dari
penjual dan harganya gratis. Dengan turun ke daerah-daerah/kampung kita,
sekaligus kita dapat bermisi untuk penginjilan di kampung kita. Apapun
pekerjaan kita, semuanya adalah rohani, yang setiap bagian kerja kita, dapat
kita gunakan untuk bermisi di profesi masing-masing.
SOLIDEO GLORIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar